Episode 2

Keindahan kota New York disaat malam hari memang tidak bisa ditandingi, terlebih angin yang sangat sepoi-sepoi membuat wanita cantik bernama Sheira terlihat betah di balkon rumah milik orang tuanya karena lumayan dekat diperkotaan New york.

Sheira menghela nafas panjang, seharian ini dia hanya memikirkan dokter dingin dan kaku itu. Padahal dia dulu sudah tidak berminat dekat dengan lelaki berstatus dokter ataupun yang menyangkut pekerjaan dibidang kesehatan.

"Kenapa ya? Tatapan tajamannya itu kaya gak bisa hilang dari pikiran gue." Gumamnya.

Tanpa sadar,lamunan Sheira buyar saat mendengar teriakan ibunya dari depan kamar.

"Sheira! Waktu nya makan malam!"

"Iya mom." Jawab Sheira dan ia segera ke ruang makan untuk makan malam bersama keluarganya.

Sheira adalah anak kedua dari 3 bersaudara, dia memiliki satu kakak laki-laki bernama Devan Partridge dan satu adik laki-laki bernama Doni Partridge. Umur mereka hanya saling terpaut beda 4 tahun. Sheira berumur 22 tahun, Devan berumur 26, dan Doni yang masih berumur 18 tahun.

Ibu dan Ayah mereka hanya bekerja sebagai Guru di Saint Edmund Preparatory High School, New york.

Sedangkan Devan bekerja sebagai Direktur bagian Manajemen di sebuah perusahaan besar bernama Alexander Corp.

"Hai sis, tadi aku bertemu mantanmu!" Ucap Doni disela makannya dengan mulut penuh.

Sheira membulatkan matanya dan memberi kode Doni untuk menutup mulutnya.

"Mantan kakakmu don? Deren yang cupu itu?" Celetuk Devan sambil meledek Sheira.

"Hahahaha, mom masih ingat dia membelikan Sheira permen mini dan cokelat." Terdengar gelak tawa dari Silvia sang ibu.

Dan tiba-tiba sang Ayah, Charlie menghentikan aksi jahil kedua anak laki-lakinya dan istrinya, "Sudah cukup, apa kalian tidak bosan menggoda anak kesayanganku?"

Sheira tersenyum dan langsung memeluk sang ayah yang duduk tepat di samping bangkunya.

Doni, Devan dan Silvi melihat Sheira yang memang sangat dimanja oleh Charlie karena Sheira adalah anak perempuan satu-satunya.

"Devan, papa dengar ceo perusahaan kamu mau digantikan oleh pewaris alexander corp?" Tanya Charlie pada putra pertama nya.

"Tidak jadi pah, putra dari pak Divon belum berminat mengurus perusahaan. Dia sedang sibuk dengan pekerjaan dokternya." Jawab Devan.

Charlie menyipitkan matanya, "Loh? Papa baru tahu anak pak Divon itu Dokter."

"Memang agak tertutup soal keluarganya pah, katanya sih si pewarisnya kerja sebagai dokter bedah di Rumah Sakit Nasional di New york, tapi engga di kasih tau jelas nama RS nya pah." Jelas Devan.

Saat Sheira mendengar ucapan Devan 'Dokter di Rumah Sakit Nasional' dia langsung memajukan wajah ke arah Devan, "Siapa namanya kak?"

Devan tersenyum miring, "kenapa kamu yang jadi exited gitu ra?"

Sheira langsung gugup dan mengalihkan tatapannya dari kakaknya lalu meminum air putihnya.

"Apakah gebetan barumu ada disana, Sheira?" Goda Silvi.

"Tidak!!!" Teriak Sheira dan bangkit dari tempat duduknya, meninggalkan keluarganya di ruang makan yang sedang menertawainya.

Setelah dikamar, Sheira kembali keluar ke balkon kamarnya. Dia merasa gelisah, padahal sebelumnya dia sering tertarik pada lelaki namun tidak kepikiran sampai segininya.

Sheira bertanya-tanya dengan pikirannya, "Siapa sih Nathan itu? Apa bener dia cuma dokter biasa? Tapi kenapa nama Rumah Sakitnya engga dikasih tau jelas sama Reyhan?"

"Nothing's gonna change my love for you

You ought to know by now how much I love you

One thing you can be sure of

I'll never ask for more than your love

Nothing's gonna change my love for you

You ought to know by now how much I love you

The world may change my whole life through

But nothing's gonna change my love for you"

Terdengar suara telepon dengan lagu westlife yang menggema di kamar Sheira, dan tertera nama Reyhan disana.

"Halo?"

"Halo Sheira, lo besok pulang kantor ada acara gak?"

Sheira mengerutkan keningnya,

"Engga, kenapa rey?"

"Ada yang pengen gue omongin sama lo."

"omongin apa?" Tanya Sheira penasaran.

"ini tentang Nathan."

Oh tidak, Sheira tidak boleh gegabah untuk penasaran soal Nathan. Dia harus nunggu pulang kantor.

"Bisa Rey." Jawab Sheira seadanya.

"Oke gue tunggu besok di kafe B ya"

"Oke"

Sheira merebahkan dirinya di kasur kesayangannya, ia merasa memang saat pertemuan pertamanya dengan Nathan seperti ada sesuatu hal yang misterius soal Nathan. Apalagi Titan dan Reyhan adalah sahabat Nathan, pasti mereka lebih tau soal Nathan bukan?

"huft" keluh Sheira.

Tak terasa akhirnya Sheira terhanyut ke alam mimpinya, dan berharap hari esok bisa memenangkan pikiran gelisahnya.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!