"Kemarin gimana?"
Pertanyaan Deya tanpa basa-basi itu pun keluar dari mulutnya dan membuat Sheira menyipitkan matanya berusaha mengerti apa maksud dari kata "kemarin?"
"Nathan." Ucap Deya sambil menaik turunkan alisnya.
Sheira refleks memukul tangan Deya karena malu jika kejadian semalam dibahas.
"Kok malah gue di pukul sih? Kemarin lo gak kenapa-kenapa kan?" Tanya Deya lagi memastikan.
Sheira menghela nafas pelan, "Justru dari kata 'kenapa-kenapa' yang lo maksud itu gue jadi takut."
Deya yang tak paham pun menyipitkan matanya, "Lo kok ngomong nya muter-muter gitu? Emangnya si Nathan bilang macem-macem sama lo?"
"I-iya." Ucap Sheira gugup.
"DIA BILANG APA?" Teriak Deya yang membuat rekan kerja lain melihat ke arah mereka berdua.
"Deya, plis jangan buat gue malu dilihatin." Bisik Sheira.
"Sorry-sorry gue refleks, emang dia bilang apa?"
"Iya, dia bilang kalau gue terlalu polos dan pas dia bilang itu pakai embel-embel baby, maksudnya apa coba?" Ucap Sheira kesal mengingat perkataan Nathan semalam.
Dan yang benar saja, Deya langsung tertawa sampai perutnya terasa sakit baru dia berhenti tertawa. Sheira semakin jengkel dengan Deya yang tidak ada adab menertawakannya.
"Puas lo ketawanya, Deya Watson?" Sindiran Sheira membuat Deya kembali tertawa kecil.
"Puas banget, eh tapi by the way. Lo gak di apa-apain sama dia kan? Dici-- aduh sakit Sheira!" Ucapan Deya terhenti saat Sheira mencubit perut Deya dengan kencang.
Sheira semakin gregetan dengan Deya, "Lagian lo kalau ngomong sembarangan, ini itu kantor."
"Maaf-maaf, tapi..."
"Engga. Gue gak di apa-apain sama dia, malah gue tiba-tiba kehilangan jejak dia pas setelah selesai cari tempat duduk dia menghilang pas izin ke kamar mandi, Dan pada akhirnya gue cari lo sama Reyhan. Eh malah lo berdua yang lagi-- Aduh sakit Deya!"
Deya membalas perbuatan Sheira yang tadi mencubit nya saat sedang membahas hal yang vulgar.
"Tuh kan lo nyubit gue juga, makanya jangan bahas hal begituan dikantor." Ucap Sheira puas.
"Woi!" Gebrakan meja tiba-tiba terdengar dan membuat Sheira dan Deya memandang orang itu datar.
"Lagi cerita apa lo berdua?" Tanya Anggi, yang termasuk salah satu sahabat dari Sheira dan Deya, dan masih ada satu orang lagi yaitu Ayuning.
"Cerita bokep." Jawab Sheira asal.
"Yang begini dibilang polos, pas mandi kali polos." Gumaman Deya yang di dengar oleh Sheira
"Ih Deya, gue kan nunduk ke dia itu malu, bukannya gue engga ngerti yang dia maksud." Jelas Sheira
Anggi melipat kedua tangannya, "Kok malah gue yang engga ngerti sih? Kalian bahas apa?"
"Haduh Anggi, lo kan udah punya Esha. Pasti lo tau kan apa yang lo lakuin pas berduaan sama si Esha?" Ayuning yang sudah mendengar percakapan mereka pun langsung mengerti kemana arah pembicaraan itu tertuju.
Anggi masih bingung dengan perkataan tiga sahabatnya itu dan menyipitkan matanya, "Berduaan sama Esha? Ya palingan gue main uno atau engga nonton film, emangnya mau ngapain lagi?"
"Kantin yuk? Udah istirahat kan." Ucap Ayuning.
Sheira, Deya dan Ayuning berdiri dari tempat duduk mereka dan meninggalkan Anggi yang masih pura-pura tidak mengerti padahal ia pernah ketahuan saat berciuman dengan Esha pas pulang dari ulang tahun Sheira.
"ih kalian! Kok gue ditinggalin sih!" Teriak Anggi yang berlari menyusul 3 sahabatnya.
***
Sesampainya di kantin, Mereka berempat memesan makanan sesuka hati mereka. Tetapi ternyata ada tambahan dua orang, yaitu Reyhan dan Titan, Reyhan adalah pacar dari Deya dan Titan adalah pacar dari Ayuning.
Reyhan dan Titan adalah general manager di kantor ini, dan kebetulan juga Reyhan dan Titan mengenal pasangan mereka di kantor ini.
Anggi yang memajang muka sewot kepada 2 pasangan ini pun menyeletuk, "Haduh, engga sekalian aja bikin anak disini biar tambah romantis"
Kedua pasangan tersebut pun hanya tertawa menanggapi celetukan Anggi, dan Sheira hanya diam memakan mie ayam kesukaannya dengan masih memikirkan kejadian semalam yang terus-terusan menghantui otaknya.
"Sheira, masih kepikiran Nathan ya? Tenang aja, dia udah gue borgol buat lo, jadi engga bakal lirik sana lirik sini." Ucap Reyhan dengan sela tawanya seakan tahu apa yang dipikirkan Sheira.
"Nathan?" Tanya Anggi dan Ayuning berbarengan.
"Engga usah kepo deh lo berdua." Ucap Reyhan.
"Nathan itu sahabat karib kita, dia dokter bedah di Rumah Sakit Nasional" Jelas Titan.
Anggi Dan Ayuning hanya ber-oh ria saja, tetapi tiba-tiba teriakan menggelegar.
"SHEIRA GEBETAN LO DOKTER?!"
Ya benar, itu adalah suara Anggi.
Sheira memutar bola matanya, "mie ayam gue udah habis, gue duluan aja lah." Ucapnya dan langsung pergi meninggalkan orang kepo itu.
"Lo sih nggi, jadi ngambek kan tuh anaknya." Ucap Ayuning.
Anggi hanya menyengir dan melanjutkan sesi makannya.
Dan sisalah Anggi yang hanya memandangi kedua pasangan itu sedang mesra-mesraan.
"Apa perlu gue nelpon Esha?" Ucap Anggi.
"Jangan, kasihan dia lagi latihan menyelamatkan bumi." Ucap asal Deya.
Anggi menyilangkan tangannya, "Maksud lo apa, Deya?"
"Lah kan polisi emang menyelamatkan bumi." Saut Ayuning.
Reyhan dan Titan yang melihat perdebatan itu hanya bisa tertawa dan menggelengkan kepala mereka.
"Udahlah gue nyusul Sheira aja, mumet gue disini lama-lama. Berasa jomblo aja gue." Ucap Anggi yang langsung pergi dari hadapan kedua pasangan itu setelah menyelesaikan kegiatan makannya.
Disisi Lain...
Terlihat seorang pria tampan dan gagah yang baru saja selesai melakukan kegiatan penuh keringat di dalam ruang bedah.
"Capek ya, dok?" Tanya Susi, suster paruh baya yang sudah lumayan lama membantu Nathan.
"Capek banget, tadi operasi jantung bu." Jawab Nathan.
Nathan sudah biasa memanggil susi dengan sebutan 'ibu' jika berada diluar kegiatan kerja, karena menurut nya dia harus bisa menghormati yang lebih tua, idaman bukan?
Susi tertawa, "Waduh, bisa dag dig dug ser tuh, dok."
Nathan hanya membalas dengan senyuman tipis, karena dia adalah tipikal lelaki yang sangat malas banyak omong.
Padahal, beratusan pasien bedah yang sudah ia tangani, tetapi ia selalu menghindari pertanyaan-pertanyaan yang menurut nya kurang penting, dan pertanyaan itu paling bisa dialihkan dan dilanjutkan oleh teman sebaya nya, dokter Aldo.
"lagi mikirin apa sih, dok?" Tanya Aldo yang melihat Nathan seperti orang yang gelisah.
"Engga apa-apa." Jawab Nathan cepat.
Aldo semakin gemas dengan temannya itu, biasanya manusia kalau bersikap seperti ini pasti hanya gara-gara jatuh cinta.
"Lagi kesambet cinta darimana, nath?" Celetuk Aldo.
Nathan menatap Aldo tajam, ia benar-benar moodnya sedang tidak bagus hari ini, karena pikirannya hanya terfokus dengan perempuan yang semalam memakai baju dress merah selutut dan sangat memiliki paras yang cantik dan mempesona, Sheira.
"Shit, kenapa saya jadi mikirin kamu terus." Gumam Nathan frustasi.
Ini hanya baru awalan bertemu dengan Sheira, belum lagi saat nanti Reyhan akan mengenalkan lebih jauh Nathan dan Sheira.
Tiba-tiba terbuka pintu ruang Nathan, dan itu bukanlah Aldo ataupun Susi. Dia adalah Siska, Mama Nathan.
"Nathan." Ucap Siska sambil memeluk putra semata wayangnya yang sangat tampan dan gagah itu.
Nathan membalas pelukan mamanya yang selalu hangat dan membuatnya nyaman, apakah ada lagi pelukan yang nyaman selain mamanya?
Siska menyipitkan matanya, "Loh pacar kamu engga datang, nath?"
Nathan menghela nafas, sudah ia duga bahwa jika Siska datang akan selalu menanyakan siapakah pacarnya, ataupun siapa calon istrinya.
"Ma, aku lagi sibuk. Dan aku lagi sibuk kenaikan proses jabatan belum sempat untuk serius begituan." Jelas Nathan.
Siska memanyunkan mulutnya seperti anak kecil yang padahal umurnya sudah setengah abad, "kamu itu sudah umur 28, Nathan. Mama ingin kamu minimal punya pacar."
"Pacar untuk teman ranjang?" Jawab Nathan asal.
Dan Nathan langsung terkenal pukulan keras di lengannya,
"Aduh ma, sakit ini."
"Jangan berani macem-macem ya kamu nebar benih sembarangan." Ancem Siska.
Pecahlah sudah tawa Nathan yang sangat jarang terdengar bahkan terjadi, kecuali saat dia sudah mengobrol ria dengan mamanya, Siska.
"Mama engga mau tau nath, pokoknya bulan ini kamu harus bawa pacar titik engga pakai koma!" Ucap Siska mantap.
"Pake garis miring, ma?" Ledek Nathan.
Dan terjadilah lanjutan perdebatan antara ibu dan anak yang lumayan bisa menghilangkan kepenatan Nathan.
Nathan pernah berfikir apakah dia akan memilki pasangan yang seperti mamanya? Apakah ada yang terus menjadi mood boosternya jika ia memiliki pacar?
Menurut Nathan, belum ada untuk saat ini,
Mungkin.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments