Sesampainya di kantor, Jiulio di sibukan dengan persiapan bahaan materi meeting yang harus ia presentasikan. Namun di tengah kesibukannya itu, ia teringat akan kondisi kekasihnya yang tengah mengandung anaknya.
Melalui internet Julio mencari informasi mengenai cara-cara serta obat-obatan yang ampuh untuk menggugurkan kandungan, dengan teliti pria itu membaca beberapa artikel yang muncul di halaman pencariannya.
"****..." tiba-tiba hatinya terasa tak sanggup untuk menggugurkan janin yang sedang di kandung oleh kekasih hatinya, karena mau bagaimana pun itu adalah anaknya.
"Sial, mengapa aku sampai seceroboh ini. Harusnya saat aku melakukannya, aku menggunakan alat pengaman atau paling tidak aku mengeluarkannnya di luar. Bodoh... Bodoh... Bodoh..." Julio memukul-mukul kepalanya.
Tok... Tok... Tok...
Sekretaris julio mengetuk pintu ruangannya, ia mengingatkan julio untuk segera ke ruangan meeting karena meeting akan segera di mulai.
"Iya, sepuluh menit lagi aku akan ke ruang meeting" ucapnya, kemudian Julio merapihkan pakaiannya dan membawa bahan materi yang telah ia siapkan untuk presentasinya siang itu.
Sebagai manager accounting julio bertanggung jawab untuk mempresentasikan analisis rencana anggaran biaya project serta analisis profit margin pada semua project yang ada pada perusahaan tempatnya bekerja.
Di pertengahan presentasinya berlangsung, tiba-tiba saja handphone miliknya yang berada di atas meja ruang meeting bergetar dan menyala. Sesaat matanya tertuju pada handphonenya, namun pria itu tetap fokus dan melanjutkan presentasinya karena semua orang yang hadir nampak sedang memperhatikan penjelasan yang di sampaikan olehnya.
Empat puluh menit sudah ia menjabarkan analisis profit margin seluruh project perushaannya, julio menutup presentasinya dan kembali duduk di tempatnya kemudian dengan tidak sabar ia membuka handphonenya.
^^^Retno:^^^
^^^Bie,panjenengan mboten kesupen kaliyan janji panjenengan? sakmeniko sampun wekdalipun janji puniko dipun badaraken.^^^
^^^*Abi, kamu tidak lupakan dengan janjimu? sekarang sudah waktunya untuk di tunaikan.^^^
Julio mengerutkan keningnya ketika ia membaca pesan singkat yang di kirim oleh istri di kampung, konsentrasinya mulai tergangggu karena pria itu mulai teringat akan janji yang pernah ia ucapkan kepada istrinya, bahwa 'sebelum anak ke dua mereka lahir, dirinya kembali ke kampung halaman istrinya untuk menemani istri dan anak-anaknya.'
'Tapi bagaimana dengan Ana? aku tidak ingin kehilangannya namun aku juga tidak bisa menikahinya.' Gumam julio dalam hati, rasa frustasi mulai menghampiri dirinya.
Sekali lagi Julio berusaha untuk tetap profesional menyelesaikan meeting tersebut, setelah tiga jam akhirnya meeting selesai, meeting di akhiri dengan penandatanganan MoU perjanjian kerja sama antara ke dua belah pihak perusahaan.
Begitu client meninggalkan perusahaan PT. Asri Group, Julio bergegas kembali ke ruangannya. Pria itu mulai menyusun strategi, pertama ia mulai memindahkan sebagian tabungannya ke rekening yang hendak ia berikan ke kekasih hatinya sebagai wujud tanggung jawabnya kepada janin yang tengah di kandung oleh gadis yang teramat ia cintai.
Kemudian ia membuat surat pengunduran diri dari perushaan karena ia ingin menunaikan janjinya kepada istrinya untuk menemani serta merawat kedua buah hatinya.
Tidak hanya mengajukan surat pengunduran diri, Julio juga mempromosikan Rio Darmanto untuk menggantikan posisinya, pria itu menganggap prestasi Rio beberapa waktu belakangan ini kian melesat dan lebih terlihat sangat menonjol di bandingkan dengan staff lainnya, sehingga hal tersebut akan mempermudah proses handover pekerjaannya.
Satu jam setelah surat pengunduran dirinya di terima oleh bagian HRD, pintu ruangan Julio di ketuk dari luar oleh seseorang.
tok.. tok.. tok.
"Boleh saya masuk, Pak Julio?" tanya Rio
"Silahkan, duduklah!" Julio mempersilahkan Rio untuk duduk di hadapannya.
Kebetulan sekali tadinya pria itu ingin memanggil Rio untuk datang ke ruangannya, namun ternyata Rio sendrilah yang terlebih dahulu berinisiatif untuk datang ke ruangannya.
"Pak Julio, kalau boleh saya tahu. Apa benar bapak akan mengundurkan diri?" tanya Rio membuka obrolannya bersama atasannya.
"Iya benar, kamu pasti sudah tahu dari HRD. Tapi apa kau juga sudah dengar bahwa saya juga mempromosikan dirimu untuk menggantikan saya?" tanya Julio sambil mentap Rio dengan serius.
Rio menganggukan kepalanya, dirinya membenarkan jika staff HRD bukan hanya menyampaikan tentang pengunduran diri Julio namun juga tentang tawaran promosi jabantan untuk dirinya.
"Besok saya akan menjadwalkan handover semua pekerjaan saya"
"Tapi pak, mengapa terkesan sangat mendadak?" tanya rio yang heran dengan atasannya, mengundurkan diri saat berada di puncak kariernya.
Julio tak menjawabnya, pria itu hanya tersenyum simpul mendengar pertanyaan Rio.
"Rio, apa kau mau membeli apartemenku? tenang saja kau tidak harus membayar sekarang, kau bisa mencicilnya semampumu."
"Baiklah, Pak Julio. Terima kasih atas kebaikannya Bapak, kalo begitu saya permisi dulu"
Julio menganggukan kepalanya dan mempersilahkan Rio untuk keluar dari dari ruangannya.
Selepas kepergian Rio dari ruangannya, pria itu mulai membereskan beberapa pekerjaan yang masih menjadi tanggung jawabnya, kemudian ia menyiapkan berkas-berkas handover pekerjaannya kepada Rio.
Hingga tanpa terasa waktu menunjukan pukul 18.00 WIB, sudah waktunya untuk Julio pulang, namun sebelum pulang ke apartementnya pria itu berrencana mengunjungi kediaman kekasih hatinya.
Saat pria itu keluar ruangannya, ia melewati ruangan yang pernah kekasihnya tempati pada saat Ana melakukan praktek kerja di perusahan tempatnya bekerja. Kepingan-kepingan memory akan pertemuan pertama kalinya dengan Ana, Ana nampak begitu sangat mempesona, gadis itu merupakan sosok yang sangat cerdas, sosok yang selama ini ia idam-idamkan.
"****... kenapa aku bertemu dengannya ketika aku sudah menikah." Julio mengusap wajahnya kasar, kemudian ia melangkahkan kakinya menuju parkiran kantornya.
Ting... Tong... Ting... Tong...
Julio memencet bel rumah kekasihnya, tak lama kemudian Ana membukakan pintu rumahnya. Ana menyambut Julio dengan senyuman manis serta pelukan hangatnya, hal tersebut membuat perasaan Julio semakin di rundung oleh perasaan bersalah terhadap Ana.
"Ayo masuk!" Gadis cantik itu mempersilahkan Julio untuk maxuk kedalam kediamannya, kemudian ia meminta asisten rumah tangganya untuk membuatkan minum untuk tamu istimewanya.
"An, apa kamu masih ingat dengan project di kota Batam yang tempo hari aku ceritakan?" Julio mulai memberanikan diri membuka percakapan dengan Ana.
"Saat ini project tersebut sedang banyak mengalami kendala, rencananya besok pagi aku akan ke sana untuk menyelesaikannya"
Julio melihat perubahan raut muka ana yang berubah menjadi tampak serius mendengar perkataan dirinya.
"How long? and how about me?" tanya gadis itu dengan wajah yang mulai cemas.
Julio mengeluarkan kartu ATM dan kartu kredit yang telah ia siapkan untuk kekasih hatinya, kemudia ia menyerahkannya kepada Ana. Sesuai dengan prediksi julio jika Ana akan sangat marah kepadanya.
"What do you mean? No!!! I don't need your money" ucap gadis itu dengan nada tinggi.
Bagaimana tidak ia tidak marah terhadap Julio, ia butuh pertanggung jawaban Julio bukan hanya sebatas materi namun ia ingin Julio menikahinya dan hidup bersama dengannya selamanya.
Buuliran-buliran bening jatuh di wajah cantik gadis itu, Julio mengulurkan tangannya kemudian menggenggam erat tangan Ana berusaha untuk meredam amarah gadis cantik itu.
"Please honey, terimalah aku ingin sekali bisa menafkahimu dan anak kita. Ini sebagai pertanggung jawaban awalku terhadap kalian, setelah aku pulang dari Batam, kita akan bicarakan dan urus pernikahan kita," Julio membelai lembut wjah cantik kekasih hatinya yang sebentar lagi akan ia tinggalkan.
"Honey, aku tidak mungkin mengajakmu ikut ke Batam karena lokasinya sangat jauh, aku tidak mau terjadi apa-apa dengan kamu dan calon anak kita. Lagipula sebentar lagi kan kamu akan sidang Tugas Akhir, aku ingin kamu menyelesaikan studymu, sayang" bujuk julio sambil mengelus perut Ana yang masih rata.
Kemudian pria itu membawa Ana ke dalam pelukannya, untuk menenangkan hati kekasihnya yang tengah bersedih dan kecewa karena keputusannya untuk pergi.
"Promise me you will graduated" bisik julio.
Pria itu sedikit lega dengan anggukan kepala kekasihnya, pertanda hati gadis itu mulai luluh dengan perkataannya.
"I love you so much baby" ucapnya.
Selepas dari kediaman kekasihnya, Julio mengemudikan mobilnya menuju club malam, pria itu melampiaskan semua masalahnya pada minuman beralkohol hingga dirinya mabuk berat.
"Harusnya dulu aku tidak menikahi Retno, andai saja aku lebih dahulu mengenal Ana sudah pasti aku tidak akan menikahi Retno. Aku mencintaimu Ana, aku sungguh-sungguh mencintaimu" Julio mulai merancu sambil terus meminum alkoholnya.
Dari kejauhan nampak ada seorang wanita yang memperhatikan proa mabuk itu, perlahan wanita itu mulai mendekati Julio dan menemaninya minum.
Melihat julio yang sudah tidak sadar diri akibat terlalu banyak minum, wanita itu membawa Julio ke sebuah hotel yang tak jauh dari clubb malam.
Sesampainya di kamar hotel wanita itu membaringkan tubuh julio di atas tempat tidur, ketika wanita itu hendak meninggalkan julio, julio menarik tangan wanita itu hingga terjatuh di atas tubuhnya.
Samar-samar julio melihat wajah wanita yang berada di atas tubuhnya napak seperti wajah cantik Ana, ia pun membawanya ke dalam dekapannya dan menikmati tubuh wanita itu sepanjang malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
N⃟ʲᵃᵃ࿐DHE-DHE"OFF🎤🎧
ya ampun sempet sempetnya maen sm yg lain🤦♀️
2022-07-02
0
Red107
waw
2021-11-17
0
@𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺Idha
semangat trs
2021-11-17
0