Chapter 4

Seminggu sudah Rara keluar dari rumah sakit dan keadaannyapun kini sudah semakin membaik. Pagi ini Rara memutuskan untuk kembali bekerja, ia tidak enak jika lebih lama lagi mengabaikan pekerjaannya, meski ada Tania sekalipun, tapi tetap saja Rara merasa sungkan.

Tiga puluh menit perjalanan menuju café akhirnya Rara sampai juga. Perlahan Rara membuka pintu kaca tersebut dan memasuki cafe dengan di sambut hangat oleh semua karyawannya.

Sebelum masuk kedalam ruang kerjanya Rara terlebih dahulu melangkahkan kakinya kedapur untuk membuat dua cangkir Moccacino untuk dirinya dan juga Tania yang mungkin saat ini tengah berada di ruang kerjanya.

“Bu Rara lagi apa?” Tanya Sani, salah satu karyawan Cafe.

“Lagi bikin Coffe, San," jawab Rara ramah.

“Biar saya yang buatkan Bu, nanti saya antarkan keruangan Ibu,” ucap Sani lagi.

“Gak apa-apa kok San, biar saya saja. Ini juga udah mau selesai. Kamu kerjain yang lain aja.” Tolak Rara halus, dan diangguki oleh karyawannya itu.

Selesai membuat Moccacinonya, Rara berjalan menuju ruangan kerjanya bersama Tania tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Rara bisa melihat sahabatnya itu tengah sibuk dengan laptopnya tanpa menyadari kehadiran Rara yang kini sudah berada didepannya. Rara menjadi semakin tidak enak kepada sahabatnya itu. Gara-gara dirinya Tania menjadi sibuk seorang diri dan sudah pasti dia jarang menghabiskan waktu bersama suami dan juga anaknya.

“Minum dulu Coffenya.” Rara menyodorkan satu cangkir Moccacino kepada sahabatnya itu.

“Eh copot-copot-copot! Astagfirullah, ngangetin tau gak?” Dumel Tania, sedangkan Rara hanya cengengesan tanpa dosa dengan keterkagetan Tania, yang menurut Rara sangat berlebihan.

“Sejak kapan ada disini, kok aku gak tau?” Tanya Tania setelah meneguk sedikit kopinya.

“Dari tadi, aku kesini tapi kamu gak nyadar saking sibuknya mantengin laptop. Maaf ya gara-gara aku gak masuk, kamu jadi harus ngerjain kerjaan ini sendirian,” ucap Rara dengan raut menyesal dan tak enak hati.

“Gak apa-apa kok Ra, itu juga kan karna kamu lagi sakit, aku ngerti kok.” Tania memeluk sahabatnya itu. Tania paham betul perasaan Rara saat ini, kesedihan yang masih sahabatnya ini rasakan bukanlah kesedihan biasa. Kesedihan yang amat mendalam di hati Rara hingga membuat sahabatnya ini harus keluar masuk rumah sakit lima bulan belakangan ini.

“Ra kamu harus janji, ya? Janji untuk gak menyiksa diri kamu seperti ini lagi. Janji untuk tidak membuat aku dan juga keluarga kamu khawatir lagi. Kita semua sayang sama kamu, kita semua akan selalu ada disisi kamu. Masih banyak laki-laki yang lebih baik dari dia! Kamu jangan terus menerus larut dalam kesedihan, bangkit lah, jadilah diri kamu yang ceria dan tegar seperti dulu. Aku yakin suatu saat kamu akan menemukan kebahagian yang kamu inginkan, meskipun bukan dengan dia,” ucap Tania kembali memeluk sahabatnya itu yang kini sudah meneteskan air matanya.

Terpopuler

Comments

Miss Typo

Miss Typo

dah lah Ra ngapain inget sm mantan tunangan kayak gitu, walaupun cinta tp gak tegas dh nikah setahun bahkan istrinya sdh hamil gk ngomong apa", coba kalau gk kepergok sm Rara, sampe hari pernikahan jujur gk tuh

2023-04-21

0

Siti Komariah

Siti Komariah

yg difikirin mah udah bahagia kali ra

2021-08-10

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

ngapain Rara trus"an mikirin Devan belum tentu Devan mikirin kamu🤔🤔kl bisa Rara bangkit karna cowok itu bukan hanya Devan saja berarti Allah telah menyiapkan jodoh yg terbaik buat kamu😉😉akan indah pada akhirnya Rara kl kamu ikhlas👌👌💪💪💪

2021-03-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!