Bella dkk mulai menjalani hukumnya. Hormat bendera mulai pukul 10.00 hingga 11.55, 5 menit sebelum jam pulang. Sebenarnya Bima selalu waketos tidak memberi Bella hukuman, tapi Bella menolaknya dengan alasan setia kawan.
"Bell, lo kalo pusing atau ngerasa lemes minggir aja ya. Kita ngga papa kok, lo jangan ngerasa gak enak gitu" Ajeng yang paling dewasa setelah Irfan menegur Bella karena merasa kasihan dengan Bella yang baru siuman dari pingsan nya.
"Iya bel, lo aja baru sembuh gara si ketos yang galak dan semena-mena itu" Irfan yang emosian sudah mulai emosi saat mengingat perlakuan Elang selaku ketos yang menurut nya galak itu.
"Udahlah guys. Gue gapapa kok, suer dah." Bella mencoba meyakinkan sahabat nya.
Jam 11.55, Bima berada di lapangan untuk menghentikan hukum ke 6 anak tersebut dan menyuruhnya menuju kelas.
*******
"Sumpah demi apa gue berasa abis rekreasi ke neraka, panas banget coyy" Diki dengan guyonan recehnya langsung mengambil buku dan menjadikan nya sebagai kipas.
"Adik-adik, mohon perhatian nya sebentar ya" Yuli sedikit teriak saat kelas sudah mulai gaduh dengan kedatangan Bella dkk.
"Sebentar lagi kita akan ke lapangan untuk penutupan MOS. MOS dipersingkat menjadi 2 hari saja karena suasana yang tidak kondusif karena banyak masalah yang terjadi. Sebelum ke lapangan, saya mau bertanya, adakah yang mau mendaftar menjadi bagian OSIS?" Bella dkk merasa malas dengan pertanyaan Bima.
Tidak disangka, semua teman sekelasnya malah menunjuk Bella dkk. Sontak hal tersebut membuat Bella dkk kaget.
"Enak aja, ogah gue jadi anggota nya si ketos galak itu" Bella merasa kuping nya sudah panas karena teman sekelasnya banyak yang menyebut namanya.
"Gue juga ogah. Ikut organisasi aja males, apalagi harus ada dibawah naungan ketos galak" Diki pun ikut menimpali.
"Gue juga ga mau kalik. Jadi ketua kelas udah cukup dan gue gak butuh jabatan lagi, sorry gue gak gila jabatan" Angga sebagai ketua kelas juga tak terima jika dia harus menjadi anggo OSIS.
"Apalagi gue? Big NO banget. Mending gue nonton drakor aja dirumah" Sinta mengibaskan rambut nya ke belakang dengan gaya centil.
Irfan dan Ajeng yang paling dewasa diantara sahabat nya hanya diam, tapi tetap saja mereka juga menolak. Mereka hanya membiarkan ke 4 sahabatnya mengemukakan pendapat nya. Suasana kelas yang tadinya mulai tenang, kini jadi gaduh kembali.
"Harap tenang semuanya, sekarang kita menuju lapangan saja. Soal perekrutan anggota OSIS yang saya bicarakan tadi, lupakan dulu. Jika ada yang mau mendaftar, segera temui kami di ruang OSIS."
Bima menyuruh anak-anak dari kelas yang dijaga nya menuju lapangan.
*******
"Dijemur lagi, lama-lama jadi ikan asin nih gue dijemur mulu" Sinta yang merasa kepanasan mengeluh pasalnya cuaca memang sedang terik sekarang. Bayangkan saja betapa panasnya jam 12 siang.
"Dijemur mulu, udah kayak jemuran nya bi Asih aja gue" Bella ikut menimpali.
"Tauk tuh ketos mah enak ngasih sambutan di tempat adem" Diki melihat ke arah Elang yang sedang memberi sambutan. Ya, mereka semua sedang menunggu Elang menyampaikan sambutan lalu pulang.
Bella dkk berdiri di tengah lapangan sama seperti siswa yang lain. Bedanya, Bella dkk hanya berdiri tanpa mendengar satu kata pun dari sambutan Elang, dengan tangan diatas dahi seperti sedang hormat untuk menghalangi sinar matahari.
Entah keberuntungan atau apa, langit yang tadinya sangat cerah kini mendadak mendung. Awan berubah menjadi hitam pekat tanda hujan akan turun.
"Guys kalo ntar lagi hujan kalian mau mandi hujan gak? Gue sih mau banget" Bella menatap langit yang semakin gelap.
"Setuju..." Ke 5 sahabatnya berantusias senang dan menatap langit juga seperti Bella. Jawaban keras dari Bella dkk membuat semua siswa di lapangan menoleh ke arahnya.
"Sepertinya hujan akan turun, baiklah saya tutup saja sambutan ini. Sekali lagi saya mohon maaf apabila ada kesalahan baik sengaja atau tidak sengaja yang kami lakukan. Assalamualaikum wr wb" Elang turun dari podium.
"Salah lo kebanyan kalik" Belle nyeletuk saat mendengar ucapan Elang.
Semua siswa berhamburan untuk pulang karena hujan akan segera turun. Berbeda dengan Bella dkk yang memang sengaja menunggu hujan.
Mereka berencana mandi hujan di tengah lapangan. Dan benar saja, hujan turun dengan begitu deras. Mereka ber 6 berlari-lari dibawah guyuran hujan dan menikmati nya.
Bella dkk terlihat sangat menikmati setiap tetes air hujan yang turun.
"Berasa kayak artis India gue, nari pas hujan" Sinta tertawa sambil menari dengan centil nya.
"Ada yang bawa sampo gak, keramas enak nih" Bella melepas ikatan rambutnya satu persatu
"Hari ini nginep dirumah gue yuk. Nanti malem kita BBQ an gimana?" Bella memberi usul yang sangat menyenangkan bagi sahabat nya. Ke 5 sahabat nya merasa sangat senang karena seharian ini pasti akan sangat indah.
"Sambil mandi hujan, gimana kalo kita main game biar makin seru" Angga menemukan ide agar mandi hujan nya lebih berkesan.
"Game apaan tuh?" Sinta antusias sekali.
"Game nya adalah Truth or Dare. Tapi misal kita memilih dare, tantangan itu gak boleh jauh dari kita, agar kita masih bisa mandi hujan" Angga nampak menjelaskan idenya dan diangguki oleh ke 5 sahabatnya.
"Yaudah, ayok duduk" Bella mulai duduk diikuti yang lain. "Sambil ngopi enak nih" Tambah nya lagi.
Diki menyentil dahi Bella.
"Eh markonah, lo kata kita mau ngeronda. Lagian ini hujan, bukan nya kopi yang lo minum, malah air hujan yang lo minum, mau lo?"
"Tauk tuh si Bella, oneng emang. kopi mah gak cocok bel, yang cocok itu popcorn" Sinta nyeletuk seolah dia benar.
"Melempem dong sin. Popcorn rasa air hujan"
Ajeng yang sedari tadi diam harus buka suara karena kedua orang ini jika berdebat pasti tidak akan selesai.
"Udah ah kapan main nya nih"
Saat permainan akan dimulai, datang lah Bima dan Yuli yang akan pulang, mereka melewati lapangan dan melihat Bella dkk di bawah guyuran hujan yang sangat deras. Bima dan Yuli mengenakan 1 payung untuk 2 orang, sangat romantis bukan, hehe.
"Kalian ngapain disini sih" Tanya Bima yang sudah mendekat dengan tangan kanan yang masih dengan payung nya.
"Rujak an kak" Diki dengan guyonan khas nya nyeletuk melihat Ajeng yang akan menjawab.
Irfan yang mendengar nya, langsung menjitak dahi Diki, karena menurutnya Bima ini tidak seperti Elang yang harus dimusuhi. "Sembarangan lo, ini kak kita lagi main ToD"
Diki mengusap jidat nya yang di jidat Irfan. "Lo kebiasaan banget sih jitak jidat gue, jangan-jangan lo naksir gue lagi. Sorry fan, gue tolak lo, gue masih doyan cewek, normal gue"
"Hiii jijik banget gue dik" Irfan bergidik ngeri
"Eh udah-udah kok malah berantem sih" Yuli menengahi perdebatan unfaedah mereka.
"Kalian ngapain sih mandi hujan gini, emang gak takut sakit apa, gak takut dimarahin mama?" Yuli yang mendapat info dari Elang yang mengatakan bahwa Bella dkk ini anak manja seolah tak percaya. "Gak mungkin dong anak manja mandi hujan. Kalo mereka emang bener anak manja, mereka pasti takut sakit dan jijik, ini malah mereka sangat menikmati, sampai sambil main game ditengah hujan deras saking menikmatinya"
Pikiran Bella langsung menuju Elang. Pasti Elang yang sudah mencuci otak teman-teman nya dengan mengatakan bahwa Bella dkk anak manja. Bukan nya Bella mau menuduh sembarangan, tapi sikap Elang lah yang membuatnya punya pikiran seperti itu.
"Gak mungkin sakit karena mandi hujan kak. Kita semua bukan anak manja yang gak pernah ngerasain indahnya hujan, jadi gak mungkin lah kita sakit."
"Lagian ya kak, emak gue gak bakal ngomel kalo cuma soal mandi hujan doang, kecuali gue ngehamilin anak orang, baru dah tuh, ngomel" Angga yang seolah tau apa yang Bella pikirkan ikut menepis ucapan Yuli.
Sinta dengan centil nya juga ikut menimpali "Kalo sakit enak dong kak, jadi bisa tiduran dirumah, gak perlu sekolah deh, hihi"
"Kalo sakit lo wa gue sin" Bella nampak sangat antusias.
"Napa? Mau jenguk gue lo?
"Nggak. Gue mau bolos juga , nonton dragon sama lo, hehe"
"Kita mau main dulu ya kak" Lagu-lagi Ajeng bosan dengan situasi sekarang, dia ingin segera main saja.
Tak disangka Yuli malah ikut duduk dengan Bima juga setelah melempar payung nya.
"Kita ikut juga dong, boleh gak?"
"Boleh dong kak, tambah rame tambah seru nih" Bella nampak antusias dengan pernyataan Bima dan Yuli yang ingin ikut bermain.
"Tapi tas kalian taruh sana dulu kak biar buku kalian gak basah" Ajeng menunjuk arah teras ruang tata usaha letak tas mereka sebelum nya.
"Kecuali kalo tas kalian tahan api, ga papa pake dah" Bella masih sempat melawak.
Diki menyentil jidat Bella. "Tahan air bambang"
"Oke kita mulai" Angga memimpin permainan, botol yang tadi ditemukan di pinggir lapangan pun di putar. Putaran pertama mengarah pada Diki.
"Lo milih truth apa dare dik?"
"Trurt aja deh" Diki yang malas bergerak sekarang terpaksa memilih truth.
"Biar gue aja, tapi lo harus jujur dik" Irfan nampak antusias untuk menanyakan sebuah rahasia sahabat kecilnya ini. Diki hanya mengangguk pasrah.
"Apa lo masih suka sama Ayu? Dan kalo nggak apa lo sekarang udah mampu buka hati untuk org lain? Dan apa elo udah jadian sama orang itu? Siapa orang nya ?" Irfan mencerca nya dengan banyak pertanyaan, yang lain hanya bingung, karena mereka tidak tau siapa Ayu.
"Eh buset lo mau nanya apa sensus penduduk? Banyak amat"
Irfan yang sudah sangat ingin mengetahui nya berusaha membujuk Diki agar mau menjawab "Yaudah sih tinggal jawab aja apa susahnya cobak. Lagian ya, apa lo mau di bilang pengecut sama anak-anak dengan tidak berani memberi jawaban?"
Ayu teman SMP nya. Diki sempat menyatakan perasaan nya pada Ayu namun ditolak, karena menurut Ayu, dia tak pantas mendapatkan Diki. Ayu cukup sadar bahwa dia hanya gadis miskin, sedangkan Diki anak seorang dokter sekaligus pemilik rumah sakit yang cukup kaya.
Kisah cinta nya yang ditolak, tak membuat Diki mundur. Dia terus mengejar Ayu, karena Diki termasuk orang yang susah move on. Sampai akhirnya, Diki merasakan dunia nya hancur kala tau Ayu harus pulang ke kampung nya untuk menerima perjodohan demi menutup hutang orang tua nya.
"Oke gue jawab dengan jujur. Karena gue bukan pengecut jadi gue berani memberi jawaban" Diki menarik nafasnya dalam-dalam untuk mencari ketenangan sebelum melanjutkan jawaban nya. Semuanya nampak memperhatikan Diki yang sudah menampak kan wajah serius nya, karena biasanya Diki terkenal dengan wajah humoris nya.
"Gue mencoba untuk move on dari Ayu walau sulit, dan gue udah mau buka hati sekarang. Pas gue udah buka hati, eh malah gak ada cewek yang nyantol." Diki malah memberi candaan di kalimat akhirnya. Semua yang ada tertawa mendengar guyonan garing Diki.
"Noh Sin, udah dikode sama Diki. Jalan lo makin mulus" Bella sengaja menggoda Sinta, karena menurutnya Sinta dan Diki cocok. Sama-sama humoris.
"Lah kok jadi gue yang kena?" Sinta merasa aneh karena dia tidak pernah bilang kepada Bella bahwa dia suka Diki. Semuanya tertawa melihat wajah cengih Sinta.
"Udah ah gue lanjut yak" Bella memutar botol dan mengarah pada Bima.
"Karena gue suka tantangan, gue pilih dare" Bima menjawab nya padahal belum ada yang bertanya. Benar-benar jenius otak Bima, mampu menjawab sebelum ditanya, haha
Muncul ide jahil Bella, yang mengetahui bahwa Yuli menyukai Bima.
"Biar gue aja. Karena peraturan awal tidak boleh memberi tantangan jauh dari sini, jadi tantangan nya adalah.." Bella menggantung kalimat nya dan melirik arah Yuli dan Bima yang duduk bersebelahan.
"Kak Bima harus cium pipi kak Yuli dan harus diupload di Ig kak Bima" Bella tersenyum dengan idenya, ke 5 sahabatnya nampak gaduh dengan tantangan Bella.
Pipi Yuli nampak memerah dibawah guyuran hujan, membuat Bima semakin gemas melihatnya. "Eh jangan gitu dong dek. Kok jadi kakak yang kena sih"
"Udah gapapa lah yul turutin aja. Please bantu gue yakk" Jawaban Bima membuat Yuli semakin senang, Bima tak menolak nya. "Mimpi apa gue semalem, dicium Bima , diupload di IG. Ahhhh.... thank you Bella"
"Ini sih hukuman enak, nyium cewek cantik, gue juga mau" Ekspresi melas Angga membuat mereka tertawa.
"Jomblo harap diam, jangan iri ya" Bella membuat tawa temannya semakin keras.
"Kayak lo punya pacar aja Bel, lo kan juga jomblo, wlekkk" Angga menjulurkan lidahnya. mengejek Bella.
"Sesama jomblo dilarang bertengkar ya. Sana gih ga fotoin kak Bima sama kak Yuli" Irfan melerai mereka dan menyuruh Angga untuk memfoto Bima dan Yuli.
"Geseran kesini yul" Bima menyuruh Yuli untuk mendekat, dan CUP ciuman mendarat di pipi mulus Yuli.
"Kak Yuli yang dicium gue yang baper njing" Ajeng masih melihat ke arah Bima dan Yuli yang membuatnya baper.
"Mau juga lo, sini gue cium" Irfan yang biasanya lebih pendiam sukses membuat semua sahabat nya menoleh kearahnya tak percaya.
Ajeng yang sempat kaget dengan penuturan Irfan barusan mencoba untung tenang, walau jantung nya sudah berdebar. "Jangan baper jeng , dia cuma bercanda"
Ajeng berusaha agar tidak baper dengan perkataan Irfan. "Apaan sih lo, aneh"
"Lah kok ngamok" Bella tiba-tiba mengeluarkan bahasa Jawa nya. Dia memang bisa berbahasa Jawa, karena papanya orang Jawa.
"Pipi lo kok merah gitu jeng, salting ya" Sinta menggoda Ajeng dengan mencolek pipinya.
"Udah lanjut yuk" Ajeng sudah tidak tahan dengan candaan teman nya. Dia memutar botol dan berhenti ke arah Bella.
"Nah lo dek, truth or dare" Bima ingin membalas kejahilan Bella.
"Karena gue perempuan pemberani yang suka tantangan jadi gue pilih truth aja, hehe" Bella menyengir saat melihat semua teman nya memutar bola jengah. Mereka semua nenebak bahwa Bella akan memilih dare dengan kalimat pertama nya yang seakan pemberani itu.
"Tapi ga papa dek, gue tetep kasih lo soal dan harus dijawab dengan jujur, lo siap?" Bima nampak berfikir kiranya pertanyaan apa yang cocok untuk Bella.
Bima menemukan ide dan menarik nafas untuk pertanyaan panjang nya.
"Berapa banyak mantan lo. Status lo sekarang pacaran atau jomblo. Sebutkan juga tipe lo. Kalo lo jomblo kenapa lo jomblo. Apa alasan lo jomblo. Kalo punya pacar siapa namanya dan anak mana, udah berapa lama pacaran nya. Sementara itu aja dulu dek"
Bella dkk memandang Bima tak percaya dengan perkataan panjang dalam 1 nafas nya.
"Barusan lo ngomong kak? kayak pak dukun baca mantra, cepet amat." Sinta masih setia dengan ekspresi cengohnya. Bahkan mulutnya masih dibiarkan mangap.
Bella melihat nya dan segera menutup mulut Sinta "Mingkem. Takut ada lalat yang masuk. Ntar meninggoy tuh lalat"
"Tapi tunggu pertanyaan macam apa nih bang, banyak amat? Panjang, sepanjang cintaku padanya, eaakk" Bella malah melawak. Entah mulai kapan, Bella memanggil Bima dengan sebutan bang bukan kak lagi.
Angga mengusap wajah Bella gemas. "Yeee si markonah malah curhat"
"Jawab aja dek" Bima dan yang lain nya sudah siap mendengar jawaban Bella.
Bella nampak lesu lalu menjawab.
"Oke gue sportif dan gue jawab. Gue gak tau ada berapa mantan gue, karena gue gak pernah ngitung hal yang gak penting. Tapi lo semua jangan nethink dulu, mantan gue banyak bukan berarti gue murahan, gue pacaran cuma iseng doang, gak pernah pake perasaan. Gue selalu menghindar dari yang namanya kontak fisik, bahkan walau hanya pegang tangan.
Gue mutusin mereka karena mereka meminta untuk kontak fisik. Yang hanya meminta untuk pegang tangan, ngerangkul, atau cium pipi, gue mutusin nya dengan cara baik-baik. Yang minta kontak fisik lebih dari itu, gue hajar dulu orang nya baru gue putusin" Bella tertawa kecil dengan jawaban nya. Yang lain geleng-geleng kepala mendengar penuturan Bella
"Gila lo bel, main ngehajar anak orang aja. Bukan nya enak-enak malah babak belur" Diki membuat yan lain tertawa.
"Padahal pas pacaran yang dicari enak-enak nya, hehe" Sinta terkikik, namun semua orang bukan nya tertawa malah memandang nya horor. "Ciuman maksud gue, bukan ***-*** yang lain, jangan nethink dulu" Lanjut nya lagi.
"Eh tapi tunggu dek, pertanyaan gue belom semua lo jawab, yukk lanjut" Bima tersadar bahwa ini belum selesai.
"Iya ini mau gue lanjutin" Bella menarik nafas dalam untuk meneruskan ceritanya yang menurutnya akan berat.
"Sampai pada akhirnya gue ketemu orang yang gue anggap spesial...."
Ucapan Bella terpotong dengan celetukan Diki "itu orang apa martabak pake spesial segala" Celetukan Diki membuat semua orang menatap nya horor.
"Lanjut aja bel, ini jin tomang emang gak liat sikon kalo mau ngelawak" Irfan sudah hafal dengan tingkah sahabat kecil sekaligus tetangga nya ini.
Bella mulai melanjutkan..
"Dia bisa ngubah hidup gue. Gue berhasil merasakan cinta. Dia anak temen papah gue. Singkat cerita kita pacaran. Gue sayang dia, pun sebaliknya, untuk yang pertama kali nya gue bisa pacaran dengan waktu yang lama menurut gue. 1 bulan, ya walaupun bagi orang lain ini sebentar , tapi tidak buat gue. Karena sebelumnya gue pacaran cuma 3 hari doang..."
Bella hendak melanjutkan kata-katanya tapi sudah dipotong oleh Sinta.
"Itu pacaran apa MOS bel, 3 hari doang." Sinta tertawa dengan ucapan nya sendiri. Tawa nya terhenti saat semua orang menatap tajan padanya.
"Kalo ada yang motong lagi gue buang kr hutan" Bima sebal dengan teman Bella yang selalu memotong pembicaraan
"Oke lanjut bel. Gue gak motong lagi dah, janji. Hehe" Sinta mempersilahkan
Bella melanjukan ceritanya, yang lain sudah menatapnya memunggu kelanjutan ceritanya.
"Rasa cinta gue semakin besar apalagi dengan dia yang bisa menghargai keputusan gue untuk tidak kontak fisik dulu. Gue rasa dia juga mencintai gue, tapi gue salah..
" Air mata Bella menetes ditengah guyuran hujan.
"Gak usah dilanjut kalo nggak kuat bel" Irfan yang paling dewasa ikut merasakan kesedihan Bella.
"Nggak gue akan tetep lanjutin. Biar bagaimana pun, gue harus bisa bangkit dari keterpurukan ini, gue gk bisa terus-terusan kayak gini" Bella menyandarkan kepalanya di bahu Ajeng seolah mencari ketenangan disana. Ajeng mengelus punggung Bella untuk memberi kekuatan.
Sebentar lagi kisah percintaan Bella yang kelam akan segera muncul. Baca terus ya..
***jgn lupa untuk like dan vote nya kakak, Terimakasih***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Capricorn girl💫
penasaran em
2021-07-28
0