"Tolong bagikan ini untuk semua tim divisi kita" Julio menyerahkan dua paper bag berukuran besar berisi souvenir untuk semua tim divisinya kepada sekretarisnya, ia juga meminta kepada sekretarisnya untuk memanggil Rio ke ruangannya.
"Baik, Pak" ucap sang sekretaris sambil membukungkan badannya.
Julio pun berlalu masuk ke dalam ruangannya, pria itu duduk di meja kerjanya menyelesaikan tanggung jawab akhirnya sebagai manager accounting.
Tak lama kemudian Rio datang ke ruangan Julio, tanpa berbasa basi pria itu berkata "Rio, mulai besok kamu sudah bisa menempati ruangan ini karena saya sudah tidak lagi bekerja di perusahaan ini, dan ini kunci apartement saya mulai besok kamu juga sudah bisa menempatinya." Julio memberikan kunci apartement miliknya kepada Rio.
"Bukankah schedule handover pekerjaan masih dua hari lagi pak?"
"Ada kepeluan penting yang harus saya selesaikan, jadi mulai besok saya sudah tidak ada di kantor ini lagi, lagi pula bukankah kamu sudah mengusai seluruh job desk barumu? jika ada hal yang ingin kau tanyakan, kau bisa menghubungiku kapan pun." pria itu juga memberikan nomor handphonenya kepada Rio sebagai wujud tanggung jawabnya karena telah mempersingkat masa handover.
Di hari terakhirnya bekerja, Julio merapihkan semua barang-barang pribadi miliknya yang berada di ruang kerjanya, kemudian ia berpamitan dengan Rio dan para staf kantor lainnya.
Semua barang-barang pribadi miliknya ia masukan ke dalam mobil kemudian ia menyuruh orang untuk membawa semua barang-barangnya berserta mobilnya ke kampung halaman istrinya, sedangkan dirinya memesan taxi untuk mengantarnya menuju bandara.
Pukul 21.00 Julio tiba di Singapore, pria itu langsung bergegas menghampiri anggel di Marina Bay Sands, hotel. Dari kejauhan ia melihat Angel tengah bermain casino bersama dengan temannya di VIP room, belakang pria itu baru mengetahui jika Anggel merupakan salah satu member penjudi kelas VIP.
Melihat anggel dan temannya bermain blackjack, julio tertarik untuk ikut bergabung. Di tengah keseruannya bermain judi, tiba-tiba handphone julio bergetar, ada satu pesan masuk dari istrinya.
^^^Bie, kolo menopo badhe kondur, sekedap malih sampun nyaketi HPL.^^^
^^^*Bie, kapan pulang, sebentar lagi sudah mendekati hari perkiraan lahir.^^^
Julio hanya membacanya sesaat kemudian ia memilih untuk melanjutkan lagi permainannya, pria itu enggan menaggapi pesan masuk dari istrinya.
Di putran pertama julio memenangkan permainan namun pada putran berikutnya julio mulai mengalami kekalahan, bahkan kekalahan yang ia alami mencapai ratusan juta rupiah.
Seusai bermain casino Anggel mengajak Julio ke kamar hotel untuk menikmati sensasi threesome bersama dengan Cindy, teman baik Anggel. Untuk menambah gairah seksnya, sebelum menikmati dua tubuh indah Cindy dan Anggel, pria itu meminum beberapa gelas alkohol hingga ia hampir setengah mabuk.
Serasa melayang di udara Julio mulai mencumbui anggel dan cindy secara bergantian, semakin malam permainan menjadi semakin panas. Tak ada tanda-tanda kelelahan di wajah julio walaupun ia sudah berkali-kali dirinya mengeluarkan pelepasannya.
ia sangat menikmati sensasi treesome yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, terlebih anggel dan cindy bukan hanya memiliki tubuh yang indah namun juga sangat agresif membuat jiwa julio terus merasa tertantang.
Drrrt... drrrt... drrrt...
Belasan panggilan masuk dan pesan dari retno tak julio hiraukan, julio menaruh handphonenya di dalam saku celananya yang ia gantung di lemari hotel, ia tidak mau malam panasnya di ganggu oleh siapa pun termasuk istrinya.
"Kemana sih kok masih enggak ada kabar juga?" gumam retno.
Kegelisahan wanita itu mulai bertambah saat ia mulai merasakan kontraksi ringan di perutnya, dilihatnya jam di dinding masih menujukan pukul 03.00 dini hari.
Retno masih mencoba bersabar untuk tidak terburu-buru datang ke rumah sakit karena masih kontraksi ringan, ia menunggu sampai subuh atau paling tidak sampai kontraksinya bertambah.
Pukul 05.30 Retno di kejutkan dengan teriakan asisten rumah tangganya dari kamar ibu mertuanya, retno dan rangga pun bergegas menghampirinya.
"Uti kenapa bik?" Rangga berlari terlebih dahulu menghampiri neneknya.
"Uti pingsan dari kamar mandi mas" jawab Asisten rumah tangga retno sambil memapah ibu mertua retno ke atas kasur.
"Mas tolong ambilkan handphone umi" Retno meminta putra sulungnya untuk mengambil handphone miliknya di kamarnya.
"Baik umi" dengan secepat kilat rangga pun langsung berlari ke kamar uminya untuk mengambil handphone uminya.
"Ini umi" sambil mengatur nafasnya, Rangga memberikannya kepada uminya.
Tanpa menunggu waktu lama retno langsung menghubungi cakra dan memintanya untuk datang ke rumahnya.
Tiga puluh menit kemudian cakra tiba di kediaman retno, ia langsung masuk ke dalam kamar ibu mertua retno dan memeriksa kondisinya.
"Mas, bagaimana kondisi ibu?" Tanya retno khawatir.
"Ibu baik-baik saja nduk." Perlahan ratih, ibunda julio mulai sadarkan diri.
"Tekanan darah bu ratih rendah, aku akan membuatkan resep obat untuknya." Cakra memberikan resep yang ia tulis ke asisten rumah tangga retno memintanya untuk segera ke apotek.
Sambil menunggu ART retno membeli obat cakra membantu retno merawat ibu mertuanya.
"Mas siap-siap ke sekolah gih, sudah siang."Ucap retno kepada putra sulungnya.
"Biar aku saja yang menjaga ibu, kamu temani saja rangga siap-siap ke sekolah." Ucap cakra.
"Terima kasih ya mas." Retno menggandeng tangan rangga keluar dari kamar ibu mertuanya, ia membantu putranya untuk bersiap ke sekolah.
Retno kembali ke kamar ibu mertuanya seetelah putra sulungnya berangkat ke sekolah dengan di antar ARTnya yang telah pulang selesai membeli obat untuk ibu mertuanya.
"Awww..." Retno merasakan kembali kontraksi di perutnya namun kali ini kontraksinya semakin kuat.
"Retno kamu kenapa?" Tanya cakra panik.
"Mas, perutku kontraksi, sepertinya aku sudah mau melahirkan." Retno memegang lengan cakra dengan sangat kuat.
"Retno, kamu pergilah ke rumah sakit, ibu sudah tidak apa-apa. Sebentar lagi bik nani juga pulang." Ucap bu ratih.
"Kalau begitu, aku bawa retno ke rumah sakit dulu bu." Cakra pamit kepada ibunda julio.
"Hati-hati ya nduk, semoga selamat persalinannya."
"Maaf" ucap Cakra, kemudian ia memegang pinggang retno dan memapahnya menuju mobilnya.
"Mas sakit...." sepanjang perjalanan retno merintih kesakitan sambil meremas bajunya, air ketubanya pun sudah pecah di dalam mobil cakra.
"Sabar ya sebentar lagi sampai" Cakra mencoba menenangkan retno, meski dirinya pun panik.
Tiba di rumah sakit retno langsung di tangani oleh dokter kandungan, setelah melewati pemeriksaan ternyata retno mengalami masalah plasenta yang terletak rendah seluruhnya menutupi serviks (plasenta previa)sehingga dokter memutuskan untuk melakukan operasi caesar.
Selama operasi berlangsung cakra menemani retno di ruang operasi karena keluarga retno masih dalam perjalanan. Ketegangan mulai hilang ketika suara tangis bayi mungil berhasil dokter keluarkan dari dalam perut retno.
"Selamat ya" Cakra menjadi orang pertama yang mengucapkannya kepada retno.
"Boleh aku Adzani?" tanya Cakra.
Retno menganggukan kepalanya, ia memberikan izin kepada Cakra untuk mengadzani putra bungsunya yang baru saja ia lahirkan, mengingat sampai saat itu suaminya masih belum bisa ia hubungi.
"Terima kasih banyak ya mas." Ucap retno sambil tersenyum, cakra menganggukan kepalanya.
Setelah selesai mengadzani putra bungsu Retno dan memastikan keduanya dalam kondisi selamat, Cakra pamit dan menyerahkan keduanya kepada sahabat dan keluarganya yang telah datang berkumpul, pria itu kembali menjalankan tugasnya memeriksa pasien lainnya di ruang prakteknya.
Sementara itu di Singapore julio larut akan akan kenikmatan dunia yang memabukkan dirinya, berjam-jam pria itu duduk di meja casino, menghabiskan banyak uangnya untuk berjudi.
Drrt.. drrt.. drrt..
Handphone julio kembali bergetar, kali ini ada pesan masuk dari lyra, sahabat baik dari istrinya.
^^^Assalamualaikum mas, mohon maaf mengganggu. Saya lyra temannya retno, saya hanya ingin mengabarkan jika saat ini retno sedang berada di rumah sakit, retno akan menjalani operasi caesar^^^
Begitu membaca pesan dari lyra, julio beranjak dari tempat duduknya menuju hotel untuk membereskan barang-barangnya. Anggel yang mengikutinya dari belakang merasa heran dengan perubahan sikap julio yang mendadak tergesah-gesah.
"Kamu mau kemana?" tanya Anggel penasaran.
"Aku harus kembali ke Indonesia."
"Tetaplah di sini denganku" Anggel merengkuh tubuh julio kemudian mencium bibirnya.
"Maaf aku tidak bisa" Julio melepaskan ciuman anggel dan sedikit mendorong anggel agar menjauh dari tubuhnya, kemudian pria itu menyeret kopernya dan pergi meninggalkan anggel di hotel.
"JULIO, KAMU TIDAK BISA MELAKUKAN INI KEPADAKU" Anggel berteriak, ia merasa sangat marah atas perlakuan julio terhadapnya.
Julio semakin mempercepat langkahnya menuju lobby hotel kemudian menaiki taxi yang telah ia pesan agar anggel tidak mengejarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
N⃟ʲᵃᵃ࿐DHE-DHE"OFF🎤🎧
aku suka cerita mu kak
2022-07-02
0
😊👋
next
2021-12-17
0
ALoNa💜
done rate like and komen
2021-12-17
0