Zemira tak lagi chattingan dengan Faisal, bahkan ketika Faisal mengirimnya pesan. Zemira menjawabnya dengan singkat dan sangat cuek. Sebisa mungkin Zemira menghindar dari Faisal setelah tahu akan keberanaran laki-laki itu.
Kecewa itu menjadi alasan Zemira untuk menghindar sejauh-jaunya dengan Faisal, jujur saja awalnya Zemira memang sempat berharap pada Faisal karena dia memang anak yang baik. Justru harapan itu memberikan pahit yang amat getir, tak sanggup lagi rasanya Zemira untuk membuka hatinya kembali.
Dan padaa saat Tuhan memberikan obatnya kembali, saat setelah beberapa hari menghilang dari kabar Faisal. Tuhan mengirimkan sesorang yang sosoknya tak bisa dialihkan oleh pandangan matanya, matanya menangkap sosok itu secara tidak sengaja.
Tepat didepan tempat kerjanya berhadapan dengan salah satu rumah sakit, dan tepat sekali didepannya ada IGD. Berawal kisahnya dari depan IGD rumah sakit, saat itu entah mengapa IGD adalah tontonan yang sering kali dipandang oleh semua karyawan yang satu kerjaan dengan Zemira.
Entah mengapa pandangannya menangkap sosok laki-laki yang berada didepan IGD, karena sosoknya yang berbeda. Laki-laki itu memakai sarung ala-ala batik gitu dan baju kokoh, awalnya sih Zemira liatnya biasa aja dikira Zemira dia adalah salah satu orang yang berkunjung menjenguk pasien gitu, namun bukan hanya hari itu saja dia melihatnya.
Beberapa hari kemudian matanya terus menangkap sosok laki-laki itu, entah itu siapa dan mengapa dengan Zemira.
"Siapa sih dia ko sering banget dateng ke IGD bolak-balik gitu, kurang kerjaan kayanya deh" ucap Zemira lirih saat itu, tidak terdengar oleh siapapun.
Namun pendapatnya berubah saat Zemira menangkap kembali sosok laki-laki itu yang tengah membantu salah satu satpam rumah sakit yang membopong pasien masuk IGD dalam keadan darurat.
"Dia baik banget sih ampe ikut bopong gitu" ucap Zemira lirih kembali.
"Astagfiruallah maafin Zemira ya Allah" ucap spontan Zemira menyadari bahwa dia sedang berzina mata kepada seseorang yang bukan mahromnya.
"Kenapa Zee?" tanya salah satu patnernya.
"Engga papa ka" jawab Zemira langsung mengalihkan pandangannya dari sosok itu.
Keesokan harinya entah kenapa Zemira mulai memikirkan kembali sosok laki-laki itu dalam ingatannya, dan dia menjadi obat penyembuh kecewanya pada Faisal.
Meskipun Zemira berfikir mungkinkah itu hanya pelampiasan kekecewannya pada Faisal ataukah memang benar dirinya ingin mengenal sosok itu, entahlah Zemira sendiri tidak memiliki jawabannya.
Dan saat itu kebetulan Zemira shift pagi, dia mulai merapihkan dagangan untuk mulai berjualan. Tidak sengaja tepat didepannya deretan satpam berkerumun mungkin ingin apel dan memulai kerjanya, Zemira menangkap kembali sosok yang ia kagumi itu berada disalah satu barisan satpam tersebut.
"Loh itu kan dia, ternyata dia satpam? pantesan aja dia sering bolak-balik kesitu" ucap Zemira lirih segera bergegas mengalihkan pandangannya dan sedikit menunduk malu.
Perasaannya dimulai dari situ, semenjak saat itu Zemira selalu menangkap keberadaan laki-laki itu yang bahkan namanya saja dia tidak tahu.
"Senyumanmu bagaikan candu, meski ku lihat tanpa kau tahu. Memandangmu dari jauh, keindahan Tuhan yang tercipta. Akankah ku jatuh cinta padanya, haruskah ku cari tahu akan sosoknya yang lebih terang dari yang lain? sampai membuat mata seolah hanya dia didunia ini" Zemira menciptakan kalimat indah untuknya.
Kebanyakan jatuh cinta membuat orang menjadi puitis tentu, Zemira tengah dimabuk cinta yang entah tujuannya benar atau salah. Namun sering sekali dirinya bertengkar dengan hatinya mengatakan kalau apa yang dia lakukan adalah salah, memandang laki-laki yang belum halal untuk dia pandang.
Bahkan sering sesekali Zemira beristigfar untuk membuyarkan padangannya yang terus melihat kearah sosok laki-laki itu, entah jatuh cinta karena apa akan sosok itu.
"Kenapa mataku sering sekali tahu akan keberadaannya? bahkan aku menyukainya tanpa alasan namun belum jatuh cinta karen belum mengenalnya" tanya Zemira pada pantulan cermin yang saat ini ada didepannya.
Saat itulah hari demi hari Zemira begitu bahagia walaupun hanya sekedar memandangnya dari jauh bahkan walaupun hanya sekedar sekilas. Namun dia sadar, dirinya siapa. Karena terlihat laki-laki itu yang begitu perfect, Zemira membuka buku yang biasa ia tulis lalu menuliskan sesuatu didalamnya dengan penuh khidmat dan sekaligus tanda tanya.
...Jakarta, 21 Juni 2015...
Yaa Allah..
Tujukin ke aku! kalau memang benar abang satpam itu sudah punya pacar bahkan sudah menikah, aku akan berhenti. Melihatnya dari jauh, tersenyum padanya sendirian, memperhatikannya dari jauh, menikmati senyuman manisnya, dan menjadikanya isi dari do'aku. Aku akan berhenti.
Aku tidak tahu pasti tentang apa yang aku rasakan, apa yang membuatku boleh menyukainya, mungkin belum bisa dikatakan mencintainya karena aku sendiri pun tidak bisa menjelaskannya.
Yang aku lihat darinya, entah apa? aku sendiri merasa bingung, namun mata selalu menemukan cela memandang kamu berada, seolah takdir mengizinkan mataku melihat dengan perasaan senang.
Entah mengapa ada sesuatu hal yang berbeda, gayamu yang sok keren, sikapmu yang terlihat angkuh, namun sekalinya kamu tersenyum meleburkan semua penilaianku terhadapmu.
Aku ingin menikmati senyumanmu untuk diriku sendiri, tapi aku sadar bahwa cinta tidak harus memiliki, bahwa mencintai tidak harus terbalas. Dia berhak bahagia dengan pilihannya.
Yang bisa dilakukan saat ini mendo'akannya, jika dimasa ini aku tidak ada didalam hidupnya, semoga dimasa mendatang aku boleh ada didalam kehidupannya. Kalau pun dia tidak bahagia denganku, cukup aku melihatnya bahagia dengan wanita yang dia cintai.
Aku perlu mengenalmu dulu!!!!
Diary pertama yang Zemira tuliskan tetang cinta yang sebelumnya tidak pernah sama sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments