Derita Alina

kegagalanmu hari ini bukan akhir dari segalanya. Tapi, awal dari kesuksesanmu yang belum teraih.

💗💗💗💗

Dua insan berbeda jenis terjebak dalam satu keadaan yang tak di inginkan. Mencoba saling menenangkan di sela-sela kepanikan. Adnan diam tatkala Alina berkata. Jarak keduanya yang dekat membuat kerja jantungnya bertambah keras.

"Apa ini? Tatapannya berbeda dari biasa. Mungkinkah ia membalut luka dalam watak keras kepalanya." Berbagai prasangka mulai berdatangan dalam pikiran Adnan.

Setengah jam bersama di tempat yang gelap dan sempit. Bertahan, berbagi oksigen dan menghirup bersama. Adnan tak berani sekalipun untuk sekadar memegang tangan Alina. Ia hanya duduk di samping gadis itu sambil terus bersholawat. Dan Alina, wanita itu merasakan sesuatu yang damai. Ia seakan menemukan mata air yang jernih di hutan rimba.

Dengan kerja keras tim teknisi gedung berhasil mengevakuasi Adnan dan Alina. Saat pintu lift berhasil di buka sedikit dan saat pertama kali Adnan melangkah keluar. Sang Bunda tengah berdiri dengan wajah sendu. Kesedihan itut tak terelakan. Lisa merengkuh tubuh sang anak sambil berkata, "Alhamdulillah. kamu baik-baik aja, Nak."

Alina keluar, menyaksikan pemandangan yang tak pernah ia rasakan. Pelukan hangat ibunda adalah momen paling dirindukan. Alina melangkah melewati keduanya. Namun, Adnan seketika menyadari akan hal itu. Dengan berat hati ia melepas pelukan sang ibu. Pandangannya beralih ke depan, tepat pada sosok gadis yang tadi menangis di sampingnya.

"Tunggu!" cegah Adnan cepat. Alina berhenti, lalu Adnan menghampiri. Posisi keduanya kini saling berhadapan.

"Jika sudah bernadzar. Kamu wajib melaksanakannya," imbuh Adnan tegas.

Alina mengerjap. Menatap lekat pada Adnan. Lelaki yang hari ini ia temui tiga kali.

"Aku engga tau siapa dirimu. Tapi, aku harap, jika Allah mempertemukan kita lagi. Kamu berubah seperti janjimu," tambah Adnan.

"Lo engga berhak ngatur kehidupan gue."

Intonasi bicara Alina tinggi. Lisa yang berada tak jauh dari mereka, mengamati interaksi anaknya dan Alina.

"Dan ... Gue harap, kita engga usah bertemu lagi."

Alina melangkah melewati Adnan.

"Jangan melawan takdir," ujar Adnan. "Kita engga tau bagaimana teka-teki masa depan. Bisa jadi kamu dan aku, dua partikel berbeda yang digariskan bersama."

Alina tak menanggapi. Ia memilih melenglang jauh dari Adnan. Ia bahkan lupa akan tujuannya datang ke rumah sakit. Bahu Alina bergetar begitu mendengar perkataan Adnan terakhir. Kita memang tidak pernah tahu seperti apa jalan kehidupan di masa depan nanti.

💖💖💖💖

Waktu berjalan begitu cepat. Setelah kejadian di lift tiga hari lalu, Alina masih belum menepati janjinya. Entah mengapa jiwanya ragu. Masih pantaskah ia berubah?

Malam ini di rumah, Alina tak berniat turun untuk makan malam. Sedangkan, di lantai bawah tampak sepasang paruh baya dan satu lelaki tampan sedang asyik menikmati makan malam. Mereka seolah tak memperdulikan ketidakhadiran Alina.

"Rio, gimana pekerjaanmu?" tanya Pak Willy --ayah Alina.

"Lancar, Pah," jawab Rio, --kakak tiri Alina.

"Tenang aja, Pah," sahut Bu Sinta, --istri muda Pak Willy. "Rio ini bisa kita andalkan. Buktinya perusahaan Wijaya Land percaya terus sama hasil kerja kita."

Pak Willy adalah pemilik dan pendiri PT Putra Sulung yang bergerak dalam saran prasana insfratruktur jalan. PT tersebut sudah berdiri sejak 28 tahun lalu, tepatnya 3 tahun sebelum Pak Willy menikahi ibunya Alina, Bu Winda.

"Papa mau kita memenangkan tender di daerah Bogor itu," ujar Pak Willy.

"Tenang aja, Pah. Rio yakin kita satu-satunya kontraktor terkuat di antara yang lain," jawab Rio.

Pak Willy menganggukkan kepala. Tak berapa lama ia menyuruh istrinya melihat Alina di lantai dua. Namun, Rio mengatakan, bahwa biarkan dirinya saja yang menengok adik dirinya itu.

"Suruh anak pembangkang itu turun dan makan!" perintah Pak Willy.

Bu Sinta menyunggingkan senyuman. "Jangan terlalu kasar, Pah. Bagaimanapun, Alina itu anakmu juga."

"Anak itu selalu bikin pusing." Pak Willy memijat keningnya. "lihatlah penampilannya, udah seperti cowok."

Rio bangkit dari tempat duduknya. "Kalau gitu, Rio ke lantai atas dulu."

Pak Willy mengangguk. Dan Rio mempercepat langkahnya menaiki satu per satu anak tangga. Kamar Alina berada tepat di sebelah kamarnya. Alina 3 tahun lebih muda, saat ia datang ke ke rumah ini usia Alina berumur 15 tahun."

Rio mengetuk pintu Alina. Tak berapa lama sosok wanita cantik keluar dari balik pintu.

"Ayo, makan," ajak Rio sambil menatap lekat pada Alina.

"Jangan ganggu gue!" bentak Alina.

Rio tak terima dengan sikap Alina. Ia mendorong gadis itu ke dalam dan cepat menutup pintu. Dipojokkannya tubuh Alina ke tembok bercat abu-abu. Tatapan Rio tajam seperti singa siap menerkam mangsa.

"Berani ngelawan?" Tangan Rio mengelus pipi putih Alina. "Lo mau gue bilangin ke Papa, kalau lo bukan gadis lagi."

Tangan Alina mengepal, emosinya mulai melonjak tajam. Tatapan itu seakan merendahkan dirinya. Bayangan penyiksaan yang ia terima masih jelas di ingatan.

"Lo tau kan risikonya," bisik Rio. "Papa bakal ngusir. Bahkan lebih tepatnya bunuh lo, kalau dia tau faktanya."

Alina mendorong badan Rio menjauh darinya. Menghadiahi tamparan keras tepat di pipi kanan kakak tirinya. "Jangan berani sentuh Gue lagi. Lo, lelaki bejat sama seperti ibu lo itu."

"Lancang banget wanita kotor seperti lo hina ibu gue." Rio membalas tamparan keras di pipi Alina hingga gadis itu tersungkur ke bawah lantai.

Rio mendekat dan berjongkok tepat di hadapan Alina. "Lo seharusnya bersyukur, ibu gue masih mau ngurus lo dari remaja sampai sekarang. Lo pikir, ibu lo yang terbaring koma bertahun-tahun itu bisa ngebesarin lo."

Bahu Alina bergetar menahan tangis. Dadanya bergemuruh hebat mendengar ucapan Rio. Mengingatkan ia akan kenyataan pahit yang ia terima bertahun-tahun.

"Gue bisa aja ngelakuin hal yang sama, kalau lo terus ngelawan. Lo tau kan, papa lebih percaya ke siapa?" Ujung bibir kanan Rio terangkat, lalu ia bangkit dan meninggalkan Alina sendirian.

Cucuran air mata tak kuasa ditahan. Mereka berlomba-lomba membasahi pipi Alina. Kondisi ibunya yang kecelakaan dan koma selama 10 tahun tersebut membuat ia bertahan di rumah ini. Ia belum sanggup membayar biaya rumah sakit yang melambung tinggi. Pekerjaannya yang hanya pembuat kue di sebuah toko tak jauh dari rumahnya tak bisa mencukupi.

Pak Willy mencabut semua fasilitas Alina. Hanya motor gede itulah yang tersisa. Di mata Pak Willy, Alina adalah anak pembangkang yang tak ada gunanya. Alina berubah menjadi gadis tomboy dan susah diatur setahun setelah masuk kuliah. Ia bahkan sering mendapatkan surat peringatan dari pihak kampus sampai yang terakhir ia di DO dari tempatnya membina ilmu.

"Ibu ... Alina lelah. Bolehkah Alina ikut tidur tenang seperti ibu ...," lirih Alina sembari menangis tersedu-sedu.

...****************...

Bersambung~~

Jangan lupa like, coment dan vote💖

Ada sedikit perubahan dalam umur kedua tokoh. Maaf, kemarin aku salah menulis dan memperhitungkannya🤗🙏

Terpopuler

Comments

Ma Selly

Ma Selly

kasihan banget alina,di balik kelakuannya yg tomboy ternya menyimpat kepedihan yg mendalam

2023-12-13

0

Dwi setya Iriana

Dwi setya Iriana

jgan2 kecelakaan itu ulah istri muda pak willy🤔🤔🤔🤔

2021-09-06

0

Happyy

Happyy

😥😥

2021-06-07

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan kembali.
2 lift macet.
3 Derita Alina
4 Minimarket.
5 Mengantar pulang.
6 Rumah si kembar.
7 Puncak kekesalan Alina
8 Hal tak terduga
9 Tawuran anak remaja.
10 Makan malam dengan keluarga.
11 Menikahlah denganku.
12 Hujan menjadi saksi
13 Meminta restu Rendy dan Lisa
14 Lamaran
15 Alina menemui bundanya.
16 Ijab Qabul.
17 Resepsi pernikahan.
18 Satu selimut.
19 Sarapan
20 Nasi goreng ati ampela.
21 Kantor.
22 Makan siang bersama
23 Menengok ibundanya Alina
24 Kejujuran Adnan.
25 Alina sakit.
26 Riko
27 Masa lalu Pak Willy
28 Rasa cemas
29 Alina pulang ke rumah.
30 Menjemput Alina
31 Demi mie pedas
32 Supermarket
33 Kedatangan Bu Sinta
34 Siuman
35 Candaan tengah malam.
36 Berita miring
37 Percaya atau tidak?
38 Gugatan cerai
39 Bertemu pelaku
40 Isi video terungkap
41 Keputusan berat
42 Memberi tanpa merendahkan
43 Berkumpul di rumah Lisa
44 Adnan sakit
45 Kembali ke kantor
46 Meeting
47 Lotion baru
48 Rumah Dika
49 Pengumuman
50 Dinas luar kota
51 Boba rasa red velvet
52 Proyek Tangerang
53 Abas penjual kue basah
54 Siapa kamu?
55 Kemesraan yang tertunda
56 Sekertaris baru
57 Berkas yang hilang
58 Senjata makan tuan
59 Ajakan makan siang
60 Makan siang
61 Bermain cantik
62 Merekam pelaku
63 Nasi goreng Riki dan Riko
64 Terungkap
65 Penjelasan Lily
66 Cerita baru
67 Menemui client
68 Poto Adnan
69 Tawaran Rio
70 Maps kuning
71 Berhasil
72 Lily berhenti
73 Riko mengantar pulang
74 Serbuk
75 Maaf
76 Terminal bus
77 Dejavu.
78 Novel Riko dan Lily
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Pertemuan kembali.
2
lift macet.
3
Derita Alina
4
Minimarket.
5
Mengantar pulang.
6
Rumah si kembar.
7
Puncak kekesalan Alina
8
Hal tak terduga
9
Tawuran anak remaja.
10
Makan malam dengan keluarga.
11
Menikahlah denganku.
12
Hujan menjadi saksi
13
Meminta restu Rendy dan Lisa
14
Lamaran
15
Alina menemui bundanya.
16
Ijab Qabul.
17
Resepsi pernikahan.
18
Satu selimut.
19
Sarapan
20
Nasi goreng ati ampela.
21
Kantor.
22
Makan siang bersama
23
Menengok ibundanya Alina
24
Kejujuran Adnan.
25
Alina sakit.
26
Riko
27
Masa lalu Pak Willy
28
Rasa cemas
29
Alina pulang ke rumah.
30
Menjemput Alina
31
Demi mie pedas
32
Supermarket
33
Kedatangan Bu Sinta
34
Siuman
35
Candaan tengah malam.
36
Berita miring
37
Percaya atau tidak?
38
Gugatan cerai
39
Bertemu pelaku
40
Isi video terungkap
41
Keputusan berat
42
Memberi tanpa merendahkan
43
Berkumpul di rumah Lisa
44
Adnan sakit
45
Kembali ke kantor
46
Meeting
47
Lotion baru
48
Rumah Dika
49
Pengumuman
50
Dinas luar kota
51
Boba rasa red velvet
52
Proyek Tangerang
53
Abas penjual kue basah
54
Siapa kamu?
55
Kemesraan yang tertunda
56
Sekertaris baru
57
Berkas yang hilang
58
Senjata makan tuan
59
Ajakan makan siang
60
Makan siang
61
Bermain cantik
62
Merekam pelaku
63
Nasi goreng Riki dan Riko
64
Terungkap
65
Penjelasan Lily
66
Cerita baru
67
Menemui client
68
Poto Adnan
69
Tawaran Rio
70
Maps kuning
71
Berhasil
72
Lily berhenti
73
Riko mengantar pulang
74
Serbuk
75
Maaf
76
Terminal bus
77
Dejavu.
78
Novel Riko dan Lily

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!