"Alya, Saya harap Kamu bisa membantu Saya dalam mengatasi masalah ini," suara bu Dhesita terdengar menyeramkan di telinga Alya.
"Apa yang harus Saya lakukan, Bu. Saya hanya karyawan biasa di kantor ini. Tapi, kalau memang tenaga Saya dibutuhkan, Saya siap membantu," Alya menjawab tegas.
Bu Dhesita tersenyum mendengar jawaban Alya, satu hal yang sangat jarang sekali terjadi di kantor ini. Seorang Dhesita Maharani, tersenyum dihadapan anak buahnya.
"Ada tugas khusus buat Kamu, dan Saya yakin Kamu adalah orang yang paling tepat. Satu hal lagi, Saya juga yakin Kamu bisa menyelesaikan tugas yang akan Saya berikan ini dengan sangat baik."
"Kalau Saya boleh tahu, tugas khusus apa itu, Bu? Apa boleh Saya minta bantuan Ola buat melakukan tugas ini. Maksud Saya, kami berdua yang akan melaksanakan tugas dari Ibu," Alya mencoba menawar.
"Tidak bisa Alya, tugas ini hanya khusus untuk Kamu seorang. Tidak boleh ada orang lain yang terlibat didalamnya." Bu Dhesita menjawab tegas.
Alya menahan napas, mencoba menenangkan hatinya. Tugas apa itu, masih belum jelas. Dan bu Dhes masih juga belum memberitahunya.
"Kamu keberatan, Alya. Saya minta jawaban Kamu sekarang, apa Kamu bersedia menerima tugas khusus dari Saya?"
"Bersedia Bu. Siap, Saya akan melaksanakan tugas khusus yang Ibu berikan kepada Saya."
"Ini tugas Kamu, Saya berharap banyak dari Kamu," bu Dhes lalu menerangkan tugas apa yang harus dilakukan Alya.
Entah apa yang ada dalam pikiran bu Dhes, hingga beliau memilih Alya yang harus menyelesaikan tugas khusus darinya.
Ya Tuhan, dosa apa yang sudah hamba lakukan, sampai harus mendapat tugas berat seperti ini.
Alya berjalan dengan wajah murung, tak dihiraukannya panggilan Ola yang mengajaknya makan siang gratis. Ia harus segera menyelesaikan tugasnya, membuntuti sopir yang akan berangkat besok pagi.
Cuaca siang hari ini memang sedang tidak bersahabat, panasnya benar-benar menyengat hingga terasa sampai ke kulit.
Tapi semua itu tak menyurutkan langkah Alya untuk sampai ke tempat yang ditujunya. Ia harus tepat waktu kalau tidak ingin kehilangan jejak.
Dipacunya scoopy coklat kesayangannya itu dengan kecepatan tinggi, rambut panjangnya yang tertutup helm tanpa kaca depan tampak berkibar tersapu angin.
Sesekali tangan kirinya terangkat, berusaha melindungi wajahnya dari sengatan teriknya matahari siang hari itu.
Untung saja Alya memakai atasan kemeja lengan panjang, dengan paduan celana jeans kesukaannya. Kalau tidak, Alya yakin tangannya sudah pasti berubah warna menjadi kemerahan.
Karena terburu-buru untuk sampai di kantor pagi itu, helm mungil dengan gambar kartun Dora Emon miliknya itu jatuh saat Alya berusaha melepasnya dari kepalanya, alhasil kaca depannya pecah dan baut yang ada disampingnya lepas.
Bukan tidak mungkin pak Yanto dan Agung, sopir dan juga kernetnya yang akan berangkat besok pagi membawa material bahan bangunan untuk konsumen mereka di sebrang sana, sekarang sedang bekerja sama menurunkan sebagian barang yang sudah dimuat di mobil di suatu tempat yang tidak diketahui pihak kantor.
Semua itu tak lepas dari pengamatan Alya, walau pun ia hanya karyawan biasa. Tapi Alya tahu kalau ada permainan antara admin dan sopir dalam hal jumlah barang.
Harusnya ada CCTV di kantornya, biar dia tidak perlu kesana kemari mengecek apa barang yang ada di surat jalan sudah sesuai dengan barang yang akan dimuat.
Kecurigaannya terbukti saat Alya melihat dengan mata kepalanya sendiri, kalau mobil yang sedang berhenti di depan tanah kosong itu adalah mobil kantor mereka.
Alya menepikan motornya agak jauh dari tempat mereka berada saat ini, kemudian berjalan mengendap sambil melihat ke arah depan. Sambil berlindung dibelakang pohon besar, Alya mulai menjalankan tugasnya.
Alya terus saja memperhatikan apa yang dilakukan pak Yanto dan Agung, menurunkan barang yang tidak masuk dalam nota surat jalan. Sesekali terlihat mereka bersitegang mengatur letak barang yang harus ditata ulang, karena sebagian barang ada yang mereka turunkan.
Alya mulai bergerak cepat, tangannya beraksi mengabadikan momen penting dihadapannya itu. Bukti kuat sudah ada di tangannya. Yess, Alya mengepalkan tangannya ke udara, berhasil.
🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
RINDU ⭕
Love 💜💜💜💜💜💜💜
2022-01-03
0
jihan
deg... deg an
2021-11-05
0
Adinda
Pasukan Era Berdarah Manusia datang ⭐⭐⭐⭐⭐
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
2021-10-22
0