"Bagaimana Rio, apa ada yang ingin kau tanyakan?" tanya julio kepada Rio.
"Tidak ada pak, sejauh ini semua bahan materinya sudah saya pahami." jawab Rio dengan penuh keyakinan.
"Baiklah kalo begitu, kamu boleh kembali ke ruanganmu karena saya ingin segera pulang" ucap Julio, ia melihat jam di tangannya yang sudah menunjukan pukul 17.00 sore, yang berarti sudah waktunya untuk pulang.
Begitu rio keluar dari ruangannya, julio merapihkan meja kerjanya kemudian ia mengambil kunci mobilnya dan bergegas untuk pulang ke apartementnya.
Dalam perjalanan menuju apartementnya, dengan sengaja julio melewati rumah kekasihnya, pria itu berhenti sejenak memndangi halaman depan kediaman kekasihnya.
"Suatu saat kau akan menjadi milikku seutuhnya, karena janin yang ada di kandunganmu akan membuatmu tak bisa lepas dariku" gumamnya, kemudian Julio kembali melanjutkan perjalanannya menuju apartementnya.
Sesampainya di apartement julio bersiap untuk bertemu dengan Anggel, malam itu ia nampak santai dengan pakaian casual yang ia kenakan dan sentuhan minyak wangi yang beraroma maskulin untuk memikat Anggel. Merasa puas dengan penampilannya ia bergegas pergi menemui Anggel.
Anggel yang tiba terlebih dahulu memesan minuman untuk dirinya dan juga untuk Julio, tak lama kemudian Julio menghampiri anggel yang tengah minum di meja bar.
"Maaf aku terlambat, tadi macet. Apakah kamu sudah lama?" Julio mencium pipi kanan dan pipi kiri Anggel.
"Aku juga baru sampai, baru saja aku memesan minuman. Ayo minum" Anggel memberikan satu gelas minuman beralkohol kepada Julio, kemudian mengajaknya untuk bersulang.
"Tadi malam kamu mabuk berat seperti orang yang sedang banyak masalah" Anggel mencoba membuka obrolannya dengan julio.
"Ya, aku memang sedang banyak masalah. Wanita yang aku cintai, sedang mengandung anakku tapi sayangnya aku tidak bisa menikahinya" Julio kembali meminum minumannya.
"Loh kenapa? orang tua kalian tidak merestui?" tanya anggel penasaran, sambil meminum gelas ke duanya.
"Bukan, bukan itu alasannya" Julio menghentikan kalimatnya sesaat untuk menarik nafas dalam, kemudian ia melanjutkannya lagi "Karena aku telah memiliki seorang istri"
"Hahaha, jika kau memiliki istri mengapa kau tidur dengan wanita lain? Apa istrimu tidak bisa memuaskanmu?" Anggel turun dari tempat duduknya mengalungkan tangannya di leher julio.
"Iya begitulah, dia memang tidak akan pernah bisa memuaskanku karena aku tidak pernah mencintainya." jawab Julio.
"Jika kamu tidak mencintainya mengapa kamu menikahinya?" Anggel tersenyum sinis, mendengar kalimat munafis yang terlontar dari mulut Julio.
"Istriku adalah adik dari sahabat baikku sewaktu aku kuliah, sebelum sahabatku itu meninggal dunia akibat kecelakaan, dia memintaku untuk menikahinya agar aku bisa menjaganya dan juga menjaga ibunya. Aku tidak bisa menolaknya karena keluarga mereka telah banyak membantuku semasa aku kuliah, tapi aku juga tidak bisa mencintai wanita itu" Julio meminum kembali minumannya kemudian ia melanjutkan lagi kalimatnya.
"Aku sendiri berasal dari Jawa Timur yang merantau ke Yogyakarta untuk menimba ilmu di salah universitas di sana, ayahku hanya seorang buruh serabutan harian yang seringkali terlambat mengirimiku uang. Sahabatku ini lah dan keluarganya yang selalu menolongku di masa-masa sukitku, bahkan ibunya sudah menganggapku seperti anaknya sendiri. Aku tinggal dan makan bersama mereka, aku memang berniat membalas semua kebaikan mereka namun bukan dengan cara menikahi adiknya."
"Kamu benar-benar tidak tau berterima kasih ya haha.." ucap anggel yang sudah mulai mabuk.
"Bukan begitu aku hanya menggap Retno seperti adikku sendiri tidak lebih dari itu, aku sudah berusaha untuk mencintainya namun tetap tidak bisa. Hingga pada suatu hari aku di terima di perusahaan yang aku impikan di Jakarta, ya tentu saja aku memilih untuk pergi merantau ke Jakarta dari pada aku hidup bersama wanita yang tidak aku cintai. Dan untungnya ia tidak bisa ikut denganku karena harus menemani ibu kandungnya yang tinggal sendiri dan juga mengurus ibuku yang sedang sakit, karena ayahku sudah dua tahun yang lalu meninggal jadi ibuku tinggal dengannya, dan ia juga harus mengurus perusahaan keluarganya."
"Bodoh sekali wanita itu, mau-maunya di manfaatkan olehmu hahaha..." Anggel semakin tak dapat mengendalikan dirinya karena pengaruh alkohol.
"Lalu?" tanya anggel,
"Di perusahaan tempat aku bekerja ini, aku bertemu dengan seorang gadis cantik nan menawan, yang membuat jantungku selalu berdebar-debar setiap kali aku melihat dan dekat dengannya. Rasa yang belum pernah aku rasakan sebelumnya kepada wanita manapun yang aku temui, namun saat ini aku benar-benar frustasi. Aku ingin sekali memilikinya seutuhnya namun aku tidak tahu bagaimana caranya, aku juga tidak mau menceraikan istriku" Julio menerawang jauh, mengingat wajah cantik ana.
"Sudah-sudah, lupakan masalahmu. Esok hari, mari kita liburan ke Singapore, kita bersenang-senang di sana" Anggel memotong cerita Julio.
"Masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan." tolak julio secara halus.
Anggel tersenyum simpul, ia kembali berdiri dan mendekat ke tubuh julio sambil berbisik "Kamu yakin menolak sensasi threesome?"
"You're crazy" Julio mengeleng-gelengkan kepalanya, ia benar-benar terkejut dengan ucapan anggel.
"Bagaimana? kamu mau kan?" tanya anggel kembali.
Sambil tersenyum julio menganggukan kepalanya menerima tawaran anggel, kemudian keduanya kembali menikmati alkohol hingga larut malam.
Jogjakarta
Retno nampak gelisah karena suaminya tak kunjung mengangkat telepon darinya, bahkan pesan yang ia kirimkan pun tak di balasnya, di tambah dengan ukuran perut sudah semakin membesar, kelelahan, hingga peningkatan frekuensi buang air kecil membuatnya tak bisa tidur.
Beberapa kali ia harus bolak balik kamar mandi, karena toilet di dalam kamarnya masih dalam tahap perbaikan, sehingga Retno menggunakan toilet yang berada di luar kamarnya.
"Ah capek sekali." Retno duduk sofa ruang keluarganya, kemudian ia mengambil handphone dari sakunya, berharap getar yang tadi ia rasakan adalah balasan pesan dari suaminya.
Namun retno harus menelan kekecewaannya karena notifikasi yang masuk bukan pesan dari suaminya melainkan hanya iklan dari provider.
'Bie kamu di mana? tidak ingatkah jika sebentar lagi aku akan melahirkan anak kedua kita' gumam retno menatap layar handphonenya, sambil mengelus perutnya dengan lembut.
Ditengah kecemasannya mengkhawatirkan suaminya yang tak kunjung membalas pesan darinya, asisten rumah tangganya datang menghampirinya.
"Bu, ini ada titipan dari dokter Cakra." ucap sisten rumah tangga retno sambil menyerahkan bantal khusus ibu hamil, bubur kacang hijau hangat serta buah-buahan segar untuk Retno.
Seketika Retno tersadar dari lamunannya "Lalu dokter cakranya di mana bik?" Tanya retno.
"Tadi langsung pergi lagi bu, katanya sedang ada urusan. Dokter Cakra hanya menitipkan ini saja untuk ibu."
"Terima kasih ya, buahnya bibik taruh saja di meja makan." Retno langsung menggunakan bantal yang cakra berikan sambil menikmati bubur kacang hijau hangat yang diberikan oleh Cakra.
Saat sedang menikmati bubur kacang hijau, rangga berjalan mendekat ke arahnya.
"Umi, benar tidak jawabanku?" Rangga menyerahkan PR matematikanya yang telah ia kerjakan.
"Sebentar ya umi cek dulu." Retno memeriksa tugas putra sulungnya satu persatu.
"Good, anak umi pintar sekali." Puji retno sambil mengelus kepala rangga.
"Sudah malam, kita istirahat yuk" Retno menghabiskan suapan terakhir bubur kacang hijau miliknya kemudian mengajak putra sulungnya untuk istirahat di kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
😊👋
NEXT
2021-12-17
0
༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊
hiliiiiiiiiih 😌😌😌😌😌
2021-11-17
0
𝕽𝖍'𝖘༄Ida✨Dearhusband✨
aissh, 2 lawan 1 dongg
Omg juliooo
2021-07-05
1