Keesokan harinya, Aksa Putra Julian duduk di depan meja kerjanya Binar Adelard.
Cantik sekali wanita di depanku ini. Dia imut walaupun kabarnya dia sudah berumur tiga puluh tahun. Rambut pendek, indah dan hitamnya membuatnya semakin terlihat imut, sangat cantik, terkesan matang sekaligus tambah menggemaskan. Ucap Aksa di dalam hatinya.
"Ehem! kenapa kamu menatapku terus?" Binar mengalihkan perhatiannya dari berkas yang diserahkan Aksa lalu dia menatap Aksa dengan wajah datar.
Aksa tersenyum ramah dan sopan, "saya gugup bu, itulah kenapa saya secara refleks menatap ibu"
Ibu? shit! dia memanggilku ibu? Binar merana di dalam hatinya sendiri.
"Maaf bu jika saya kurang sopan" ucap Aksa masih dengan senyum tampannya yang terulas manis di wajah sempurnanya itu
"Jangan panggil bu! semua orang di kantor ini, memanggilku kak atau nona" ucap Binar dengan senyum canggungnya.
"Aaah, maaf! baiklah kalau begitu saya akan memanggil anda, kak" ucap Aksa.
"Kamu memanggil dosen kamu apa? emm, kak Mika, kakak Perempuanku?" tanya Binar.
"Ibu dosen kalau enggak bu Mika" jawab Aksa.
"Oke, kamu boleh panggil aku kak kalau begitu, biar tidak kaku dan aku tidak terlihat tua" Binar berucap lirih ketika mengeluarkan kata tua dari dalam mulutnya.
"Anda tidak terlihat tua kok. Anda masih sangat cantik, imut, dan terlihat masih seperti gadis yang berumur dua puluhan" ucap Aksa tulus dan jujur tanpa ada maksud terpendam.
Blush
Binar merona malu dan langsung berucap, "ehem, oke hentikan basa-basinya! aku akan kasih tahu peraturan di kantor ini ke kamu. Pertama, kamu nggak boleh terlambat, harus tepat waktu! sampai di kantor sebelum jam delapan, kalau pulang terserah kamu tapi jam kantor selesai jam lima sore. Kalau mau ke proyek harus minta ijin dulu dari saya karena, tanpa surat rekomendasi dari saya. Kamu tidak akan diijinkan satpam untuk keluar dari kantor sebelum jam kerja habis, paham?"
Aksa menganggukkan wajah tampannya dan tersenyum ke Binar bos cantiknya itu.
"Kalau ada klien yang ingin bertemu dengan kamu dan membahas proyek kalian, bahaslah di ruang meeting yang berada di sebelah kananku ini! Ruangan yang satunya adalah ruang meeting besar yang berada di depan ruanganku ini khusus untuk meeting dengan para pemegang saham" ucap Binar.
"Baik, kak" sahut Aksa.
"Tidak boleh terlibat percintaan di kantor!" ucap Binar.
"Siap! saya juga sudah memiliki pacar, dia teman kuliah saya" ucap Aksa sambil tersenyum.
"Aku nggak nanya" Binar mendengus kesal seolah dia diingatkan kalau di usianya yang ketiga puluh, dia masih jomblo.
Aksa menatap Binar dan senyumnya semakin lebar.
"Satu lagi, walaupun kamu magang, kamu aku gaji sama dengan karyawan tetapku jadi aku minta kamu bersungguh-sungguh dalam bekerja, nggak boleh main-main dan harus profesional dalam menangani semua klien. Nggak boleh pilih-pilih klien tapi klien berhak memilih kalian, mengerti?" ucap Kenes.
"Mengerti" ucap Aksa.
"Oke! kau boleh keluar dan mulailah bekerja" ucap Binar sambil berdiri dan menyambut jabatan tangannya Aksa.
"Tangan anda masih lembut dan kencang" ucap Aksa sambil menarik tangannya dan pergi begitu saja meninggalkan Binar.
Binar tertegun beberapa detik menerima pujian mendadak dari karyawan magangnya yang baru saja dia temui. Binar duduk di kursi kerjanya dan menatap tangannya, "apa benar tanganku ini lembut dan kencang?" Binar bergumam sambil mengelus-elus tangannya.
Tok tok tok
Binar menaruh kedua tangannya seketika di atas meja kerjanya dan berucap, "masuk!"
"Kak, maaf mengganggu. Ada kiriman paket cat, sudah saya taruh di gudang tapi saya butuh tanda tangannya kak Binar" ucap sekretarisnya Binar yang bernama Lela.
Binar menandatangani secarik kertas yang disodorkan oleh Lela dan Lela langsung pamit pergi meninggalkan ruangannya Binar.
Binar kemudian melepaskan Bronzo dari dalam tas punggung khusus untuk membawa seekor anjing. Bronzo dia lepas di dalam kantornya. Hari itu dia terpaksa membawa Bronzo karena, dia akan pergi ke tempat reuni dan langsung menitipkan Bronzo ke tempat penitipan anjing. Samin yang biasa mengurus dan menjaga Bronzo selama dia kerja hari itu pamit tidak masuk kerja karena, istrinya melahirkan.
"Sstt! Bronzo jangan keluar ruangan ya! aku kasih peraturan di kantor ini tidak boleh bawa binatang piaraan dalam bentuk apapun dan aku nggak mau menelan ludahku sendiri dan mendapatkan cibiran jika kau keluar dari ruanganku" ucap Binar ke Bronzo pudel cokelat kesayangannya dan Bronzo pun duduk sambil mengibas-ngibaskan ekornya seolah mengerti apa yang diperintahkan oleh tuannya.
Binar kemudian menatap kembali berkas-berkasnya dan membiarkan Bronzo bergerak bebas di dalam ruangan kantornya. Saking asyiknya bekerja, Binar tidak menyadari kalau Bronzo berhasil melompat dan membuka pintu ruangannya Binar. Bronzo berlari keluar dan menuju ke meja kerjanya Aksa.
Bronzo berputar-putar di kaki kanannya Aksa sambil meringik manja.
Aksa menunduk dan langsung tersenyum senang melihat seekor anjing pudel cantik mengajaknya bermain. Aksa kemudian mengangkat anjing itu dan memangkunya, "hai cantik, kamu tersesat ya? siapa tuan kamu?"
Semua orang yang berada di ruangan itu langsung menoleh ke Aksa. Di depan ruangannya Binar tertata lima kursi kerja yang saling berhadapan disediakan untuk kesepuluh anak buahnya termasuk di anak magang yang bernama Aksa. Salah satu dari karyawannya Binar menegur Aksa, "Hei anak baru, apa kamu belum diberitahu kak Binar kalau ke kantor tidak boleh membawa binatang piaraan?"
"Tapi ini bukan punyaku" ucap Aksa sambil bangkit dan mengangkat Bronzo ke atas, "milik siapa ini?" tanya Aksa kemudian.
"Nggak tahu. Bukan milik kita. Mana berani kita bawa binatang piaraan dan menentang peraturannya bos kita yang cantik tapi judes dan galak banget" ucap salah satu anak buahnya Binar yang mejanya bersebelahan dengan meja kerjanya Aksa.
Lela sekretaris sekaligus asisten pribadinya Binar mendengar keributan di luar lalu membuka pintu ruangannya dan langsung memekik kaget, "astaga Bronzo!"
Semua menoleh ke Lela, "ini milikmu kak Lela?" tanya Boy, salah satu anak buahnya Binar.
"Bukan! tapi itu miliknya..........."
"Milikku. Itu anjingku" ucap Binar.
Aksa langsung melepaskan Bronzo dan Bronzo langsung berlari melompat masuk ke dalam dekapannya Binar.
"Tapi mereka bilang kalau tidak boleh bawa binatang piaraan di kantor ini" ucap Aksa dengan polosnya.
Semua karyawan langsung menundukkan kepala mereka. Mereka bersiap-siap mendengarkan omelan panjangnya Binar untuk Aksa.
Sedetik, dua detik tiga detik hingga hitungan detik kelima, suasana hening. Semua langsung mendongakkan kembali kepala mereka untuk melihat Binar dan Aksa.
Aksa dan Binar bersitatap dengan wajah datar, "oke! aku akan bayar denda. Aku telah membuat peraturan dan telah melanggarnya sendiri, aku akan bayar denda dan masuk ke uang kas. Kalian bisa pakai untuk makan dan minum sepulang kantor sesuka kalian" ucap Binar lalu memutar badan dan masuk kembali ke dalam kantornya sambil membopong Bronzo.
Semua langsung menghela napas lega.
Boy langsung berkata ke Aksa yang telah duduk kembali di kursi kerjanya, "kau beruntung sekali hari ini sobat. Suasana hati kak Binar lagi bahagia jadi kau tidak kena semprot saat kau berani mengkritiknya tadi"
"Memangnya kak Binar itu bos yang seperti apa?" tanya Aksa.
"Dia tegas, disiplin, nggak suka mendengar kata terlambat, dan kaku" ucap Boy.
"Iya benar kata Boy. Pokoknya kamu harus berhati-hati dalam berucap dan bertindak di depannya kak Binar" sahut Ratna yang duduk di meja kerja yang berada di depan meja kerjanya Aksa.
Tanpa terasa jam kerja telah selesai. Semua pamit pulang kecuali Aksa. Pemuda tampan itu masih sibuk menulis laporan.
Binar dengan penuh semangat memasukkan kembali Bronzo ke dalam tas ransel khusus untuk anjing kemudian dia mandi dan berganti baju di dalam kamar mandi yang berada di dalam ruangannya. Dia berdandan dengan cepat lalu berganti memakai sepatu high-heel yang membuatnya nampak tinggi dan menjadi bertambah lima puluh persen kecantikannya.
Dia mengenakan gaun malam berwarna hitam pekat, dengan sobekan kecil.di kedua sisi bahunya, kerah melingkar, dan panjang selutut, ketat membelit badan rampingnya, membuatnya Binar nampak begitu memesona.
Binar melangkah keluar dari dalam ruangannya dengan santainya dan langsung menghentikan langkahnya ketika melihat Aksa masih sibuk di meja kerjanya Aksa, "kamu belum pulang?"
Aksa menutup laptopnya lalu bangkit dan memutar badan untuk menghadap ke Binar. Seketika itu pula Aksa tertegun menatap penampilannya Binar dengan gaun malam yang indah dan seksi itu.
"Anda cantik, sangat cantik" Aksa tersenyum dan berucap tanpa dia sadari karena, tersihir oleh penampilannya Binar, bos cantiknya itu.
Blush
Binar kembali merona malu karena, ucapan yang keluar dari mulutnya Aksa.
"Terima kasih" ucap Binar, "jika sudah selesai langsung pulang, kunci ruangan ini dan kasih kuncinya ke satpam" ucap Binar sambil melangkah kembali menuju ke parkiran mobilnya.
Aksa berlari kecil dan berjalan di sampingnya Binar, "Bronzo akan anda bawa ke pesta?"
Binar menoleh kaget ke Aksa, "bagaimana kau bisa tahu kalau aku akan ke pesta?"
"Dari gaun yang anda pakai, heee" Aksa tersenyum ke Binar.
"Ooooo. Emm, Bronzo akan aku titipkan ke tempat penitipan hewan dan akan aku ambil besok pagi" ucap Binar.
"Boleh saya bawa Bronzo? anda bisa menitipkan Bronzo ke saya. Kebetulan apartemen saya tidak jauh dari kantor ini" ucap Aksa, "dan tidak usah dibayar, heeee"
Binar menghentikan langkahnya dan berdiri di depannya Aksa, "kenapa kau ingin membawa Bronzo?"
"Jangan salah paham dan berburuk sangka dulu! pertama penitipan hewan tidak aman akhir-akhir ini, kedua jika anda ambil Bronzo besok pagi berarti anda akan membawa Bronzo kembali ke kantor kan? apa kata kolega kita?" kata Aksa.
"Lalu kalau kamu bawa, besok Bronzo siapa yang ngurus? kamu kan juga harus masuk kerja?" tanya Binar.
"Besok saya diajak Boy meninjau lokasi. Saya bisa mampir sebentar ke apartemen saya untuk mengurus Bronzo sebentar. Lalu di sore harinya anda bisa membawa pulang Bronzo, bagaimana?" tanya Aksa sambil tersenyum lebar ke Binar.
"Kau tidak sedang berusaha menjilat bos kamu, kan?" Binar berucap penuh selidik ke Aksa.
"Oooo, no no no! big no, kak! saya tulus menolong kakak karena, saya juga pecinta hewan, saya juga punya seekor anjing namun saya tinggalkan anjing saya bersama nenek dan kakek saya, di Kudus. Saya nggak ingin kalau sampai Bronzo tertular kutu atau penyakit di tempat penitipan hewan dan saya nggak ingin kolega kita mencibir kakak jika besok kakak bawa Bronzo lagi ke kantor " ucap Aksa.
"Baiklah! terima kasih banyak ya! aku akan mentraktir kamu makan malam besok pas aku menjemput Bronzo" ucap Binar sambil menyerahkan tas ranselnya yang berisi Bronzo.
"Sama-sama dan selamat bersenang-senang, kak" ucap Aksa sambil tersenyum dan Binar membalas senyumannya Aksa dengan senyum cantiknya lalu menganggukkan kepalanya dan pergi meninggalkan Aksa bersama dengan Bronzo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Mommy Agam
Nama anjingnya unik...
2021-06-06
0
Cahaya mata
Like mendarat......
2021-06-06
0
zien
Hadir 💐💐💗💗
2021-05-28
0