Aku baru mau menghampiri si gadis manis itu, tapi ada seorang pria yang terus menerus di sampingnya.
'Mungkin itu pacarnya,' batinku yang membuatku tersenyum sendiri.
"Hey, bro!" panggil seseorang yang ternyata sudah duduk di sebelahku.
"Yah!" jawabku sambil berpaling ke arah si pemilik suara.
"Darren! Apa kabar?"
"Hey, Putra! Kabar baik. Gimana kabar lu juga?"
Putra, salah satu temen nongkrong bareng sampai saat ini. Hanya saja sudah enam bulan ini kami jarang ketemu, karena kesibukkan kami masing-masing.
"Baik juga. Oh ya, Bella?" tanyanya penasaran karena dia melihat aku tidak membawa pasangan.
"Dia keluar negeri. Kuliah di sana," jawabku sambil tersenyum kecil, tapi hati merasa kesepian.
"Kemana kuliahnya?"
"Ke Jerman. Sudah lima bulanan dia di sana."
"Lu gak nyusul? Cewek secantik dia bisa di rebut orang lo kalau gak ada yang jagain," ledek Putra sambil menyenggol dikit lengan kiriku.
"Bisa aja lu, Put. Kita cuma temenan kok. Gak lebih. Lagian juga kan kita emang gak pernah pacaran," jawabku yang emang ngerasa kalau hubungan diantara kami berdua tidak spesial.
"Bukannya lu naksir ama dia?"
"Hehe... kita hanya sebatas friendzone aja. Itu aja."
Aku menyangkalnya agar Putra gak tanya lebih lanjut. Friendzone aku ke Bella tuh emang sudah seperti sepasang kekasih, tapi hanya aku yang terlalu sayang ama dia. Sedangkan dia tidak begitu membalas perasaanku, karena dulu dia sudah mempunyai seseorang yang spesial di hatinya.
"Owalah... hanya teman toh. Trus, sekarang lu masih jomblo? Gebetan lu mana?" tanya Putra sambil mencari-cari siapa yang menjadi tambatan hatiku.
Aku hanya tersenyum kecil, tapi tiba-tiba aku masih melirik ke arah gadis manis yang membuat jantungku berdetak setiap kali melihatnya.
"Lu suka ama tuh cewek?" tanya Putra sambil menepuk pelan bahuku dan sontak responku sedikit kaget.
"Cewek yang mana?" Aku mencoba bertanya padanya sebatas ingin tau saja siapa yang sudah di terkanya tadi.
"Itu yang rambut panjang pake dress salem, yang lagi megang hp," tunjuknya tepat pada sosok gadis yang telah membuatku penasaran alias gadis yang kumaksud.
Aku melihat gadis tersebut tengah tersenyum puas pada layar hpnya. "Tapi... dia uda punya cowok," ucapku dengan perasaan kecewa.
"Maksud lo, cowok yang disebelahnya itu?" tanya putra memastikan cowok yang kumaksud.
Aku hanya mengangguk menandakan kalau tebakannya adalah benar.
"Hahahaha... Bro, itu bukan cowoknya. Itu adenya," jawab Putra yang mengejutkanku.
"Kok lu tau?" tanyaku penasaran.
"Ya iyalah gue tau. Dia kan temen sekampus gue. Anaknya pinter, jurusan kedokteran," lanjut Putra yang bikin hatiku lega mendengarnya.
"Kok mereka gak mirip?"
"Iya, pada bilang gitu. Gue juga awalnya gak yakin kalo itu kakaknya. Abisnya kakaknya awet muda banget."
"Jadi, lu pernah ngobrol ama kakaknya?"
"Gak sih. Gue cuma suka ngeliat mereka chattan aja sambil video call. Nama adenya Ferdy. Bentar ya, gue panggilin."
Putra melambai-lambaikan tangannya ke arah Ferdy yang dia kenal dan akhirnya cepat direspon oleh Ferdy. Putra memberi kode pada Ferdy agar menghampirinya dan Ferdy mengangguk menyetujui menuju ke arah tempat duduk kami. Tampak si Ferdy menggandeng tangan kakaknya dan berjalan pelan untuk di bawa ke sini. Dia memang seperti seorang lelaki yang setia terhadap pasangannya.
"Hey, bro!" panggil Putra sambil berdiri dari tempat duduknya berjabat tangan gaul ala-ala anak muda zaman sekarang.
"Hey, Put. Ama siapa lu?" tanya Ferdy sambil tersenyum gembira.
"Nih!" lirik Putra ke arahku. "Ama dia. Kenalin dulu, temen nongkrongan gue, Darren."
Aku langsung beranjak dari kursiku sambil berkenalan dengannya. "Darren."
"Ferdy," ucapnya singkat. "Ini kakak gue, Via," lanjutnya sambil mengenalkan kakaknya.
"Via," ucap lembut si pemilik nama tersebut.
Aku hanya tersenyum ramah saja, tapi jantungku sangat kacau. Semoga saja tidak sampai terdengar olehnya.
"Kak Via, silahkan duduk di sini!" seru Putra sambil menawarkan kursi yang masih kosong di sebelahnya.
"Panggil aku Via saja agar tidak canggung!" pintanya sambil mau mengambil posisi duduk kursi tersebut.
"Via, kamu di sana saja! Aku yang disini," ucap Ferdy yang menggeser kakaknya agar duduk di kursi sebelahnya lagi.
"Ok!" jawabnya seraya membetulkan gaunnya sambil mengambil posisi duduk anggunnya.
Ferdy tampak memperlakukan kakaknya dengan sangat baik. Dia menjaga kakaknya agar tidak sembarangan dekat dengan lelaki lain. Aku sangat merasa kagum melihat kelakuan mereka berdua.
🌺Author Pov🌺
Di tengah-tengah keramaian, Yuda sudah sangat siap di kenalkan sebagai tuan rumah acara malam ini oleh hostnya. Kedua orang tua Yuda juga sudah siap melangsungkan acara ulang tahun putranya.
"Selamat malam saya ucapkan kepada saudara-saudari sekalian yang ganteng-ganteng, yang cantik-cantik, sudah hadir pada malam hari ini. Kita mulai saja acara kita pada malam hari ini yaitu acara ulang tahun tuan muda Yuda Wijaya sekaligus acara tunangannya dengan nona muda Alexia Susan. Kita berikan tepuk tangan meriah pada mereka berdua!" ucap host panjang lebar yang membuka awal acara tersebut berlansung dengan lancar.
Yuda dan pasangannya berdiri di atas panggung di depan sebuah cake lima tingkat. Mereka bersama para orang tua masing-masing mengikuti himbauan dari host sampai acara ini berjalan dengan mulus tanpa ada celah. Acara pertukaran cincin juga sudah berjalan dengan baik dan di akhiri dengan ciuman romantis antar kedua pasangan tersebut.
Acara masih berlanjut dengan alunan musik romantis untuk mengiringi siapa saja yang mau berdansa di dance floor yang sudah disediakan. Beberapa tamu pasangan juga menampilkan kehebatan mereka dalam berdansa.
Dari kejauhan tampak Darren sesekali mencuri pandang ke arah Via tanpa sepengetahuan Via. Tapi pandangan Via hanya jatuh pada pasangan-pasangan romantis di dance floor saja.
🌺Via Pov🌺
"Fer, aku lapar."
"Mau diambilin?" tawar Ferdy.
"Ga usah. Aku pergi sendiri aja cari makan. Aku takut lambungku bermasalah kalo telat makan," jawabku langsung berdiri dari tempatku. "Kamu gak mau ikut makan sekalian?"
"Aku mau ke toilet bentar. Kamu duluan aja!"
Aku dan dia sama-sama pergi ke tempat tujuan kami masing-masing. Ball roomnya sangat ramai dan elegan. Masing-masing tamu yang datang bebas nongkrong di mana saja sambil makan semua jenis makanan yang disediakan. Pilihanku jatuh kepada Blueberry Cheesecake yang menggoda.
'Aduh, enak banget sih kamu!' batinku saat sudah menikmati suapan pertama di dalam mulutku.
"Halo!" sapa seorang pria yang baru saja menghampiriku.
"Ya," jawabku sambil menengok ke arah pemilik suara.
Ternyata si pemilik suara tersebut adalah suara seorang pria muda yang tampan.
*Darren Xander
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
bahagia selalu
2022-09-16
0
Meida Atini
babang yibo
2021-09-24
1
Evitha Junaedy
klw liat yg ky gni mah leleh dah
2021-06-23
1