Flash back ( Malam sebelum perpisahan kedua
orang tuanya Wiyah)
Gelapnya malam yang hanya di hiasi oleh bintang bintang Dan juga rembulan. Rembulan yang tadinya terang kini telah redup di tutupi awan awan putih. Malam yang sunyi dan hening nya malam hanya menyisakan hewan hewan kecil yang berbunyi dan bersahut sahutan.
Orang orang pun sudah tidur dan terbang ke dunia mimpi mereka masing masing. Tapi berbeda dengan gadis kecil yang masih setia duduk di lantai berhadapan dengan tugas tugas sekolahnya. Dia begitu tenang mengerjakan tugas tugas sekolahnya.
Hingga suara benda jatuh yang membuatnya Kaget dan tersadar dari tugas sekolahnya.
Brak. ( Anggap aja suara benda jatuh)
" Apakah ayah baru pulang dari tokohnya. Tapi ini kan sudah jam 12:30, mana mungkin ayah baru pulang dari tokoh. Apa mungkin Abang yang baru pulang dari luar kota langsung kerumah. Tapi bisanya Abang pulang kalau sudah malam pasti Abang singgah kerumah temannya." Batin gadis itu yang tidak lain Wiyah sambil melirik jam yang ada di dinding.
Sampai Suara itu kembali tenang.
Karena suara kembali tidak terdengar membuat Wiyah kembali fokus ke pelajaran yang mungkin tinggal sedikit.
Hingga kembali terdengar suara benda jatuh. tapi berbeda dengan yang tadi, suara benda benda itu seperti sengaja di banting karena suara nya yang jauh lebih nyaring dari pada tadi. Suara benda jatuh itu sangat ribut terdengar di telinga.
Karena suara itu membuat Wiyah penasaran.
Ingin mengecek suara apakah itu. Wiyah berdiri dari duduknya. dilihatnya jam masih menunjukkan jam 12:45. Ada rasa takut tapi Wiyah tetap ingin melangkah keluar dari kamarnya. Sesampainya di luar kamar Wiyah samar samar mendengar suara keributan dari kamar itu. Kamar yang tidak terlalu jauh dari kamarnya, Yaitu kamar kedua orang tuanya. Wiyah melangkah mendekati kamar itu. Semakin dekat Wiyah mendekati kamar itu semakin keras Wiyah mendengar suara keributan dari dalam kamar. Menandakan kalau orang di dalam kamar itu sedang bertengkar.
Dari luar kamar itu Wiyah bisa mendengar jelas suara keributan didalam.
"Kenapa kamu membohongiku" Tanya Pria dari dalam kamar itu.
"CK, Salahkah aku untuk berbohong." Jawab wanita itu. Terdengar kalau wanita itu berbicara dengan suara santai saat menjawab pertanyaan dari sang pria
Sampai
Takc.....( Anggap suara kaca pecah
"Beraninya kamu membohongiku selama bertahun-tahun" Tanya pria dengan suaranya yang begitu sangat keras.
Wiyah yang berada di depan kamar bisa mendengar pertengkaran kedua orang tuanya merasa takut. karena ini kali pertama dia mendengar kedua orang tuanya bertengkar. Apalagi ini pertama kalinya Wiyah mendengar suara ayahnya yang sedang marah. mendengar Suara itu Wiyah melangkah Mundur. untuk pergi kembali kedalam kamarnya.
" Ini pertama kalinya aku mendengar ayah marah seperti tadi, Biasanya Ayah yang berkata lembut, Kini berbeda dengan malam ini. Malam ini ayah begitu marah sampai suara begitu sangat besar." Batin Wiyah Merasa ketakutan.
Wiyah melanjutkan langkahnya memasuki kamarnya, Wiyah Juga tidak lupa menutup Pintu kamarnya. Setelah Wiyah menutup pintu kamarnya Wiyah duduk di depan pintu kamar yang sudah tertutup. Kepalanya iya sandarkan di pintu. Wiyah merasa begitu sangat takut mendengar pertengkaran kedua orang tuanya. Apalagi ini untuk pertama kalinya dia mendengarnya, Wiyah tidak pernah melihat atau mendengar kedua orang tuanya yang sering ribut seperti malam ini dan malam ini baru pertama kalinya Wiyah mendengar keributan itu.
Wiyah kembali mengingat perkataan temannya. Bahwa orang tua temannya bercerai setelah mereka bertengkar.
Mengingat perkataan temannya, membuat Wiyah semakin takut dan gelisah. Takut yang terjadi kepada kedua orang tua temannya akan terjadi kepada kedua orang tuanya.
" Astaghfirullahaladzim. Kenapa pikiranku sampai jauh kesana. Ya Allah lindungilah orang tuaku dari kata perpisahan."Batin Wiyah Merasakan Takut. Tangannya terus mengusap lembut dadanya yang dari tadi gemetar ketakutan.
Saat Wiyah merasa lebih baik. Wiyah berdiri dari duduknya melangkah menuju tempat tidurnya. lalu membaringkan tubuhnya di atas kasur. Berusaha untuk tidur, Tapi matanya sama sekali tidak bisa tertutup.
Pikirannya terus mengingat pertengkaran kedua orang tuanya dan juga perkataan temannya yang membuat pikiran Wiyah semakin ketakutan. Wiyah terus membalikkan Tubuhnya mencari tempat yang nyaman untuk bisa tidur. Tapi hasilnya nihil dia sama sekali tidak bisa tertidur. Di lihatnya jam yang berada Diding menunjukkan jam 02:01, Tapi matanya sama sekali tidak bisa terpejam. Jika Wiyah sedang tidak datang bulan mungkin Wiyah akan solat tahajud untuk mencurahkan semua keresahan hatinya.
.
.
Detik dan menit terus berputar menunjukkan waktu sudah pagi. Langit yang tadi gelap Yang di huni bintang bintang kini berganti dengan cahaya matahari yang mulai terbit dari arah timur. Menunjukkan sedikit cahayanya untuk menerangi semesta. Orang orang yang tadi tertidur dan terbang ke dunia mimpi kini sudah kembali ke dunia nyata untuk melanjutkan kehidupannya yang tertunda.
kriiiiinnngggg.(anggap suara jam alarm)
Suara jam alarm membangunkan gadis yang baru saja tidur satu jam yang lalu. Karena dia tidak bisa tidur sama sekali dan dia hanya bergulat dengan pikiran nya sendiri sampai Dia tertidur.
Wiyah bangun dari tidur nya karena Suara dari Jam alarm yang sangat bising di telinga Wiyah.
Wiyah melangkah turun dari kasur, Di lihatnya buku buku yang tadi malam dia tinggal Masih berserakan di lantai, Karena Wiyah lupa untuk menyimpannya.
Wiyah berjongkok mengambil buku buku yang berserakan di lantai Lalu Wiyah berdiri menyiapkan buku-buku Tugas yang dia kerjakan tadi malam kedalam tas sekolahnya.
Setelah menyimpan buku, Wiyah keluar dari kamar. Wiyah bisa melihat kamar kedua orang tuanya masih tertutup rapat seperti tidak ada tanda-tanda kalau ada orang di dalam kamar itu, Lampu di dalam kamar juga tidak mati menandakan kalau memang tidak ada orang di dalamnya.
Wiyah juga merasa kalau ada yang aneh. Biasanya setelah selesai shalat subuh ibu Wiyah akan membangunkan kempat adik adik nya. Selesai membangunkan ke empat adiknya, Pasti ibu Wiyah akan kembali bergulat dengan alat alat dapur. Tapi berbeda dengan pagi ini dengan pagi biasanya. Jika pagi biasanya akan Terdengar suara adik-adiknya yang sudah bangun dari tidur, dan mereka pasti akan ribut saling menganggu satu sama lainnya. Tapi berbeda dengan pagi ini, Pagi ini masih terlihat sepi tidak ada keributan dari adik-adik setelah bangun tidur. Wiyah juga tidak mencium aroma masakan dari ibunya. Rumah itu terlihat sepi seperti tidak berpenghuni. Wiyah juga masih melihat dua kamar yang masih tertutup rapat.
Wiyah yang sadar kalau adik-adiknya belum ada yang bangun melangkahkan kakinya pergi kearah kamar yang pintu bercat biru. Wiyah masuk ke dalam kamar yang bernuansa biru dan hijau.
Wiyah melihat kearah tempat tidur bersusun. dilihatnya kedua adik kembar yang masih tertidur dengan nyenyak nya.
Wiyah melangkah mendekati tempat tidur mendekati kedua adik nya itu.
Lalu menepuk-nepuk kedua tangan adik kembarnya yang masih tertidur dengan nyenyak nya."Jaaz, Jaami bangun ini udah pagi. Apa kalian nggak sekolah. Ayo cepat bangun nanti kalian telat kesekolahnya." ucap Wiyah membangunkan keduanya dengan cara menepuk tangan kedua adik kembarnya dengan cara bergantian.
" Nanti aja ya Bu, Abang masih ngantuk." Jawab Jami yang masih menutup matanya.
" Lima menit lagi ya Bu, Abang juga masih ngantuk." Sambung Jaaz yang sama sama masih menutup matanya.
Keduanya belum menyadari kalau yang membangunkan mereka berdua itu Wiyah Bukan Ibu mereka.
Wiyah Yang mendengar jawaban kedua adik kembarnya hanya bisa menggelengkan kepalanya. Karena bisanya ibunya yang sering membangunkan mereka, dengan berbagai alasan dan juga cara agar mereka cepat bangun.
" Jaaz, Jami. bangun ini sudah pagi. aku juga bukan ibu tapi ini aku Wiyah. Sekarang kalian bangun sebelum kalian terlambat." Ucap Wiyah penuh dengan ketegasan.
Jaaz dan Jami yang mendengar suara Wiyah, menyadari kalau yang membangunkan mereka bukan ibu mereka, melainkan Kakaknya Wiyah. Jaaz dan Jami membuka matanya melirik kearah sebelah mereka melihat kalau Wiyah yang sedang berdiri di samping tempat tidur. Keduanya yang menyadari itu langsung terbangun dari tidurnya lalu menyandarkan punggungnya di kasur.
" Maaf kaka, Jaaz kira tadi ibu." Ucap Jaaz dengan suara kas bangun tidurnya.
" Jami juga minta maaf kak Wiyah, tadi Jami kira ibu." Sambung Jami, keduanya benar-benar belum sadar karena mata keduanya yang masih terpejam.
" Iya nggak apa-apa. sekarang kalian bangun terus mandi." Suruh Wiyah lembut sambil menatap kedua adik kembarnya yang hanya di pisahkan oleh ranjang bersusun.
Mereka berdua hanya mengangguk mengerti.
Wiyah yang sudah memastikan kalau kedua adik itu sudah benar benar bangun membuatnya melangkahkan keluar. Tapi di saat Wiyah ingin keluar terdengar suara seperti seorang sedang jatuh, Apalagi Wiyah mendengar jeritan kesakitan.
barak...
" Au, Sakit kenapa sih ayah beli ranjang bersusun kaya gini. Kan jadi aku juga yang terjatuh." Gerutu kesal Jemi kesakitan sambil memegang pinggangnya yang kesakitan karena terjatuh dari atas ranjang bersusun itu.
Jaaz yang melihat saudara kembarnya terjatuh hanya bisa tertawa melihat saudaranya itu jatuh dan tersungkur di lantai.
"Hahahaha" Tawa lepas dari Jaaz yang menyaksikan adik kembarnya itu jatuh yang membuatnya kesakitan seperti itu. Sedangkan Wiyah yang sama sama melihat hanya bisa tersenyum dan menggelengkan kepalanya karena tingkah laku kedua adiknya itu.
" Makanya dek kalau turun tuh lihat-lihat jangan turun matanya tertutup. Terus jangan salahkah ranjangnya tapi salah adek sendiri jalan Nggak pakai mata akhirnya jatuh kan, hahahaha" Tegur Jaaz sambil tertawa lepas. Sedangkan jami yang ditertawakan semakin kesal melihat ke arah Jaaz.
Jami melihat ke arah Jaaz dengan tatapan kesalnya." Bisa diam Nggak bang. Orang jatuh bukanya di bantuin malah ditertawakan, Nyesel aku punya saudara kembar kaya kamu." Gerutu Jami kesal sambil menatap ke arah Jaaz.
Jami menghentikan tawanya." Iya maaf dek, Abang hanya lucu aja lihat adek jatuh kaya tadi makanya Abang tertawa. Dek jangan nyesel punya kembaran kaya Abang. Begini begini juga kan saudara kamu, saudara kembar. satu Darah, satu rahim dan lahirnya sama sama tapi berbeda waktu." Jawab Jaaz mendekati jami Lalu mengulurkan tangannya membantu Jami agar Jami bisa berdiri.
" Nggak usah. aku bisa berdiri sendiri."
Tolak Jami menepis tangan Jaaz. Jaaz berusaha untuk bangkit sendiri tanpa menerima bantuan dari saudara kembarnya.
Sedangkan Jaaz yang menerima penolakan dari jami membuatnya kesal.
"Kenapa sih dek, tadi Abang Nggak bantuin adek marah. Tapi pas Abang mau bantuin adek sendiri ngga mau di bantuin." Tanya Jaaz kesal sambil melihat ke arah Jami.
" Udah terlambat." Jawab Jami singkat yang sudah berdiri dari duduknya, Sedangkan tangan nya memegang pinggangnya yang kesakitan. Matanya menatap Jaaz yang lagi kesal sambil melihat ke arahnya.
" Ihhhh, Jami kamu ya." Teriak Jaaz kesal yang ingin memukul Jami. Tapi di hentikan oleh Wiyah karena dari tadi Wiyah memperhatikan pertengkaran keduanya. Wiyah hanya bisa geleng-geleng karena tingkah keduanya seperti anak kecil, Tapi di saat Jaaz ingin memukul Jami cepat cepat Wiyah menghentikannya.
"Jaaz, Jami, udah bertengkar nya. Cepat kalian siap siap. kalian mau sekolah ngga." Tegur Wiyah dengan suara sedikit meninggi agar kedua saudaranya itu mau mendengarkannya. Jami dan Jaaz yang mendengar Teguran dari Kakaknya wiyah segera melihat ke arah samping, melihat ke arah Wiyah yang masih berdiri di depan pintu.
"Iya Kaka. kami mau siap siap nih." Jawab keduanya berbarengan.
"Oke bagus. cepat kalian siap siap, Kaka mau bangunin Ara dulu. Nanti kalau kalian sudah selesai segera ke meja makan " Perintah Wiyah yang terdengar tegas di telinga Jaaz dan Jemi. Mereka yang mendengar Perintah Wiyah hanya mengangguk mengerti.
Wiyah yang melihat keduanya mengangguk mengerti Melangkah keluar. Wiyah melangkah ke arah kamar Adik nya Ara yang bersebelahan dengan kamar Jaaz dan Jami.
Bersambung
Maaf teman teman ini karya pertama ku
Jadi kalau tulisannya kurang rapi mohon di maklumi
Selamat membaca
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Sis Fauzi
masih misterius nih penyebab ortu wiyah berpisah
2021-11-08
1
🌹Dina Yomaliana🌹
nah kan, bikin tambah penasaran kenapa ayah dan ibunya Wiyah bercerai 🥲🥲🥲 apa karna ibunya selingkuh atau ada sebab lain? ahhhh, penasaran 🤧🤧🤧
2021-10-29
1
Cahaya mata
like author ♥️♥️♥️
Salam Cinta
Pahit Manis Mencintaimu
2021-10-15
1