seminggu berlalu setelah kepergian nenek, umi mulai beraktifitas seperti biasanya, pagi ini dengan wajah sedihnya dia berangkat ke sekolah, dia tak ingin mengecewakan nenek nya dia harus lulus dengan nilai terbaik agar bisa masuk ke SMK favoritnya,
"semangat umi.., kamu harus kuat, kamu harus bisa membanggakan amak , kakek dan teknin," umi menyemangati dirinya sendiri
sesampai di gerbang sekolah
"umi.... ," rina langsung menggandeng lengan umi
"umi , udah seminggu kamu tidak sekolah, apa kamu sudah tidak sedih lagi, .." tanya rina
umi hanya tersenyum , terlihat masih sisa kesedihan di raut wajah umi, tapi rina takningin membuat sahabat nya itu sedih jadi rina mengalihkan obrolan nya
"oh ya, kamu sudah dapat informasi tentang olimpiade matematika , coba tebak kali ini siapa saingan mu untuk maju ke olimpiade antar sekolah "
" paling seperti biasa ,ezi, dihar ,kamu dan yana"
" kali ini kamu salah, aku ezi dan dihar akan ikut cedas cermat antar sekolah
dan untuk matematika kamu dan yana akan bersaing dengan adik kelas kita di kls 2 namnya ace, sepeti biasa hanya satu yang terpilih , lawan mu kali ini berat lo, dengar dengar ace udah sering ikut lomba seperti ini di sekolahnya dl, dan dia selalu membawa piala juara satu,"
" ah.. benar kah, tapi setiap lomba aku tidak pernah bertemu dengan nya, dan seingatku saingan aku tahun kemaren anak laki laki dari SMP negeri 2, bukan ace"
"ce itu pindahan dari kota Medan, dan dia juara matematika antar sekolah se propinsi nya" jelas rina
" ouh.. saingan yang berat, tapi aku ataupun dia yang akan ikut lomba antar sekolah ini, aku tidak masalah , karena tujuan kami tetap mengharumkan nama sekolah, lagian aku gak begitu semangat rin, " ..umi..
rina mengerutkan dahinya ,
"biasanya kamu paling antusias dan gak mau kalah mi,"
"entahlah , lihat nanti aja"
umi dan rina masuk ke kls, dua sahabat ini selalu bersama, sejak awal masuk ke SMP , ini
dua gadis remaja yang metasa senasib dan sepenanggungan,
*****
jam pelajaran akhir telah berakhir, seperti biasa umi dan rina pulang ke rumah mereka dengan berjalan kaki, umi jarang sekali naik angkot dengan alasan, sayang uang nya bisa buat nabung, dan sekalian olahraga..
sesampainya di rumah, umi melihat koper yang sudah di ruang tengah, dan ibu sedang duduk menunggu umi, di bangku bangku kayu sebelah kiri ada kakek dan etek umi,
"umi.... , " ibu memanggil umi, dan meminta umi duduk
"kalau mau pergi, pergi saja. aku harus ganti baju dl, dan aku banyak pekerjaan " umi tak menghiraukan ibu dan berlalu ke kamarnya
" apa uni tak bisa memikirkan nya lagi, kasian umi dan ica ni, " kata teknin
" aku akan segera menjemput mereka nin, untuk saat ini aku belum bisa membawa mereka, uangku pas pasan buat ongkos, lagi pula mereka sebentar lagi ujian, kenaikan kelas, aku berjanji nin. aku akan mengirimkan uang buat mereka nanti, kamu jangan khawatir tentang biaya mereka"...ibu wati
"uni, bukan aku tidak mau menjaga mereka, uni lihat ayah sudah tua, anak masih kecil dan lihat kehidupanku pas pasan, apa uni tidak kasian padaku, " iba teknin
"uni tau, tapi uni tak mungkin tinggal, disana ada suami uni nin, kalo uni tidak kembali sekarang dia bisa marah, kamu tau sendiri seperti apa suami uni nin, "
" salah uni sendiri, menikah dengan seorang preman pemabuk seperti itu, tanpa memikirkan masa depan anak anak uni, apa uni tidak sadar uni telah melalaikan anak anak uni dari mereka kecil, dari usia umi 4 tahun uni, dan ica dia waktu itu baru 6 bulan, dan uni sama sekali tidak pernah perduli pada mereka " teknin tetas sesak menahan airmatanya ,
"nin, tolong mengertilah. aku berjanji akan segera menjemput mereka saat ini aku tidak bisa berbuat apa apa, aku harus kembali"
di balik dinding umi yang mendengar perdebatan ibu dan tek nin, tak kuasa menahan air matanya, dia begitu sesak hingga menjerit tertahan sambil memeluk adik kecil nya ica , di hati umi berjanji akan menjaga ica walau apa pun terjadi,
" ayah.. aku berangkat bus ku sudah di depan, "
pamit bu wati kepada kakek sambil mencium punggung tangan kakek
" jika itu keputusan mu ayah tak dapat lagi menahanmu ,hati hati dalam perjalanan, dan kalo bisa sering seringlah memberi kabar pada anak anak mu, jangan sampai mereka lupa kalau mereka masih punya ibu " nasehat kakek dengan suara dingin nya
" nin, uni berangkat dulu " pamit ibu dan memeluk teknin dan tidak di tanggapin oleh tek nin
dia sangat kecewa pada kakak sulung nya itu, seolah meninggal kan tanggung jawab padanya, sedangkan dia masih baru berumah tangga , dengan hidup yang pas pasan. tapi dia harus menjaga 3 keponakan dan ayahnya, semua tanggung jawan ada di pundaknya saat ini
ibu berangkat tanpa di antar oleh umi dan ica, sebenarnya dia ingin sekali membawa serta anak anak nya itu, tapi keadaan nya tidak memungkin kan, hatinya juga hancur melihat kemarahan di mata amak sulung nya, .. bus pun berjalan meninggalkan kampung halaman nya,..
sementara di balik dinding papan kamarnya umi begitu terpukul, ingin sekali dia menahan agar ibunya tidak meninggal kan dia dan adiknya, tapi.. dia tau itu percuma ,airmata nya tak berhenti mengalir begitu sakit dan perih yang dia rasakan, .. , di peluk adik kesayangan nya dalam hati nya 'bagai mana nasib kita setelah ini ca, apa teknin mau menjaga kita, dan kakek.. ahhh " .....
segala begitu menakutkan setelah kepergian nenek nya, dan ... " ohhhhh amakkkk, kenapa amak meninggalkan umi dan ica " pilu umi
dari depan terdengar suara teknin memanggil umi...
" umi......"
" iya tek, " sahut umi
"makan lah terus bantu etek cuci piring dan masak lah nasi , adek mu lagi rewel etek gak bisa masak, oh ya, suruh abng mu mizi mencari kayu bakar"
"iya tek ,.. "
begitulah kehidupan umi selanjutnya, dia tidak punya lagi waktu untuk bersedih, dia harus membantu teknin, menjaga adiknya, dan segala yang ia bisa
di kamar teknin
" nin, bagaimana ini, kenapa uni wati setega itu sama anak anak nya, dan kita.. kamu tau sendiri gajiku pas pasan dan gak akan cukup untuk membiayai ayah dan keponakan mu, " kesel suami teknin
" iya bang aku juga bingung, tapi abng gak usah khawatir, untuk biaya umi dan ica, ayah masih ada uang pensiun, dan aku rasa cukup lah buat kita bertahan bulan ke bulan,"
" iya , kalau ayah mu itu tidak ada keinginan buat menikah lagi, tadi pagi waktu aku dan mizi mau kesawah, aku dengar sendiri tek ana yang depan jalan , itu menjodoh jodoh kwn ayah dengan janda ujung sana, yang rumah nya dekat bukit, ".. adu suami teknin
" ada ada aja kamu bang, gak mungkin lah ayah ku itu sudah tua, lagian ibu ku baru saja meninggal tanah pemakaman nya juga masih merah" .. teknin
" ya sudah kamu tanya mizi ".. suami teknin pun keluar dengan kesal
umi, sedang mencuci pakaian saat om yanto suami teknin mau makan ke belakang ,
" umi... sedang apa kamu" om yyanto
"umi mau mencuci om" ..umi
" bagus, kamu harus sadar diri, teknin mu itu capek dia punya bayi jadi kamu harus mengerjakan pekerjaan rumah sendiri ,kalo pulang sekolah langsung pulang, jangan main main " om yanto
" iya om.." jawab umi penuh hormat
"seharusnya aku dan istriku bisa tenang dengan rumah tangga kami sendiri bukan nya malah mengurusin kalian, " kata om yanto kesal
umi hanya diam menahan air matanya agar tak tumpah, di hati umi sudah bertekad tidak ada waktu untuk menangisi nasib nya ,...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Rini Antika
Semangat terus Umi, aku hadir..💪💪
2022-10-19
0
Irda farahdiba
gila, crazy up, idenya lancar banget, top deh buat otor
2022-10-07
0
Inru
Semangat umi ✊💪
2022-09-21
1