Selamat membaca semuanya ...
***
Matahari mulai tepat berada di atas kepala saat seorang pria dengan kemeja berwarna Navy sedang berada di depan sebuah Dealer mobil yang lumayan besar di kota ini.
Berdiri dengan pandangan yang tak lepas dari sebuah benda pipih di tangannya.
Sesekali bibirnya melengkung menampilkan senyuman dan memperlihatkan garis wajah kokoh yang kian menawan bagi siapa saja yang melihat.
Entah dunianya sedang teralihkan oleh apa, Sehingga tidak mempedulikan dengan keadaan disekitarnya sedikitpun.
Bahkan pria bernama Bayu Artana itu dalam posisi berdiri tepat di depan pintu masuk.
Kalau saja ada orang yang lewat, tentu saja akan tergganggu.
Tapi siapa yang akan menegurnya? Tempat itu adalah miliknya dan Bayu adalah Bosnya.
Jadi suka-suka dia mau berdiri atau tiduran disana sekalipun.
Diusianya yang menginjak 27 tahun ini, Bayu telah memiliki segalanya. Pekerjaan dan usaha yang cukup sukses sudah dapat menjamin hidup berkecukupan.
Beberapa bulan yang lalu, Bayu baru saja membelikan orangtuanya sebuah rumah mewah di kawasan elite kota.
Banyak sekali wanita yang mencoba untuk mendekatinya. Siapa sih yang tidak mau mempunyai kekasih yang mapan dan tampan seperti dirinya?
Tapi semua wanita mungkin hanya bisa gigit jari. Karena Bayu sudah memiliki kekasih yang setia mendukungnya saat ia belum seperti sekarang ini.
Kenapa dia lucu sekali sih...
Bayu menggelengkan kepalanya sambil tersenyum tanpa mengalihkan pandangannya menatap layar ponsel. Ia seperti menemukan mainan baru yang menyenangkan.
"Pak, apa kita pergi sekarang?" tanya seseorang yang entah darimana tiba-tiba sudah berada di sampingnya saat ini.
Bayu yang sejak tadi sibuk berbalas pesan dengan seseorang, tidak menyadari kedatangan Asisten pribadinya tersebut.
"Pak!" panggil Doni untuk kedua kalinya dengan suara lebih keras.
Dan di detik selanjutnya sebuah tatapan horor tertuju padanya. Bahkan bola mata berwarna cokelat itu seolah ingin menerkam dan ******* habis tubuhnya.
"Pelankan suaramu sedikit, Kamu mau saya terkena serangan jantung karena teriakanmu?" omel Bayu.
Ia terkejut dengan suara Asisten pribadinya tadi. Dan sejak kapan Doni berada disampingnya seperti hantu? Mengagetkan saja.
"Maaf Pak,"
Doni menunduk, padahal dalam hatinya ia mengomeli bosnya itu.
Padahal Aku berbicara dengan pelan tadi ... Untung dia atasanku,...
"Ada apa?"
Doni kembali mengangkat pandangannya menatap Bayu.
"Apa kita pergi sekarang?"
Siang ini Bayu memang ada janjian makan siang bersama dengan seseorang di luar kantor.
"Sekarang lah, kamu saja yang lambat ..." gerutu Bayu.
Doni menghela nafasnya,
Astaga... selain galak, kenapa dia menjengkelkan sekali sih ...
Tapi tetap saja Doni tidak menunjukkan rasa kesalnya. Bagaimanapun Bayu adalah bosnya.
Kalau Doni melayangkan protes, ia akan kehilangan gajinya atau lebih buruknya lagi ia akan dipecat. Dan hal itu sangat tidak menguntungkan lagi untuknya dimana mencari pekerjaan seperti sekarang ini sangat sulit.
Doni berjalan dengan sedikit berlari menuju ke parkiran, mengambil mobil yang akan ia pakai bersama dengan Bayu.
(Sekolah yang benar ... akan aku hubungi lagi nanti, bye)
Itulah pesan terakhir yang Bayu kirim untuk seseorang.
Ucapanku sudah terdengar manis kan? heheh ...
Setelahnya ia masuk ke dalam mobil, duduk di samping Doni dan mobil mulai melaju membelah jalanan yang mulai terasa sangat panas karena teriknya matahari siang ini.
"Doni, dia manis tidak?" tanya Bayu tiba-tiba sambil menunjukkan sebuah foto dari ponselnya.
Foto yang didapatkannya tadi pagi.
Doni hanya dapat melihatnya sekilas karena sang pemilik ponsel itu tiba-tiba menarik kembali ponselnya dan melihat foto itu tanpa henti.
Jawab iya saja biar lebih gampang urusannya...
Batin Doni.
"Iya pak, ... siapa dia?" tanyanya basa-basi. Padahal Doni tidak benar-benar ingin tau siapa perempuan di ponsel Bosnya itu. Toh ia juga tidak terlalu mengamatinya tadi.
"Mau tau saja ..." jawab Bayu menyebalkan.
Ckk ...tingkahnya seperti Abg saja dia ...
Gerutu Doni. Seharusnya ia memang hanya menjawab iya saja tadi kalau tau jawabannya akan semenyebalkan itu.
Doni menyesal telah menanggapi bosnya tadi.
"Jangan bilang siapa-siapa tentang foto tadi ... ini rahasia antara kita saja,"
"Baik pak,"
Doni tau, bekerja pada Bayu memang ia harus bisa menyimpan rahasia Atasannya itu.
Tapi yang mengherankan selama ia bekerja untuk Bayu selama 3 tahun terakhir, baru kali inilah Bayu bermain rahasia-rahasiaan seperti sekarang ini.
Apa Pak Bayu selingkuh dari kekasihnya? astaga ... ternyata dia bukan pria baik seperti yang terlihat, heheh ... Bisa heboh kalau kekasihnya tau. Tapi, bukankah tadi dia bilang hanya akau yang tau tentang foto perempuan tadi?
Tidak ... Aku tidak berani. Aku akan hancur bersamaan kalau kekasihnya sampai tau.
Cukup tau saja dan diam. Semua akan baik-baik saja untukku..
Doni menggelengkan kepalanya. Ia seolah takut sebelum berperang.
Lebih baik cari aman saja. Diam adalah pilihan yang tepat untuk dirinya saat ini.
Perjalanan kali ini sangat memakan waktu. Biasanya hanya butuh waktu 20 menit untuk sampai di tempat janjian, tapi kali ini berbeda.
Bukan karena alasan. Jalanan sangat macet dibeberapa titik.
"Astaga ... kenapa jalanan sangat macet sih..." keluh Bayu. Ia memegang pangkal hidungnya. Mengusir penat serta pening di kepalanya.
"Ada apa di depan sana?" omelnya lagi.
Sedangkan Doni masih sibuk menatap jalanan di depan sana sambil sesekali menjalankan mobil perlahan mengikuti kendaraan di depannya.
"Andai saja aku bisa terbang, mungkin tidak akan terjebak macet seperti sekarang ini ..."
Doni menyerngitkan dahinya. Ucapan atasannya itu sungguh menggelitik.
Pemikiran macam apa itu? ck... kekanakan sekali.
"Doni, kenapa kamu diam saja!" protes Bayu karena ia sudah berbicara panjang lebar tapi pria di sampingnya itu sama sekali tidak menanggapinya.
"Eh .. iya Pak,"
Doni gugup menjawab. Ia tidak menyangka kalau Bosnya itu mempunyai topik pembicaraan yang tidak masuk akal sama sekali. Bahkan bisa terdengar seperti lelucon saja.
"Apa?" tanya Bayu nyolot.
Doni mengerjabkan matanya berulang kali.
Bagaimana aku menjawabnya ya?
"Itu Pak, memang bagus kalau Pak Bayu bisa terbang. Bisa terbang kemana-mana tanpa perlu memakai mobil." jawab Doni.
"Kekanakan sekali ... Berpikirlah yang rasional sedikit. Mana ada orang bisa terbang?" sela Bayu.
Doni melotot tanpa memandang orang di sampingnya itu.
Ya Tuhan, salah lagi kan gue ... Diam salah, bicara juga salah. Nih orang maunya apa sih ...
"Ternyata kamu tidak terlalu pintar seperti yang terlihat ya..."
"Ehh ... maaf Pak," jawab Doni. Minta maaflah agar cepat kelar urusannya.
Mobil yang mereka kendarai masih berjalan perlahan juga kadang berhenti sesaat. Selama itu pula, Doni masih tetap memperhatikan laju kendaran di depannya itu.
Di keheningan antara Bos dan bawahannya, suara dering ponsel berdering nyaring.
Ya, Ponsel Bayu berbunyi diikuti oleh layar yang berkedip-kedip menampilkan foto seorang wanita.
(Halo ...) ucap Bayu sambil menyenderkan tubuhnya di kursi mobil yang ia duduki saat ini.
(Sayang ... apa kamu sudah makan siang?)
terdengar suara seorang wanita di sebrang sana.
Dia adalah kekasih yang sudah menemani Bayu selama 4 tahun terakhir.
Namanya Ana.
(Belum ... Aku terjebak macet saat ini, apa kamu sudah makan?)
ucapan Bayu terdengar sangat lembut.
Beda sekali saat ia bicara dengan Doni tadi.
(Ini baru di kantin ... oh iya, tadi malam aku melihat akun sosial mediamu sedang online di tengah malam... kenapa sampai selarut itu?)
Semalam Ana sangat penasaran karena chatnya belum di balas dan saat tengah malam ia tidak sengaja melihat akun sosial media kekasihnya itu sedang On.
(Oh ... tadi malam aku ketiduran sayang, dan ponselku masih dalam keadaan menyala ...)
(Kamu tidak sedang membohongiku kan?)
Itulah yang selalu Ana khawatirkan. Wanita memang selalu punya prasangka buruk terhadap kekasihnya.
Wanita itu adalah makhluk terpeka yang di ciptakan oleh Tuhan.
Entah darimana, mereka para wanita itu mampu mencium bau-bau yang mencurigakan dari suatu hubungan tanpa melihatnya sekalipun.
Bayu menghela nafas kasar.
Inilah yang tidak ia sukai dari wanita itu.
Selalu menuduh dan berpikiran buruk tentangnya. Walaupun memang saat ini Bayu sedang berbohong.
Inilah yang membuatku kesal ... dari dulu kamu selalu menuduhku yang tidak-tidak.
(Halo, Sayang ... Kamu masih mendengarkanku kan? kenapa diam saja?)
Bayu menjauhkan ponsel dari telinganya. Sungguh mendengarkan para wanita mengomel itu bisa membuat pendengarannya menjadi terganggu.
Saat dirasa wanita di sebrang sana sudah diam, Bayu mulai menempelkan benda pipih itu kembali ke telinganya.
(Sudah marahnya? ... Ana, apa 4 tahun masih kurang untuk membuatmu percaya padaku?
Kamu selalu marah-marah tidak jelas seperti saat ini, dan selalu menuduhku yang tidak-tidak. Tolong ... Aku mohon, bersikaplah dewasa sedikit saja ...)
(Aku hanya takut kehilanganmu ... Apa itu salah? Aku hanya tanya seperti itu. Kalau kamu tidak selingkuh, kenapa harus kesal?)
ucapan Ana terdengar lirih. Bahkan ada sebuah isakan yang tertahan.
Bayu menekan pangkal hidungnya. Entah kenapa kepalanya tiba-tiba berdenyut nyeri.
Terkadang ia merasa capek menghadapi wanita keras kepala di sebrang sana.
Ada rasa bosan dalam hubungannya tapi di sisi lain ia sangat mencintai Ana.
(Aku sedang dijalan ... nanti aku telfon lagi ...)
(Halo ... haloo Bayu ...)
Tut... tut ... tut ... Panggilan telah terputus.
Bayu kembali memasukkan ponselnya di saku kemeja yang ia kenakan.
"Apa wanita selalu ingin menang sendiri seperti itu?" tanya Bayu tiba-tiba sambil melihat pria di sampingnya.
Doni bingung untuk menjawabnya.
Bagaimana aku menjawabnya? Aku kan tidak mempunyai pacar.
Bayu yang tau kebingungan asistennya itu pun menyesal telah melemparkan pertanyaan seperti itu.
"Aghh ... percuma bertanya kepadamu ... kamu kan jomblo, mana tau yang begituan ..."
Bayu menggerutu sambil mengalihkan pandangannya menatap jalanan dari kaca di sampingnya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
riski iki
like
semangat thor💪
salken😊
2021-07-27
2
Quora_youtixs🖋️
like like like like lanjut 👍👍👍
2021-07-15
1
Mamie kembar
mamie dah singgah ya, bawa boom like
2021-07-12
3