Rasa Yang Tertinggal

Rasa Yang Tertinggal

EPS. 1

@jonathanwiratmajaadigunasatya

user not found ✖️

@jonathanadiguna

user not found ✖️

@jonasatya

user not found ✖️

"Aaarggghh!!" Maura mengacak-acak rambutnya sendiri. Tampilan Aplikasi Instagram di laptopnya itu seolah-olah seperti menertawakan dirinya yang tengah kacau.

Sudah sebanyak tujuh username dia coba ketik pada kolom pencarian, tapi sama sekali tidak dia temui namanya di sana. Ya, semua ini berawal dari kepulangannya ke Jakarta kemarin, untuk melepas lelah setelah selama lima hari digempur oleh pekerjaan kantor yang tidak ada habisnya. Ibu kota adalah kampung halaman dan tanah kelahiran Maura. Kemarin sebelum kembali ke Bandung, dia sempat mengorek isi lemari untuk mengurangi volumenya. Dan di sana Maura menemukan dua buah buku diary lucu yang masih tersimpan rapi di dalam sebuah kotak harta karun. Hahaha... ya, dia menyebutnya kotak harta karun. Tapi sebenarnya kotak itu hanya berisi benda-benda ajaib jamannya dia masih duduk di bangku SMA, sekitar 6 tahun yang lalu.

Penasaran, Maura pun membuka-buka buku diary itu untuk sekedar ingin tahu dan bernostalgia dengan tingkah konyolnya jaman SMA. Hahaha, tidak sesuai ekpektasi. Ternyata buku diary itu hanya berisi kumpulan lirik lagu yang hits pada jamannya. Maklum, jaman dia masih SMA dulu, teknologi belum secanggih sekarang. Bahkan ponsel pun saat itu fungsinya hanya untuk menelfon dan sms saja. Itupun masih jarang banget murid ke sekolah membawa ponsel.

Fyuh... Maura menutup diary yang hanya berisi kumpulan lirik lagu itu kemudian membuka yang satunya. Dan What?! betapa terkejutnya dia saat mendapati tulisannya sendiri yang mengisahkan tentang seseorang di buku itu.

...Selasa, 7 Agustus 2007...

...Hei ry, kayanya mulai sekarang aku bakalan ceritain tentang dia ke kamu aja deh, yang jelas2 nggak ember. Hihihi......

...Ry, akhirnya aku tahu siapa nama kakak kelas istimewa itu....

...Panggilannya Satya, dan nama lengkapnya panjang banget. Jonathan Wiratmaja Adiguna Satya. Tapi keren sih....

...Ya ampun ry, dia itu terbuat dari apa sih? Mana keren bangeeeet. Aku nggak tau lagi mesti ngomong apa. Nggak sabar nunggu pagi lagi, terus ke sekolah biar bisa lihatin dia....

...secretadmirer~mauraunyu...

Maura terkikik menertawakan dirinya sendiri dan menutup mata sesaat setelah membaca tulisan itu. Ya ampun, betapa menggelikannya dia di masa itu....!

Itu hanya satu dari sekian banyak tulisan yang berisi tentang Satya di buku diarynya. Buku diary yang lumayan tebal itu benar-bener hanya berisikan tentang Satya... Satya... dan Satya. Dan karena dia harus segera kembali ke Bandung, sementara buku itu belum selesai dia baca, maka dibawalah buku itu. Maura merasakan kenangan tersendiri saat membaca setiap isi dari buku tersebut. Meskipun kadang merasa geli juga, tapi dari tulisan itu, dia sadar bahwa sampai saat ini dia memang belum melupakan sosok Satya. Bahkan detil wajah dan postur tubuhnya seperti apa, masih dia ingat.

Sudah hampir satu setengah tahun Maura tinggal di Bandung. Dia bekerja di sebuah perusahaan advertising sebagai web designer. Di sana dia tinggal satu kostan dengan teman yang sudah dia kenal akrab dari jaman kuliah. Namanya Vera. Vera bekerja di perusahaan ekspor-impor. Dibandingkan Maura, Vera sudah terlebih dulu tinggal di Bandung selama 6 bulan. Awalnya Maura ingin cari kostan sendiri, tapi Vera dengan baik hati mengajaknya untuk tinggal bersama. Kostan yang mereka tinggali ini cukup besar. Lebih cocok disebut kontrakan sih. Karena modelnya satu buah rumah, dan itu mereka sewa berdua saja. Maura dan Vera sudah seperti saudara saking dekat dan akrabnya. Mereka sudah biasa tukeran baju, tas, atau sepatu karena kebetulan postur tubuh keduanya mirip-mirip. Bedanya, Maura berpostur sedikit lebih tinggi dari Vera. Orang-orang yang baru mengenal mereka selalu mengira keduanya adalah kakak-beradik.

Oke, kembali ke cerita masa lalu Maura, yang membuatnya malam ini mendadak jadi stalker.

...♡♡♡...

Tentang Satya.

'Nggak jelas' adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan perasaan Maura pada Satya kala itu. Karena entah kenapa Maura tiba-tiba begitu semangat untuk mencari tahu tentang Satya dan latar belakangnya. Bukan untuk memata-matai sih, tapi karena saking kagum dan terpesonanya.

Satya itu orangnya ramah, supel, periang, dan baik banget. Mengingat Maura hanya sebagai adik kelas, Satya cukup welcome setiap kali Maura menyapa cowok itu. Gimana ya.... pokoknya Satya itu orangnya asyik dan baik.

Saat itu Maura masih duduk di kelas 1 dan Satya di kelas 2. Kelas mereka berdampingan.

Yang sering Maura perhatikan dari Satya adalah, setiap jam istirahat anak itu tidak pernah pergi kemana-mana. Kebiasaan yang dia lakukan hanya nongkrong di depan kelas, ngobrol sama teman sebayanya, atau kadang melipir ke kelas Maura hanya sekedar nongolin muka atau lihat-lihat kelas doang. Aneh banget memang, tapi begitulah Satya.

Dan bagian aneh inilah yang justru Maura sukai. Saat Satya melipir ke kelasnya, itu artinya dia bakalan bisa melihat anak itu dari jarak dekat banget! Dan itu bisa membuat jantung Maura berasa jumpalitan, padahal Satya nggak ngapa-ngapain. Cuma lewat dan senyum aja.

Pernah suatu hari, waktu itu jam istirahat saat bel berbunyi dan guru langsung meninggalkan kelas, seperti biasa Maura langsung mengemasi buku pelajarannya. Teman sebangkunya yang bernama Tere juga langsung ngajak ke kantin. Karena memang posisi lagi lapar dan haus, Maura setuju-setuju saja

Tapi betapa kagetnya dia saat berdiri dan menoleh ke jendela--bangku Maura dan Tere berada di sebelah tembok, tepat dibawah jendela kelas--....WOW, Maura melihat Satya sedang bersandar di tiang penyangga teras, dengan wajah menengadah ke atas dan mata terpejam tepat di depan kelasnya. Bukan apa-apa memang, tapi damage banget! Gayanya kaya orang yang lagi mikir sesuatu yang berat gitu. Efek selesai mapel matematika kali ya? Jadi rada kopyor tuh kepala. Soalnya pas bel masuk tadi Maura melihat guru matematika masuk ke kelas Satya.

Reflek Maura kembali duduk, mengelus dada dan itu tentu membuat Tere heran.

"Lo ngapain sih Ra? Ayo ke kantin, katanya laper," ajak Tere yang sudah nggak sabar.

"Kayaknya gue nggak ke kantin aja deh Re. Tiba-tiba gue nggak laper," jawab Maura enteng.

Kening Tere mengernyit dengan alis yang hampir menyatu saking herannya. Dia melihat lurus ke jendela lalu menatap Maura lagi dan menggeleng. Waktu itu dia nggak ngeh kalau yang membuat teman sebangkunya tiba-tiba mengurungkan niat ke kantin adalah KARENA LAGI ADA SATYA DI DEPAN KELAS! Tapi untungnya Tere bukan teman yang kepo. Begitu Maura tidak jadi ke kantin, dia pergi sendirian.

Kelas mulai sepi saat penghuninya satu per satu keluar. Maura pun akhirnya juga tidak mau di kelas sendirian, bisa jadi fitnah nanti kalau ada barang hilang. Tapi tunggu, dia tidak mau keluar dengan perasaan yang tidak karuan. Jadi dia mengatur nafas terlebih dahulu untuk mengurangi perasaan grogi dan debar jantungnya yang masih jumpalitan

"Lho, kamu sendirian aja di kelas?" suara itu begitu ramah menyapanya saat Maura baru saja menginjakkan kakinya di teras.

"Ee... i... iya, t... tadi masih beresin bu.. buku pelajaran," Maura sudah mencoba untuk tidak gugup tapi tetap saja akhirnya tidak terkontrol. Entah saking senengnya atau apa. Tapi dalam hati Maura merutuki mulutnya sendiri yang tidak bisa diajak kompromi.

"Hmmmpppfffhhh..." Satya menegakkan tubuh dan menatap Maura beberapa saat.

Dia lagi ngetawain gue ya? Gara-gara gue gugup di depannya? Ya Ampun, gue malu! maki Maura dalam hati pada dirinya sendiri. Dan bodohnya, saat itu dia justru sama sekali tidak bisa bergerak dari tempatnya dan hanya bisa mematung. Sampai tiba-tiba dia merasakan sebuah sentuhan kecil di pipinya.

"Kok malah bengong, ati-ati kesambet," celetuk Satya dan masih terkekeh. "Bangunan sekolah tuh biasanya angker loh... hiii..." dia pura-pura bergidig.

Ya Tuhan, godaan apalagi ini. Melayang rasanya merasakan sentuhan jarinya di pipi gue. Maura menggigit bibir menahan gejolak perasaannya. Lemah banget sih lo Ra, baru juga digituin udah GR!

"Eh, enggak kok.. aku nggak bengong. Kamu ngapain di depan kelasku?"

Satya mengangkat alis mendengar pertanyaan Maura. Dia lalu menoleh ke kiri dan kanan yang hanya ada beberapa anak berlalu lalang di sekitar mereka.

"Memangnya kenapa? Ada larangannya ya?" tanya Satya balik.

Lagi-lagi Maura hanya bisa tersenyum getir menyadari kebodohannya. Buat apa juga nanya begitu??? Nggak penting banget kan? Hak dia kali mau nongkrong di mana. Lo pikir ini sekolah punya bapak lo?

"Ya enggak sih... sorry..." ucap Maura salah tingkah.

Itulah awal kedekatan Maura dengan Satya. Dekat dalam artian, nggak ada lagi rasa canggung dan gugup setiap kali bertemu dan ngobrol ringan. Satya adalah kakak kelas yang friendly, enggak arogan dan sok kuasa seperti kakak kelas pada umumnya.

Dari kedekatan yang biasa itu akhirnya Maura jadi tahu banyak tentang Satya. Nama lengkapnya, jumlah saudaranya, warna kesukaan, makanan favorit, dan film favorit. Yang semuanya langsung dia tulis rapi di buku diarynya.

...♡♡♡...

Jeglek!

Pintu kamar Maura tiba-tiba terbuka dari luar saat dia masih sibuk dengan angan-angan masa lalunya tentang Satya. Maura buru-buru menutup laptop dan menyurukkan buku diarynya ke bawah bantal. Karena kalau Vera sampai tahu dia lagi baca-baca buku diary, tawanya bakal auto meledak dan dia bakalan langsung kata-katain Maura. Yang lebay lay, jijik lah, nggak musim lah.

"Dipanggil-panggil nggak nyaut, ternyata lagi ngelamun?" omel Vera sambil menyandarkan tubuhnya di pintu dan bersedekap.

Maura menoleh dan nyengir. "Lo manggil gue? Sumpah deh gue beneran nggak denger. Ada apa memangnya?"

"Di luar ada bakso, lo mau beli apa enggak?"

"Boleh deh, beliin ya... gue mau beresin kerjaan dulu bentar, tinggal dikit," Maura beralasan.

Vera mencibir dan menggoyang-goyangkan kepalanya lucu. Pun begitu dia tetap menuruti permintaan Maura.

Fyuhh.... Maura bernafas lega saat Vera kembali menutup pintu kamar. Setelah mengeluarkan aplikasi Instagram di laptop dan menyimpan buku diarynya di tempat yang aman, Maura segera keluar kamar untuk menikmati bakso yang dibelikan Vera.

...~bersambung~...

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

sepeetiy seru jg..nyimak dulu ya sorry br mampir..

2021-08-26

0

Anti Veryanty S

Anti Veryanty S

semngat thorr.
aku hadir membwa like.
mampir juga yuk dinovel pertamaku mana tau suka.
mari saling mendukung.
🙏🙏💪💪😀

2021-08-21

0

sal01

sal01

hai thor, aku udah ninggalin jejak nich, mantap,

2021-06-16

0

lihat semua
Episodes
1 EPS. 1
2 EPS. 2
3 -VISUAL-
4 EPS. 3
5 EPS. 4
6 EPS. 5
7 EPS. 6
8 EPS. 7
9 EPS. 8
10 EPS. 9
11 EPS. 10
12 EPS. 11
13 EPS. 12
14 EPS. 13
15 EPS. 14
16 EPS. 15
17 EPS. 16
18 EPS. 17
19 EPS. 18
20 EPS. 19
21 EPS. 20
22 EPS. 21
23 EPS. 22
24 EPS. 23
25 EPS. 24
26 EPS. 25
27 EPS. 26
28 EPS. 27
29 EPS. 28
30 EPS. 29
31 EPS. 30
32 EPS. 31
33 EPS. 32
34 EPS. 33
35 EPS. 34
36 EPS. 35
37 EPS. 36
38 EPS. 37
39 EPS. 38
40 EPS. 39
41 EPS. 40
42 EPS. 41
43 EPS. 42
44 EPS. 43
45 EPS. 44
46 EPS. 45
47 EPS. 46
48 EPS. 47
49 EPS. 48
50 EPS. 49
51 Eps. 50
52 Eps. 51
53 Eps. 52
54 Eps. 53
55 Eps. 54
56 Eps. 55
57 Eps. 56
58 Eps. 57
59 Eps. 58
60 Eps. 59
61 Eps. 60
62 Eps. 61
63 Eps. 62
64 Eps. 63
65 Eps. 64
66 Eps. 65
67 Eps. 66
68 Eps. 67
69 Eps. 68
70 Eps. 69
71 Eps. 70
72 Eps. 71
73 Eps. 72
74 Eps. 73
75 Eps. 74
76 Eps. 75
77 Eps. 76
78 Eps. 77
79 Eps. 78
80 Eps. 79
81 Eps. 80
82 Eps. 81
83 Eps. 82
84 Eps. 83
85 Eps. 84
86 Eps. 85
87 Eps. 86
88 Eps. 87
89 Eps. 88
90 Eps. 89
91 Eps. 90
92 Eps. 91
93 Eps. 92
94 Eps. 93
95 Eps. 94
96 Eps. 95
97 Eps. 96
98 GAES, MO NANYA!
99 Eps. 97
100 Eps. 98
101 Eps. 99
102 Eps. 100
103 Eps. 101
104 Eps. 102
Episodes

Updated 104 Episodes

1
EPS. 1
2
EPS. 2
3
-VISUAL-
4
EPS. 3
5
EPS. 4
6
EPS. 5
7
EPS. 6
8
EPS. 7
9
EPS. 8
10
EPS. 9
11
EPS. 10
12
EPS. 11
13
EPS. 12
14
EPS. 13
15
EPS. 14
16
EPS. 15
17
EPS. 16
18
EPS. 17
19
EPS. 18
20
EPS. 19
21
EPS. 20
22
EPS. 21
23
EPS. 22
24
EPS. 23
25
EPS. 24
26
EPS. 25
27
EPS. 26
28
EPS. 27
29
EPS. 28
30
EPS. 29
31
EPS. 30
32
EPS. 31
33
EPS. 32
34
EPS. 33
35
EPS. 34
36
EPS. 35
37
EPS. 36
38
EPS. 37
39
EPS. 38
40
EPS. 39
41
EPS. 40
42
EPS. 41
43
EPS. 42
44
EPS. 43
45
EPS. 44
46
EPS. 45
47
EPS. 46
48
EPS. 47
49
EPS. 48
50
EPS. 49
51
Eps. 50
52
Eps. 51
53
Eps. 52
54
Eps. 53
55
Eps. 54
56
Eps. 55
57
Eps. 56
58
Eps. 57
59
Eps. 58
60
Eps. 59
61
Eps. 60
62
Eps. 61
63
Eps. 62
64
Eps. 63
65
Eps. 64
66
Eps. 65
67
Eps. 66
68
Eps. 67
69
Eps. 68
70
Eps. 69
71
Eps. 70
72
Eps. 71
73
Eps. 72
74
Eps. 73
75
Eps. 74
76
Eps. 75
77
Eps. 76
78
Eps. 77
79
Eps. 78
80
Eps. 79
81
Eps. 80
82
Eps. 81
83
Eps. 82
84
Eps. 83
85
Eps. 84
86
Eps. 85
87
Eps. 86
88
Eps. 87
89
Eps. 88
90
Eps. 89
91
Eps. 90
92
Eps. 91
93
Eps. 92
94
Eps. 93
95
Eps. 94
96
Eps. 95
97
Eps. 96
98
GAES, MO NANYA!
99
Eps. 97
100
Eps. 98
101
Eps. 99
102
Eps. 100
103
Eps. 101
104
Eps. 102

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!