Lara yang menumpu kan kepalanya pada kedua lututnya, kini mencoba menghentikan tangisnya, ia menyeka kedua matanya kemudian menarik nafasnya sangat dalam kemudian membuangnya secara perlahan, Kini Lara meluruskan kaki nya dan berdiri.
Namun, saat bayang-bayang Ibunya melintas di dalam fikirannya, seketika ia menundukkan lagi kepalanya teringat permintaan sang ibu untuk segera mengirimkan sejumlah uang yang di butuhkan nya saat ini juga.
Lara mencoba mengecek kembali nomor-nomor kontak teman-teman nya yang ada di dalam ponsel miliknya.
"Sepertinya namaku sudah mereka blokir." Mengingat ia sering sekali meminjam uang pada teman-temannya tersebut. Kini matanya beralih pada sebuah catatan yang tertera layar ponselnya, di sana Lara mencatat, kepada siapa saja ia sudah meminjam uang, banyak yang sudah Lara lunasi walaupun dengan waktu yang tidak tepat, namun di sana juga terdapat nama-nama teman-temannya yang Lara masih belum membayar sejumlah hutangnya.
Lara memandang lurus kedepan dengan tatapan kosong mengingat kejadian memalukannya di masa lalu.
***
Suatu hari, di tempat kerjanya, ia di panggil tuan Alban kedalam ruang kerjanya.
"Lara duduklah." Ucap tuan Alban saat lara memasuki ruangan kerja tuan Alban.
"Baik tuan." Saat itu Lara merasakan ada sebuah emosi yang tersimpan dalam dada tuan Alban kepadanya.
"Coba Lihat Ini!" Tuan Alban memberikan ponsel miliknya, ia berikan kepada Lara agar lara bisa melihat isi pesan yang ada pada Aplikasi WA miliknya.
Seketika, Lara membulatkan kedua bola matanya melihat isi pesan pada sebuah aplikasi WA milik tuan Alban.
Lara menundukkan kepalanya karena merasa malu, Lara hanya terdiam tak memberikan penjelasan pada tuan Alban.
Isi Aplikasi Wa tersebut, "Dicari Ibu Lara No Ponsel 081xxxx, Lari dari Hutang, tidak ber itikad bayar hutang di aplikasi kami,Rp. 2.000.000 (Dua Juta Rupiah), lakukan pembayaran! hubungi 0812xxxx, Jika tidak ada pembayaran jangan salahkan kami, jika tidak ada pembayaran jangan salahkan kami, jika nomor Anda akan Kami jadi kan penagih selanjutnya."
"Kamu melakukan pinjaman di aplikasi online Lara?" Tanya tuan Alban sambil menatap tajam ke arah Lara, menunggu sebuah penjelasan dari seorang Lara.
"Maaf tuan!" Jawab Lara dengan kepalanya yang masih tertunduk.
"Kamu tahu Lara, sepetinya bukan Nomorku saja yang menerima aplikasi ini, tapi semua nomor yang ada pada ponsel milikmu." Tutur tuan Alban.
Seketika Lara membulatkan kedua bola matanya seakan tidak percaya di balik kepalanya yang masih tertunduk di hadapan tuan Alban, ia memutar kembali memory di kepalanya, saat pagi tadi Lara tiba di Restoran, semua teman-teman di restoran tempat ia bekerja bersikap tak biasanya, ada yang menatap iba, ada yang menatap risih ke arahnya.
"Apa yang kamu butuhkan hingga sampai meminjam uang tersebut melalui aplikasi Online itu?" Tanya tuan Alban seolah menginterogasi Lara yang tertunduk di hadapannya.
"Ma, maaf kan saya tuan!" Jawab Lara tak memberikan sebuah penjelasan kepada Tuan Alban, ia hanya meminta maaf atas apa yang dilakukannya.
"Berapa yang kamu pinjam?" Alban kembali bertanya, tak memperdulikan Lara yang meminta maaf kepadanya
"Sepuluh Juta tuan." Jawab Lara masih tak berani mengangkat kepalanya.
"Sisa hutangmu 10 juta?" Tuan Alban sedikit menaikan nada bicaranya.
"Bukan tuan, sisa hutang saya enam juta lagi."
"Kenapa kamu tidak membayar hutangmu?" tanya tuan Alban menginterogasi kembali Lara, namun sayang jika di tanya penyebabnya Lara tak pernah menjawabnya, Lara hanya terdiam sambil menundukkan kembali kepalanya lebih rendah.
"Kapan kamu Akan membayar hutangmu?" Tanya Tuan Alban kembali, dengan tatap tajamnya tak ia alihkan dari Lara yang kini masih berdiri di hadapannya dengan tak berani memandang ke arahnya.
"Saya berencana membayarnya setelah saya mempunyai uang yang cukup tuan!"
"Uang yang cukup?" kapan itu?" Tanya tuan Alban, Lara tak menjawab pertanyaan tuan Alban kembali, ia sendiri sebetulnya tidak tahu kapan ia mempunyai uang untuk membayar semua hutangnya.
"Apa yang sudah kamu lakukan dengan uang yang kamu pinjam itu?" Kali ini tuan Alban mencoba menanyakan hal yang lainnya kepada Lara saat pertanyaan sebelumnya tak mendapat jawaban.
"Maafkan saya tuan!" Sayangnya Tuan Alban yang begitu penasaran apa yang di lakukan Lara dengan uang pinjamannya tak mendapat jawaban kembali, tuan Alban menarik salah satu alisnya menatap ke arah Lara dengan tangannya mengepal ia gerak-gerakkan secara memutar, mencoba menebak apa yang ada di dalam fikiran Lara.
"Kau tahu Lara, aku tak ingin seorang yang bekerja denganku terlilit begitu banyak hutang, sekarang apa rencana mu, tapi aku sangat menyukaimu bagaimana semangatmu bekerja!" Tutur Tuan Alban membuat kedua kelopak mata Lara digenangi airmata, sekuat tenaga ia menahannya tak membiarkan air mata kesedihan itu mengaliri pipi mulusnya itu.
"Maaf kan saya tuan, jika itu maksud tuan, saya akan segera membereskan semua pekerjaan saya dan perlengkapan saya."
"Apa maksudmu? kamu ingin melarikan diri?" Ucap Tuan Alban. Lara saat itu salah mengartikan maksud perkataan tuan Alban.
"Maaf tuan, saya tidak mengerti maksud perkataan tuan!" Jawab Lara.
"Segera Lunasi hutangmu, di aplikasi online itu, aku akan meminjamkan kamu uang tersebut, dan kamu, jika ada keperluan, beritahu aku, jangan sembarang meminjam uang, apalagi dengan sebuah aplikasi yang Legalitasnya masih di ragukan itu!"
Saat itu dengan bantuan tuan Alban yang ia sudah anggap sebagai salah satu Manusia terbaik di dunia itu, Lara akhirnya terbebas dari jeratan pinjaman Online yang menimpanya, ia pun sudah melunasi hutangnya kepada tuan Alban dengan cara mencicil beberapa bulan saja, itupun di Lunasi begitu saja pinjaman Lara kepadanya dengan berdalih jika Lara sangat bagus dalam bekerja, jadi sebagai Apresiasinya Lara di bebaskan dari hutangnya kepada tuan Alban.
Namun sayangnya, hal itu tidak membuat Lara terbebas dari pinjaman hutang lainnya yang ia pinjam kepada teman-temanya, kesulitan yang di alaminya tak bisa membuatnya berhenti berhutang, namun karena perasaan malunya kepada tuan Alban, ia memutuskan untuk tidak meminjam pada Aplikasi Online.
Hari itu Lara memutuskan untuk kembali ke rumah kostnya menutup harinya dengan perasaan yang bercampur, perasaan bingung dan sedih, bingung kepada siapa harus meminta pertolongan, sedih karena semenjak kepergian ayah Nya semua cobaan seakan-akan datang mendepak pundaknya, begitu berat, ia hanya berharap semua cobaan ini segera berlalu dan segera ia mendapatkan senyumnya kembali setelah bertahun tahun.
***
Ke esokan harinya, Lara yang saat itu baru saja melangkah keluar dari kamar kosannya hendak melakukan aktivitas seperti biasanya, setelan Jeans Hitam dan kemeja berwarna Peach, Rambut sebahunya yang tak pernah lepas dari tali pengikat, serta sepatu Kets andalannya yang selalu menemani setiap langkah kakinya untuk keluar dari gerbang kostan miliknya.
Saat itu Lara baru saja menutup kembali gerbang kostan yang baru saja ia buka, matanya teralihkan dengan sebuah mobil Sport berwarna Hitam, dengan Seorang Laki-laki yang menyenderkan Badannya di depan pintu mobil tersebut, Lara melirik Laki-Laki tersebut sesaat kemudian ia mengalihkan pandangannya untuk berjalan kembali melangkahkan kakinya, namun saat sudah melangkahkan kakinya, Lara menengok Laki-laki tersebut kemudian berlari ke arahnya.
Senyuman lebar di bibir tipisnya ia sematkan saat berbalik badan menatap Laki-laki yang telah berdiri tepat di depan mobil hitam itu.
"Hai Rigo." Dengan Nafas tersendat-sendat Lara menyapa Laki-Laki yang tengah berdiri dengan sebuah kaca mata hitam yang menutupi matanya, Laki-laki tersebut mengalihkan pandangannya dari sebuah ponsel yang ia pegang saat Lara memanggil namanya, Laki-Laki itu adalah temannya sewaktu SMA dan cucu tuan Alban pemilik sebuah Restoran tempat ia bekerja, ia adalah Rigo.
Kacamata Hitamnya membuat ia menutupi sorot mata tajamnya saat menatap ke arah Lara. Rigo tak menjawab sapaan Lara, ia hanya terdiam.
"Kamu ngapain di sini Go?" Tanya Lara kembali dengan senyuman di bibirnya tak ia lepaskan begitu saja.
Lara menatap bangunan yang berdiri kokoh di depan matanya, dan sekaligus bangunan yang berada tepat di seberang Rumah Kostnya, bangunan tersebut merupakan sebuah Rumah Mewah dengan halaman yang Luas namun tak membiarkan semua orang bisa menatapnya dengan leluasa karena pagar yang menjulang menutupi ke indahan rumah tersebut.
"Ini rumah temanmu?" tanya Lara yang mencoba menebak.
Rigo masih terdiam tak menjawab pertanyaan-pertanyaan Lara.
"Beruntung sekali aku bertemu denganmu, aku baru saja mau berangkat, ini Rumah Kostku." Lara berkata sambil menunjuk bangunan di seberangnya yang merupakan rumah Kost tempat ia tinggal, ia tak menghiraukan Rigo yang tak perduli dengan apa yang di katakan nya.
Lara melihat Jam yang menempel pada tangannya, sudah cukup siang untuk ia tetap tinggal menyapa Rigo, kemudian Lara pun berpamitan untuk segera pergi.
"Aku berangkat dulu ya, sampai bertemu lagi Rigo!" Pamit Lara sambil melambaikan tangannya, setelah itu ia berlari meninggalkan Rigo yang sama sekali tidak mengeluarkan sebuah kata untuk merespon sapaan Lara.
Di balik kacamata hitamnya, Rigo menatap tajam ke arah Lara, kemudian menarik nafasnya dan berkata.
"Wanita menyebalkan!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Nurdin Nurdin
asik
2022-12-14
0
Cabii Agus Rachma
smngt thor
2022-01-20
0
atmaranii
ko jrg up thorr
2021-03-14
0