Keesokan harinya tepatnya sore setelah selesai sholat ashar, Zemira mengirim pesan pada Faisal.
Zemira💬
Jadi kerumah engga kang?
Faisal💬
Iya sebentar ini lagi nganter guru kebengkel beresin mobil
Zemira💬
Oh gitu yaudah
Abi masuk kedalam kamar milik Zemira, mengejutkan Zemira yang sedang membaca pesan dari Faisal.
"Abi bikin Zemira kaget aja, ada apa bi?" tanya Zemira.
"Mana laki-laki itu katanya mau main" jawab Abi penasaran.
"Oh itu, dia lagi nganterin gurunya dulu, katanya beliau mau datang nanti sama gurunya bi" ucap Zemira.
"Dia mau apa datang kerumah?" tanya Abi.
"Main bi silahturrahmi gitu" jawab Zemira.
"Mau ngelamar kamu atau gimana?" tanya Abi antara tegas dan ketus.
"Zemira engga tau bi, bisa nanti aja engga nanyanya langsung ke orangnya" jawab Zemira.
"Justru abi tanya sama kamu nak, biar nanti abi tidak salah pembicaraan" ucap Abi.
"Zemira engga yakin bi, tapi udahlah dicoba aja dulu" jawab Zemira ragu.
"Baiklah segera keluar bantu abi menyiapkan hidangan" pinta abi.
"Iya bi sebentar lagi Zemira keluar" jawab Zemira mengangguk.
Abi bangkit dari duduknya mengelus rambut Zemira yang terbalut hijab lalu melangkah keluar dari kamarnya, hati Zemira dipenuhi tanda tanya soal laki-laki itu, apa tujuan sebenarnya. Karena selama ini Zemira sangat tertutup dengan semua laki-laki bahkan dia sosok orang yang masa bodo, bahkan tidak pernah dekat dengan laki-laki mana pun apalagi sampai ke jenjang pacaran sama sekali itu belum pernah dalam hidup Zemira.
Tidak lama kemudian seseorang berhenti didepan rumah Zemira, dia adalah Faisal laki-laki yang ditunggu.
Zemira meminta bantuan pada Zahra untuk membawakan kopi untuk Faisal dan gurunya yang baru saja sampai, bahkan abi sudah menyambut kedatangannya. Zemira tidak keluar hanya menunggu didapur, jantungnya berdetak begitu cepat entah perasaan apa yang kini ia rasakan.
Inikah cinta? perasaan yang sebelumnya tak pernah terasa, membuat hati berfikir akankah dia juga mencintainya.
Zemira menepis semua fikiran itu fokus pada maksud yang sebenarnya Faisal datang kerumahnya, Zemira sama sekali tidak menemui Faisal.
Bahkan Faisal tidak berbicara apa-apa yang mengobrol dengan abi Zemira adalah guru dari Faisal, setelah beberapa menit mereka berpamitan untuk pulang. Abah dan Zahra yang menghantar keduanya keluar dari pintu rumah. Zemira tetap berada didapur meskipun hatinya berdebar tak menentu.
Abah menghampiri Zemira yang sedang duduk dikursi meja makan sambil mengelus lembut kepalanya tersenyum pada Zemira.
"Abi kenapa?" Zemira bingung karena senyuman abi yang ingin menyampaikan sesuatu.
"Siapa laki-laki itu nak? sejauh mana kedekatan kalian" tanya Abi.
"Abi dia hanya temannya Zahra, dan Zemira hanya dekat sebatas chattingan engga lebih" jawab Zemira jujur.
"Putriku Abi tidak melarang kamu akan menikahi laki-laki manapun sekalipun, abi hanya sedikit tidak cocok dengan laki-laki itu. bahkan dia hanya terdiam tidak ada kalimat mengajak kamu serius, abi hanya tidak mau kamu nanti kecewa nak" pendapat Abi.
"Abi, apakah salah kalau Zemira dekat dengannya tanpa hubungan?" tanya Zemira.
"Tentu tidak hanya sekedar dekat, tapi pertemanan antara laki-laki dan perempuan tidak akan hanya sekedar teman. Tentu pasti ada dari salah satunya akan memakai hati. Zemira faham maksud abi nak" jawab Abi.
"Zemira faham bi, tapi kalau Zemira ingin membuka hati untuknya apakah boleh bi" tanya lagi Zemira.
"Tidak boleh sayang, sebelum dia tidak ada keniatan untuk serius. Jangan mencintainya yang belum berani memberikan halal untukmu" jawab Abi.
"Bagaimana kalau nanti Zemira jatuh cinta dengan laki-laki, apakah boleh Zemira mendekatinya" tanya lagi Zemira untuk kesekian kalinya.
"Mencintai itu adalah anugrah sayang, namun ianya adalah ujian seperti apa kamu menghadapinya. Langkah apa yang akan nanti kamu ambil untuk mendapatkan cinta yang baik dan Allah ridho. pergilah mandi kita masak bersama" jawab Abi tersenyum lalu bangkit dari duduknya.
"Mungkinkah aku akan membuka hati untuk laki-laki itu?" tanya Zemira lirih kemudian menyusul abi bangkit dari duduknya.
Zemira pergi membantu abinya memasak untuk makan malam, sambil menunggu kakak dan adiknya pulang dari mengajar disalah satu pondok pesantren.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments