Tuan Wijaya, terus menggenggam jemari putrinya dengan sangat erat. Sedangkan Diana, di sepanjang perjalanan Ia hanya duduk memaku menatap keluar jendela. Sesekali, air matanya menetes membasahi wajah cantiknya.
Mobil itu terhenti pada sebuah area parkir hotel yang begitu luas, Tuan Wijaya menatap sendu wajah putrinya. Penyesalan begitu melekat dalam hatinya, Diana hanya terdiam. Tuan Wijaya memegang lembut bahu putrinya, Diana menoleh dengan senyum tipis di bibirnya. Tuan Wijaya mengangguk pelan, anggukanya mewakili pertanyaan apakah Diana sudah siap dengan semua ini? Di balas anggukan pelan dan senyuman tipis dari diana.
Tuan Wijaya tak mampu menahan kesedihanya, Ia memeluk erat tubuh kecil sang putri dengan air mata yang terus mengalir. Putri yang seharusnya Ia jaga, tapi malah menjadi tumbal untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Ia tahu, bahwa Diana tidak bersungguh-sungguh menyetujui pernikahan ini,
“Putriku, biarlah Ayah yang menanggung semua ini. Kau tidak perlu melakukanya. ” Ucap Tuan Wijaya menatap Sendu wajah Diana, Diana menggeleng dengan cepat.
“Tidak Ayah, biarkan Diana melakukanya, Diana tidak mau melihat Ayah menderita. Diana mau Ayah bahagia, ” Diana mencoba menghentikan air matanya, mencoba tetap terlihat kuat di hadapan sang ayah.
Tuan Wijaya menangguk pelan, Ia tidak bisa menyangkal keputusan putrinya, padahal hal ini juga begitu berat baginya. Kemudian, Ia mengajak Diana untuk keluar dari mobil, Diana hanya mengangguk pelan mengikuti perintah ayahnya. Satu langkah kakinya terasa begitu lemas, seluruh tubuhnya bergetar, hatinya tak hentinya menahan rasa sakit penolakan yang begitu tidak terkendali, namun Diana teringat kembali mengenai ayahnya, Ia harus siap harus bisa dan harus kuat. Diana tidak bisa berhenti di sini dan menyerah begitu saja, Ia tidak bisa mundur di tengah jalan.
Sampai kepada kamar rias, melihat kedatangan Diana dan Tuan Wijaya orang-orang di sana bertanya dengan heran kemana perginya pengantin wanita dan pria. Sudah lama mereka tak kunjung kembali. Tuan Wijaya tidak menjawab pertanyaan dari mereka, Ia hanya meminta kepada semua orang yang berada di dalam kamar rias tersebut untuk keluar. Mereka hanya mengangguk menuruti kemudian membuyar keluar satu persatu.
Tinggallah Tuan Wijaya dan Diana di dalam sana, Tuan Wijaya mengambil sebuah gaun pengantin berwarna putih untuk Diana kenankan, terlihat sangat cantik dan elegan. Nameera memang sengaja menyiapkan beberapa gaun pengantin untuk pernikahanya, Ia tidak ingin hanya memakai satu baju saja di hari sakralnya itu. Jadi, baju pengantin lainya bisa di kenakan oleh Diana.
Diana berjalan di atas altar dengan anggun dan di dampingi sang ayah tercinta, lengannya tak henti bergetar, namun di genggam erat oleh sang ayah membuatnya mempunyai sedikit kekuatan. Samar, Diana melihat di ujung altar sana sudah ada Alex berdidi dengan gagahnya. Jantung Diana semakin berdegup dengan kencang, langkahnya semakin terasa lemas, namun Diana tetap harus kuat.
Pernikahan itu terjadi, janji suci Alex dengan Diana sudah di ucapkan pada hari ini. Diana memakai kerudung untuk menutupi wajahnya agar tidak terlihat oleh tamu atau siapapun. jika orang lain mengetahui yang menikah itu adalah Diana dan bukan Nameera semuanya akan semakin menjadi kacau balau. Ikrar suci di ucapkan hanya dengan nama PUTRI WIJAYA saja tidak ada yang menempati nama depanya Diana ataupun Nameera.
Ini adalah awal yang baru untuk Diana, menikah dengan orang yang di cintai dan orang yang mencintainya hanyalah sebuah angan angan belaka. Kenyataanya Ia harus merelakan masa depanya hanya untuk sebuah ikatan palsu. Entah Neraka macam apa yang telah menunggunya di depan, Diana benar benar tidak bisa menegakan kepalanya ke atas.
Sedih dan takut selalu menyelimuti hatinya. Air matanya terus mengalir selama prosesi pernikahan di langsungkan, terasa sangat berat rasanya kaki untuk melangkah. Siapa yang pantas di salahkan atas semua ini, apakah ayahnya atau kakaknya Nameera. Benar benar otaknya seperti berhenti berputar, sama sekali tidak bisa memikirkan apa apa selain kesedihan hatinya.
Diana tahu ke depanya akan seperti apa pernikahan ini. Mungkin sebuah penghianatan besar sedang menunggunya atau gelagak tawa seseorang yang senang mempermalukan dan menghinanya. Semuanya terpangpang jelas dalam hati, rasa takut yang amat dalam akan pandangan orang orang jika mengetahui Diana menikahi calon kakak iparnya sendiri.
Iringan mobil pengantin pergi menjauh dari tempat di laksanakan nya pesta pernikahan menuju Mansion mewah mempelai pria. Kini mempelai lria membawa mempelai wanita nya pulang kerumah.
Diana melihat dari dalam kaca mobil, ayahnya terus menitikan air mata. Itu seharusnya menjadi air mata kebahagiaam karena melepas tangung jawabnya yang begitu berharga dengan sebuah ikatan pernikahan. Tapi kenyataanya tidak seindah itu, Air mata itu adalah bentuk kesedihanya melepas kepergian putrinya. Bukan, lebih tepatnya mendorong putrinya ke dalam jurang yang curam. Rasa bersalah dan ketidak berdayaan nya menjadi seorang ayah yang tidak berguna, bukanya melindungi putrinya dengan segenap jiwa Ia malah memasukan putrinya ke dalam lubang hitam yang entah itu akan berakhir dimana.
_ _ _
Mobil pengantin itu berhenti, terparkir di sebuah bangunan yang amat mewah tepatnya seperti kerajaan. Mansion mewah milik orang kaya itu sungguh selalu membuat seseorang terpukau kagum saat menatapnya.
"Tuan,Nona sudah sampai. "
Lamunan Diana buyar mendengarnya, pintu mobil di bukakan oleh seseorang yang sudah berbaris menunggu kehadiran mereka. Itu mungkin adalah pelayan atau penjaga rumah lebih tepatnya seperti itu. Alex berjalan terlebih dahulu memasuki Mansionya, Ia sama sekali tidak menganggap Diana ada.
Pintu Mansion terbuka, terlihat sangat sepi. Tidak ada satupun keluarga yang menyambut dengan hangat kedatangan pengantin baru ini. Hanya ada beberapa pelayan yang mengiringi langkahnya ketika masuk ke dalam mansion tersebut. Diana tahu, sejak Ia keluar dari mobil. Ia melihat wajah semua pelayan yang tampak terkejut melihatnya, Ia tahu apa yang di pikirkan oleh semua pelayan itu. Karena yang menjadi pengantin bukanlah wanita yang selama ini dekat dengan Alex, melainkan wanita lain entah siapa yang semua pelayan pun tidak mengetahuinya.
Aku tidak mengharapkan apapun, aku hanya berharap semoga mereka bisa memperlakukanku dengan baik di sini.
Seorang pelayan mengantarnya ke sebuah kamar, kamar yang besar dan mewah. Terlihat seperti kamar pengantin dengan tatanan yang sangat rapi dan cantik.
cantik sekali, kak Alex pasti mempersiapkan semua ini untuk kak Nameera. Kak Alex benar benar mencintainya, sedangkan aku berada tepat di tengah tengah mereka.
"Dimana kak Alex? Aku tidak melihatnya sejak masuk kesini. " Tanya nya pada seorang pelayan, pelayan tersebut tersengum tipis namun ragu
"Nona, Tuan muda tidak memasuki rumah. Setelah turun dari mobil Ia langsung lergi mengendarai mobil pribadinya. " Ucap pelayan itu tampak sesal.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Sondang Sartika Lumbanraja
ayah yg kejam dan pengecut demi harga diri konon,makan lah harga dirimu Pak
2022-01-22
0
windanor
Padahal ceritanya sangat bagus menarik dan tidak membosankan tapi kenapa pembacanya sedikit ya. seharusnya di promosikan di branda sama editor. sudah hampir satu tahun nunggu kelanjutan cerita ini 💔😭😭😭😭
2021-12-22
0
Tri Widayanti
Aku dah ngebayangin hidup Diana yg sgt menyedihkan😥😥
2020-12-24
0