Laraku
Lara
Lara adalah seorang gadis yang kini berumur 25 tahun, ia mempunyai tinggi badan standar layaknya wanita Asia pada umumnya, rambutnya yang hitam sebahu jarang terurai, ia hanya seorang wanita yang bekerja sebagai salah satu pelayan di salah satu restoran ternama, sudah sejak lima tahun yang lalu ia bekerja di sana, hingga ia sudah sangat
mengenal baik pemilik restoran tersebut, ia biasa di panggil tuan Alban, yang menurut Lara ia merupakan seorang kakek yang sangat baik hati.
Ayah Lara telah meninggalkan mereka sejak 6 tahun yang lalu, sejak itulah Lara merupakan tulang punggung bagi keluarganya, ia memiliki seorang Ibu, dan dua saudari perempuan, satu kakak perempuannya telah menikah, dan Adiknya berada di tingkat akhir sekolah SMA.
***
Rigo Syden Bexley
Ia biasa di sapa Rigo, berusia 25 tahun, Rigo mempunyai paras yang tampan, kulitnya putih tubuh yang tinggi dan kekar, Ia tidak mempunyai keturunan Eropa ataupun Amerika, tapi entah mengapa rupanya yang tampan membuat setiap orang mengira Rigo berasal dari kalangan mereka, ia hanya menetap sementara di Amerika untuk melanjutkan kuliahnya.
"Kembali lah ke indonesia, bantu ayahmu untuk mengurus perusahaan, kau adalah satu-satunya cucuku yang akan menjadi penerus dari perusahaan ini, apa kamu mau karyawan kita yang jumlahnya tidak sedikit ini terpaksa harus di rumahkan?" Ucap seorang laki-laki paruh baya dengan
"Dengan satu syarat!"
"Apa itu!"
"Biarkan aku memilih sendiri calon pendamping hidupku, dan aku tidak sedang berencana menikah dalam waktu dekat!"
"Tapi..!" Kakek Alban ragu.
"Kalau begitu Aku tidak mau!"
"Tut tu Tut" Bunyi ponsel di matikan secara sepihak.
Sepenggal percakapan antara kakek Alban dan Rigo melalui ponsel saat sedang merayu Rigo untuk segera pulang, beberapa bulan yang lalu.
***
Kala itu Kakek Alban tengah memasang foto sang cucu yang tengah memakai sebuah toga di kepalanya dan pelakat di genggam oleh tangannya, ia pasang di ruangan kantornya yang berada di restoran tersebut, Lara mengetuk pintu yang tidak tertutup itu dengan menggunakan satu tangannya, ia hendak memberikan sebuah Laporan penjualan Pada Tuan Alban.
Lara membelalakkan kedua matanya, saat mengetahui Tuan Alban memasang foto laki-laki yang tak asing baginya.
"Tuan!" Lara memanggil kakek Alban yang tengah sibuk menatap foto laki-laki tampan di hadapannya.
Tuan Alban melirik ke arah suara, "Kamu Lara."
"Apa itu putra tuan?" tanya Lara kepada tuan Alban.
"Bukan, dia cucuku!"
"Cucu?" Lara menarik kelopak matanya secara lebar.
"Iyah dia Cucuku satu-satunya, tampan bukan?"
"Iyah tuan, tampan, tampan sekali!" Lara menarik sudut bibirnya yang merah alami.
"Kamu menyukainya?" Tanya tuan Alban.
"Iyah aku sangat menyukainya!"
Lara tiba-tiba teringat masa SMA nya yang penuh keceriaan, Kala itu dirinya memergoki Rigo dan seorang teman laki-lakinya dengan mata mereka saling beradu, Lara mendengar dari arah belakang keributan para murid wanita menuju ke arah Rigo berada, tak ingin Pria Pujaannya di gosipkan yang tidak - tidak oleh orang lain, dengan sengaja Lara menarik kerah baju Rigo, hingga menghadap ke arahnya, kemudian Lara mencium Bibir Rigo secara kasar, Rigo seketika membelalakkan kedua matanya dan berusaha mendorong Lara, namun pegangan Lara padanya sangat kuat.
"Emmh!" Lara menghela nafas nya mencoba menghentikan ingatannya akan masa lalunya.
"Apa ini benar cucu Bapak?" tanya Lara dengan penuh keraguan.
"Benar, apa kamu mengenalnya?" tanya Lelaki tua yang tak lain adalah pemilik restoran tersebut dan sekaligus atasan Lara.
"Sepertinya Aku mengenalnya!" Jawab Lara sambil mengerutkan dahinya mencoba mengingat wajah yang Ada di foto terebut.
"Jelas sekali aku kenal Rigo, laki-laki yang akan membuat setiap wanita tak bisa mengalihkan pandangannya saat ia melangkahkan kaki di hadapannya, dan dengan tak tahu malunya menciumnya dengan sengaja!"
Lara ingat betul bagaimana ia mendambakan Rigo saat itu, ia juga tak kalah histerisnya saat melihat Rigo lewat di hadapannya.
"Apa waktu di sekolah dulu dia pernah memiliki seorang wanita?"
"Wanita?"
"Ya wanita, kekasih misalnya!"
"Entahlah, setahu aku tidak, bahkan ada yang mengatakan bahwa dia suka laki-!" Lara memelankan suaranya, baru menyadari jika ia telah salah berbicara.
"Maaf aku asal berbicara!" Lara menutup menepuk bibirnya dengan menggunakan tangannya.
"Kalau begitu, dekatilah dia!" Tutur kakek tua tersebut kepada Lara.
"Dekati?" Lara menyipitkan matanya saat mendengar perkataan Bosnya tersebut.
"Maksud Bapak?"
"Ya dekati dia layaknya seorang wanita, pastikan jika semua gosip yang ada di luar itu salah!"
"Aku akan memberikan Bonus yang besar jika kamu bisa mendekati dia, dan akan ada Bonus tambahan jika kamu bisa membuktikan jika gosip yang ada diluar itu tidak benar!"
"Jika gosip yang diluar itu benar tuan?"
"Aku tidak akan memberikan mu apapun!"
Lara terdiam sesaat.
"Tapi bagaimana aku bisa mendekatinya, aku bahkan tidak dekat dengannya tuan!"
"Terserah kepadamu, aku akan memberikan semua data pribadi nya kepada Mu, tetapi kamu tidak berhak memberikan data pribadi cucu kesayangan ku kepada siapapun!"
"Data pribadi tuan? apa Maksudnya?" Lara yang gagal memahami perkataan Bapak Tua yang ada di hadapannya kini.
"Kamu akan mengerti nanti setelah sekertaris ku memberikannya kepada Mu!"
"Tapi.. "
"Selama itu, kamu boleh tidak bekerja di sini!"
"Tapi aku..!"
"Tentu saja aku akan tetap memberikan gaji yang sama kepadamu!"
"Baik tuan!" Mendengar tawaran yang menggiurkan membuat ia langsung mengiyakan tawaran Tuan Alban, Lara menarik kedua sudut bibirnya dan melebarkan kelopak matanya penuh kegembiraan.
"Aku akan memberikan bonus tambahan Jika kamu bisa menaklukkannya!"
"Bonus?"
"Jika Memang benar dan kamu yang bisa merubahnya dan bahkan menikahinya, Bonusnya sangat besar!"
"Apa itu bisa membuat Adikku menyelesaikan kuliahnya tuan?"
"Tentu!"
"Apa itu bisa membuat hutangku Lunas tuan?"
"Hutang?" tanya tuan Alban
"Hutang ibuku!"
"Seberapa banyak hutang keluargamu akan aku lunasi!"
"Baik tuan aku akan mencoba!"
"Sambil menyelam minum air, toh aku kan juga suka sama Rigo." Lara terkekeh dalam hatinya.
"Besok cobalah temui dia dulu di Cafe Brown, Jam 08.00. pagi, dia suka sarapan di sana!"
"Emm." Jawab Lara penuh keraguan.
"Baiklah aku akan mencobanya."
***
Ke esokan paginya Lara sudah berada di lokasi tepat jam 08.00.
Lara masuk dengan ragu, ia memakai celana Jeans Hitam, kaos hitam, rambut di kucir mengenakan sebuah topi, ia kemudian berjalan ke arah Kasir untuk memesan sebuah minuman.
"Aku mau pesan, em, apa di sini ada susu?" Lara berkata sambil melirik ke segala arah, mencari Rigo berada, namun tidak terlihat satupun laki-laki yang ia kenal.
"Ada mba, Hot Gingger Milk!" Jawab kasir tersebut kepada Lara.
"Ya udah, itu aja satu!" Jawab Lara memesan sebuah minuman.
Setengah jam berlalu, namun tak terlihat Jejak Rigo berada, Minuman susu jahe yang ia pesan pun sudah habis tak bersisa, ia kini memainkan sebuah sedotan plastik yang menempel pada bibirnya.
"Apa tuan Alban sedang bercanda denganku, aku sudah satu jam menunggunya tapi dia belum datang!" Desah Lara yang mulai kesal karena Rigo tak kunjung datang.
Ia melirik ke arah luar yang terhalang oleh sebuah kaca dari balik kursinya, Lara melihat seorang Laki-laki tampan dengan setelan kemeja warna hitamnya yang di lengkapi dengan sebuah dasi merah bercorak, kaca mata hitamnya yang menempel menghalangi sorot matanya, membuat kesempurnaan tercipta di sana, saat pria
tersebut turun dari sebuah Mobil Mewah membuat Lara tak bisa mengedarkan pandangannya ke tempat lain.
"Wah tampan sekali laki-laki itu!" puji Lara menatap Pria tersebut.
Pria itu masuk kedalam Cafe yang sama dengan Lara, ia duduk terhalang oleh beberapa meja, namun Lara masih bisa menatapnya dengan bebas, Laki-laki tersebut membuka kacamata hitamnya, dan di letakan begitu saja di atas meja, saat laki-laki tersebut membuka kacamatanya, Lara membelalakkan kedua matanya, saat itu ia baru menyadari jika laki-laki tampan itu adalah Rigo.
Saat itu juga tanpa sebuah aba-aba Lara berjalan ke arah Rigo kemudian duduk tepat di hadapan Rigo, dengan bibir yang sengaja ia lebarkan, Lara tak henti menatap wajah tampan Rigo.
Rigo yang kala itu sedang memainkan ponselnya, mengalihkan pandangannya ke arah Lara, di sertai dengan sebuah kerutan di keningnya saat melihat seorang wanita duduk di hadapannya tanpa kata permisi.
Dengan sebuah tatapan tajam, Rigo menatap ke arah Lara.
"Hai," Sapa Lara dengan melambaikan satu tangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Nurdin Nurdin
cerita yg bagus
2022-12-14
0
lovely
agresif banget jadi cewek c lara 🥺
2022-04-10
0
lin
aku baca dulu yah
2021-04-14
1