Setelah mendapatkan restu dari keluarga masing - masing. Baik keluarga Vino maupun keluarga Sisil sudah menyetujui untuk acara pernikahan akan dilaksanakan Satu minggu setelah acara lamaran.
Hari ini adalah hari dimana keluarga Vino akan datang kerumah Sisil untuk melamarnya. Persiapan untuk acara sudah diserahkan semuanya oleh pihak Wedding Organizer (WO).
Acara lamaran diadakan Sore hari. Segala persiapannya sudah rapi. Hanya tinggal menunggu keluarga Vino untuk datang saja. Dikamar Sisil tampak sudah selesai dengan riasannya. Dia terlihat sangat cantik dengan kebaya modern yang dipakainya serta riasan diwajahnya yang terlihat natural. Rambut Sisil yang hanya diikat kebelakang dan diberi sedikit hiasan bunga - bunga membuat semakin sempurna.
Dia duduk dibangku riasnya. Menatap kepada dirinya, lalu tersenyum yang sangat dipaksakan dengan wajah yang sendu. Dia masih tidak percaya kalau Satu minggu dari sekarang dia akan menjadi istri seorang Vino Syahputra Pratama. Laki - laki yang memang tidak dia cintai. Dia masih berharap kalau kekasihnya itu Dito hadir dihadapannya.
Sisil lalu menutup matanya. Air mata lolos jatuh ke pipinya, dengan cepat dia menghapusnya. Dia tidak ingin kalau sampai ada yang lihat. 'Dito, sampai saat ini aku masih menunggumu.' Gumamnya. Sisil memegang dadanya yang sesak itu.
Ketukan pintu kamarnya menyadarkan dirinya. Dia berjalan menuju pintu kamarnya. Terlihat sahabatnya itu yang ada dibalik pintu kamar. Lalu dia menyuruh Virgin masuk. Dia tersenyum kepada sahabatnya itu.
"Kamu cantik banget sih? aku masih tidak percaya kalau kamu dan bang Vino akan menikah?" Virgin memeluk Sisil dengan sangat bahagia. Sisil yang dipeluk oleh Virgin hanya diam saja. Dia juga bingung mau cerita atau tidak dengan sahabatnya itu. Karena Vino melarang keras kepadanya untuk tidak memberitahukan siapapun mengenai perjanjian ini.
"Iya dong, aku memang sudah cantik dari Orok!" Jawabnya sedikit dengan terkekeh. Virgin yang mendengar jawaban Sisil langsung melepas pelukannya itu. Dia hanya melihat sahabatnya itu dengan malas. Membuat Sisil menjadi terkekeh melihat Virgin yang jengah.
"Kamu yakin mau menikah dengan bang Vino?" tanya Virgin. Sisil hanya tersenyum saja kepadanya. Dia tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh sahabatnya itu.
Virgin yang melihat Sisil tersenyum tidak menjawab pertanyaannya itu, hanya sedikit mendesah pasrah. Sepertinya, sahabatnya ini memang tidak ingin menceritakan kepadanya. Dia hanya menunggu saja nanti untuk sahabatnya menceritakan sendiri.
Tidak lama mereka berbincang. Ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya. Terlihat Mama Sisil yang datang. Dia memberitahukan kalau sudah waktunya untuk Sisil turun kebawah.
Sisil yang diapit oleh sang mama dan Virgin, turun kebawah dengan digandeng tangannya kanan dan kirinya. Terlihat dibawah kedua keluarga sudah menunggunya. Dia juga melihat Vino hari ini yang sangat berbeda.Vino terlihat sangat tampan. Dia memakai baju batik dengan warna yang senada dengan kebayanya. Rambut yang disisir kebelakang dengan rapi.
Mata Vino dan mata Sisil bertemu. Degup jantungnya berdebar sangat kencang. Terlihat kalau Sisil sangat gugup saat ini. Sampai pada saat mereka berhadapan Vino melihat Sisil dengan sangat intens. 'Dia sangat cantik' gumam Vino.
Sampai pada saat Mc sudah memberitahukan sudah saatnya mereka untuk saling memasangkan cincin. Vino tersadar, lalu meraih tangan Sisil dan memakaikan cincinnya itu dijari manis. Selanjutnya, Sisil juga memasangkan cincin itu dijari Vino. Setelah itu, mereka berfoto dengan menunjukkan cincin yang ada dijari dengan tersenyum manis. Vino yang mendekatkan dirinya dan memeluk pinggang Sisil. Dia sedikit berbisik kepada calon istrinya itu, "Hari ini kamu cantik sekali sayang? rasanya aku sudah tidak sabar menunggumu satu minggu lagi." Sisil yang mendengar itu hanya menelan salivanya pelan. Lalu melihat Vino dengan sangat sinis.
Dia juga sedikit menggeser tubuhnya agar tidak terlalu dekat dengannya. Akan tetapi, Vino menahan tubuhnya itu.
Setelah acara sesi foto - foto, lalu dilanjut dengan ramah tamah dan menikmati hidangan. Alexa yang selalu menempel dengan Virgin selalu mengikuti kemana dia pergi. Sisil yang melihat kedua orang itu hanya menggelengkan kepalanya saja.
***
Acara lamaran sudah selesai, mereka lanjut untuk persiapan pernikahan. Walau mereka sudah menyerahkan semuanya dengan WO. Akan tetapi, ada beberapa persiapan yang Sisil sendiri harus turun tangan. Dia ingin persiapkan pernikahannya ini dengan sempurna.
Persiapan pernikahan ini sangat banyak dan melelahkan. Vino sudah seringkali memberitahukannya untuk menyerahkan semuanya kepada WO saja. Akan tetapi, Sisil yang keras kepala tetap tidak mendengarkannya. Pada akhirnya, Sisil harus dirawat semalam di UGD, karena dia sangat kelelahan dan kurang cairan. Dokter juga menyarankan kepadanya untuk tidak beraktifitas terlebih dahulu. Terutama untuk tidak stress.
Memang persiapan yang dia urus sendiri membuatnya menjadi sangat stress. Vino yang melihat Sisil sampai jatuh sakit itu. Akhirnya, memutuskan untuk menyerahkan semuanya kepada WO.
Sisil tidak bisa berbuat apa - apa. Dia juga tidak ingin membantah calon suaminya itu yang sudah marah kepadanya. Sisil akhirnya hanya bisa beristirahat sampai pada hari 'H' nya.
Dia hanya berdiam diri saja dikamar rumahnya. Dengan sesekali sahabatnya itu datang. Virgin masih terus mencoba bertanya kepada Sisil. Karena dia sendiri tidak berhasil kepada abangnya pada saat dirumah sakit kemarin.
Sahabatnya itu tetap tidak ingin bercerita kepadanya. Membuat dirinya menjadi kesal dibuatnya. Akan tetapi, Virgin juga bukan tipe orang yang terus menerus memaksa.
"Sil...gugup gak kemarin pas lamaran?" tanya Virgin sembari berbaring diatas ranjangng temannya itu.
"Sedikit sih. Tapi sudahannya biasa lagi." Dengan membaringkan badannya disamping sahabatnya itu.
"Tapi, lo yakin kan menikah dengan bang Vino?" Virgin melihat Sisil dengan sangat intens. Dia ingin melihat ekspresi sahabatnya itu.
"Gue yakin. Karena gue juga sayang sama bang Vino." Sisil melihat Virgin dan sedikit berbohong kepada sahabatnya. Dia berbicara seperti itu hanya untuk menyakinkan sahabatnya saja. Agar tidak terus menerus menanyakan pertanyaan yang sama.
"Kalau lo sudah yakin, gue bisa sedikit lega! Karena gue yakin juga, kalau abang gue juga sayang banget sama lo sil?" Virgin bangkit lalu duduk disebelah sahabatnya itu. Sisil juga ikut duduk dan mereka berpelukan.
Sisil merasa terharu, dia juga meminta maaf didalam hatinya kepada sahabatnya ini, karena telah berbohong kepadanya.
Sisil berjanji didalam hatinya kalau nanti suatu saat dia akan mencoba bercerita kepada sahabatnya itu.
Mungkin untuk sekarang ini adalah bukan waktu yang tepat. Dia hanya ingin fokus dengan pernikahan yang akan dia lalui ini bersama dengan Vino. Juga perjanjian, Iya perjanjian itu belum dia tanyakan lagi kepada Vino.
Sisil lalu mengambil ponselnya diatas nakas. Dia mengirimkan pesan kepada bang Vino.
"Assalamualaikum bang." Sisil mengirim pesan kepada Vino.
"Walaikumsalam, ada apa my future wife?" balasan Vino yang dia baca itu membuatnya menjadi tersenyum.
"Aku menggangu atau tidak? Aku hanya ingin menanyakan perihal isi perjanjian itu. Bagaimana apakah sudah selesai? kalau sudah aku ingin tahu isinya." Tanya Sisil kepada Vino.
"Mengenai perjanjian itu nanti aku akan serahkan ketika kamu sudah menjadi istriku! pada saat malam pertama nanti aku akan berikannya. Tepatnya dikamar pengantin." Balas Vino dengan tersenyum dan menggoda calon istrinya itu.
Sisil hanya membaca pesan dari Vino tanpa membalasnya. Dia tidak habis pikir, kenapa Vino yang dia kenal dulu adalah pria yang sangat cuek dan cool itu bisa berubah dengan cepat.
Perubahan dari Vino itu terjadi sesaat setelah acara lamaran selesai. Dia menjadi sangat narsis, genit, mesum, dan juga suka sekali menggoda dirinya itu. Sisil merasa ada yang aneh dengan perubahan sikap dari calon suaminya itu.
*Happy Reading*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸
lha wong vinonya emang da suka ma sisil...😅
2021-05-31
1
Cute Girl
hai kak mampir yuk ke karya ku kita saling dukung
2021-04-29
1