Alya menyelesaikan bacaan terakhirnya, menutupnya dengan salam lalu memanjatkan doa. Setelah menunaikan dua rakaat, Alya kemudian melanjutkannya dengan mengaji hingga pagi datang.
Jarum jam di dinding menunjukkan tepat di angka enam, Alya menyibak tirai korden jendela kamarnya.
Keadaan di luar rumah masih tampak gelap, matahari pun masih malu-malu menampakkan sinarnya. Sepertinya cuaca hari ini sedikit berawan, mendung terlihat menghiasi langit pagi.
Alya melipat mukena dan sajadahnya, kemudian menaruhnya di nakas kecil yang berada di samping tempat tidurnya.
Alya mulai merapikan tempat tidurnya, menyelesaikan ritual paginya dengan cepat. Pagi ini Alya harus tiba di kantor yang baru tepat waktu, jam delapan pagi.
Perjalanan yang harus ditempuh dari rumah ke kantor memakan waktu kurang lebih dua puluh menit. Alya tak ingin datang terlambat, dan meninggalkan kesan buruk di hari pertamanya bekerja dengan bos baru.
Walau pun bos baru itu adalah Daffa, adik bu Dhesita. Lelaki yang selama ini menaruh harapan padanya dan terang-terangan menunjukkan ketertarikannya pada Alya.
Sambil mematut diri di depan cermin yang menempel pada lemari pakaian nya, Alya jadi senyum-senyum sendiri.
Pakaian kerja barunya yang berukuran M ini terasa pas dan nyaman di tubuhnya. Rambut panjangnya telah dipotong hingga sebahu. Tak perlu pewarna bibir yang menyala, karena Alya memiliki bibir yang merah alami. Sambil memoles tipis-tipis bedak di wajahnya, Alya meringis melihat penampilan barunya.
Masih ada waktu sepuluh menit sebelum berangkat ke kantor, Alya menyelesaikan sarapan paginya. Secangkir teh yang dicampur dengan perasan air jeruk dan sepotong roti tawar.
Dalam perjalanan menuju tempat kerjanya yang baru, Alya mampir untuk membeli makanan untuk santap siang dirinya nanti di sebuah kedai yang menjual makanan favorit nya. Kedai yang sudah lama menjadi langganannya.
🌹🌹🌹
Pagi ini meeting diawali dengan perkenalan sesama karyawan dan pimpinan baru perusahaan, di lobby kantor yang dipimpin langsung oleh sang pemilik, Daffa Alfarizqi.
Semua mata tertuju penuh kekaguman pada sosok lelaki muda yang memiliki postur tubuh tinggi, tampan, dan terlihat sangat menarik.
Terlihat jelas bagaimana para karyawan wanita yang berada di ruangan itu saling berbisik dan melempar senyum untuk menarik perhatian sang pimpinan baru mereka.
Tapi tidak dengan Alya, sedari tadi dia berdiri gelisah sambil sesekali memegang betisnya. Heels yang dikenakannya membuat lecet bagian kakinya.
Alya yang terbiasa memakai sepatu kets jadi tak nyaman dengan sepatu yang dipakainya saat ini. Dan semua itu tak luput dari pengamatan Daffa, yang sejak tadi terus saja memperhatikan kegelisahan Alya.
Senyum terbit di bibir Daffa saat dilihatnya Alya melepas sepatunya dan menggantinya dengan sepasang sandal jepit.
Sepertinya Alya sudah mempersiapkan semuanya, dan tatapan mereka bertemu saat Alya tengah menyingkirkan sepatunya ke arah samping dan mengangkat wajahnya.
Alya memalingkan wajahnya menghindari tatapan teduh lelaki yang berdiri di depannya itu.
Alya tak ingin melakukan sesuatu yang hanya akan membuatnya kelihatan bodoh di depan teman kerjanya yang lain.
Alya juga tak mau melakukan sesuatu yang hanya akan mengusik hubungan kerja yang sudah terjalin selama ini.
Semua tahu bagaimana sikap Daffa padanya, lelaki itu sering datang ke kantor lama bu Dhesita hanya untuk sekedar menemuinya dan mengajaknya untuk pulang bareng. Dan sampai hari ini, semua usahanya itu tak pernah membuahkan hasil.
Untuk saat ini, Alya tak ingin melakukan sesuatu yang berhubungan dengan yang namanya asmara. Sebisa mungkin Alya berusaha menghindari pertemuannya secara pribadi dengan Daffa.
Cukup satu kali dia kecewa, dan luka itu masih terasa sakitnya sampai hari ini. Alya pernah gagal mendapatkan komitmen dari laki-laki yang dulu seharusnya jadi pilihan hidupnya.
Rey, lelaki yang seharusnya jadi pendamping hidupnya, telah merusak rencana yang sudah tertata apik. Dua tahun waktu terbuang percuma, dan harus berakhir dengan kata perpisahan.
Rey merasa bahwa hubungan yang mereka jalani selama ini membuatnya terkekang, Alya terlalu posesif, cemburuan, dan banyak lagi alasan yang membuat Alya merasa begitu terluka hatinya.
Mereka dekat sejak Alya masih duduk di bangku sekolah menengah atas, Rey kakak kelas Alya. Seiring waktu mereka menjadi semakin dekat hingga keduanya memutuskan untuk berpacaran.
Dua tahun bukan waktu yang pendek, dan Alya berusaha kembali menata hatinya. Kepergian orang tuanya dan perpisahannya dengan Rey sempat membuatnya terpuruk. Tapi Alya harus bangkit, move on.
Dan kini, saat Daffa hadir dihadapannya, menawarkan sebuah rasa yang masih enggan untuk diraihnya, Alya lebih memilih untuk menutup hatinya.
Alya berusaha mengusir bayangan laki-laki itu dari pikirannya dan menganggapnya sebagai sosok pria yang masuk dalam daftar lelaki yang tak bisa diraihnya.
🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Adinda
Pasukan Era Berdarah Manusia datang ⭐⭐⭐⭐⭐
💗💗💗💗💗💗💗💗💗
2021-10-22
0
Qirana
Daffa nyebelin ya
2021-10-16
0
🏁Nyno_Ever🏁
Kami juga meeting disini
💕💕💕💕💕💗💗💗💗❤️❤️❤️❤️💝💝💝💝💜💜💜💜🌷🌷🌷
2021-10-14
0