Rama tersenyum miring sembari berdecih. "Anda ingin tahu siapa saya? Perkenalkan, saya Rama. Calon suami Ellana!"
Ellana terkejut setengah mati mendengarkan penuturan pemuda yang ada di hadapannya ini. Entah apa maksud ucapan Rama yang tiba-tiba memperkenalkan dirinya sebagai calon suaminya. Ellana pun hanya bisa mengerjab-ngerjabkan mata, seolah menjadi pertanda jika ia tengah dilanda oleh perasaan bingung.
Tangan Diko yang sebelumnya dalam posisi siap menampar pipi mulus Ellana, mendadak melemas seperti kehilangan tenaga. Sorot matanya masih membidik tajam lelaki di depannya ini. Seolah ingin meminta penjelasan yang lebih dari apa yang telah Rama katakan sebelumnya.
"Calon suami apa maksudmu?"
Dengan santai, Rama menyunggingkan senyum manisnya, hingga kedua lesung pipi turunan dari sang bunda nampak begitu jelas. "Calon pendamping hidup Ellana. Bukankah Anda sendiri yang telah berkhianat dan mencampakkan wanita ini? Jadi saya rasa tidak masalah jika saat ini saya lah yang akan menjadi calon suami Ellana." Rama menautkan pandangan matanya ke arah El. "Bukan begitu, Sayang?"
Lagi, panggilan sayang yang tiba-tiba diucapkan oleh pemuda yang masih sangat asing untuknya ini, semakin membuat mata El membulat sempurna. Ia menatap wajah Rama dengan tatapan penuh tanda tanya. Sedangkan Rama hanya sekilas mengerlingkan matanya.
Sebenarnya apa maksud Rama melakukan semua ini? Apakah dia hanya ingin melindungi ku dari kekalapan Diko?
"Sayang... Mengapa diam saja? Benar bukan, jika aku ini adalah calon suami kamu?"
Ucapan Rama membuat Ellana terkesiap. Buru-buru ia menganggukkan kepalanya. "Iya, Rama adalah calon suamiku!"
Rama tersenyum simpul. Ia tautkan kembali kedua netranya ke arah Diko sembari menepuk-nepuk bahu lelaki itu. "Anda mendengar sendiri bukan, apa yang telah dikatakan oleh calon istri saya? Mulai saat ini, sekalipun jangan pernah Anda berbuat kasar terhadap wanita yang akan menjadi istri saya ini. Jika sampai Anda melakukannya, Anda akan berhadapan langsung dengan saya!"
"Sayang, ayo masuk mobil, akan aku antar kamu pulang!"
"Eh .. Tapi ... "
Rama kembali mengerlingkan matanya. Dan Ellana pun mulai paham dengan apa yang tersirat melalui kerlingan mata Rama itu. Ellana menegakkan tubuhnya sembari mengikat rambutnya asal yang sudah terlihat berantakan. Perlahan, ia melangkahkan kaki meninggalkan Diko dan Mia dan mulai masuk ke dalam mobil milik Rama.
"Saya rasa sudah tidak ada yang perlu kita bahas lagi. Saya mohon undur diri." Rama bergegas meninggalkan mantan kekasih Ellana itu, namun sebelum membuka pintu mobil, ia kembali berujar ke arah Diko. "Tolong jauhkan tubuh Anda dari depan mobil saya ini. Sepertinya tubuh Anda ini akan menghalangi laju mobil saya. Atau mau saya tabrak sekalian? Sehingga Anda bisa segera merasakan kehidupan yang abadi?"
Rahang Diko kembali mengeras. Tangannya sedikit mengepal. Entah karena saat ini ia tengah berada di dalam puncak emosi atau karena apa, ucapan Rama seperti ikut membuat amarah dalam jiwanya semakin berkobar.
"Sialan!"
Diko mengumpat lirih. Namun tetap saja terdengar oleh Rama. Rama hanya memasang wajah acuh sembari mengendikkan bahunya, tak lama kemudian ia masuk ke dalam mobil. Ia nyalakan mesin mobilnya, dan perlahan mulai meninggalkan kawasan pusat perbelanjaan ini.
***
Pantulan lampu taman terpantul jelas di dalam genangan air kolam yang tak jauh dari tempat Ellana duduk saat ini. Di hadapan wanita itu sudah terdapat satu gelas jus strawberry dan sepiring jamur krispy tiram lengkap dengan saus cabe.
"Menjelang Maghrib seperti ini jangan melamun. Nanti bisa kesambet setan!"
Rama mendekat ke arah Ellana dengan membawa satu baskom kecil berisikan es batu dan selembar kain. Sedangkan Ellana masih tetap dalam posisinya, memainkan sedotan yang ada di dalam gelas, tanpa mencicipi sama sekali jus strawberry itu dengan pandangan kosong dan menerawang.
Rama hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sembari tersenyum tipis. "El!"
Hening ....
"El!"
Hening....
"Ellana Alessia Safaraz Ismail!"
Ellana tersentak. "Eh... I-iya. Ada apa Ram?"
Rama sedikit mengulas senyum. Tangannya mulai berkutat dengan kain dan es batu yang ada di dalam baskom kecil itu. "Coba dekatkan wajahmu ke sini, El!"
Ellana terkesiap. "M-maksudnya bagaimana?"
"Jangan berpikir macam-macam. Aku hanya ingin mengobati bekas kemerahan di pipi kamu itu!"
Ellana menyentuh kedua pipinya. Benar saja, pipi sebelah kanannya terasa begitu nyeri. Rama kembali menyunggingkan senyumnya.
"Kemarilah, dekatkan wajah kamu. Biar aku kompres sebentar!"
Pada akhirnya Ellana menurut. Ia condongkan wajahnya untuk lebih dekat dengan Rama. Perlahan, Rama mulai mengompres pipi wanita di depannya ini dengan kain yang sudah diisi dengan es batu.
"Sakit?"
Ellana menggelengkan kepalanya. "Tidak, biasa saja!"
Rama tersenyum tipis. "Aaaahh... Ternyata kamu benar-benar wanita kuat ya? Mendapatkan tamparan seperti ini tapi tetap saja tidak merasakan sakit?"
"Aaduuduuh... Nyeri..."
"Hhmmmmm baru saja aku memujimu sebagai wanita kuat. Taunya ngerasain nyeri juga."
Bibir Ellana sedikit mencebik. "Isshhhh ini karena es batu ini."
Rama tersenyum simpul. "Sudah selesai, semoga setelah ini tidak berbekas lagi ya." Rama melirik ke arah jus strawberry dan sepiring jamur krispy yang sama sekali belum tersentuh. "Ayo dimakan. Kalau di depanku jangan berpura-pura kenyang, tapi pada kenyataannya lapar!"
Ucapan Rama ternyata berhasil mengalihkan perhatian Ellana. Ia yang sedari tadi acuh dengan makanan yang ada di depannya ini, kini sedikit terusik dengan kedua menu itu. Perlahan, ia menyeruput jus strawberry dan menggigit jamur tiram krispy yang terlihat menggoda.
"Hhhmmmm... Ini enak sekali Ram! Ini jamur apa sih?"
Ellana terlihat begitu antusias menikmati olahan jamur tiram yang masuk ke dalam mulutnya. Sedangkan Rama terkekeh kecil melihat ekspresi wajah Ellana yang menyukai camilan yang mungkin baru sekali ia coba.
"Ini namanya jamur tiram. Jamur tiram ini selain dimasak dengan cara ditumis dengan cabe hijau juga sangat cocok jika dibuat krispy seperti ini, El!"
"Kamu jago masak ya Ram?"
Masih dengan mulut yang dipenuhi oleh jamur, Ellana mencoba mencairkan suasana dengan cara mengajak pemuda di depannya ini mengobrol.
Rama menggeleng sembari tersenyum simpul. "Tidak juga. Sepertinya kamu lebih jago masak, daripada aku, El!"
Uhuukk... uhuukkk... uhuukkk...
Buru-buru Ellana meneguk jus strawberry di depannya. Ia mencoba mengatur nafasnya setelah tersedak jamur krispy yang ia makan.
Rama sedikit terkejut melihat Ellana yang tiba-tiba tersedak. "Pelan-pelan El.. Aku tidak akan minta!"
"Issshhh kamu ini. Aku terkejut mendengar kamu mengatakan kalau aku jago memasak."
"Memang benar, kan?"
Bibir Ellana sedikit mengerucut. "Hhhmmmm bahkan masak air saja gosong, mana bisa aku dikatakan jago memasak!"
Rama tertawa renyah. "Iya kah? Jangan-jangan kamu hanya merendah, sehingga tidak ada yang tahu akan kemampuanmu?"
"Serius Ram, aku tidak bisa memasak." Ellana sedikit mencuri pandang ke arah lelaki yang duduk di hadapannya ini. "Kamu tidak ikut makan jamur ini?"
Ellana menggeser piring ceper yang berisikan jamur krispy ke arah Rama. Ia bermaksud mengajak Rama untuk menikmati makanan ini.
Rama menggeleng pelan. "Tidak, aku tidak makan!"
"Loh kenapa? Bukankah ini salah satu menu favorit di resto kamu? Masa iya kamu tidak menyukainya? Ayo makan!"
Rama tersenyum tipis. "Tidak El, belum waktunya aku untuk makan!"
Dahi Ellana sedikit mengerut. "Belum waktunya makan? Ini kan hanya sekedar cemilan Ram, masa iya harus ada ketentuannya kapan kamu harus ngemil? Ayo temani aku ngemil!"
Rama tertawa renyah melihat ekspresi wajah wanita di depannya ini. Sumpah demi apa, wajah Ellana terlihat begitu menggemaskan. "Aku sedang berpuasa El. Jadi belum boleh makan ataupun minum!"
Ellana semakin terperangah. "Eh, perasaan ini bukan hari Senin atau Kamis. Memang kamu puasa apa Ram? Bayar hutang puasa ramadhan ya?"
Rama menggeleng. "Bukan El. Aku puasa Daud."
"Puasa Daud? Itu yang seperti apa?"
"Sehari puasa, sehari tidak."
Mata El sedikit terbelalak. "Memang sejak kapan kamu mengerjakan puasa ini Ram?"
Rama terkekeh. "Rahasia dong!"
"Kok gitu? Aku hanya ingin tahu, Ram. Aku penasaran, tahu?"
"Tidak perlu penasaran. Seseorang yang sering penasaran itu biasanya tidak berumur panjang, hihihihihi."
"Iissshhh kamu ini! Hanya tinggal ngasih tahu, apa susahnya sih?"
Senyum manis terlukis di bibir Rama. "Saat ini belum waktunya kamu tahu semuanya. Nanti dengan sendirinya kamu pasti akan tahu apa-apa saja yang aku kerjakan!"
"M-maksud kamu?"
Kumandang adzan sholat Maghrib yang terdengar menggema di seluruh penjuru wilayah, membuat obrolan El dan Rama terpangkas.
Rama bangkit dari posisi duduknya. "Sudah adzan, aku berbuka puasa dulu ya. Setelah ini kita sholat berjamaah terlebih dahulu, kemudian bisa kita lanjutkan kembali obrolan kita."
Ellana dibuat tertegun oleh pemuda di hadapannya ini. Selain halus dalam bertutur kata, Rama juga terlihat begitu taat dalam beribadah. Entah itu ibadah wajib maupun sunnah. Sangat sulit dipercaya jika di zaman sekarang ini, masih ada pemuda lajang yang rajin mengerjakan puasa sunnah Daud ini.
Rama sedikit keheranan melihat El yang sepertinya malah terdiam dan terpaku. "Ellana! Mari kita sholat Maghrib terlebih dahulu!"
Ellana terkesiap dan mulai bangun dari keterpakuannya. "Eh...!"
.
.
. bersambung....
Rama Gilang Pradana
Ellana Alessia Safaraz Ismail
Hai-hai para pembaca tersayang... Terimakasih banyak sudah berkenan singgah ke cerita Bingkai Surga ini ya kak.. jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak Like juga komentar di setiap episodenya ya. dan bagi yang punya kelebihan poin bolehlah kalau mau disumbangin ke author dengan klik bunga atau yang lainnya. jika punya tiket vote boleh juga jika ingin disumbangin ke author, hihiihii. dan jika menurut kakak-kakak cerita ini menginspirasi, boleh juga jika di share kepada teman-teman kakak semua..🤗🤗
Happy reading kakak..
Salam love, love, love❤️❤️❤️
🌹Tetaplah yakin setiap cerita yang ditulis sepenuh hati, akan mendapatkan tempat di hati masing-masing para pembaca🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Diana Budhiarti
mhmm...idaman banget ganteng n Sholeh ya si Rama
2022-11-21
0
Nhya HA💜RM
hikmah dr bercerainya bunda dan Ayahnya yuda Rama..
rama tumbuh menjdi anak yang sholeh krn didikn ayah juna,ayah brengseknya diganti dgn ayah shalih dn penyayang..🤭
2021-12-25
0
Ummi Alfa
dari kecil rama sudah tumbuh menjadi anak yg soleh.
Alhamdulillah tidak berubah tetep soleh.
sama ya... pertama bertemu ellena dan widya sama2 belum hijrah.
2021-07-29
0