EPS. 4

Maura duduk di sofa ruang tamu dengan sekaleng biskuit di pangkuannya. Kedua tangannya sibuk mengoperasikan ponsel dan bibirnya tidak bisa berhenti tersenyum. Dia bahagia banget semenjak berhasil menemukan IG Satya dan saat ini dia sedang menanti balasan DM-nya yang dikirim siang tadi.

Vera yang sejak tadi memantau gelagat Maura dari ruang makan--dia sedang sibuk mengurusi email masuk dari kantor--cuma bisa geleng-geleng kepala. Pasalnya Maura tidak pernah terlihat sebahagia ini sebelumnya. Masa iya lagi chattingan sama Mario sampai segitunya? Tiap hari ketemu juga. Batinnya.

"Bahagia banget? Dapat apaan sih? Undian berhadiah? Hati-hati lho penipuan!" celetuk Vera sembari berjalan menghampiri Maura--setelah menyelesaikan pekerjaannya kemudian menghempaskan bokongnya di sebelah Maura.

Maura mencibir. "Lebih dari itu," sahutnya riang. Dia menutup kaleng biskuit dan meletakkannya di atas meja.

"Lebih dari itu, maksudnya? Lo beneran dapat rejeki nomplok?"

Maura beringsut dan menghadap ke Vera. "Ver, lo masih inget nggak sih duluuuuuuuuuu banget pas jaman kuliah, kalau nggak salah gue pernah cerita ke elo soal cowok yang pernah gue taksir di jaman SMA?"

Kening Vera mengerut beberapa saat. Kemudian ingatannya merespon pertanyaan panjang Maura barusan. Ya, Maura pernah menceritakan tentang crush itu tapi dia lupa namanya siapa. Baru juga siang tadi dia ingat tentang crushnya Maura saat ngobrol sama Mario, tak disangka malam ini Maura kembali mengungkitnya.

"Siapa ya?" tanya Vera pelan.

"Iiih masa lo udah lupa sih?" Maura menggoyang-goyangkan lengan Vera. "Dulu kayaknya gue sering loh curhatin soal dia ke elo. Dan lo pernah nanya sama gue 'kaya apa sih orangnya? penasaran', tapi waktu itu gue nggak bisa kasih lihat karena nggak ada fotonya. Inget-inget dong...."

"Iyaaaa gue inget, cuma gue lupa namanya. Siapa sih?"

Maura nyengir kuda. Dia senang Vera masih mengingat cerita itu.

"Satya," jawab Maura singkat sembari menunjukkan satu foto Satya dari akun Instagramnya. Foto yang berhasil membawa Maura bernostalgia di masa SMA-nya, karena di foto itu Satya tengah mengenakan seragam SMA. Dan foto itu menunjukkan gambaran aksen dia banget di jaman SMA dulu. Maura yakin itu foto lama yang diedit agar tampak lebih jernih dan halus. Pintu di belakangnya, itu adalah pintu masuk ke kelas Satya dulu. Kelas 2 IPA 1.

...Pengen banget balik ke masa ini woey! Yang taunya cuma nongkrong, maen ke warnet/ PS sampe pagi, beban terberat cuma PR matematika. Temen SMA gue pada jadi apa sekarang? Ada yang udah jadi Pilot kah? 😃😃...

...---...

"Cakep kan Ver? Senyumnya itu lho Veeer...." Maura geregetan. "Manis bangeeeeet!!"

Vera terbahak menatap foto itu. Yang tentu membuat Maura menatapnya heran. Apanya yang lucu?

"Kok malah ketawa? Gue nanya oncom, dia keren kan?"

"Hahaha, enggak kok. Gue ngetawain caption dia. Emang di jaman SMA masih suka ada guru yang nanya ke muridnya 'Hai anak-anak, nanti cita-cita kalian mau jadi apa?' Gitu ya?"

Reflek Maura menoyor kepala Vera atas respon tersebut. Tapi mau tak mau, dia ikut tertawa juga. Entahlah, sejak dia menemukan akun IG Satya, dan membaca setiap caption yang dia tulis, Maura merasa tulisan itu bisa membuatnya tersenyum dan tertawa. Dilihat dari situ, Maura yakin sikap Satya masih seperti dulu. Humoris dan friendly.

"Lo tahu nggak sih Ver, gue tuh seneng banget akhirnya bisa kembali ngelihat dia. Yaaah, meskipun cuma di IG, tapi dari sini seenggaknya gue punya harapan buat bisa ketemu dia lagi. Kira-kira dia masih inget nggak ya sama gue?" Maura mengetuk-ngetukkan ujung ponsel ke dahinya.

"Nggak usah berekspektasi terlalu tinggi deh, nanti kecewa," Vera menuturkan.

"Ih kok lo ngomongnya gitu sih? Nggak ngedukung banget," bibir Maura memberengut.

"Bukannya gue nggak ngedukung, Ra. Realistis aja gitu lho. It's been a.... kapan terakhir kali lo ketemu dia?"

"Delapan tahun yang lalu."

"Nah! it's been eight years ago. Banyak hal yang sudah berubah pasti kan? Mulai dari sikap, cara berfikir, sudut pandang. Emang lo minta dukungan semacam apa coba?"

Maura menarik seulas senyum. Dia lalu menarik nafas dalam-dalam, meletakkan ponsel ke meja dan menopang kepala menggunakan satu tangan yang disanggakan di punggung sofa. Matanya menatap lurus ke arah Vera.

"It's my first love...

What I'm dreaming of...

When I'm go to bed...

When I lay on my head upon my pillow...

Don't know what to do..

My first love...

Thinks that I'm too young...

He doesn't even know...

Wish I could show him what I'm feeling...

Cause I'm feeling my first love..." Maura mengakhiri senandungnya dengan senyum lebar.

Vera bertepuk tangan lirih dan mencubit pipi Maura.

"First, suara lo bagus!" Maura mengacungkan jempolnya. "Second, lagu itu buat dia?" bisiknya.

"Kurang lebih seperti itu," ucap Maura. "Ya ampun Ver, sumpah deh gue beneran berharap banget bisa ketemu dia lagi. Gue tu ngerasa kaya tiba-tiba ingat dia kan? Trus gue kaya yang semangat gitu nyari sosmed dia, ngetik random di kolom pencarian, and finally I found him! It's like a dream, but it is real!" dia tidak mau menceritakan soal buku diarynya yang penuh dengan cerita Satya pada Vera.

Melihat keinginan Maura yang tampak menggebu-gebu akan Satya, mengingatkan Vera pada pertemuannya dengan Mario di kantin siang tadi. Dari sini tampak begitu jelas bagaimana Maura yang seperti tidak memiliki rasa lagi pada Mario. Tapi kalau memang sudah tidak ada rasa, kenapa Maura selama ini masih begitu welcome ke Mario?

Mario hanya menganggap hubungan mereka break, sementara Maura menganggapnya sudah berakhir. Memang sih Maura tidak pernah secara terang-terangan mengatakan pada Vera tentang titik hubungannya dengan Mario. Tapi sikap ini sudah membuktikan kalau Maura tidak lagi menginginkan Mario menjadi bagian dari hidupnya.

"Kalau ternyata dia udah nikah, gimana?" tanya Vera.

Tubuh Maura menegak demi mendengar pertanyaan Vera.

"Kok lo pertanyaannya gitu sih Ver?" Maura menggerutu.

"Lho, gue kan nanya, seandainya dia udah nikah, gimana? Kan cuma seandainya, nggak salah kan pertanyaan gue? Lagian udah delapan tahun ini, dan kalian udah nggak pernah ketemu, nggak pernah kontak, kemungkinan-kemungkinan seperti itu kan bisa terjadi."

"Tapi di akun IG-nya dia nggak ada dia foto sama cewek," Maura kembali menyambar ponselnya dan membuka akun milik Satya. "Tuh lihat, semuanya sendiri. Cuma ada beberapa doang yang sama temennya, dan itu pun cowok juga," dia terus berusaha meneguhkan harapan akan Satya yang masih single.

"Hmmmmppfffhhhh...." Vera menahan tawa sembari mencomot sekeping biskuit lalu melahapnya sebelum lanjut berbicara. "Asal lo tahu ya, ada dua macam orang di dunia ini dalam menyikapi hubungan mereka di dunia persosmedan. Satu, orang yang sangat terbuka. Bahkan untuk urusan pribadi sekalipun--tentang pacar, kehidupan sehari-hari--, dia post di sosmednya semuanya tanpa terkecuali. Dua, orang yang maen sosmed cuma buat seneng-seneng aja. Artinya dia jaga privasi, kehidupan pribadi. Dia nggak mau umbar soal percintaan di sana. So, who knows kan 'Satya' lo itu tipikal orang yang nomer dua?"

"Ck, ah! Lo nggak asyik banget deh Ver!" Maura berdecak sebal lalu bangkit.

"Eh, lo mau kemana weh?" Vera menahan lengan Maura.

"Mau ke kamar, is-ti-ra-hat. Soalnya temen gue lagi nggak enak diajakin curcol. Males ah!"

Vera terbahak. "Oke sebelum lo ke kamar, gue mau nanya dulu."

"Apaan lagi?"

Belum sampai Vera mengungkapkan pertanyaannya, ponsel Mauda berdering. Maura menatap layar ponselnya datar. Ternyata Mario yang menelfon.

"Bentar," bisik Maura pada Vera. "Ya halo, Yo... aduh maaf banget ya, aku nggak bisa.... iya maaf tadi nggak sempet kasih kabar karena aku lagi sibuk banget. Ada beberapa pekerjaan yang aku bawa pulang ke rumah soalnya. Lain kali aja ya... oke... hmm... bye..." klik! Maura menekan tombol merah di layar ponselnya.

"Mario?" tanya Vera.

Vera mengangguk.

"Dia ngajakin lo kemana emang?"

"Tadi sih mau ngajakin gue makan malam di luar gitu. Tapi... tau deh, gue males banget."

"Jadi lo barusan bohongin dia soal kerjaan yang lo bawa ke rumah?"

"Ya mau gimana lagi, dengan begitu kan dia nggak mungkin maksa gue. Soalnya urusannya sama pekerjaan."

Vera menggeleng-gelengkan kepalanya heran. "Kok lo tega sih Ra? Jadi, status hubungan lo sama Mario tu sebenernya gimana?"

Kening Maura mengerut. "Ck, udahlah gue nggak mau bahas itu dulu," Maura menghentakkan lengannya dari Vera, kemudian berlalu menuju kamarnya.

Lagi-lagi, Vera cuma bisa menghela nafas dan geleng-geleng kepala. Tadinya dia ingin mengatakan tentang kedatangan Mario yang menemuinya di kantin kantor, namun seketika urung saat ingat pesan Mario yang sudah mewanti-wanti supaya jangan sampai memberi tahu Maura.

Mario ngarepin Maura, sedangkan Maura ngarepin Satya. Hmmmh... rumit banget kalian.

...~Bersambung~...

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

maura php nih sm mario

2021-08-26

0

Senja Cewen

Senja Cewen

Benar-benar kangen masa SmA

2021-04-07

2

park jongseong younger sist

park jongseong younger sist

Lee Jeno

2021-04-06

1

lihat semua
Episodes
1 EPS. 1
2 EPS. 2
3 -VISUAL-
4 EPS. 3
5 EPS. 4
6 EPS. 5
7 EPS. 6
8 EPS. 7
9 EPS. 8
10 EPS. 9
11 EPS. 10
12 EPS. 11
13 EPS. 12
14 EPS. 13
15 EPS. 14
16 EPS. 15
17 EPS. 16
18 EPS. 17
19 EPS. 18
20 EPS. 19
21 EPS. 20
22 EPS. 21
23 EPS. 22
24 EPS. 23
25 EPS. 24
26 EPS. 25
27 EPS. 26
28 EPS. 27
29 EPS. 28
30 EPS. 29
31 EPS. 30
32 EPS. 31
33 EPS. 32
34 EPS. 33
35 EPS. 34
36 EPS. 35
37 EPS. 36
38 EPS. 37
39 EPS. 38
40 EPS. 39
41 EPS. 40
42 EPS. 41
43 EPS. 42
44 EPS. 43
45 EPS. 44
46 EPS. 45
47 EPS. 46
48 EPS. 47
49 EPS. 48
50 EPS. 49
51 Eps. 50
52 Eps. 51
53 Eps. 52
54 Eps. 53
55 Eps. 54
56 Eps. 55
57 Eps. 56
58 Eps. 57
59 Eps. 58
60 Eps. 59
61 Eps. 60
62 Eps. 61
63 Eps. 62
64 Eps. 63
65 Eps. 64
66 Eps. 65
67 Eps. 66
68 Eps. 67
69 Eps. 68
70 Eps. 69
71 Eps. 70
72 Eps. 71
73 Eps. 72
74 Eps. 73
75 Eps. 74
76 Eps. 75
77 Eps. 76
78 Eps. 77
79 Eps. 78
80 Eps. 79
81 Eps. 80
82 Eps. 81
83 Eps. 82
84 Eps. 83
85 Eps. 84
86 Eps. 85
87 Eps. 86
88 Eps. 87
89 Eps. 88
90 Eps. 89
91 Eps. 90
92 Eps. 91
93 Eps. 92
94 Eps. 93
95 Eps. 94
96 Eps. 95
97 Eps. 96
98 GAES, MO NANYA!
99 Eps. 97
100 Eps. 98
101 Eps. 99
102 Eps. 100
103 Eps. 101
104 Eps. 102
Episodes

Updated 104 Episodes

1
EPS. 1
2
EPS. 2
3
-VISUAL-
4
EPS. 3
5
EPS. 4
6
EPS. 5
7
EPS. 6
8
EPS. 7
9
EPS. 8
10
EPS. 9
11
EPS. 10
12
EPS. 11
13
EPS. 12
14
EPS. 13
15
EPS. 14
16
EPS. 15
17
EPS. 16
18
EPS. 17
19
EPS. 18
20
EPS. 19
21
EPS. 20
22
EPS. 21
23
EPS. 22
24
EPS. 23
25
EPS. 24
26
EPS. 25
27
EPS. 26
28
EPS. 27
29
EPS. 28
30
EPS. 29
31
EPS. 30
32
EPS. 31
33
EPS. 32
34
EPS. 33
35
EPS. 34
36
EPS. 35
37
EPS. 36
38
EPS. 37
39
EPS. 38
40
EPS. 39
41
EPS. 40
42
EPS. 41
43
EPS. 42
44
EPS. 43
45
EPS. 44
46
EPS. 45
47
EPS. 46
48
EPS. 47
49
EPS. 48
50
EPS. 49
51
Eps. 50
52
Eps. 51
53
Eps. 52
54
Eps. 53
55
Eps. 54
56
Eps. 55
57
Eps. 56
58
Eps. 57
59
Eps. 58
60
Eps. 59
61
Eps. 60
62
Eps. 61
63
Eps. 62
64
Eps. 63
65
Eps. 64
66
Eps. 65
67
Eps. 66
68
Eps. 67
69
Eps. 68
70
Eps. 69
71
Eps. 70
72
Eps. 71
73
Eps. 72
74
Eps. 73
75
Eps. 74
76
Eps. 75
77
Eps. 76
78
Eps. 77
79
Eps. 78
80
Eps. 79
81
Eps. 80
82
Eps. 81
83
Eps. 82
84
Eps. 83
85
Eps. 84
86
Eps. 85
87
Eps. 86
88
Eps. 87
89
Eps. 88
90
Eps. 89
91
Eps. 90
92
Eps. 91
93
Eps. 92
94
Eps. 93
95
Eps. 94
96
Eps. 95
97
Eps. 96
98
GAES, MO NANYA!
99
Eps. 97
100
Eps. 98
101
Eps. 99
102
Eps. 100
103
Eps. 101
104
Eps. 102

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!