"Biarlah ayah yang menanggung semua ini. Sudah cukup kamu berkorban untuk hidup Nameera, kamu tidak perlu berkorban untuk Ayah juga. "
Hatinya begitu pedih, begitu tidak terima dengan keadaanya saat ini. Sebenarnya, Ia juga tidak rela jika harus mengorbankan kehidupan Diana. Tak terasa air matanya menetes begitu saja, Tuan Wijaya mencoba memalingkan wajahnya agar putri kecilnya itu tidak tahu jika Ia sedang menangis, namun itu sia-sia Diana terlanjur melihatnya.
Diana yang mendengar itu semua semakin merasa bersalah, apalagi melihat ayahnya bisa sampai menitikan air mata itu pasti sebuah pukulan berat untuknya. Tapi di sisi lain Diana juga tidak ingin menikah dengan Alex, ini membuatnya merasa dalam dilema yang berat.
"Ayah, tidak adakah jalan keluar lain dari masalah ini? Mungkin Tuan Pradipta hanya mencoba mengancam Ayah dengan menggunakan hukum. Kak Alex dan kak Nameera saling mencintai, pengadilan tidak akan sebuta itu kan Ayah? " lirihnya menatap wajah sang Ayah, air matanya terus mengalir dengan deras, penolakan besar bergejolak di dalam hatinya.
"Nyatanya kekuasaan dan uang bisa membeli apapun di dunia ini, Sayang. " Ucap sang ayah sembari menatap wajah putrinya mencoba menghapus linangan air mata yang membasahi wajah cantik Diana.
"Ayah, Diana masih ingin melanjutkan kuliah. Diana belum siap untuk menikah."
Diana tertunduk lemas menghadapi masalah yang ada di depanya. Ia sungguh tidak bisa menerima itu semua, di tambah lagi Ia harus menikah dengan calon suami kakaknya sendiri. Diana sungguh tidak bisa, hatinya menolak dengan keras.
Diana berpikir dalam diamnya, pandanganya mengedar. Jika pernikahan ini batal, maka ayahnya harus mendekam di balik jeruji besi. Apakah itu benar? Ia tidak bisa diam saja melihat kehancuran ayahnya, Diana bingung harus bagaimana lagi. Diana hanya terdiam, air matanya terus mengalir dengan deras, hatinya terasa begitu sakit. keadaan ini begitu sulit dan menyakitkan baginya.
Penolakan besar bergejolak di dalam hatinya, antara ayahnya dan kehidupanya, Diana harus memilih di antara itu. Diana berpikir lagi, aapapun itu semua demi ayah tercintanya. Ia harus melakukan sesuatu, Ia tidak bisa menjadi anak yang tidak berbakti seperti itu. Diana tidak bisa egois, Ia tidak bisa!
Ya Tuhan, aku harus bagaimana? Dia adalah ayahku aku tidak bisa membiarkannya hancur. Aku sangat menyayanginya. Jika tidak ada jalan keluar yang lainya, terpaksa aku harus menempuh jalan ini. Ibu akankah kau kecewa di atas sana? Melihatku seperti ini?
_ _ _
Nameera membuka matanya dengan perlahan, Ia terkejut mengetahui dirinya kini bukan berada di atas altar melainkan tengah berada di dalam suatu ruangan yang Ia yakin bahwa itu sebuah ruang rawat di suatu rumah sakit. Alex menarik nafas lega setelah melihat Nameera telah sadar, Ia segera menekan bel agar dokter segera datang. Ibunya tak henti menangis Ia takut Nameera akan syok dan tidak terima jika mengetahui semua ini.
"Bisakah kita membicarakan sesuatu, tapi kau harus berjanji tidak akan marah atau kecewa,kendalikan dirimu. Kau bisa? " ucap Alex memecah keheningan, menambah ketegangan di dalam hati Nameera dan hati Nyonya Wijaya.
"Alex! " Nyonya Wijaya melirik pelik ke arah Alex seakan Ia tidak setuju jika Alex memberitahukan semua yang telah terjadi tadi kepada Nameera. Namun, bagaimana lagi Nameera harus tahu semua ini.
Ada apa ini, Nameera benar benar bingung melihat sikap mereka berdua, Ia terus menatap antara Alex dan ibunya secara bergantian dengan tatapan bingungnya. Seingatnya, Ia sedang bersiap untuk hari sakralnya. Nameera berpikir, apakah Ia pingsan terlalu lama sehingga pernikahanya harus di undur? Tidak ada satupun kata yang terucap di antara mereka, menambah kebingunan di hati Nameera.
Nameera melihat tubuhnya yang masih lengkap dengan gaun pernikahannya. Nameera sungguh menyesal, kenapa di hari sakralnya Ia malah harus tebaring lemah di atas ranjang rumah sakit dengan selang infus yang masih menancap kokoh pada punggung telapak tanganya.
"Bukankah ini hari pernikahan kita? Apakah kita sudah menikah? " tanya Nameera yang membuat Ibunya semakin di landa gelisah, menatapnya dalam diam.
Ibunya terus menitikan air mata, Ia tidak mampu menatap wajah putrinya itu. Di dalam hatinya di penuhi rasa kesal dan kebencian terhadap Diana. Ia menyalahkan Diana atas semua yang telah terjadi pada putri semata wayangnya itu.
"Nameera , Ayahku telah mengetahui kondisimu. Dan Ia sekarang menentang pernikahan kita. " Alex memberitahukan ini kepada Nameera, Nameera mengerutkan keningnya menatap tak percaya ke arah Alex.
Nameera seakan tidak percaya, ini adalah hari pernikahanya. Tidak mungkin di batalkan dengan mudah seperti itu. Bagaimana Tuan Pradipta berlaku tidak adil seperti itu, jika pernikahan ini di batalkan Nameera dan keluarganya harus menanggung malu. Apalagi, pernikahanya batal dengan alasan penyakit yang tengah di deritanya. Ia terus menatap Alex dengan tatapan tidak percaya, marah, kesal bercampur aduk di dalam hatinya.
"Tidaaak! Tidaak mungkin! Kalian semua bohong, Alex kau bohong kan? Itu semua tidak benarkan? " Nameera menangis dengan histeris, menatap Alex dan ibunya secara bergantian. Ia berharap bahwa ini adalah mimpi, maka Ia harus terbangun secepatnya.Ini adalah mimpi buruk!
"Tenanglah, Ayahku hanya menginginkan seorang penerus dan aku akan menikahi adikmu Diana. " Ucap alex menenangkan Nameera, sementara Nameera masih terus menangis dengan histeris.
"Apaa?? Diana? Kau akan menikahinya? Jangan bercanda Alex! Jangan bermain main denganku! Kau tidak boleh menikahinya! Tidak boleh! " ancam Nameera sembari tanganya menggenggam erat kerah baju Alex, Alex tertegun dengan tingkah laku Nameera.
“Tenangkan dirimu!” ucap Alex yang sudah mulai gerah dengan tingkah laku wanita di hadapanya.
"Cukup! Meneruskan pewaris kau bilang? Hanya dengan membayangkan nya saja sudah membuatku merasa muak! " Nameera terdiam sejenak, menatap tajam wajah Alex.
"Kau harus berjanji akan langsung meninggalkanya saat tujuanmu tercapai. Jangan sampai kau jatuh cinta padanya." Lanjutnya
“Tidak bisa kah kau kendalikan dirimu?! ” bisik Alex kepada Nameera penuh dengan penekanan.
Alex bukan tipikal seorang pria yang harus merayu wanita yang sedang marah, Ia malah akan bertambah kesal jika melihat wanita yang merengek di hadapanya. Terlebih Nameera, wanita yang menurutnya layak berada di sisinya itu.
"Kau sudah tenang sekarang? Kendalikan dirimu! Kau ingat, apa yang membuatmu bisa bertahan lama di sisiku di bandingkan dengan wanitaku yang lain? " bisiknya dengan penuh penekanan, Nyonya Wijaya hanya bisa memperhatikan mereka tanpa bisa mendengar apapun yang mereka katakan.
Alex menatap tajam ke arah Nameera, Nameera hanya bisa pasrah jika itu sudah menjadi keputusan Alex. Bagaimana pun untuk Nameera, Alex adalah seorang lelaki yang sempurna. Tidak hanya mengandalkan wajahnya yang tampan tapi Alex juga seorang pebisnis yang handal. Sampai kapanpun Nameera tidak akan pernah rela kehilangan lelaki seperti Alex.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Sulati Cus
astaga jgn sp Diana cm dianggap mesin pencetak anak
2022-03-13
0
Ayunina Sharlyn
,...
2020-07-15
0
PotatoYubitisfira
Nyesek aku tu
2020-07-10
0