Alya mengusap lembut bingkai foto yang berisi gambar dirinya sedang berpelukan erat bersama kedua orang tuanya, di atas ranjang kecil di dalam kamar kost nya.
Gambar yang diambil sehari sebelum kecelakaan tiga tahun yang lalu, yang merenggut nyawa kedua orang tuanya.
Di saat mereka baru saja merayakan ulang tahun Alya yang ke dua puluh tahun, sepulang Alya dari kuliah. Pesta kebun sederhana di belakang rumah buat menyenangkan sang buah hati. Pesta ulang tahun pertama dan terakhir bagi Alya bersama kedua orang tuanya.
Senyum lebar tergambar jelas di wajah sang ayah, dan dengan tangannya yang kokoh merangkul sayang bahu Alya.
Sementara sang mama memeluknya erat sambil menyandarkan pipinya di bahu Alya. Dengan kedua tangan ke atas, Alya menyatukan tangannya membentuk gambar hati.
Tanpa terasa, air mata mulai membasahi kedua pipinya. Alya anak tunggal, tidak memiliki banyak saudara dari pihak ayah atau pun mamanya.
Kepergian kedua orang tuanya secara tiba-tiba membuat dunia Alya berubah. Alya memutuskan untuk hijrah, mencoba peruntungan hidup di kota lain.
Rumah kedua orang tuanya ia kontrakkan, dan uang nya ia gunakan untuk biaya kuliahnya dan hidup sehari-hari. Alya bekerja paruh waktu di malam hari di sebuah rumah makan yang menjual makanan cepat saji.
Hidup sendiri jauh dari sanak saudara, membuat Alya harus berjuang sendiri dan bertahan hidup tanpa bantuan dari orang lain. Hingga ia bertemu dengan Ola yang kemudian menawarkannya pekerjaan, hingga Alya bisa bekerja bersama bu Dhesita hingga saat ini.
Keluarga Alya hidup sangat sederhana, jauh dari kata mewah. Ayah hanya seorang karyawan perusahaan biasa, sementara mama tak lebih dari ibu rumah tangga biasa.
Walau pun hidup seadanya, pendidikan tetap menjadi prioritas utama buat ayah. Hanya itu yang bisa ayah berikan untuk masa depan Alya kelak.
Alya diajarkan untuk selalu mandiri sejak dari kecil. Mengerjakan segala sesuatu dengan sendirinya, dari hal yang paling kecil sekali pun. Hingga membuat Alya tumbuh jadi pribadi yang kuat, mandiri, dan tangguh.
Sambil menghapus air mata di pipinya, Alya mencoba tersenyum dan menghela napas dalam. Hanya gambar ini saja yang bisa membuat rasa rindu Alya terobati.
"Mama sama Ayah, baik-baik di surga sana ya. Liat Alya dari sana, semoga Alya bisa jadi kebanggaan Ayah sama Mama. Bermanfaat buat orang banyak, sukses seperti impian Mama sama Ayah," doa Alya dalam hatinya.
🌹🌹🌹
"Ay, ganti gaya berpakaian Lu dengan yang lebih elegan. Membosankan tahu, melihat Lu selalu saja pakai pakaian model yang itu-itu saja. Kemeja panjang, celana jeans sama jaket kebesaran, selalu seperti itu." Ola menatap risih wajah Alya yang dengan gaya cueknya sedang melahap makan siang favoritnya, pecel ayam.
"Masalah buat Lu! Bu Dhes juga nggak keberatan sama penampilan Gue. Santai friend," sahut Alya tanpa menatap wajah Ola, dan tetap fokus pada makanan di hadapannya.
"Sekali saja Lu dengerin omongan Gue, serius Ay. Lu itu cantik, gaya dikit kenapa sih."
Alya menggeleng cepat, bukan ia tak mau dengar ucapan sahabatnya itu. Alya harus benar-benar berhemat, baju yang selalu ia kenakan seperti saat ini memang bukan tanpa alasan.
Alya tak ingin selalu dipusingkan dengan hal-hal yang dianggapnya tidak penting, apalagi kalau setiap hari selalu harus memadu padankan setelan pakaian yang harus dikenakan saat berangkat bekerja. Toh pakaian yang dia kenakan saat ini terbilang sopan dan yang pasti menutup aurat.
"La, please deh. Lu kan tahu gimana keadaan hidup Gue, ada yang lebih penting yang harus Gue pikirin dari pada hanya sekedar penampilan doang. Dan satu lagi, Gue nyaman dengan penampilan Gue saat ini."
"Setidaknya sekali saja Lu dengerin omongan Gue, Ay. Rambut panjang, nggak cocok dengan gaya Lu. Potong pendek sebahu, Gue yakin banget Lu pasti kelihatan lebih cantik. Dan yang pasti, Lu jauh kelihatan lebih fresh."
"Memang, apa yang salah dengan rambut panjang Gue, La?"
"Ish, kenapa juga Lu biarin rambut panjang lepek Lu itu nutupin keindahan wajah Lu, Ay?! Lu perlu perubahan total."
"Heii, Gue lagi nggak ada niatan buat narik perhatian lawan jenis. Bagi Gue, bisa bekerja bareng bu Dhes itu saja sudah anugerah banget buat Gue La. Dan Gue ucapin makasih banyak buat semua yang sudah Lu lakukan buat Gue."
"Justru karena ini semua permintaan bu Dhes, makanya dia mau Lu rubah total penampilan Lu."
"Maksud Lu? Bu Dhes nggak suka liat penampilan Gue seperti ini?"
"Bukan nggak suka Nona?! Kita kan bakalan dapat seragam kerja buat ganti tiap hari. Lu tahu, rok pendek selutut sama blazer warna hitam plus biru sekalian sama sepatu. Dan itu perintah langsung dari bos besar."
"Astaga! Rok selutut sama blazer? Gue bayangin saja sudah berasa engap duluan, La. Terus, bos besar siapa yang Lu maksud?"
"Daffa Alfarizqi, Nona. Dia yang bakalan jadi bos kita nanti."
🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
RINDU ⭕
NEXT THOR
🤗🤗🤗♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
2022-01-03
0
Isnanto Fajar Nugroho
👍
2021-12-01
1
❀_Ayu_❀
lanjut
2021-11-12
0