Perjanjian

Setelah selesai resepsi acara pernikahan itu. Vino dan Sisil kembali kekamar pengantin yang sudah disiapkan Oleh Alexa sebagai kado pernikahan untuk mereka berdua.

Vino dan Sisil berjalan beriringan menuju kamar. Vino sesekali melihat istrinya yang berjalan sedikit jauh darinya itu. Dia yang senang sekali menggoda Sisil. Vino menarik lengan Sisil dengan cepat. Membuat Sisil terkejut dan jatuh kedalam pelukan Vino.

"Bang Vinoooo..apa - apaan sih!" Teriak Sisil yang membuat Vino menutup telinga kanannya yang terasa pengang.

"Kamu bisa gak, kalau berbicara dengan suami itu tidak teriak seperti ini." Ucap Vino datar dan mencoba untuk memperlihatkan wajahnya yang datar itu.

"Maaf. Habisnya bang Vino itu ngagetin aku saja." Ucap Sisil pelan. Vino tidak marah dengan istrinya itu. Justru dia sangat gemas melihat Sisil yang sedang begitu kesal kepadanya.

"Oke. Kenapa kamu gemesin gini sih kalau lagi kesel." Vino mencubit pipi Sisil dengan sangat gemasnya. Membuat Sisil menjadi mengaduh kesakitan dan mengerucutkan bibirnya itu karena kesal.

Vino yang melihat bibir Sisil itu langsung menarik tengkuk istrinya. Ketika pintu lift terbuka. Dia mendorong Sisil masuk kedalam lift dengan bibir mereka yang masih berpagutan. Awalnya ciuman itu sangat lembut. Tapi lama kelamaan berubah menjadi sedikit menuntut dan membuat hawa didalam lift berubah menjadi panas.

Sisil seketika tersadar dan mendorong tubuh suaminya itu. Ketika lift berbunyi dan pintunya terbuka. Dia segera keluar dengan sedikit menghentakkan kakinya itu. Vino yang melihatnya tertawa terbahak - bahak. Dia sudah pastikan kalau Sisil itu sudah marah kepadanya.

Dia melangkahkan kakinya dengan segera dan menyusul istrinya yang telah berjalan lebih dulu. Sesampainya dipit kamar. Vino sudah membukanya lebih dulu. Dia berjalan masuk kekamar dengan santainya. Vino menoleh kebelakang ketika melihat istrinya itu hanya berdiri didepan pintu saja. Sisil sedikit terdiam. Dia melihat hiasan kamar pengantinnya yang sangat indah. Mulutnya sedikit terbuka karena kagum dengan indahnya kamar pengantin mereka.

Vino masih melihat istrinya itu dengan pandangan datar. Lalu dia berkata, "Mau sampai kapan kamu berdiri disitu? atau kamu ingin tidur diluar!" Sisil yang tersadar dengan ucapan Vino itu langsung melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar.

Vino duduk disofa yang ada didalam kamar itu, dengan membuka jas dan kemejanya itu. Dia melihat Sisil yang bahagia karena hiasan yang cantik terdapat di kasur berukuran king itu. Sisil mengabadikan hiasan itu dengan ponselnya. Vino yang melihat tingkah Sisil hanya menggelengkan kepalanya saja.

"Kamu puas - puasin aja untuk foto semuanya. Nanti juga bakalan berantakan kalau kita..." Ucapan Vino menggantung. Membuat Sisil menoleh kepadanya.

"Kalau kita apa bang? Oh iya untuk perjanjiannya bagaimana? aku ingin melihat isinya." Ucap Sisil mengingatkan Vino mengenai perjanjian itu.

"Sini, kamu duduk disamping aku." Vino melambaikan tangannya kepada Sisil. Lalu Sisil berjalan menuju sofa dan duduk disamping Vino.

Sisil mulai membuka lembaran isi perjanjian itu. Pasal demi pasal dia baca dan pahami. Tapi, ada satu pasal yang membuatnya sangat keberatan. Pasal itu berbunyi, 'Jika pihak satu menginginkan Hak nya maka Pihak kedua harus bisa memenuhinya.' Isi pasal itu memberatkan Sisil karena dia sangat takut jika dia hamil maka perjanjian ini tidak berlaku. Itu berarti dia dan Vino akan terus hidup bersama.

"Bang Vino, mengenai pasal ini..Apakah tidak bisa dirubah?" Tanya Sisil dengan pelan dan ragu.

"Kalau pasal yang ini tidak bisa dirubah!" Tegas Vino dan tidak bisa dibantah. Membuat Sisil hanya bisa mendesah saja.

"Tapi, aku takut kalau nanti hamil bang!" Jawab Sisil dengan sedikit kesal.

" Memangnya kenapa kalau kamu hamil? bagus dong." Ucap Vino santai beranjak dari sofa dan berjalan kekamar mandi untuk membersihkan dirinya. Dia menoleh kearah istrinya dan tersenyum miring.

Sisil yang ditinggal begitu saja oleh Suaminya hanya berdecak kesal dan mengusap wajahnya kasar. Dia memikirkan cara agar dirinya tidak hamil walau Vino meminta Haknya. Dengan kesal lalu dia menandatangani isi perjanjian itu.

Kemudian dia teringat akan temannya itu. Teman kampusnya yang bercerita mengenai alat kontrasepsi itu.

Sisil merasa sudah menemukan caranya. Hanya saja dia masih merasa takut kalau malam ini Vino akan meminta Haknya. Dia masih belum merasa siap malam ini.

Vino keluar dari kamar mandi, hanya menggunakan handuk yang melilit dipinggangnya untuk menutupi tubuh bagian bawahnya itu. Sisil seketika melotot melihat Vino dengan tubuhnya yang putih dan badannya sixpack membuat dirinya menjadi terpesona.

Vino yang tadinya ingin mengambil pakaian didalam koper. Ketika melihat istrinya itu melotot kearahnya. Muncul ide untuk menjahilinya. Dia berjalan kearah istrinya dan terus mendekatinya lalu berdiri didepannya. Seketika Sisil yang tersadar langsung menutup mata dengan kedua tangannya itu.

Vino terus mendekat dan melepaskan tangan Sisil yang menutup matanya itu. Dia melihat istrinya masih memejamkan mata. Lalu dia menaruh tangan Sisil didadanya dan berpindah memegang tubuhnya yang lain. Tangan Sisil gemetar karena gugup dan jantungnya juga berdegup sangat kencang.

Vino masih menaruh tangan Sisil didadanya lalu, dia berbisik kepada istrinya itu.

"Kamu mau mandi atau mau langsung..." Ucap Vino membuat Sisil seketika membuka matanya dan mendorongnya lalu berlari masuk kedalam kamar mandi dengan ketakutan.

Vino tertawa terbahak - bahak melihat istrinya yang lucu itu. Dia lalu berjalan menuju koper dan mengambil kaos dan celana pendek untuk dipakainya tidur.

Vino sangat lelah sekali. Akad nikah sekaligus Resepsi membuat tubuhnya menjadi sangat lelah. Dia juga tidak akan meminta Hak nya kepada Sisil. Karena dia tahu kalau malam ini gadis itu pasti belum siap. Dia juga akan menunggu saat Sisil sudah merasa siap. Dia tidak ingin memaksakan dirinya.

Vino duduk diatas ranjangnya dengan rambut yang masih basah. Ketika Sisil keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk yang melilit tubuhnya serta handuk kecil yang melilit dikepalanya. Membuat tubuh bagian bawah Vino menjadi sedikit bereaksi.

Vino menelan salivanya susah payah. Dia mencoba untuk menekan dirinya untuk tidak menyerang Sisil malam ini.

Sisil berjalan melewati suaminya itu. Lalu dia membuka kopernya dan mengambil baju tidurnya. Lalu dia kembali berjalan menuju kamar mandi. Sebelum Sisil membuka pintu kamar mandi, Vino memanggilnya.

"Sil, kamu mau ngapain lagi? bukannya sudah mandinya?" Tanya Vino dengan tersenyum.

"Aku mau pakai baju bang.." Ucap Sisil santai.

"Disini saja, ngapain dikamar mandi." Ucap Vino tanpa melihat istrinya itu. Sisil yang mendengar ucapan Vino hanya berteriak, " Dasar mesum!" membuat Vino terkekeh mendengarnya. Lalu dengan cepat Sisil masuk kekamar mandi dan mengunci pintu kamar mandinya itu.

Setelah memakai pakaian tidurnya. Sisil beranjak menghampiri Vino dan mengambil bantal serta selimutnya. Vino yang melihat Sisil hanya mengkerutkan dahinya saja.

"Kamu mau kemana?" Tanya Vino yang melihat Sisil dengan datar.

"Aku tidur di sofa saja bang!" Ucap Sisil dengan kembali untuk berjalan menuju sofa. Tapi, tangan Sisil ditahan oleh Vino. Dia berpikir untuk melarang Sisil tidur disofa.

"Kamu tidur saja disini!" Ucap Vino dengan menepukkan ranjang disampingnya. Sisil melihat kearah tangan Vino dan sedikit ragu. Dia hanya terdiam tidak beranjak dari tempatnya.

"Tenang saja. Aku tidak akan meminta Hakku sekarang! Jadi kamu bisa istirahat disampingku. Kalau kamu memaksa tidur disofa juga, jangan salahkan aku kalau aku paksa juga untuk kamu melayaniku malam ini!" Ancam Vino yang membuat Sisil dengan segera naik keatas ranjang. Vino yang melihat tingkah istrinya itu hanya tersenyum gemas.

Sisil merapatkan bantal nya sebagai batas untuk dirinya dan Vino. Membuat Vino kesal dan menyingkirkan semua bantal itu. Lalu, memeluk istri dan membawanya kedalam dekapan. Sisil yang tadinya ingin protes pun tidak jadi. Karena melihat Vino yang menatap dengan tajam. Membuat nyalinya menjadi ciut dan mencoba untuk memejamkan matanya.

Vino yang membelai rambut istrinya dengan lembut dan sayang. Dia ingin selalu bisa membahagiakan istrinya itu. Akan tetapi, Vino tahu kalau untuk saat ini istrinya itu masih memikirkan mantan kekasihnya.

Vino akan berusaha dengan keras untuk bisa Sisil melupakan mantan kekasihnya itu dan juga rencananya membuat Sisil Hamil dan mengandung anaknya itu. Agar perjanjian bisa di batalkan. Dia dan Sisil bisa hidup bersama selamanya. Dia juga berusaha untuk bisa membuat Sisil jatuh cinta kepada dirinya.

Bagaimanapun caranya akan dia lakukan agar Sisil bisa mencintai dirinya? Karena dia sendiri memang sudah mencintai dan menyayangi Sisil sejak peristiwa yang terjadi oleh adiknya itu.

*Happy Reading*

Episodes
1 Penawaran
2 Meminta Restu
3 Lamaran
4 SAHH
5 Perjanjian
6 AMANAT PAPA
7 HONEYMOON
8 Pagi Manis Dikota Paris
9 Ketulusan
10 Menukar Dengan Vitamin
11 Tidur Dikamar Istri
12 Proyek Baru
13 Konsultasi
14 Kejujuran Sisil
15 Membatalkan Kesepakatan
16 Dito Comeback!
17 Bertemu Denganmu...
18 Garis Dua...
19 Memenuhi Semua Permintaan
20 Memberi Kepercayaan
21 Mencari Tahu...
22 Kehilangan Jejak
23 Rencana Vino
24 Menemukan Petunjuk
25 Mengumpulkan Bukti
26 Gagal Total...
27 Khawatir...
28 Ketakutan Vino...
29 Hadiah Kecil...?
30 Berita Mengejutkan...
31 Tamu Tidak Diundang
32 Menyelesaikan Masalah...
33 Kenangan Pahit
34 Bertemu Pieter Xander...
35 Bertemu Danu
36 Kabar Menyesakkan...
37 Kehilangan...
38 Klinik...
39 Visual
40 Peristirahatan Terakhir...
41 Ikhlas...
42 Rindu Tertahan...
43 Bersandiwara...
44 Memberikan Keterangan...
45 Mengecoh Lawan...
46 Dibuntuti Seseorang...?
47 Mendapatkan Bukti...
48 Kemarahan Ardi...
49 Rencana Terakhir Part 1...
50 Rencana Terakhir Part 2...
51 Rencana Terakhir Part 3...
52 Menemukanmu...
53 Vino Terluka...
54 Kerinduan...
55 About Ardi...
56 PENGUMUMAN
57 Meminta Maaf...
58 Hukuman Setimpal
59 BabyMoon
60 Virza dan Tita
61 Kencan Singkat Virza & Tita
62 Melihat Baby...
63 Nama Untuk Si Kembar
64 KONTRAKSI
65 OPERASI
66 Baby Twins
67 Kejutan Untuk Baby Twins
68 Berbagi Waktu
69 Berpuasa Tiga Bulan
70 Nasihat Mama
71 Permintaan Sisil
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Penawaran
2
Meminta Restu
3
Lamaran
4
SAHH
5
Perjanjian
6
AMANAT PAPA
7
HONEYMOON
8
Pagi Manis Dikota Paris
9
Ketulusan
10
Menukar Dengan Vitamin
11
Tidur Dikamar Istri
12
Proyek Baru
13
Konsultasi
14
Kejujuran Sisil
15
Membatalkan Kesepakatan
16
Dito Comeback!
17
Bertemu Denganmu...
18
Garis Dua...
19
Memenuhi Semua Permintaan
20
Memberi Kepercayaan
21
Mencari Tahu...
22
Kehilangan Jejak
23
Rencana Vino
24
Menemukan Petunjuk
25
Mengumpulkan Bukti
26
Gagal Total...
27
Khawatir...
28
Ketakutan Vino...
29
Hadiah Kecil...?
30
Berita Mengejutkan...
31
Tamu Tidak Diundang
32
Menyelesaikan Masalah...
33
Kenangan Pahit
34
Bertemu Pieter Xander...
35
Bertemu Danu
36
Kabar Menyesakkan...
37
Kehilangan...
38
Klinik...
39
Visual
40
Peristirahatan Terakhir...
41
Ikhlas...
42
Rindu Tertahan...
43
Bersandiwara...
44
Memberikan Keterangan...
45
Mengecoh Lawan...
46
Dibuntuti Seseorang...?
47
Mendapatkan Bukti...
48
Kemarahan Ardi...
49
Rencana Terakhir Part 1...
50
Rencana Terakhir Part 2...
51
Rencana Terakhir Part 3...
52
Menemukanmu...
53
Vino Terluka...
54
Kerinduan...
55
About Ardi...
56
PENGUMUMAN
57
Meminta Maaf...
58
Hukuman Setimpal
59
BabyMoon
60
Virza dan Tita
61
Kencan Singkat Virza & Tita
62
Melihat Baby...
63
Nama Untuk Si Kembar
64
KONTRAKSI
65
OPERASI
66
Baby Twins
67
Kejutan Untuk Baby Twins
68
Berbagi Waktu
69
Berpuasa Tiga Bulan
70
Nasihat Mama
71
Permintaan Sisil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!