Drama Dasi

Bella memasuki ruangan yang cukup luas dan rapi. Ada sofa yg terlihat empuk disana, membuat Bella ingin merebahkan tubuhnya, Bella terus melihat-lihat, sejenak dia bisa melupakan sosok pria dingin yang sedari tadi memperhatikan nya.

"Ekheemmm" Deheman pria itu sukses membuat Bella terkejut dan sadar dari lamunan nya.

"Eh maaf kak" Bella menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kamu belom tau kan siapa saya. Seperi nya kita memang harus kenalan dulu biar kamu bisa menentukan sikap kamu terhadap saya" dia mengatakan nya sembari berjalan ke arah sofa untuk duduk disana dan membiarkan Bella tetap berdiri.

"Ya elah ni orang enak banget duduk tanpa memperdulikan gue yang berdiri. Terus juga tadi dia bilang apa? Ya jelas gue gak tau namanya, orang tadi dia gk pake kenalan dulu malah langsung marah." Bella membatin sambil melihat arah pria tadi.

"Kenalin, saya Elang saputra. ketos disini" ucapnya dengan nada menyombongkan diri.

"Mampus gue, ternyata dia ketos nya. Aduh Bella lo beg* banget sih." Bella merutuki kebodohan nya.

"I Iya kak" Bella menjawab dengan gagap nya

"Kenapa? Takut? Mana wajah songong mu tadi" seringai licik menghiasi wajah dingin Elang.

"Oke kita bahas satu per satu. Karena kesalahan kamu cukup banyak dan me re pot kan." tambah Elang dengan penuh penekanan di kata terakhirnya.

Bella hanya menunduk pasrah akan nasibnya

"Kirain masa SMA tuh indah kayak kata orang-orang. Ini bukan nya indah malah apes, huffffttt" Bella menarik nafas dalam-dalam untuk segala kemungkinan terburuknya.

"Kenapa baju lo kayak kurang bahan? Baju ketat banget persis lemper, 2 kancing dibiarkan terbuka, rok pendek banget jauh di atas lutut, dasi acak-acak an, pake kacamata hitam. Kamu niat sekolah apa mau jadi cabe-cabean?" hinaan seorang ketos ini sangat menohok. Seolah tak memikirkan perasaan lawan bicaranya.

"Maaf kak, saya juga gak tau kenapa baju seragam SMP saya tiba-tiba kecil gini. Sebenarnya juga saya mau nya pake seragam SMA aja kak. Tapi kan peraturan nya siswa siswi baru tidak boleh pakai seragam baru, sampai akhir MOS. Dan untuk dasi, saya gak bisa pake dasi kak. Mama saya yang biasanya bantu saya makein,sedang keluar kota. Pembantu saya pun gak bisa pakein saya dasi." Bella memilih untuk jujur saja, karena dia tidak cukup pandai dalam berbohong, apalagi dengan tatapan tajam Elang yang sedang mencerca dengan berbagai pertanyaan.

"Oh jadi kamu mau nyalahin saya juga dengan peraturan yang saya buat soal kapan boleh mengenakan seragam, begitu?" Bella seolah sadar jika dia salah bicara, refleks langsung menutup mulutnya.

"Bu-bukan gitu kak" jelas Bella bingung ingin menjelaskan apa.

"Kamu ini hobby sekali menyalahkan orang lain ya. Kamu menyalahkan saya karena peraturan yang ada, kamu menyalahkan ibu kamu karena tidak dirumah, dan kamu menyalahkan pembantu mu karena tidak nisa membantu mu memasang dasi. Dasar manja!! Selalu saja bergantung pada orang lain. Ingat kamu sudah SMA bukan TK, pakai dasi saja harusnya sudah bisa." ucapan Elang memang tidak sekeras saat di lapangan, tapi ucapan nya mampu membuat Bella keringat dingin. Takut, gugup, ingin menangis, kesal, marah, semua rasa seolah bersatu dalam tubuh Bella.

"An**r nih orang, gk tau apa tadi gue perjuangan banget buat sampe sekolah, sampe dengkul luka gue gk peduli, eh nyampe sini malah dihina-hina."

"Sekarang pakai semua atribut MOS kamu!" Bella langsung mengeluarkan nya dari paper bag , lalu memakainya.

"Telur nya mana? jangan bilang selain manja, kamu juga pikun, jadi tidak bawa" Bella yang mulai kesal langsung mengambil dan menunjukan telurnya.

"Nih orang menyepelekan gue mulu dari tadi, asli sebel gue. Kalo bukan ketos gue gibeng lo." Bella hanya mampu menahan kesalnya dan mengumpat dalam hati.

"Yaudah ayok kelapangan. Nantik luka lo diobatin disana, dan pas jam istirahat lo harus minta ajarin make dasi yang bener, ke siapa aja. Untuk hukuman, gue gak ngehukum untuk lari muter lapangan, karena itu gak berfaedah. Gue minta, nanti pulang sekolah lo kesini dan nyapu ruangan ini sekalian ditata." Tadinya Bella sempat mengira dia tidak dihukum, ternyata hukuman nya lumayan berat.

"Perasaan tadi dia ngomong nya aku kamu. Sekarang lo gue. Aneh emang. Eh tapi apa dia nyuruh gue nyapu? gila, gue pegang sapu aja gak pernah." Bella.mendengus kesal membahagiakan betapa lelahnya menyapu ruangan yang sangat luas ini.

"Kenapa? Oh iya gue lupa anak manja kayak lo mana pernah pegang sapu ya" lagi-lagi Elang meremehkan nya, walaupun memang benar, hehe

Bella langsung membela dirinya seolah tak terima jika Elang terus mengatainya manja

"Siapa bilang? Gue mah pinter banget kalo disuruh nyapu"

"Oh iya? Kita liat aja nanti" Elang menantang Bella dengan senyuman miring nya, dan hanya diangguki dengan ragu oleh Bella.

"Yaudah ayok ke lapangan" Elang menarik paksa tangan Bella. Sontak ini membuat heboh siswa-siswi yang melihatnya.

"Elang gandeng cewek woy"

"Sumpah demi apa itu Elang?"

"Cewek Elang cakep jirr"

"Gue juga mau digandeng bang.."

"Alah, paling ceweknya yang kegatelan duluan"

"Romantis bangt sih, ahh baper"

Begitulah celotehan mereka yg masih bisa di dengar oleh Elang dan Bella.

"romantis apaan? Gue ditarik gini sama manusia gak ada akhlak ini."

*********

Sesampainya di lapangan, Elang memanggil Bima selaku wakil ketua OSIS.

"Bim, lo obatin luka nya dulu. Gak usah ngasih hukuman karena gue udah ngasih hukuman buat dia, gue ke anak-anak dulu ya" Elang langsung menuju ke gerombolan OSIS yang sedang memimpin jalan nya MIS.

Bima sedari tadi hanya diam dan memandang Bella saja. Wajah cantik ala bule, body yang sempurna dan bisa dikatakan tidak cocok jika anak SMA memiliki body seindah ini. Bella yang merasa sedikit risih dengan tingkah Bima, mencoba untuk membuyarkan lamunan Bima.

"Kak bisa tunjukin UKS nya dimana? Gue pengen ngobatin luka gue biar bisa gabung sama mereka." Bella menunjuk sekelompok siswi yang sedang duduk bersila dilapangan sambil mendengarkan materi yang disampaikan oleh kakak OSIS.

Bima yang tersadar dari lamunan nya pun merasa agak kikuk dan menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

"Eh iya, ayok gue anter."

Bella kembali diperbincangkan saat berjalan dengan Bima menuju UKS.

"Gila tuh cewek, baru aja jalan sama Elang"

"Jijik gue liatnya"

"Murahan banget sih"

"Cocok sama penampilan nya yang persis ja***g"

Begitulah kira-kira celotehan mereka, yang membuat telinga Bella panas. Ingin sekali rasanya Bella marah, tapi dia menahan nya. Bella sadar jika dia murid baru dan tidak akan baik jika diawal dia sudah membuat keributan.

Bima yg sadar dengan perubahan ekspresi Bella pun paham, jika gadis cantik disamping nya ini pasti sedang tidak nyaman.

"Woy kalian liat apa? Masuk kelas masing-masing" Bima agak berteriak dan langsung menatap tajam setiap siswa yang ada. Hal ini sukses membuat mereka masuk kelas.

Sesampainya di UKS, Bella terkejut saat tau ruang UKS bersebelahan dengan ruang OSIS.

"Kurang ajar si Elang, dia niat banget ngerjain gue. kalo tau ruang UKS di samping nya ruang OSIS mah gue gak perlu ke lapangan. Dia mah enak tujuan nya emang ke lapangan. Nah gue?? Berasa di prank gue. mana kaki gue sakit banget lagi dan ini disuruh bolak-balik sini lapangan. Ban**e emang si Elang"

"Kok malah bengong? ayok!!" Bima menarik tangan Bella dan membuat nya tersadar dari lamunan nya.

"lo tunggu sini, biar gue yang obatin" Bella hanya mengangguk saja karena dia benar-benar tidak tau cara mengobati luka. Bella terus mengamati setiap gerakan Bima.

"Thanks kak. sorry ngerepotin" Bella memberi senyuman semanis mungkin. Hal ini sukses membuat Bima terpesona

"Iya, sama-sama. Oh iya kenalin gue Bima, sahabat nya Elang" Bima mengulurkan tangan nya. Dan Bella tersenyum manis sambil membalas uluran tangan Bima

"Bella cintya anatasia wijayanto. Panggil aja Bella kak"

"Panjang amat tuh nama bel" Bima tertawa sedikit mendengar nama Bella yang menurutnya panjang itu.

"Yaudah balik lapangan yuk" ajak Bima

"Eh iya kak"

Mereka berjalan menuju lapangan. Dengan Bella yang masih memikirkannkedua sahabat yang berbeda sifat ini.

"Sumpah Bima baik dan ramah banget, friendly lah pokonya. Beda banget sama Elang yang dingin, cuek, sok cook , sok ganteng. Mereka sahabat tapi kok gak satu frekuensi ya" Membayangkan Elang membuat Bella bergidik ngeri

*******

"Masuk barisan gih, gue mau balik ke temen gue" perkataan Bima membuat Bella tersadar jika dia tidak tau regunya yang mana.

"Hehe kak maaf nih gue gak tau regu gue yang mana" Bella mengatakan dgn cengiran khas nya. jujur, dia malu untuk terus meminta tolong pada Bima.

"Oh iya gue lupa, lo tadi kan telat otomatis gak tau regunya." Bima menepuk jidatnya pelan "Yaudah yuk ikut gue biar gue cariin"

Bella hanya mengekori Bima yang mendekat kearah panitia MOS. Ada Elang juga disana yang menatap nya dengan tajam. Bella kembali gugup membuat nya seolah sulit bernafas. Bella takut jika Elang kembali mengata-ngatai nya lagi.

Bima paham dengan situasi yang ada. Dia berbalik menatap Bella, sayang nya Bella tidak tau akan itu dan membuat Bella merasakan sakit di jidat nya saat menabrak dada bidang Bima.

Sembari memegang jidatnya Bella meminta maaf, padahal ini bukan hanya salahnya dia sendiri.

"Emm, maaf kak, gk sengaja." Bella gugup mengatakan nya apalagi semua orang sedang memandang nya.

"Santai aja kali Bel, kan gue juga yang salah, balik badan gak bilang-bilang" Beruntung yang ditabrak adalah Bima, jika Elang yang ditabrak sudah dipastikan Bella akan menerima cacian lagi.

Bima agak menunduk kan kepalanya, untuk mensejajarkan tinggi badan nya dengan Bella. Bima hendak membisikkan sesuatu

"Elo gak usah gugup gitu, rileks aja, Elang udah jinak kok." Bella yang mendengarnya berusaha agar tawanya tidak pecah saat mendengar kata terakhir.

"Temen nya aja ngaku kok kalo dia bisa jinak, otomatis bisa buas juga. Gak heran sih, kan dia singa"

"Gue cari nama lo ya Bel" Bima berusaha mencari namanya di buku regu siswa. Dan itu agak sulit. Cukup lama, Bella dan Bima mencari tapi tidak ketemu. Agak susah memang, mencari satu nama diantara ribuan nama.

"Sini gue bantu. Nama lo siapa dek?" perempuan berambut panjang yang sedari tadi asik berbincang dengan Elang menghampiri dan membantu mereka.

"Bella sintya anastasya wijayanto kak " Bella mengucapkan sambil terus mencari namanya.

"Eh buset, panjang amat." pekiknya "Gue bantu cari ya"

10 menit mereka mencari akhirnya Bima menemukan nya.

"Bel, lo regu lavender, kesana gih" Bima menunjukkan buku siswa yang berisikan nama Bella.

Bella pamit undur diri, tak lupa dia mengucapkan Terimakasih. Baru satu langkah dia menuju regunya, tiba-tiba langkahnya terhenti dengan suara yang sedang menyindirnya. Suara yang sudah familiar di telinganya

"Lain kali belajar mandiri dong, masak apa-apa serba dibantu" Elang sengaja menyindir Bella. Namun Bella bertingkah seakan tidak mendengarnya. Dia melanjutkan langkahnya. Bima yang terus memandangi kepergian Bella pun ternyata ketahuan oleh yuli teman OSIS yang tadi ikut membantunya mencari nama Bella.

"Udah gila lo, senyum-senyum sendiri sambil liatin Bella. Oh gue tau, napsu lo ya" Yuli langsung dihadiahi sebuah jitakan oleh Bima.

"Sembarangan lo. Enak aja ngatain gue gila dan napsu. Tapi tuh anak cantik yak, muka nya ada bule nya. Body nya juga uhuy." Bima cengengesan mendengar perkataan nya sendiri. Yuli yang mendengar pun merasakan sakit di hatinya, pasalnya dia memang menyukai Bima, lelaki tampan nan humoris itu.

"jaga adek kelas woy, ntar lagi mereka masuk kelas masing-masing, kalian jangan pacaran aja dong." omel Elang yang sukses membuat mereka terkejut.

"Asem lo lang. Tapi gak papa deh gue jaga regu lavender ya" Bima langsung ngibrit dengan senyum yang merekah. Berbeda dengan Yuli, yang langsung murung mendengar Bima yang begitu antusias menjaga regu Bella.

*******

Bella yang baru gabung, langsung diajak kenalan oleh 2 orang.

"Kenalin, gue Ajeng. Gue pindahan dari Jogja, otomatis gue gak punya temen di sini."

"Gua Sinta, temen barunya Ajeng" Gadis disamping Ajeng ikut memperkenalkan diri

"Gue Bella, semoga kita bisa jadi temen ya" Ucap Bella senang, sejenak dia melupakan hukuman nya nanti.

Mereka bertiga mengobrol santai. Tiba-tiba suara mic berbunyi. Mau tidak mau mereka berhenti ngobrol. Ternyata pengumuman bahwa mereka harus masuk kelas untuk menaruh tas dan diperbolehkan istirahat.

*******

Jalan ke kantin sangat ramai, iyalah yang sepi jalan menuju kuburan, hehe. Banyak kakak kelas yang terus menggoda Bella dan ini membuat nya tidak enak hati pada dua teman barunya. Bella sadari memang jika dianta kedua temannya ini Bella lah yang paling cantik.

"Iya sih gue cantik tapi lo lo pada jaga perasaan teman gue dong, godain mereka juga kek, hehe." Batinan macam apa ini.

Mereka sampai dan duduk di kantin yang kosong, suasana kantin saat itu lumayan rame.

"Kalian mau pesen apa?"Ajeng berinisiatif memesan makanan nya.

"Samain aja gimana, baso sama es teh semua? " Bella memberi ide supaya Ajeng tidak repot jika menunya harus beda. Dan mereka setuju.

ting..

Hp Bella berbunyi tanda ada WA. Bella langsung membuka hp nya. Ternyata pesan dari mama. Bella senang karena yang ditunggu-tunggu akhirnya muncul. Tak lama, senyuman manis di bibir Bella pun pudar. Dia mengerucutkan bibirnya saat tau mama nya tidak jadi pulang nanti sore dan akan pulang lusa.

Ajeng yang baru datang mendadak heran melihat wajah Bella

"Napa lo bel, manyun gitu , udah ngalahin bebek aja" seketika Ajeng dan Sinta tertawa

"Mama gak jadi pulang nanti sore, huaaaaa " Bella menangis di pelukan Ajeng, dia cukup malu jika ada orang yang melihatnya menangis, apalagi ini tempat umum.

"Eh, eh, sorry bel gue gak tau" Ajeng berusaha menenangkan Bella yang masih menangis di pelukan nya. Sinta yang tadinya duduk di depan Bella pun pindah ke samping Bella, untuk menutupi Bella yang sedang menangis.

Kepergian mamanya selama 1 minggu berhasil membuat Bella rindu, dan ini malah di tambah 2 hari lagi. Bella sangat butuh sosok mama yang selalu membangunkan nya di pagi hari, menemani sarapan, memasang dasi... Mengingat dasi, Bella jadi ingat sesuatu.

"Astaga gue disuruh belajar pake dasi sama ketos galak" pekik Bella yang tiba-tiba bangkit dari pelukan Ajeng. Suara nyaring Bella membuat kedua teman nya kaget, dan tertawa. Bella bingung melihat kedua teman nya tertawa

"Jadi lo gak bisa pake dasi bel?" Sinta mengatakan nya sambil tertawa, dan Bella langsung menutup mulut Sinta saat semua orang memandang ke arah nya.

"Ngomong nya jangan keras-kees bege, gue malu" Bella malu-malu kucing mangatakan nya. Sontak kedua teman nya lanjut tertawa lebih keras. Tawa mereka terhenti saat pesanan baso mereka sampai.

"Udah yuk makan dulu. Abis ini gue ajarin lo pake dasi yang rapi bel" Ajeng mengatakan nya dengan menahan tawa melihat dasi Bella yang tidak aturan bentuknya.

"Sumpah bel, tadi tuh gue kira ini style lo, biar kayak bad girl gitu, kan cocok tuh sama baju kecil, rok pendek, dan kacamata lo." Sinta tidak bisa menahan tawanya sambil melihat penampilan Bella yang terlihat keren itu, tubuh sempurna Bella nampak jelas disana.

Namun, ini malah menjadi bahan olokan si ketos galak itu. Disaat semua orang menatap tubuh Bella dengan sempurna, Elang malah mengatainya lemper.

"Gak tau nya bukan style sin, tapi gk bisa pake dasi" tawa mereka semakin pecah saat Ajeng mengatakan itu

"Ihh udah ah. kalian kompak banget ngeledekin gue sih, kan gue sedih" Bella mendramatisir keadaan

"Iya nggak deh, sini gue bantu" Sinta langsung mengajari Bella memasang dasi dan Ajeng hanya melihatnya.

"Duh, gue pusing. Gak ada cara yang lebih gampang apa" Bella nampak frustasi karena selama 10 menit diajari Sinta, tapi dia belom juga paham.

"Bella, dimana-mana pake dasi itu ya begini, udah coba lagi ya" Ajeng mencoba untuk memberi semangat.

Sinta yang sedang menatap ke arah lain tiba-tiba nyeletuk

"Ah gue ada ide, tuh ada Angga" Sinta menunjuk kearah Angga dengan senyuman nya. Ajeng dan Bella menatap Angga bingung. Angga adalah ketua kelas yang baru mereka pilih.

"Ada apa an Sin?" Angga yang merupakan teman SMP Sinta tentu saja mereka saling kenal.

"Ga, lo kan dari dulu terkenal baik, pinter, rajin mena-" Ucapan Sinta terpotong dengan jawaban Angga.

"To the point aja deh sin, gue tau lo pasti mau minta tolong kan" Angga memutar bola matanya malas. Dia hafal sifat Sinta yang selalu memuji nya saat ada mau nya saja.

"Hehe ketebak dehh" Sinta nyengir "Gue mau minta tolong Ga, tolong ajarin temen gue pake dasi ya" Sinta menjelaskan dengan berbisik agar tidak terdengar yang lain sambil menunjuk ke arah Bella.

"Jadi si cantik ini gk bisa pake dasi?" Angga sedikit berteriak lalu tertawa dengan keras, membuat seisi kantin tau yang sebenarnya.

Sontak Bella langsung menyumpal mulut Angga dengan baso.

"Gue apresiasi usaha lo untuk belajar. Gue harap sedikit demi sedikit sifat lo yang selalu bergantung dengan orang lain bisa hilang" Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang sedari tadi sedang mengamati gadis tersebut, dia Elang

"Lo gk usah modus ya Ga. Gue minta ajarin pasang dasi, bukan minta peluk" Bella sebenarnya merasa kurang enak dengan posisinya. Bagaimana tidak, Angga berdiri tepat di belakang Bella dengan alasan Angga tidak bisa mengajari jika tidak begini.

"Iya iya bawel. Udah lo perhatiin aja dasi nya, jangan perhatiin gue, ntar baper lagi" Angga mencoba untuk menetralkan jantung nya dengan guyonan recehnya.

10 menit mereka belajar mengenakan dasi. Bukan mereka sih, lebih tepatnya hanya Bella. akhirnya Bella bisa memasang dasi sendiri. Dia senang untuk itu.

kelanjutan nya gimana hayo? Ada yg mau nebak??

jangan lupa untuk memberi dukungan kalian terhadap karya ku😘 kutunggu like dan vote kalian😘

Terpopuler

Comments

Capricorn girl💫

Capricorn girl💫

seru kak.. semangat

2021-07-28

1

liif

liif

yukk baca novel perdana ku kak, dijamin seru

2021-03-02

1

lihat semua
Episodes
1 Berasa Ketemu Singa
2 Drama Dasi
3 Tutorial Menyapu
4 Bendera Perang Mulai Berkibar
5 Keindahan hujan
6 First Love yang Tragis
7 Ternyata Dua
8 Adu Bacot
9 Kehebohan UKS
10 Mendidih
11 Hukuman
12 Semalam
13 Hukuman Apa
14 Jagung Bakar
15 Sedikit Perhatian
16 Gosip
17 Rencana
18 Pacar Settingan
19 Perhatian lebih
20 Bad Mood
21 Manja nya Bella
22 Bella dkk Meresahkan
23 Prank Satu Sekolah
24 Jingga
25 Idola
26 Tertipu Perasaan
27 Berita Hot
28 Menyambut Ramadhan dengan Duka
29 Viral Lagi
30 Who Is Jingga?
31 Gara-gara Jingga
32 Perhatian ke3 lelaki
33 Masalah Baru
34 Kekecewaan Mama
35 Makin Runyam
36 Pertemuan
37 Kepulangan Bella
38 Guru Baru
39 Dinner Bareng Elang
40 Sweet
41 Bella Sakit
42 Jingga Comeback
43 Kelicikan Jingga
44 Sinta dan Diki
45 Triple Romantis
46 Vero dan Rio
47 Dinda Merwsahkan
48 Mengungkap Kebenaran
49 Pertemuan Bella dan Dinda
50 Gangguan
51 Pernyataan Cinta
52 Rencana Pernikahan
53 Mabuk
54 Tunangan
55 Cincin Apa?
56 Cemburu nya Elang
57 Fakta hot
58 Menyerah Sebelum Perang?
59 Where Are Doni
60 Cemburu kah?
61 Mata-mata
62 Salah Orang
63 Rahasia Besar
64 Rencana Awal
65 Kebalik
66 Saling Mengakui
67 Mulut Lamis Jingga
68 Rrncana Liburan
69 Liburan 1
70 Liburan 2 - Perang
71 Liburan 3 - Rumah Hantu
72 Bukan Sandiwara Cinta
73 SAH
74 Calon Penghianat
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Berasa Ketemu Singa
2
Drama Dasi
3
Tutorial Menyapu
4
Bendera Perang Mulai Berkibar
5
Keindahan hujan
6
First Love yang Tragis
7
Ternyata Dua
8
Adu Bacot
9
Kehebohan UKS
10
Mendidih
11
Hukuman
12
Semalam
13
Hukuman Apa
14
Jagung Bakar
15
Sedikit Perhatian
16
Gosip
17
Rencana
18
Pacar Settingan
19
Perhatian lebih
20
Bad Mood
21
Manja nya Bella
22
Bella dkk Meresahkan
23
Prank Satu Sekolah
24
Jingga
25
Idola
26
Tertipu Perasaan
27
Berita Hot
28
Menyambut Ramadhan dengan Duka
29
Viral Lagi
30
Who Is Jingga?
31
Gara-gara Jingga
32
Perhatian ke3 lelaki
33
Masalah Baru
34
Kekecewaan Mama
35
Makin Runyam
36
Pertemuan
37
Kepulangan Bella
38
Guru Baru
39
Dinner Bareng Elang
40
Sweet
41
Bella Sakit
42
Jingga Comeback
43
Kelicikan Jingga
44
Sinta dan Diki
45
Triple Romantis
46
Vero dan Rio
47
Dinda Merwsahkan
48
Mengungkap Kebenaran
49
Pertemuan Bella dan Dinda
50
Gangguan
51
Pernyataan Cinta
52
Rencana Pernikahan
53
Mabuk
54
Tunangan
55
Cincin Apa?
56
Cemburu nya Elang
57
Fakta hot
58
Menyerah Sebelum Perang?
59
Where Are Doni
60
Cemburu kah?
61
Mata-mata
62
Salah Orang
63
Rahasia Besar
64
Rencana Awal
65
Kebalik
66
Saling Mengakui
67
Mulut Lamis Jingga
68
Rrncana Liburan
69
Liburan 1
70
Liburan 2 - Perang
71
Liburan 3 - Rumah Hantu
72
Bukan Sandiwara Cinta
73
SAH
74
Calon Penghianat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!