eps 4

"Suka cheese cake juga?" tanyanya basa-basi sambil melirik ke arah cake yang sedang kupegang.

Aku hanya tersenyum kecil. "Ya, setidaknya dia dapat mengganjal perutku yang sedang lapar. Kamu sendiri juga suka cheese cake?"

"Aku tidak begitu suka cake. Mereka terlalu manis."

"Oooo..."

"Kamu kerja dimana?"

"Aku?" tanyaku memastikan.

Dia langsung mengangguk cepat dan sambil tersenyum manis.

"Aku buka usaha sendiri. Mencoba bisnis kecil-kecilan dari hobiku saja," jawabku sambil masih menikmati tiap gigitan cheese cake di mulutku.

"Oooo.. bagus itu. Kalo boleh tau, usaha apa emangnya?"

"Aksesoris saja. Kalo kamu?"

"Aku... hanya seorang pekerja biasa juga."

"Mmm..." jawabku sambil mengangguk kecil.

Pekerja biasa? Itu tidak mungkin. Karena di setiap pakaian yang melekat pada tubuhnya ada Brand terkenal dan itu bukan murah. Mungkin dia tidak ingin terlihat berlebihan saja, makanya berbohong padaku.

"Via, kamu sudah selesai?" tanya Ferdy yang baru saja tiba dari arah belakang.

"Ya, aku hampir selesai," jawabku sambil melahap suapan terakhir.

Aku terkejut saat Ferdy membersihkan sisa cream yang ada di atas bibirku dengan tissue yang ada di tangannya.

"Kamu ini seperti anak kecil. Kalau makan selalu berantakkan," ucapnya yang sibuk membersihkan sisa cream tersebut.

"Sini, biar aku saja!" seruku sambil merebut paksa tissue yang ada di tangannya karena malu di lihatin oleh Darren.

"Kamu di sini untuk makan juga?" tanya Ferdy pada Darren yang masih berdiri di sampingku.

"Ah... gak. Aku hanya melihat-lihat saja sambil ngobrol dengan dia," jawabnya sambil melirik ke arahku. "Kapan-kapan kita nongkrong bareng ya ama Putra dan Yuda," ajaknya pada Ferdy.

"Tentu saja boleh. Jika aku ada waktu luang, aku akan kumpul bersama kalian," kata Ferdy sambil tersenyum manis.

"Kita mau pulang?" tanyaku pada Ferdy di sela-sela perbincangan mereka.

"Kalau sudah bosan, kita pulang saja."

"Apa kamu gak mau kumpul bersama temanmu dulu?"

"Tidak usah. Kami sudah bosan ngobrol setiap harinya di grup chatting. Ini sudah larut malam juga, aku ingin kita cepat istirahat."

"Kalo gitu, kita pulang aja sekarang."

"Bro, kami pamit dulu ya!" seru Ferdy pada Darren.

"Ya, siap! Be carefull bro karena uda malam," pesan Darren.

"You too. Ok, aku cabut duluan ya, soalnya aku bawa cewek," kata Ferdy mengakhiri pertemuan kami.

"Darren, kami pulang dulu," pamitku.

"Ok. Hati-hati di jalan." pesannya sambil tersenyum manis.

Aku mengejar pelan langkah kaki Ferdy yang sudah menungguku di dekat tempatnya berdiri di samping Yuda.

"Yud, cabut dulu ya!" ucap Ferdy sambil menepuk bahu Yuda yang tengah sibuk ngobrol dengan kerabatnya.

"Cepet amat bro? Blon selesai nih acaranya. Lu gak makan dulu?" tanya Yuda.

"Gue mau makan dirumah bro, soalnya tugas kuliah gue ada yang blon kelar dan besok uda mesti dikumpulin. Biasa... Pak Beni dosen killer paling gak bisa nunda," jawab Ferdy sambil pamit dan bergegas keluar dari ball room ke arena parkir.

Saat Ferdy mengemudi, perutnya terus berbunyi tidak beraturan dan membuatku ketawa tak tahan.

"Hahahaha...." tawaku lepas begitu saja.

"Ck.." terdengar sekilas dercitan Ferdy.

"Kamu beneran gak makan ?"

"Tadi gak selera."

"Kenapa? Segitu banyaknya makanan bikin kamu gak selera satupun?"

"Itu semua kebanyakan makanan manis dan berlemak, aku sedang jaga badanku karena sebentar lagi akan ada tes kesehatan dari fakultas," jawabnya dengan wajah memelas.

"Tau gitu gak usah ke acara itu, Fer."

"Kan gak enak Via ama Yuda. Jadi ya aku terpaksa datang. Sebenernya membosankan ke acara begituan."

"Makanya jangan suka gonta-ganti pacar, biar ada yang nemenin hari-harimu agar gak membosankan," ledekku.

"Kamu juga sama," pekiknya gak mau kalah.

🌺Author Pov🌺

Setelah beberapa saat kemudian, mereka berdua sampai di apartemen mereka. Ferdy yang sudah kelaparan langsung membuat salad rendah kalorinya, sedangkan Via membersihkan diri dan segera istirahat.

Ferdy tripikal yang menjaga banget dengan pola makannya, karena kesehatan baginya nomor satu. Berbeda dengan Via yang masih suka makan cake dan berbagai camilan lainnya, tapi Via sangat beruntung karena badannya tidak pernah gendut walaupun banyak mengkonsumsi makanan manis.

Di pesta Yuda, hal membosankan juga di alami oleh Darren, tapi Putra tetap menemaninya ngobrol sehingga mengurangi tingkat kejenuhannya. Darren membuka suara tentang kehidupan Ferdy dan Via. Dia banyak bertanya pada Putra untuk informasi tentang keluarga Ferdy dan Via.

"Bro, kalo lu penasaran ama tuh anak, lu join ke group chat kita aja, mau gak?" tawar Putra sambil tersenyum nyengir.

Masih dengan gaya gengsinya, Darren bertindak seraya sedang berpikir.

"Nih barcode group kita!" kata Putra sambil memperlihatkan barcode yang terpampang di layar ponselnya.

Tanpa basa-basi, Darren berinisiatif mengakses barcode tersebut dan sudah langsung join ke group chat Putra. Darren emang tripikal yang sangat pemilih teman. Teman nongkrongnya hanya Yuda dan Putra saja dari dulu. Selain mereka berdua, Darren tidak begitu mau akrab dengan teman yang lainnya karena sebagian temannya kadang hanya ingin memanfaatkan kekayaan milik Darren saja. Banyak yang tidak tulus. Bahkan para cewek yang mendekati Darren juga banyak, karena ketampanannya dan kekayaannya. Tapi tidak berlaku buat Darren. Darren bukan tripikal cowok playboy, tapi lebih ke coolboy.

"Thanks ya, bro!" ucap Darren sambil mengutak-atik ponselnya dan memeriksa siapa saja yang ada di group chat tersebut.

"Sama-sama, bro," balas Putra sambil ngelirik ke layar ponsel Darren.

Dengan cepat, Darren membalas lirikan Putra yang membuat Putra tidak nyaman karena seperti ketahuan mencuri pandang. Akhirnya, Darren menutup layar ponselnya dan di masukkan kembali ke kantung celananya, karena dia tidak mau sampai Putra ikutan kepo alias pengen tahu. Walaupun terkesan pelit, tapi itu adalah hal privasi bagi Darren.

Satu jam acaranya telah berlalu dan membuat para tamu undangan kembali ke rumahnya masing-masing. Setelah saling berpamitan, Darren langsung berlaju pulang ke apartemennya dengan mobilnya. Sesampainya di apartemennya, dengan langkah yang sedikit lelah ia menaiki lift dengan menekan angka 16, tempat dimana apartemen miliknya berada. Baru saja liftnya naik kisaran tiga lantai, pintu lift terbuka kembali dan menampung dua orang cewek dengan pakaian seksi dan dandanan noraknya. Mereka menekan tombol 10 sebagai tujuan mereka. Di dalam lift, cewek-cewek tersebut saling berbisik-bisik sambil melirik ke Darren yang berada di belakang pojokkan. Salah satu cewek dengan perawakan tubuh sintal dan berambut pendek menghampiri Darren sambil seperti menebar pesona.

"Hai, namaku Sandra. Kamu tinggal di sini? Kalau boleh tau, kamu di lantai 16 ya? Boleh dong kami mampir main ke apartemen kamu?" goda cewek itu tapi tidak di gubris oleh Darren.

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

ceriae selalu

2022-09-16

0

Ria Diana Santi

Ria Diana Santi

Aduh, romantis banget sih Ferdy! 😍😍😚

2021-05-24

2

Just Amel

Just Amel

Asik udah dapat akses buat lebih deket sama Via nih~

2021-05-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!