"Wahhhh.... uda lama gak main ke sini, koleksimu makin banyak dan modis aja," pujiku saat menatap takjub akan karya-karyanya.
"Kamunya aja sok sibuk. Kapan nih kita ngopi bareng?"
"Kita atur waktu ya, tau sendiri kan kalau kita bikin janji suka gak tepat gitu waktunya."
"Ya, benar!" ucapnya menyetujui sambil mengangguk pelan. "By the way, kamu butuh pakaian buat acara apa?"
"Ooo... ke acara resmi ulang tahun temen."
Cheryl fokus pada tubuhku sambil mencari beberapa pakaian yang akan ku coba. Kisaran hampir satu jam aku di tempatnya. Selain berbincang-bincang sebentar, aku mencoba segala pakaian rekomendasi darinya sampai akhirnya ketemu yang cocok denganku.
"Cantik, aku ambil ini aja!" seruku sambil menunjuk salah satu pakaian yang akan aku pick up.
"Ok de say, aku bungkus ya. Semoga harimu menyenangkan dan segera ketemu jodoh!" katanya sambil mengedipkan mata kirinya padaku.
"Apaan sih? Belon gitu mikirin ke sana sih. Lagi asyik sendiri."
"Jangan kelamaan jomblo, gak baik! Si Hendra bukannya suka ngejar kamu ya?"
"Hendra yang mana?" tanyaku sambil berpikir keras.
"Temen SMA kita yang mukanya manis itu, masa lupa sih? Setau aku, dia fans banget ama kamu."
"Oooo... Hendra itu. Aku gak anggap serius. Aku duluan ya, cantik," pamitku buru-buru kembali ke tokoku, karena pekerjaanku ada yang belum selesai.
"Cepet amat sih?" tanyanya gak puas.
"Next, kita ngobrol lagi, ok? Thanks ya, cantik."
"Ya uda, sama-sama. Jangan lupa ya cari pasangan tar malam!" pesannya lagi setelah melihatku beranjak keluar dari tokonya.
*****
🌺Darren Pov🌺
📞"Pokoknya lu mesti datang ya jam 19.30 acaranya. Tar gue kirim lokasinya."
📞"Kok mendadak gini sih? Gue aja blon selesai kerjaan kantor. Untung aja gak ada jadwal kuliah hari ini. Gue usahain de."
📞"Ayolah, friend! Gue uda booking tempat dan uda undang teman-teman yang lain. Mubazir tau kalo lu gak datang, karena gue uda itung porsi lu juga."
📞"Hahaha..... orang kaya tapi tau kata mubazir. Ya uda de. Gue selesein dulu kerjaan gue ya. Tar gue otw ke sana."
📞"Ok de bro. Di tunggu malam ini kedatangannya. We must have fun. Yeayyyy....."
Setelah di sana menutup teleponnya, aku hanya menyeringai saja. Undangan pesta ulang tahun dadakkan dari sahabat akrabku Yuda Wijaya yang tepat usianya 21 tahun saat ini.
Chatku berkumandang ke Pak Eko (asisten kantor kepercayaanku)
🧑'Pak Eko, tolong siapkan mobil buat malam ini ya! Aku mau keluar bentar ke acara temen!'
^^^🧔'Ok, den!'^^^
Aku segera menyelesaikan urusan kantorku. Sebenarnya sih ini kerjaan dari daddyku aja yang pengen aku cepat berkembang agar cepat jadi ahli pemegang waris, tapi so far aku belum gitu fokus dengan kerjaan yang baru ku jalanin dua tahun ini. Apalagi aku juga masih sambilan kuliah online, karena agak malas hadir ke tempat kuliahan.
"Pak bos, ini ada beberapa dokumen yang mesti ditanda tangani," ucap sekretarisku, Santi.
Santi menyerahkan map tersebut yang berisikan beberapa halaman dokumen untuk aku tanda tangani. Dengan tubuh montoknya, dia selalu mengenakan pakaian ketatnya, bahkan sengaja memamerkan belahan dadanya sedikit karena kancing bajunya sengaja di buka sampai pada bagian tersebut.
Aku rada males liatnya, karena bukan hanya sekali dua kali dia seperti ini. "Santi, tinggalkan map itu! Aku akan menandatanginya nanti. Kau keluarlah dulu!" perintahku yang udah jenuh melihat tingkah laku genitnya.
"Ta.. tapi pak bos, itu harus segera di tandatangani dan aku akan menunggu di sini," ucapnya ngotot berdiri di sampingku yang makin mendekatiku.
"Aduh... Uda de, San. Aku bisa tanda tangan. Emang siapa sih bosnya? Kamu apa aku?" tanyaku kesal sambil melototinya.
"Oh ya pak, maaf aku lupa. Maaf ya pak bos atas kelancanganku! Kalo gitu, ini aku tinggalkan di sini. Aku pamit keluar dulu," katanya sambil berpamitan meninggalkan ruang kerjaku.
'Apa mesti gitu jadi sekretaris tapi mau cari perhatian terus ama bosnya?' batinku kesal.
Aku membuka dan memeriksa dokumen yang akan ku tandatangani kembali agar tidak terjadi kesalahan. Karena kesibukkanku, aku bisa melewati waktu dengan cepat. Pas akhirnya tiba pukul 18.30. Aku segera menuju ke area parkir khusus dan sudah ada pak Eko yang menungguku di sana sambil menghisap sebatang rokoknya.
Melihat kedatanganku, pak Eko langsung mematikan puntung rokoknya dengan menginjak-nginjakkan puntung rokoknya ke lantai basement agar segera padam.
"Maaf den, ini kuncinya!" ucapnya sambil menyerahkan kunci mobilnya padaku.
"Kalau gitu, bapak pulang saja! Nanti mobil ini akan aku bawa pulang sendiri. Besok tolong supirin aku di apartemen. Jangan lupa ya pak, karena besok aku ada meeting jam 09.00 pagi!" pesanku mengingatkannya agar aku tidak telat ke kantor.
"Baik, den. Hati-hati di jalan, den!"
Aku hanya mengangguk kecil sambil tersenyum kecil padanya. Setelah kurasa mobil ini sudah siap untuk jalan, aku langsung berpamitan dengan pak Eko dengan mengklakson pelan padanya.
"Ya, den," jawabnya sopan sambil sedikit menunduk saat aku mulai menjalankan mobilku di depannya.
Aku melihat ke arah GPS mobilku yang sudah ku atur posisi lokasi dari Yuda, tempat pestanya berjalan. Lumayan sedikit jauh, karena jarak tempuh ke sana menghabiskan waktu kisaran 40 menit dari kantorku.
Sesampainya di tujuan....
Aku langsung memarkirkan mobilku dan bergegas menyusul ke dalam ruangan untuk bertemu dengan Yuda. Sebuah ballroom yang sangat mewah dan sudah dipenuhi banyak tamu undangan. Sangat ramai, begitulah kondisinya yang tergambar saat ini.
"Yuda Wijaya!" panggilku saat melihatnya sedang asyik berbincang dengan seorang tamu wanita.
"Hei bro, Darren!" jawabnya sambil menemuiku.
"Wah... pesta ultah lu boleh juga. Tumben ngadain pesta?" tanyaku penasaran
Dia merangkulku. "Gue mau tunangan juga bro," bisiknya pelan di telingaku.
"Serius lu?"
"Dua rius malah," katanya sambil cengengesan.
"Emang uda ada calon?"
"Hadeuh... bro. Lu pikir gue gak laku ya? Walaupun muka pas-pasan gini, tapi ada la yang mau ama gue. Gak kayak lu yang masih digantung ama si Bella. Menanti hal yang gak pasti, buat apa?" ledeknya.
"Kalo gitu, selamat de. Moga awet dan diperlancar sampai ke jenjang serius," doaku tulus.
"Ya, bro. Thanks banget uda datang ke sini. Masuk dulu gih! Duduk manis ato makan-makan dulu sana!"
"Ok, Yud. Gue ke dalam dulu ya," kataku sambil menuju ke dalam ruangan.
Aku duduk di deretan kedua dari beberapa barisan bangku yang sudah tersusun rapi. Para pelayan tampak sibuk mondar mandir sambil menawarkan minuman pada kami. Aku mengambil segelas koktail untuk menyejukkan tenggorokkanku.
Aku mulai meneliti di setiap ruangan untuk mencari-cari teman-teman yang ku kenal. Tanpa sengaja, aku melihat seorang gadis cantik yang sudah berdiri di dekat pintu masuk dan sedang di foto oleh seorang pria. Gadis itu sangat manis dan jantungku langsung berdetak kencang saat melihatnya pertama kali.
*Silviana Okta
Dengan gaunnya yang indah dan hiasan yang sederhana, dia tampak sempurna di mataku. Aku harus berkenalan dengannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
sukses selalu
2022-09-16
0
Lestari Lestari
ciee ciee cinta pandangan pertama😍😘
2021-05-25
2
Ria Diana Santi
Bener tuh jangan kelamaan ngejomblo! 😁🤭
2021-05-22
3