Our Marriage
Sisil sedang duduk termenung ditaman belakang rumah sahabatnya itu. Dia memikirkan kembali, ucapan sang papa mengenai perjodohan dengan anak rekan kerjanya itu. Dia nampak sedang bingung. Karena saat ini hanya Dito satu - satunya orang yang bisa membatalkan perjodohannya. Akan tetapi, Dito seketika menghilang begitu saja. Ketika Sisil mencoba untuk membujuknya untuk pergi menemui kedua orang tuanya itu.
Sisil tampak sangat gelisah. Sesekali dia memandang lurus dengan pikirannya yang kosong. Seperti sudah tidak ada lagi jalan keluar untuknya.
Dia mengusap wajahnya dengan kasar. Tampak sangat frustasi.
"Aaargggghhhhh." Dia menarik rambut dengan kedua tangannya kesal dan menghentak - hentakkan kakinya dilantai.
Seseorang yang sedang memperhatikannya dari tadi tampak tersenyum melihat Sisil dengan keadaan yang sedang berantakan itu. Dia mengetahui semua permasalahan yang sedang dihadapi olehnya.
Orang itu berjalan mendekati Sisil yang sedang duduk dibangku kayu. Dia duduk tepat disampingnya. Sisil yang nampak kaget melihat seseorang duduk disampingnya itu.
"Bang Vino, bikin kaget saja!" Sisil mengusap dadanya karena terkejut dengan kedatangan Vino yang tidak bersuara itu.
"Kenapa, Kamu kok kaget begitu. Sedang ada masalah ya?" Selidik Vino dengan tangan yang memegang dagu. Menatap Sisil dengan tajam.
"Tidak ada ba-ang." Sisil sangat gugup menjawab pertanyaan dari Vino. Dia yakin kalau Vino mungkin tahu kalau dia sekarang sedang berbohong.
"Aku tahu, saat ini kamu menginap disini hanya untuk menghindari papamu saja." Ucapan Vino kali ini sukses membuat Sisil menjadi terdiam. Dia sangat terkejut dengan apa yang diucapkan oleh abang dari sahabatnya itu.
"Abang Sok ta-hu deh." Ucap Sisil dengan mengalihkan pandangannya kearah lain. Dia sama sekali tidak berani melihat mata Vino. Karena takut ketahuan kalau dirinya sedang berbohong.
"Kamu tidak usah mengelak. Aku sudah tahu semuanya. Kamu menghindari papamu, karena menolak perjodohan yang direncanakan papamu kan? kamu juga saat ini sedang bingung mencari cara agar perjodohan ini bisa batal. Karena aku tahu satu - satunya syarat dari papamu. Perjodohan ini batal kalau kamu membawa pacar atau calon suamimu itu kan?" Ucap Vino tepat sasaran. Membuat Sisil terkejut dan membungkam mulutnya dengan kedua tangan dengan tidak percaya.
Sisil mencoba mengelak. Akan tetapi, Vino terus saja mendesaknya. Dia sama sekali tidak bisa berbohong didepan Vino. Karena Vino memang sudah mengetahui semuanya.
Pada akhirnya, Sisil menceritakan semuanya kepada Vino. Dia hanya mengangguk - mengangguk saja mendengar semua cerita Sisil.
Kesimpulan yang Vino tanggap dari Sisil adalah harapan satu satunya untuk bisa mencegah perjodohan dirinya hanya Dito. Dia memang kekasih Sisil. Akan tetapi, Dito menghilang begitu saja. Setelah kejadian penculikan kepada Virgin.
Dia juga tidak tahu kenapa Dito bisa berbuat seperti itu. Sisil hanya tidak menyangka kalau Dito bisa berbuat nekat seperti itu.
Vino mencoba berpikir dan memberi Sisil solusi. Dia mendapatkan ide, dengan memberikan penawaran kepada Sisil.
Penawaran yang diajukan kepada Vino adalah Dia akan berpura - pura menjadi pacar Sisil dan menikahinya. Dia juga akan menolongnya untuk bisa bebas dari perjodohan itu. Sisil yang mendengar penawaran Vino, langsung menolaknya mentah - mentah. Dia tidak ingin terjebak didalam pernikahan yang diajukan oleh Vino.
Sisil hanya mau menikah dengan orang yang dia cintai dan juga mencintainya. Dia tahu kalau saat ini dia dan Vino sama - sama tidak saling mencintai.
"Aku tidak mau bang! aku tidak ingin bermain - main dengan ikatan pernikahan! menurutku pernikahan itu suci dan hanya akan dilakukan seumur hidupku." Ucapnya menolak dengan tegas.
"Ya aku tahu, akan tetapi kamu juga tidak inginkan perjodohan yang direncanakan oleh papamu itu terjadi? aku hanya mau membantu kamu bisa lepas dari perjodohan itu. Atau kamu mau menikah dengan anak dari rekan kerja papamu itu?" Sisil yang bergidik mendengar ucapan Vino yang sedikit berbisik didekat telinganya. Dia juga merasakan hawa panas ketika sedang berdekatan dengan Vino.
Vino yang melihat ekspresi Sisil, langsung tersenyum penuh arti. Dia menyakini kalau kali ini rencana yang akan dia buat akan berjalan lancar.
Flashback on...
Seminggu yang lalu setelah penculikan adiknya itu. Vino mencari tahu semua tentang Dito dan Sisil. Dia baru mengetahui kalau selama ini mereka berpacaran. Vino juga tidak tahu pasti kenapa bisa Dito itu punya rencana menculik adiknya? dia sangat yakin kalau ada dalang dibalik semua ini.
Vino yang berhasil mencari informasi mengenai Sisil. Dia mengetahui kalau ternyata Sisil sudah dijodohkan oleh anak rekan kerja papanya. Akan tetapi, Sisil menolak keras. Dan mengajukan pembatalan perjodohan ini. Papanya menyetujui, dengan syarat Sisil harus membawa pacarnya dan diperkenalkan kepada orang tuanya.
Vino berencana untuk menikahi Sisil. Makanya dia membuat rencana dengan pura - pura mengajukan penawaran kepada dirinya. Karena dia juga tidak ingin Sisil menikah dengan laki - laki pilihan papanya itu.
Jujur saja, Vino memang sengaja membuat rencana ini. Makanya, dia mencari semua informasi mengenai Sisil secara detail. Dia juga berencana untuk bisa lebih dekat dengannya.
Flashback off...
Vino masih menunggu jawaban Sisil. Dia sangat tidak sabar sekali. Karena Sisil terlalu lama berfikir. Akhirnya Vino memutuskan untuk mencoba mengajak Sisil taruhan.
"Ya sudah. Bagaimana kalau kita taruhan saja?" Ucap Vino menyadarkan Sisil yang sedang berpikir itu.
"Maksud abang apa? kita taruhan apa?" Sisil menggaruk kepalanya dengan bingung.
"Kalau aku berhasil membujuk papamu, untuk membatalkan perjodohan ini. Kamu harus menuruti semua keinginanku setelah menikah nanti! akan tetapi, kalau aku tidak berhasil. Kamu boleh meminta apapun dariku." Ucap Vino dengan tegas dan penuh arti.
Sisil tampak berpikir dan mempertimbangkan dengan apa yang diucapkan oleh Vino tadi.
"Oke. Bang Vino harus janji! kalau abang gak berhasil. Abang harus tetap membantuku untuk bisa membatalkan perjodohan ini tanpa harus menikah denganmu! Karena aku juga masih mau meneruskan kuliahku sampai selesai. Dan juga-." Sisil terdiam tidak meneruskan kalimatnya. Lalu menggelengkan kepalanya melihat Vino dengan senyum terpaksa.
"Dan juga apa? apa aku harus membantumu juga untuk mencari Dito?" tanya Vino dengan sedikit mengejek.
Sisil hanya menunduk saja. Dia tidak berani melihat Vino. Karena apa yang diucapkan Vino dengan kalimatnya yang terpotong itu tadi benar adanya.
Dia bingung dengan Vino. kenapa selalu mengucapkan kata - kata yang tepat dengan apa yang ada dipikirkannya. 'Apakah bang Vino bisa membaca pikirannya ya?' bathinnya.
"Bagaimana? kamu mau tidak? bertaruh denganku." Sisil yang melamun terasa dengan pertanyaan yang diajukan oleh Vino.
Pada Akhirnya, dia mengangguk. Mencoba untuk mengikuti permainan Vino. Dia juga yakin kalau Vino tidak akan berhasil membujuk papanya itu.
Vino berdiri dari tempat duduknya. Dia mengulurkan tangan kepadanya. Sisil yang melihat Vino sedikit mendongakkan kepalanya itu. Dia nampak bingung antara menerima uluran tangan Vino atau tidak.
"Ayo! kita kerumahmu sekarang!" Ujar Vino kepada Sisil. Membuat Sisil terdiam. Tetapi, menuruti semua omongan Vino. Dia menerima uluran tangan Vino kepada dirinya.
Seketika dirinya mengikuti Vino yang menggandeng tangannya itu. Keluar dari rumahnya dan menuju kerumahnya itu.
Apakah Vino akan berhasil membujuk orangtua Sisil?
*Happy Reading*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Asti Asyifa
sekali seumur hidupku kali.
biasanya happy reading itu diawal,sebelum cerita. lanjutkan ya
2021-09-08
1
.....
qqnq
2021-05-30
1
.....
dmqwfmfbamqwsdbsvwfmfbsmddmqdmsdamnqdqadbqbssmdqsms
2021-05-30
1