BAB 2

Kemana Qirani ?

Bukannya udah dibilangin jangan kemana-mana.

Banyak orang begini, lampunya juga lampu yang remang-remang, gimana nyariin dia... ?

Gimana ini, dia kan nggak kayak cewek-cewek lain yang tau kehidupan glamor begini...

Bisa abis aku diomelin Bu Rima.

Galih terus berkeliling, mencari Qirani. Setiap sudut ruangan dan kerumunan orang banyak, dihampirinya. Tapi tetap tak menemukan sosok kekasihnya.

Ya Allah...

Tau begini, aku nggak ngajak dia.

Dia penurut, dia nggak pernah bilang nggak kalo dibilangin apa aja.

Ini aneh... dia bisa pergi kemana kalo nggak dibawa seseorang.... ?

Waduh !

Raut wajah Galih mulai cemas. Pikirannya mulai negatif. Ketakutan akan sesuatu yang buruk terjadi pada Qirani.

" ... di lantai atas.... "

" ... jangan, lagi ada grupnya Arga... "

" Mainannya aneh !... "

" ... Sultan mah bebas ! "

" .... cewek cantik tapi apes.... "

" Anak mana ? "

" .... abis deh tu cewek ! .... "

Galih mulai penasaran dengan beberapa orang yang sedang kasak kusuk di bawah tangga yang menuju lantai dua.

Diantara mereka, sesekali ada yang menengadahkan wajah ke atas. Galih mengikuti arah pandangan mereka.

Tepat di anak tangga teratas, Galih melihat sesuatu yang sangat dikenalnya. Dia segera berlari menaiki satu persatu anak tangga tersebut. Dan begitu sampai di anak tangga teratas, ia mendapati sepasang sepatu high heels berwarna putih yang sangat ia kenal. Sepatu yang ia belikan untuk Qirani tadi sore.

Galih memungut sepasang sepatu yang tergeletak sembarangan. Kemudian ia mulai melangkah kembali. Menyusuri lantai dua yang lebih sepi orang-orangnya.

" .... hiks... kumohon... jangan ! "

" Hahaha !! "

" Cewek ini beneran bodoh apa polos sih ?!! "

" Nggak ! Kumohon... hiks... hiks... "

Galih mendengar sayup-sayup suara Qirani yang sesenggukan ditimpali tertawa beberapa laki-laki. Galih terus mengikuti asal suara tersebut.

Tepat di balkon lantai dua, Galih melihat Qirani dengan gaun yang sudah tak utuh lagi. Terisak-isak di tengah tiga orang laki-laki muda yang sangat dikenalnya.

Gengnya Arga !!

Gimana Qirani bisa jadi sasaran mereka ??!!

Galih langsung bergegas ke balkon.

" Hentikan ! "

Kata Galih dengan nada suara lantang.

Dan seketika tawa ketiga laki-laki muda berusia sebaya dengan Galih tersebut terhenti. Qirani masih terisak, menyusut airmatanya, menoleh ke arah asal suara.

" Wow, ada superhero disini.... Salut ! "

Kata Indra merasa kesal karena kesenangannya terganggu.

" Kumohon, kak... Jangan sakiti dia. Dia pacar saya. "

Kata Galih dengan tegas tapi sopan.

Indra dan Doni saling tukar pandang.

Arga hanya melirik Galih dengan sudut matanya. Sedangkan Qirani, dalam sesenggukannya tampak lega.

" Kubilang apa, Don ? Cewek secantik ini pasti ada yang punya. Kamu nggak percaya sih... Tuh pacarnya marah, kamu nggak takut ?! "

" Wooo, aku takut ! Hahaha .... "

Gelak Doni meledek ke arah Galih.

" Maaf, kak.... Saya mohon, biarkan saya dan pacar saya pergi. "

Kata Galih sambil melangkah maju mendekati Qirani.

Tangannya terulur untuk meraih tangan Qirani yang merasa bersyukur Galih akhirnya datang.

" Tunggu dulu !!! "

BUGG !!

" Uugghh !! "

Galih kena bogem mentah dari Indra tepat di perutnya dan langsung terhuyung mundur.

" Mas... Mas Galih ! "

Qirani langsung mendekat ingin menghampiri Galih tapi langsung dipeluk oleh Doni dari belakang.

" Nggak semudah itu, sayang.... Permainan kita belum selesai. "

Ujar Doni tepat di telinga Qirani.

" Nggak ! Kumohon... Jangan ! Hiks... hiks... "

Qirani kembali terisak dan berusaha meronta dari pelukan Doni.

Indra menghampiri Galih dan memberinya tendangan tepat di perut. Galih langsung tersungkur ke belakang.

" Jangan.... kumohon, Mas Galih ! Mas Galih ! "

Jerit Qirani berharap Indra berhenti menghajar Galih.

" Hei, aku begitu tersentuh dengan panggilanmu buat cowokmu ini. Benar-benar enak di kupingku, sangat sopan. Apa kamu beneran cewek jaman sekarang ? "

Kata Doni sembari melepaskan pelukannya dari Qirani tapi tak melepaskan pegangannya pada lengan Qirani.

" Hei, kenapa kalian ribut banget sih ? Nggak asyik lagi. Udah balikin ke pacarnya. Kayak nggak ada kerjaan aja. "

Tiba-tiba Arga bersuara.

Doni dan Indra menoleh secara bersamaan. Menatap Arga dengan tatapan aneh.

" Bukannya kamu sendiri yang bilang, pingin dia tanggungjawab karena udah bikin bajumu kotor ? "

Sahut Doni.

" Hemmm... Terserah, ya sudahlah.... "

Sahut Arga dengan nada malas.

Sepertinya Arga tak ingin mengganggu kesenangan para sahabatnya itu. Jadi dia memilih tetap diam duduk di sofa dan menyalakan sebatang rokok.

Galih sudah babak belur, Qirani hampir habis pita tenggorokannya karena menjerit setiap Galih terkena pukulan atau tendangan.

Doni dan Indra makin merasa puas dengan mainan barunya. Sedangkan Arga, sama sekali tak peduli dan hanya menengadahkan wajahnya ke atas, melihat langit malam.

" Udah, bisa mati ini orang... "

Kata Indra setelah menyadari Galih tak bergerak lagi.

Galih mengerang kesakitan. Wajahnya penuh darah. Namun, dia berusaha untuk tetap sadar. Matanya terus menatap sosok Qirani yang masih menangis karena ketakutan.

" Hei, cewek bodoh ! Gimana kalo kita lanjutin permainan kita tadi ? Gaunmu ini masih banyak yang bisa disobek sama kita-kita. Dan jackpotnya adalah, apa kamu masih suci apa nggak ?! Hehehe... "

Kata Doni dengan senyum yang tampak licik.

Mendengar ucapan Doni, Galih segera berusaha bangkit. Qirani merasa tenggorokannya tercekat. Ketakutan.

" Nggak, nggak... Kumohon, aku nggak mau ikut permainan lagi. Kumohon, aku mau pulang... Bunda pasti mencariku... Bunda pasti mencariku... kumohon ya kak... "

Qirani terus memohon di selingi Isak tangis.

" Aha ! Anak bunda rupanya... Wah, cewek ini pasti masih suci. Anak bunda, hah ?... Hmmm... "

Kata Indra sembari memperhatikan sosok Qirani dengan seksama.

" Rambut panjang, ikal dan hemmm... wangi. Liat ini, kulitnya putih bersih. Wajah yang juga cantik. Tubuhmu nggak montok, nggak berisi, tapi bagus dilihatnya. Hemmm... Aku yakin, bundamu ini sungguh sayang padamu, pasti rajin bawa kamu keluar masuk salon. Kayaknya cewek ini anak orang kaya yang dimanja. "

" Bu-bukan... a-aku bukan anak orang kaya... "

Sahut Qirani menyanggah tebakan Indra.

Indra menyeringai. Kemudian ia mendekati Galih yang kini terduduk di lantai dengan memegangi perutnya.

" Ah, aku nggak percaya... Ayo kita tanya, pacarmu. "

Kata Indra sambil mengangkat wajah Galih yang sebelumnya tertunduk.

" Bos ku ! Apa pacarmu ini oplas ? "

Tanya Indra dengan suara yang setengah berbisik.

Galih menjawab dengan menggelengkan kepala. Doni tertawa kecil melihat ulah Indra terhadap Galih.

" Ooh, jadi dia ini asli ya, hehehe... ! Mmm, jangan-jangan dia anak dokter kecantikan ? "

Indra kembali bertanya.

" Bu.... Bu.. kan.. "

Jawab Galih terbata-bata.

" Hemmm... Aku tau, dia pasti rajin perawatan ke salon ya ? "

Galih kembali menggelengkan kepala.

" Apa dia anak orang kaya ? Siapa tau kami kenal keluarganya... "

" Di... Dia... yatim pi... atu, pan... ti.... asuh.. han.... "

Mendengar jawaban Galih kali ini, Indra terperanjat.

Doni yang sedari tadi hanya cengar-cengir menyaksikan Indra menginterogasi Galih, kali ini tampak pucat. Arga yang sedari tadi acuh tak acuh dengan semua kelakuan teman-temannya mulai memperhatikan Qirani.

Indra melepaskan wajah Galih dengan keningnya yang berkerut. Jawaban Galih seperti menampar wajahnya. Membuatnya shock.

Yatim piatu ?

Panti asuhan ?

Batin Arga, untuk sejenak mulai penasaran.

" Hahaha !! Kamu bisa aja bohong padaku, bro... "

Tiba-tiba Indra tertawa terbahak-bahak.

" Iya ya bener juga.... Hampir aja aku kena dibohongi sama pacarnya, hehehe... "

Mereka gila....

Mereka bener-bener gila !

Orang-orang kaya yang nggak punya otak !!

Kata Galih dalam hati.

Ia menahan semuanya demi Qirani. Kalau ia melawan, kuatir akan keselamatan Qirani.

" Sini, cewek bodoh ! "

Doni menarik tangan Qirani dan menyuruhnya berdiri dengan tegak.

Beberapa bagian di gaun Qirani tampak sudah tak utuh lagi. Di beberapa bagian tampak robek. Qirani memilih menurut.

Ya Allah...

Tolong aku !

Bunda...

" Sekarang, kita bikin aturannya. Dalam hitungan ketiga, sebutkan harga kalian, harga tertinggi yang boleh merobek gaunnya. Dimulai dari bagian atas. "

Apa mereka ini nggak punya hati juga ?!

Apa sih yang ada di otak tuan muda yang pada gila semua ini ???

Batin Galih dengan kesal.

" Boleh ! Aku ikut main, Don... Ga, kamu ikut nggak ? "

Tanya Indra sembari menoleh ke arah Arga.

Arga mematikan puntung rokoknya dan mulai menyalakan sebatang rokok kembali.

" Boleh... "

Jawabnya santai, setelah menghempaskan asap rokoknya.

" Jangan, kak... Kumohon, jangan... "

" Nangis yang kenceng, biar kita-kita makin penasaran. "

Kata Indra.

" Eehh, biar seru, pacarnya aja yang suruh ngitung, gimana ? "

" Ya, boleh juga usul kamu ! Okey ! "

Sahut Doni.

Galih mencoba untuk bangun, ingin melindungi Qirani. Sayangnya, ia tak sanggup bergerak lebih banyak lagi.

Tubuhnya benar-benar terasa sakit. Bahkan kepalanya mulai terasa pusing tujuh keliling. Matanya yang tampak lebam, benar-benar membuatnya tak bisa melek.

Rumor itu beneran ternyata...

Geng Arga emang brengsek !!

Mempermainkan siapa saja yang menurut mereka pantas dipermainkan...

Percuma mereka lahir dari keluarga terhormat sekalipun, tapi kelakuan mereka menjijikan...

Ya Allah...

Gimana ini... aku pingin nolongin Qirani.

Tapi, aku nggak bisa bergerak sama sekali....

Terpopuler

Comments

kalea rizuky

kalea rizuky

geng gk ada akhlaknya

2024-01-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!