3. Melapor

"Ay, lu dari mana? Hei, kenapa terburu-buru gitu sih," Ola menahan langkah Alya yang berjalan melewati mejanya dengan tergesa-gesa.

   "Ay, lu mau kemana sih? Itu helm kenapa masih nyantol di kepala? Ish, dicopot dulu nona. Astaga!" Ola memutar kedua bola matanya.

   Pengen ketawa tapi takut dosa, Ola hanya bisa menahannya dalam hati. Melihat wajah Alya yang kemerahan dengan peluh membasahi leher dan keningnya, Alya tampak menyedihkan. Rambut panjangnya tampak lepek karena terlalu lama tertutup helm.

   Berantakan lebih tepatnya kalau melihat penampilan Alya saat ini. Helm yang masih berada di kepalanya pun, belum juga dilepaskan. Tas ransel yang berada di bahunya, tampak dipenuhi kotoran dari serbuk sari bunga akasia.

   Hadehh, Ola menggelengkan kepalanya sambil senyum tertahan. Alya itu sebenarnya cantik, tapi sayang nggak pernah sedikit pun memikirkan penampilannya. Hanya bedak tipis di wajahnya, itu pun juga bedak bayi yang selalu Alya bawa di dalam tas ranselnya.

   "Please jangan halangi langkah Gue, ini urgent La. Gue harus secepatnya ketemu sama bu Dhes, ada hal penting yang harus Gue sampaiin ke dia."

   Alya melepas helm dan memberikannya ke tangan sahabatnya itu yang menerimanya dengan tatapan yang sulit diartikan. "Titip helm, jangan sampai jatuh lagi. Gue belum punya duit buat beli yang baru."

   Tanpa mengharapkan jawaban, apalagi pertanyaan yang terlihat jelas dari sorot mata tajam sahabatnya itu, Alya berlalu dari hadapan Ola dan mempercepat langkahnya menuju ruangan bu Dhes.

   Tepat di depan pintu ruangan bu Dhes, Alya menoleh pada Ola yang masih terlihat berdiri menatap dari mejanya yang tak jauh dari tempat Alya berdiri saat ini. "Sabar ya friend, setelah ini Gue bakal ceritain semuanya sama Lu, semuanya. Oke!" Bisik Alya dalam hati.

   Tok tok tok

   Alya mengetuk daun pintu ruangan bu Dhesita, hening sesaat. Sedetik kemudian terdengar sahutan dari dalam.

   "Masuk saja Alya, Saya lagi sibuk. Tidak bisa membukakan pintu buat Kamu!"

   Astaga, dia tahu kalau aku yang ketok pintu. Lagian siapa juga yang minta dibukain pintu coba. Heran? Lembut dikit bisa nggak sih, jadi pimpinan.

   Alya memegang gagang pintu dan mendorongnya ke dalam, tampak bu Dhes tengah sibuk dengan berkas di mejanya.

    Sesekali matanya menatap layar komputer di depannya, fokus tanpa sedikit pun terusik dengan kehadiran Alya yang tengah berdiri menunggu perintahnya.

   "Maaf, Bu. Saya mau kasih laporan soal tugas yang Ibu kasih tadi siang."

   "Kamu taruh saja di meja Saya, nanti Saya periksa."

   "Tapi, Bu. Ini tentang ..."

   "Kamu dengar omongan Saya tidak, Alya! Saya sibuk, taruh saja di meja ..."

   "Dugaan Ibu benar, mereka memanipulasi jumlah barang yang dikirim ke konsumen kita di sebrang. Saya punya buktinya, pak Yanto dan mas Agung. Mereka menurunkan barang yang tadi dimuat di mobil, di tanah kosong dekat dengan toko pak Anwar langganan kantor kita. Barang itu mereka bawa kesana, dijual dengan harga murah, di bawah harga pasaran," jelas Alya panjang lebar memotong ucapan bu Dhes.

   Alya lalu menyerahkan ponsel di tangannya, menunjukkan pada bu Dhes foto yang berhasil diabadikannya siang tadi. Tampak wajah pimpinannya itu berubah, tapi seolah tak terjadi apa-apa, sikapnya masih tetap tenang.

   "Terima kasih Ay. Saya tidak salah memilih Kamu untuk menyelesaikan tugas ini. Sikap Kamu yang selalu ingin tahu, telah banyak membantu."

   "Maaf Bu, apa Saya boleh kasih saran? Maksud Saya bukan untuk menggurui, hanya sedikit masukan saja."

   "Silahkan Alya."

   "Kantor ini perlu CCTV, biar Ibu bisa memantau semua kegiatan karyawan, dan juga keluar masuknya barang. Tanpa harus melihat secara langsung, jadi Ibu nggak perlu repot tiap hari harus cek langsung ke gudang." Alya mengentikan bicaranya sesaat, menunggu reaksi dari atasannya itu. Tapi, bu Dhes hanya diam menatapnya, menunggu Alya menyelesaikan bicaranya.

   "Dan satu lagi, Bu. Lampu di gudang banyak yang mati, tolong diganti semua. Suka serem sendiri, merinding Saya kalau harus disuruh cek barang sendirian."

   Bu Dhes tersenyum lebar mendengar penuturan Alya, bukan sekali ini saja dia mendengar ucapan karyawannya tentang gudang barang yang ada di bagian bawah kantornya itu.

   "Bulan depan kita pindah kantor Alya. Saya harap Kamu bisa menyelesaikan cek stok barang yang ada di gudang dalam waktu dua minggu. Saya suruh orang buat bantu nanti."

   "Pindah kantor, Bu? Terus, pak Yanto sama mas Agung gimana?"

   "Iya, kita pindah Alya. Bukannya Kamu mau kantor yang full AC, terus ada CCTV dimana-mana buat memantau kerja karyawan? Kalau untuk mereka berdua, biar Saya yang urus nanti."

   "Kalau boleh tahu, pindah kemana ya Bu?"

   "Gabung sama Daffa, dia yang akan menggantikan tugas Saya nantinya. Saya mau rehat Alya."

🌹🌹🌹

  

  

  

Terpopuler

Comments

RINDU ⭕

RINDU ⭕

Like 👍👍👍👍👍👍

2022-01-03

0

jihan

jihan

wah pasti Alya syok tuh kerja brg dhafa

2021-11-05

0

Adinda

Adinda

Pasukan Era Berdarah Manusia datang ⭐⭐⭐⭐⭐
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

2021-10-22

0

lihat semua
Episodes
1 1. Cek stok barang
2 2. Tugas khusus
3 3. Melapor
4 4. Seragam baru
5 5. Meeting pertama
6 6. Terkesima
7 7. Hujan
8 8. Kotak hadiah
9 9. Kok Bapak bisa tau?
10 10. Sebatas karyawan dan atasan saja
11 11. Cuek
12 12. Berita besar?
13 13. Syal warna jingga
14 14. Pergi ke Villa
15 16. Harga diri
16 15. Bersyukur
17 17. Sedih
18 18. Pengakuan
19 19. Petak umpet
20 20. Bertemu mantan
21 21. Aku baik-baik saja
22 22. Galau
23 23. Tugas baru
24 24. Mabuk laut
25 25. Bos nggak jelas!
26 26. Tiket nonton
27 27. Ketangkap basah
28 28. Apes deh!
29 29. Lembur dadakan
30 30. Pedass
31 31. Pamit
32 32. Mencuri dengar pembicaraan
33 33. Mogok lagi
34 34. Kesempatan kedua
35 35. Jawabku Tidak!
36 36. Demam
37 37. Perhatian Daffa
38 38. Senyum
39 39. Cafe kenangan
40 40. Rahasiakan dulu!
41 41. Meeting persiapan acara
42 42. Hadirmu
43 43. Kesal
44 44. Benci untuk mencinta
45 45. Mimpi buruk
46 46. Tentang rasa
47 47. Ungkapan hati
48 48. Ajari Aku mencintaimu
49 49. panggilan sayang
50 50. Tentang kamu
51 51. Kecelakaan
52 52. Penyesalan
53 53. Menunggu
54 54. Keinginan
55 55. Rasa hati yang sebenarnya
56 56. Semangat
57 57. Kembali
58 58. Kembali 2
59 59. Cerita kita
60 60. Harapan
61 61. Meminta restu
62 62. Sederhana saja
63 63. SAH
64 64. Resepsi pernikahan
65 65. Tamu yang tak diundang
66 66. Kecewa
67 67. Menentukan sikap
68 68. Luka hati
69 69. Senyum dibalik kesedihan
70 70. Di bawah derasnya hujan
71 71. Resign
72 72. Meluruskan masalah
73 73. Selamat tinggal
74 74. Resign 2
75 75. Sekretaris
76 76. Kejutan siang hari
77 77. Lahiran
78 78. Isi??
79 79. Jenuh
80 80. Cemburu
81 81. Menahan rasa
82 82. Hamil?
83 83. Ada yang berbeda
84 84. Positive
85 85. I Love You
Episodes

Updated 85 Episodes

1
1. Cek stok barang
2
2. Tugas khusus
3
3. Melapor
4
4. Seragam baru
5
5. Meeting pertama
6
6. Terkesima
7
7. Hujan
8
8. Kotak hadiah
9
9. Kok Bapak bisa tau?
10
10. Sebatas karyawan dan atasan saja
11
11. Cuek
12
12. Berita besar?
13
13. Syal warna jingga
14
14. Pergi ke Villa
15
16. Harga diri
16
15. Bersyukur
17
17. Sedih
18
18. Pengakuan
19
19. Petak umpet
20
20. Bertemu mantan
21
21. Aku baik-baik saja
22
22. Galau
23
23. Tugas baru
24
24. Mabuk laut
25
25. Bos nggak jelas!
26
26. Tiket nonton
27
27. Ketangkap basah
28
28. Apes deh!
29
29. Lembur dadakan
30
30. Pedass
31
31. Pamit
32
32. Mencuri dengar pembicaraan
33
33. Mogok lagi
34
34. Kesempatan kedua
35
35. Jawabku Tidak!
36
36. Demam
37
37. Perhatian Daffa
38
38. Senyum
39
39. Cafe kenangan
40
40. Rahasiakan dulu!
41
41. Meeting persiapan acara
42
42. Hadirmu
43
43. Kesal
44
44. Benci untuk mencinta
45
45. Mimpi buruk
46
46. Tentang rasa
47
47. Ungkapan hati
48
48. Ajari Aku mencintaimu
49
49. panggilan sayang
50
50. Tentang kamu
51
51. Kecelakaan
52
52. Penyesalan
53
53. Menunggu
54
54. Keinginan
55
55. Rasa hati yang sebenarnya
56
56. Semangat
57
57. Kembali
58
58. Kembali 2
59
59. Cerita kita
60
60. Harapan
61
61. Meminta restu
62
62. Sederhana saja
63
63. SAH
64
64. Resepsi pernikahan
65
65. Tamu yang tak diundang
66
66. Kecewa
67
67. Menentukan sikap
68
68. Luka hati
69
69. Senyum dibalik kesedihan
70
70. Di bawah derasnya hujan
71
71. Resign
72
72. Meluruskan masalah
73
73. Selamat tinggal
74
74. Resign 2
75
75. Sekretaris
76
76. Kejutan siang hari
77
77. Lahiran
78
78. Isi??
79
79. Jenuh
80
80. Cemburu
81
81. Menahan rasa
82
82. Hamil?
83
83. Ada yang berbeda
84
84. Positive
85
85. I Love You

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!