Eps 2

Wiyah mengangguk mengerti, Ikut Menghapus sisa-sisa air matanya walaupun sudah tidak basah lagi karena Windi sudah Menghapus nya tadi.

"Orang tuamu berpisah kar_"

Seketika seseorang pria masuk kedalam kamar Wiyah tanpa mengetuk pintu terlebih dulu dan langsung memotong ucapan dari Windi." Karena sesuatu." Sambung Pria itu yang berdiri di pintu kamar Wiyah.

Wiyah, Windi melihat kearah pintu yang di buka secara kasar oleh pria yang masuk tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu. Malahan membuka pintu itu dengan cara begitu sangat kasar.

Wiyah begitu terkejut dengan kedatangan Pria itu yang terbilang mendadak. Wiyah menatap kearah pria itu dengan tatapan kesel. Sedangkan Pria yang sedang berdiri diambang pintu kamar tanpa rasa bersalah pun melangkah masuk kedalam kamar Wiyah.

Sedangkan Windi membuang nafas lega setelah kedatangan pria itu. Pria yang tidak lain Haidar yang datang di waktu yang tepat dan dengan Cepat juga memotong perkataannya yang tidak ingin Windi ucapkan.

" Kak Idar." Tegur Wiyah dengan muka kesalnya. karena Haidar masuk dengan dadakan yang membuat Wiyah terkejut. Apalagi pintu yang terbuka dengan begitu sangat kerasnya membuat mengenai Dinding.

Sedangkan Haidar yang mendengar teguran dari adiknya Wiyah, hanya bisa tersenyum memperhatikan dataran giginya yang rapi. Haidar melangkah mendekati Istrinya dan juga Wiyah.

Wiyah yang melihat Haidar akan melangkah ke arah mereka, Mulai sadar kalau dirinya tidak mengenakkan hijab sama sekali. Karena panik Wiyah memasukan seluruh badannya termasuk kepalanya kedalam selimut yang membuat Haidar dan Windi kebingungan.

" Kenapa dek, kepalanya di tutupi selimut." Tanya Rahma yang Belum mengerti melihat badan Wiyah yang tertutup selimut hampir semuanya.

" Kak Idar, Kenapa masuk Nggak ketuk pintu dulu, Ngga Ngucapin salam juga. Masuk langsung motong ucapan orang. nggak sopan tau, Apalagi di kamar orang " Tegur Wiyah dengan kesal.

" Lain kali Jika kak Idar mau masuk ke kamar orang ngucapin salam dulu, Jangan seperti tadi yang langsung nyelonong masuk kedalam tanpa ngucapin salam atau ketuk pintu terlebih dahulu. Tuh Karena kak Idar masuk ngga salam duku, Wiyah sampai lupa pakai hijab" Ucap Wiyah kesal dalam selimut.

Haidar dan Windi mulai mengerti apa yang di maksud oleh Adiknya itu. Mereka hanya saling pandang dan tersenyum.

" Hehehe, Maaf dek Wiyah, Tadi Kaka lupa untuk ketuk pintu terlebih dahulu, soalnya pintunya nggak di kunci. Makanya Kakak masuk saja." Jawab Haidar sambil terkekeh." Kalian sih asik betul ceritanya makanya Kakak potong." Ucap Haidar kembali yang masih terkekeh sambil melihat kearah Windi yang sedang menatapnya dengan tersenyum kecil.

"Kak Windi, Kasih tau Kaka Idar Untuk keluar Sebentar dari kamarku. Soalnya aku mau pakai hijab dulu. Terus itu kasih tau Kak Idar masuk kembali sambil ngucapin salam jangan lupa pintunya di ketuk." Ucap Wiyah yang masih di dalam selimut. Haidar melihat kearah Windi, Sedangkan Windi hanya tersenyum geli menatap kearah Haidar.

" Mas Idar, Sudah dengar ucapan Wiyah. Sekarang mas keluar dulu. Terus ngulang lagi masuknya dengan ngucapin salam dan jangan lupa ketuk pintunya." Ucap Windi dengan lembut sambil melempar senyum kearah suaminya itu. Haidar yang mendengar ucapan dari adiknya hanya bisa pasrah. Ya kalau istri tercinta yang berbicara maka Haidar akan menurutinya.

Haidar membuang nafas kesal, yang tadi hanya ingin memotong ucapan Windi agar tidak mengungkapkan kenapa kedua orang tuanya Wiyah berpisah. Tapi Kini Haidar, harus terjebak dalam kekesalan adik sepupunya itu.

Haidar menuruti kemauan dari istri dan juga adiknya untuk keluar. Haidar melangkah keluar meninggalkan keduanya, tidak lupa ia menutup pintunya seperti semula.

Sedangkan di dalam kamar.

Saat Haidar sudah keluar Wiyah mengeluarkan kepalanya dari dalam selimut. Wiyah menatap kearah Windi. Windi yang mengerti tatapan Wiyah melangkahkan kakinya menuju kearah lemari mengambil jilbab instan milik Wiyah lalu kembali lagi ke kasur untuk Memberikan jilbab itu ke Wiyah. Wiyah yang di berikan jilbab langsung memakai nya dengan cepat.

Selesai Wiyah memakai hijabnya terdengar suara ketukan pintu.

Tok

Tok.

Tok.

" Assalamualaikum dek, Apa Kaka boleh masuk." Tanya Haidar dari luar pintu kamar.

Keduanya yang mendengar ketukan itu hanya bisa terkekeh geli. Ternyata suami nya itu nurut juga ya.

" Iya, Masuk aja mas."Jawab Windi.

Haidar yang mendengar jawaban dari dalam kamar, Membuka pintu kamar dengan hati-hati agar tidak membuat suara seperti tadi.

Melangkah masuk kedalam, lalu duduk di sebelah ranjang bersebelahan dengan Windi.

Wiyah melihat ke arah Haidar terlihat

mukanya begitu kesal.

" Kalau nggak sayang sama ini bocah, udah lama aku buang ke laut." Batin Haidar kesal Sambil menatap kearah Wiyah

" Jangan di buang ke laut mas, sayang masih mudah."batin Windi seperti tau apa yang di ucapkan Haidar dalam hati.

Wiyah yang melihat kearah Haidar

merasa takut dengan tatapan Kakak sepupunya itu yang sedang kesel karena di usir keluar.

Seketika itu hening sampai Wiyah memecahkan keheningan.

"Kaka, Maaf Adek mau dengar tentang penjelasan ucapan yang tadi Kakak potong kenapa ayah dan ibu pisah, kerena sesuatu apa Kaka Idar." Tanya Wiyah sambil menatap Haidar

Haidar membuang nafasnya. Haidar kira adiknya itu akan lupa dengan pertanyaannya. Tapi dugaannya salah." Aku kira tadi dia sudah lupa sama pertanyaan nya setelah dia mengerjaiku ternyata dia masih ingat." Batin Haidar sambil mengusap wajahnya dengan kasar.

" Kakak Idar, Karena apa." Tanya Wiyah kembali membuat Windi Menatap kearah Haidar.

Haidar menatap Windi tapi Windi hanya terdiam

mengangkat bahunya karena Windi juga bingung mau bicara seperti apa."Aku tau mas, kamu pasti bingung ingin mengatakan apa dan dari mana kamu akan mengatakannya, tapi jika kamu ingin jujur maka katakanlah, tapi jika kamu berbohong kembali aku tidak tau jika Wiyah akan mengetahuinya sendiri dari orang lain." Batin Windi menatap Haidar.

" Apakah aku harus mengatakan sebenarnya. Tapi itu tidak mungkin aku mengatakannya. Aku takut Wiyah akan sakit hati dan kecewa setelah mendengar Jawaban Ku, soal penjelasan kenapa kedua orang tuanya berpisah. Tapi jika aku tidak mengatakan yang sebenarnya dia akan menanyakan terus kenapa kedua orang tuanya berpisah." Batin Haidar yang merasa ragu jika dia memberitahukan rahasia itu ke Wiyah." Apa aku harus berbohong dan sedikit jujur apa itu lebih baik." Gumam Haidar sambil menatap kearah Wiyah.

" Bismillahirrahmanirrahim." Ucap Haidar saat ingin mengatakan sesuatu, karena sekarang Haidar seperti bingung menyusun kata yang benar.

Haidar menarik nafas dalam-dalam setelah menghembuskan nya kembali. dilihatnya Windi hanya terdiam. Haidar kembali menatap kearah Wiyah yang sedang menuntut penjelasan sambil terus melihat kearahnya.

" Kak Idar. Kenapa malah diam, Kenapa Nggak di jawab." Tanya Wiyah karena dari tadi

Haidar hanya diam sambilmelamun tidak menjawab pertanyaannya. Haidar yang mendengar pertanyaan dari Wiyah kini kembali tersadar karena mendengar pertanyaan dari Wiyah.

" Wiyah, Kakak akan mengatakannya tapi janji dulu sama Kaka." Ucap Haidar sengaja menghentikan ucapannya sambil menatap kearah Wiyah.

"Janji apa Kakak " Tanya Wiyah penasaran.

" Setelah Kakak mengatakan yang sebenarnya, kamu harus janji sama Kakak, kalau kamu tidak akan menanyakan masalah ini lagi dan berhenti menangis secara diam-diam." Ucap Haidar yang tahu kalau adiknya itu sering menangis secara diam-diam membuat Wiyah tidak pernah membagi lukanya keorang lain.

" Tergantung." Jawab Wiyah.

" Tapi kenapa malah tergantung." Tanya Haidar bingung.

" Ya kalau jawaban sesuai dengan yang di tanyakan maka Wiyah tidak akan bertanya lagi." Jawab Wiyah." Kakak cepat cerita." Ucap Wiyah menuntut Haidar agar cepat menceritakan apa yang Wiyah inginkan tadi.

" Oke. Oke." Jawab Haidar." Tapi janji dulu." Membuat Wiyah hanya mengangguk.

Haidar mulai memikirkan dari mana iya akan bercerita." Yang pernah Kaka dengar sih. Orang tuamu berpisah karena mereka tidak ada kecocokan sama sekali di saat mereka menikah. Apalagi mereka menikah karena perjodohan yang tidak di terima oleh ke dua belak pihak ya itu orang tuamu sendiri.

Mereka menikah tapi sering ribut

dan sering cekcok yang membuat kedua orang tua mereka ( nenek dan kakek Wiyah ), harus datang turun tangan dan mengatasi masalah kedua orang tuamu. agar keduanya tidak ribut terus. Setelah mengatasi beberapa hal, kedua Orang tua mereka ( nenek dan kakek Wiyah ). berhasil membuat keduanya tidak ribut kembali. Yang membuat keduanya baikan dan tidak pernah ribut lagi seperti awal mereka menikah.

Rumah tangga kedua orang tuamu baik baik saja selama Dua tahun ya saat itu usia Abang mu masih satu tahun setengah. Sampai satu masalah yang membuat mereka berpisah selama dua tahun saat itu Abang Kamu berusia tiga tahun setengah.

Saat ayahmu akan menjatuhkan talak ke ibumu, Ayahmu mengetahui satu fakta, kalau ibumu sedang mengandung dan Yang di kandung itu adalah kamu. Di saat itu ayah mu tidak jadi menceraikan ibumu setelah mengetahui fakta kalau ibumu sedang mengandung kamu. Karena ayahmu tau kalau ibumu sedang mengandung anaknya dan Membuat mereka rujuk kembali.

" Setelah mereka rujuk kembali keluarga mereka tidak pernah terdengar keributan ataupun pertentangan. Malahan mereka menjadi keluarga yang bahagia setelah kelahiranmu. Apalagi setelah ibumu kembali mengandung adik yang ternyata adalah kembar dan dari situ tidak ada lagi masala yang datang. Keluargamu menjadi keluarga yang harmonis dan bahagia. hingga kempat adikmu lahir yang membuat keluarga itu semakin menjadi keluarga bahagia menurut di mata orang orang. Hinga permasalahan ekonomi yang membuat mereka bercerai Yaitu tiga tahun yang lalu. Setelah itu Kakak ngga tahu lagi masala apa yang membuat mereka bercerai. Tapi yang Kakak ingat masalah itu yang membuat mereka bercerai. Tidak ada hal yang lain "Jelas Haidar.

Wiyah mengangguk anggukan kepalanya tanda kalau Wiyah mengerti tentang penjelasan Haidar." Terus kenapa aku tidak di ajak oleh ayah ataupun ibu. seperti keLima saudaraku yang ikut di salah satu dari kedua orang tuaku. Seperti Abang yang ikut ayah sedangkan ke empat adik Wiyah ikut ibu.

Tapi kenapa aku Ngga di ajak tinggal di salah satunya. apakah aku hanya beban untuk kedua orang tuaku. Apakah aki bukan anak mereka." Tanya Wiyah dengan mata yang sudah meneteskan air mata nya kembali.

Deg.

Seketika jantung Haidar berhenti berdebar, pertanyaan yang tidak ingin di dengar kini telah di tanyakan. Seketika Haidar bingung ingin menjawab apa. Haidar melirik kearah Windi yang memegang tangan Wiyah sambil menghapus air mata Wiyah, Windi yang di tatap juga bingung harus bagaimana.

" Terlalu banyak rahasia di kehidupan Wiyah." Batin Windi mengusap lembut pipi Wiyah dari sisa-sisa air mata.

Haidar menatap kearah Wiyah karena Haidar Ingin kembali menjawab pertanyaan dari Wiyah barusan." Itu karena orang tuamu tidak mau melihat dek Wiyah bersedih karena perpisahan mereka, makanya Ayah atau ibumu menitipkan Dek Wiyah ke Kakak. Mereka tidak mau kalau kamu sampai putus sekolah hanya karena perpisahan kedua orang tuamu yang membuat kamu akan pindah sekolah.

Kakak dengar kamu anak yang pintar di sekolah dan berprestasi. Maka dari situ orang tuamu tidak mau memindahkan kamu ke sekolah lain, " Jawab Haidar. Wiyah membenarkan apa yang Haidar katakan itu memang benar.

" Kamu harus Ingat kalau kamu bukan beban bagi kedua orangmu dan Kamu tetap anak dari kedua orang tuamu. anak yang bisa menyatukan kedua orang tuanya saat akan bercerai di masalalunya. Karena kehadiranmu, membuat kedua orang tuamu tidak jadi bercerai sampai tiga tahun yang lalu mereka memutuskan untuk benar benar bercerai.

Walaupun mereka tidak pernah menanyakan kabar mu. Tapi kamu tetap anak mereka anak kesayangan kedua orang tuamu. Ingat mereka tidak ada bukan mereka tidak menyayangi mu hanya saja jarak dan waktu yang membuat mereka Lupa Untuk menanyakan kabar dek Wiyah, Mereka juga sangat merindukan mu sama seperti kamu merindukan mereka. Mungkin karena berbeda di kota lain yang membuat mereka tidak bisa melihat kamu disini. ingat jarak mereka sangat jauh yang bisa saja tidak bisa mereka jangkau karena biayanya." Jawab Haidar kembali Membuat Wiyah terdiam membetulkan setiap ucapan dari kakaknya Haidar.

" Kamu sebuah keberuntungan untuk mereka, Bukan beban untuk mereka. Ingat jangan pernah berpikiran kaya tadi." Tegur Haidar lembut sambil mengusap lembut kepala Wiyah yang terbungkus oleh jilbab Membuat Wiyah menatap kearah Haidar.

" Apakah Wiyah mengerti." Tanya Haidar membuat Wiyah hanya mengangguk kecil

" Iya, Wiyah mengerti, ta_ " perkataan Wiyah harus terpotong lagi karena Haidar.

" Sudah besok lagi pertanyaannya yang belum terjawab, Kakak sudah ngantuk, mau tidur." sambung Haidar dengan suara lembut tapi sedikit penekanan.

Wiyah hanya mengangguk mengerti walaupun masih banyak ingin yang ditanyakan tapi dia juga harus menghargai keputusan Kakaknya itu untuk tidak bertanya lagi. Apalagi ini sudah malam, sudah waktunya untuk mereka beristirahat, bukan nya berbincang di tengah malam seperti ini.

Sedangkan Windi yang dari tadi hanya bisa menyaksikan perbincangan Wiyah dan Haidar karena ia hanya diam sambil menyaksikan.

Setelah Windi melihat perbincangan itu hampir selesai. Windi berdiri dari duduknya melangkah menuju gorden yang dari terbuka untuk menutup kembali gorden yang dari tadi terbuka. Setelah itu kembali melangkah kearah kasur Wiyah untuk duduk d sampaing kasur. Windi mengangkat tangannya mengusap lembut kepala Wiyah.

" Sekarang Wiyah tidur dulu. Besok baru kita lanjutkan perbincangannya." Ucap Windi lembut

" Iya kak Windi." Jawab Wiyah.

" Selamat malam Wiyah" Ucap Windi yang berdiri dari duduknya.

" Good night Wiyah " Ucap Haidar menggunakan bahasa Inggris, Yang sudah berdiri di samping kasur.

Wiyah Dan Windi yang mendengar ucapan Haidar hanya tersenyum geli.

" hahaha, Belajar dari mana Kakak Idar pakai bahasa Inggris. dulu katanya Kaka Nggak bisa bahasa Inggris sekarang bisa. hebat hebat." batin Wiyah memuji Haidar sambil menatap Kakaknya itu.

Sedangkan Haidar yang dilihatin Wiyah hanya memalingkan wajahnya kesembarang arah.

" Emangnya dia kira aku nggak bisa apa pakai bahasa Inggris. Makanya ini bocah malah malah menatap orang pakai acara senyum-senyum." batin Haidar

" Katanya tadi mau tidur. tapi masih diam disini. apa Nggak jadi tidurnya" Tanya Wiyah yang masih menatap Haidar.

" Iya iya mau keluar nih." Jawab Haidar yang mendekati Windi lalu merangkul pinggang istrinya itu. Windi yang di rangkul hanya diam menatap Haidar dengan malu.

Sedangkan Wiyah hanya menatap takjub keromantisan kedua suami Istri yang ada di hadapannya.

Setelah memastikan Wiyah untuk tidur.

Windi dan Haidar melangkah keluar dari kamar Wiyah Tapi sebelum keduanya keluar Windi mematikan terlebih dahulu lampu kamar Wiyah. lalu kembali melanjutkan langkahnya menutup pintu kamar wiyah.

Sedangkan Wiyah menatap kearah Windi dan Haidar yang sudah keluar dari kamarnya. Memalingkan pandangannya menatap ke arah langit langit." Semoga apa yang di ucapakan oleh kak Idar memang betul. Tidak ada kebohongan sama sekali seperti yang kupikirkan" Batin Wiyah.

Sebelum dia benar benar tidur, Wiyah membaca doa terlebih dahulu dan menutup matanya agar dia cepat untuk tertidur.

Di luar kamar.

Haidar masih merangkul Windi berjalan menuju kamarnya

" Mas." Panggil Windi Haidar melihat ke arah istrinya.

" Hmm." Jawab Haidar dengan Gumaman.

" Mas, maafin Windi."Ucap Windi yang menghentikan langkanya sambil menatap Haidar

" Maafin untuk apa sayang." Tanya Haidar bingung. Haidar melepaskan tangannya dari pinggang Windi.

" Soal yang tadi. Gara gara Windi mas harus memberitahu soalnya rahasia perpisahan kedua orang tua Wiyah walaupun hanya sedikit, Tapi mas, Windi ngerasa bersalah ke mas. Maafin Windi ya mas." Ucap Windi menundukkan kepalanya karena merasa bersalah. Haidar tersenyum lalu menarik dagu Windi dengan lembut, Haidar menatap wajah Istrinya itu.

" Tidak apa apa sayang, itu bukan salah sayang, Tapi salah mas, Yang selalu berbohong tentang perpisahan kedua orang tua Wiyah. seharusnya mas mengatakan itu dari awal tentang perpisahan kedua orang tua Wiyah walaupun hanya sedikit, Tapi Wiyah akan mengerti dan Wiyah tidak akan menanyakannya terus kepada kita selama tiga tahun." Ucap Haidar mengelus sambil pipi Windi dengan lembut.

" Makasih mas." Ucap Windi tulus sambil memeluk Haidar. Haidar yang di peluk dengan senang hati membalas pelukan dari Windi.

"Mas." Panggil Windi.

"Hmm" Jawab Haidar dengan Gumaman.

" Mas, Apakah nanti mas akan memberitahukan semua tentang rahasia mas dengan orang tua Wiyah." Tanya Windi membuat Haidar melepaskan pelukannya dan menatap Windi.

" Belum sayang, Mas akan menyimpan rahasia yang sebenarnya sampai mas dan paman siap untuk menceraikan nya. Jika mas udah siap mas akan memberitahukan semu rahasia yang sebenarnya." Ucap Haidar.

" Mas, Sampai kapan mas akan menyimpan semua rahasia itu. Walaupun mas sudah menyimpan rapat rapat tentang rahasia itu, pasti suatu nanti Wiyah akan mengetahuinya juga mas."Batin Windi.

" Sayang, apakah kita tidak akan tidur." Tanya Haidar yang merasa pegal dengan kaki nya, Karena dari tadi berdiri. Windi tersenyum mendengar pertanyaan dari Haidar.

" Ayo, Jika mas memang ngantuk." Ajak Windi sambil menarik tangan Haidar melangkah masuk ke dalam kamar mereka.

bersambung

Terpopuler

Comments

Dewi Payang

Dewi Payang

jadi penasaran sama rahasianya thor?

2022-03-16

1

Sis Fauzi

Sis Fauzi

wiyah, Windi dan idar bisa nyambung ya bahasa batinnya 😁

2021-11-08

1

🌹Dina Yomaliana🌹

🌹Dina Yomaliana🌹

perang batin antar sepupu nih 😂😂😂😂😂 lain kali masuk kamar adek mu harus ketuk dulu ya kak wkwkwk perang bathin nya sama pula, sehati kalian nih rupanya😂

bikin penasaran aja sama rahasia sebenarnya apa🤧 pasti ada something yang lebih parah dari ini😭😭😭

2021-10-22

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!