Mereka berempat memutuskan untuk menghabiskan sisa waktu istirahat nya di kelas. Bella yang merasa senang terus saja berjalan sambil melihat arah dasi yang sudah dibuatnya dengan rapi. Tanpa sengaja Bella menabrak tubuh lelaki tegap yang juga sedang berjalan ke arahnya.
brukkkk...
Lucunya adalah, Bella yang menabrak dan Bella yang jatuh.
"Awww gila sakit woy. Kalo jalan tuh mata jangan sambil merem dong!!" Gerutunya sambil memegangi pantat nya yang sakit. sambil dibantu berdiri oleh Sinta dan Ajeng.
*Lucu ya. Lo yang salah, lo yang marah. Ternyata selain manja, lo juga ceroboh" Orang yang ditabrak Bella ternyata adalah Elang saputra, sosok ketos yang menurutnya galak.
"ini sih namanya gue cari mati. Pake ngatain orang, tanpa liat siapa orang nya" Dengan susah payah Bella menelan ludahnya dengan kasar.
"Eh, maaf gak sengaja kak. Kakak gakpapa kan ?" Bella berusaha meminta maaf sambil melihat-lihat tubuh Elang dan memastikan bahwa Elang baik-baik saja.
"Tadi elo yang nabrak gue, elo juga yang jatuh, dan elo juga yang ngatain gue" Tatapan Elang menjadi sangat dingin. "Oh iya, satu lagi gue juga apes banget ketemu lo. Rugi mulu gue" Elang mengatakan dengan pedasnya lalu meninggalkan mereka ber4.
"Ihh sumpah ya, kalo bukan ketos disini udah gue bejek-bejek dari tadi, kesel gue mulutnya pedes banget mirip cabe" Bella terlihat sangat kesal sekarang.
"Sok berani, barusan ada orangnya adem ayem aja lo" celoteh Angga tanpa menoleh kearah Bella dan hanya fokus melihat punggung Elang yang mulai menjauh.
Sinta yang mengetahui akan ada perdebatan setelah ini, langsung angkat bicara dan menarik tangan Bella dan Ajeng.
"Udah ah, yuk balik kelas"
*******
Kelas sudah cukup ramai padahal masih ada waktu istirahat. Bella nampak duduk dengan gusar, pikiran nya masih tertuju pada ketua OSIS yang menurutnya kejam. Apalagi nanti pulang sekolah, dia harus menemui Elang dan menjalani hukuman nya. Membayangkan saja, sudah membuat Bella ngeri.
Bella berusaha mencari tutorial menyapu yang benar di yout**. Lucu memang, tapi Bella tetap macarinya agar nanti tidak kena hinaan dari mulut pedas sang ketos.
"Hey cantik, kenalin gue Diki" Suara yang sukses membuat Bella gugup dan segera membalikkan hp nya
"Eh iya, gue Bella" Bella menjawab dengan kegetnya sambil membalas uluran tangan Diki.
"Dan gue Irfan" Orang disamping Diki pun turut memperkenalkan diri.
"apa sih yang lo sembunyiin bel?" Entah ada angin apa kemudian Angga yang dari tadi hanya diam sekarang mendadak kepo, dengan segera Angga langsung mengambil hp Bella dan melihatnya. Tawa Angga seketika pecah membuat Ajeng, Sinta, Diki, dan Irfan menatap nya dengan bingung dan minta penjelasan ada apa sebenarnya.
"Gila, si Bella lagi nyari tutorial nyapu di yout***, hahahaha" Bella langsung menutup mulut Angga rapat agar tak terdengar anak yang lain
"Ini serius bel??" Ajeng bertanya disela tawanya.
"ketauan kan. Tapi gapapa deh mending diketawain mereka daripada di hina tuh ketos galak." Bella memijit pelipis nya ditengah tawa ke 5 teman nya.
"Udah deh, kalian mau ketawa sampe kapan sih. Gue lagi cari cara biar cara gue nyapu itu gak kaku, gue gak mau di remehin lagi sama tuh ketos galak. Bukan gak bisa nyapu, sorry gue bisa ya" Bella berusaha agar teman nya tak terus mentertawakan nya
"Iya iya deh percaya yang bisa nyapu" Ledekan Sinta berhasil membuat mereka tertawa lagi.
"Aduh , udah ah. Sakit perut gue ketawa mulu. Tadi soal dasi sekarang sapu" Angga berusaha untuk menghentikan tawanya sambil memegang perut nya.
"Tenang bel, gue bakal ajarin lo cara nyapu biar gak keliatan kaku di depan kak ketos"
Ajeng langsung berdiri untuk mengambil sapu. Belom sempat dia melangkah, sudah masuk 2 orang pembina OSIS, Bima dan Yuli, membuat semua siswa duduk ditempatnya.
Seperti ini lah posisi mereka.
"Kamu yang tadi ketawanya paling keras, ada apa? Menang lotre kamu, kayak seneng banget" Bima menunjuk ke arah Diki, karena memang tadi suara tawa Diki sangat keras.
"Ini kak, si Bella pengen liat tutorial nya-" Belum sempat Diki melanjutkan perkataan nya Bella langsung berdiri dan menutup mulut Diki rapat-rapat.
"Nya, nya apa?" Yuli penasaran dengan lanjutan perkataan Diki.
"Nya.. nyi. Ah nyanyi kak. Kita tadi abis liat tutorial nyanyi yang bener." Bella berhasil menemukan jawaban dan Melepaskan tangan nya dari mulut Diki.
"Gila, lo mau bunuh gue bel. Gak cuma mulut lo juga nutupin hidung gue bege" akhirnya Diki bisa bernafas dengan lega. Bella langsung menuju mejanya kembali dengan acuh. Sedangkan ke 4 teman nya masih cekikikan melihat aksi Diki dan Bella barusan.
"Oke, lanjut ya, besok saya harap tidak ada yang terlambat dan mematuhi semua aturan MOS. Untuk kunciran rambut, Bella, besok sudah tidak ada kunciran seperti itu, dan perbaiki cara pakaian kamu" Yuli berbicara dengan lantang nya
"Eh buset,, perasaan tadi nih orang baik banget sama gue. Kok sekarang mendadak galak kayak si ketos itu ya"
pukul 12.15 semua murid baru diperkenankan pulang. Kecuali Bella yang sudah di tunggu oleh Bima untuk melakukan hukuman nya.
"Ayuk bel, langsung aja" Bima langsung menuju ruang OSIS dengan diikuti Bella di belakang nya.
Sesampai nya diruang OSIS, semua mata tertuju pada mereka. Tidak lebih tepatnya pada Bella. Anggota OSIS rata-rata laku-laki. Mereka terpana dengan kecantikan Bella.
"Widih.. dateng juga lo. Gue kira gak bakal dateng karena gak bisa pegang sapu, upps" Elang menutup mulutnya. perkataan nya barusan membuat semua anggota OSIS mentertawakan Bella. Jujur, Bella sangat kesal sekarang. Ingin sekali rasanya mencakar mulut julid Elang.
"Ekhem sorry ya kak, gue gak se pengecut itu. Dan 1 lagi, kalo cuma nyapu mah urusan kecil" Bella menjentikkan jarinya dan lebih masuk ke dalam tidak lagi diambang pintu.
Elang merasa tertantang karenanya . Dia langsung memberi sapu kepada Bella.
"Kalo lo emang bisa nih bersihin ni ruangan sekarang"
Bella tidak menjawabnya dan langsung mengambil alih sapu. Sebelum hukuman nya dimulai, Bella meyakinkan hatinya dulu
"Semangat bel, lo pasti bisa. Ini demi harga diri lo sendiri"
Bella terus menyapu dan sesekali sambil merapikan ruangan tersebut. Elang terus menatapnya dengan tatapan sinis nya.Satu per satu anggota OSIS mulai pulang dan situasi sekarang agak sepi. Tinggal beberapa siswa saja disana.
"Yul, gue sama anak- mau sholat dulu, lo bisa kan jagain dia" Elang menunjuk Bella dengan dagu nya, dan Yuli hanya mengangguk tanda mengiyakan.
"Tuh orang nyebelin banget sih, gak bisa apa nunjuk gue nya pake tangan, gak usah pake dagu, sok ganteng banget" Bella terus mengumpat sambil menatap benci ke arah kepergian Elang.
"Bella, lo udah lama kenal sama Bima?" pertanyaan yang sedari tadi selalu ditahan oleh Yuli, dan sekarang saat yang pas untuk menanyakan nya.
"Nggak kak baru tadi" Bella tau arah pembicaraan Yuli. Terlihat dari sorot matanya, Yuli tidak bisa menutup kecembyruan nya melihat Bima dan Bella.
"Oh iya dah." Tersirat rasa lega di gati Yuli "Gue mau ambil tas dulu di kelas, lo berani kan sendirian? Kalo nyapu nya ydah beres, lo duduk di ditu dulu aja" Yuli kembali lembut seperti tadi pagi saat di lapangan.
"Berani dong kak" Bella sempat terkejut dengan pertanyaan Yuli yang meragukan keberanian nya.
"Ya elah,, gue yakin ini pasti kerjaan nya si ketos galak, dia pasti udah ngeracunin pikiran semua anggota OSIS. Yakin gue" Bella meletak kan sapu karena pekerjaan nya telah selesai. Dia memilih untuk duduk di sofa depan kipas. Lelah sekali rasanya, menyapu ruangan yang cukup luas dan dilakukan seorang diri.
"jadi mirip babu gue" Bella melihat tangan nya yang memerah akibat terlalu lama memegang sapu dan keringat yang sudah membanjiri tubuhnya. Perlahan dia tertidur di pegangan sofa dengan tangan sebagai tumpuan.
"Assalamualaikum" Bima mengucap salam dengan sedikit berteriak ala bocah SD. Ternyata anggota OSIS yang tadinya berangkat untuk sholat sekarang sudah pulang.
"stttttt" Elang memberi isyarat agar teman-teman OSIS nya tidak berisik saat melihat Bella yg tertidur karena rasa lelahnya.
"Bangunin gih lang, gak kuat liatnya gue, takut khilaf, hehe" cengir Bima sambil melirik arah punggung Bella yang sudah basah dengan keringat, dan menampakkan tali bh nya dengan jelas. Warna hitam dapat dilihat dengan jelas sekarang.
"Hey bel, bangun. Gue nyuruh lo buat ngebersihin ni ruangan, bukan buat tidur" Elang berusaha membangunkan Bella dengan menepuk pipi nya pelan. Anak rambut yang menutup bagian wajahnya, membuat Bella tampak lebih cantik dan menggemaskan.
"Ya Allah ni anak kebo banget. Bangun napa sih, untung cantik lo" Bima juga mencoba membangunkan Bella. Namun gadis cantik ini tak kunjung bangun. Jangankan bangun, bergeming saja tidak, seolah tidak ada orang yang berusaha untuk mengganggu tidurnya.
Elang langsung mendapat ide yang cukup brilian untuk membangunkan Bella.
"Minggir bim, gue punya cara bangunin dia"
Elang langsung memencet hidung mancung Bella, membuat sang empunya sulit bernafas.
Dan berhasil, Bella langsung bangun saat dirasa kesulitan bernafas.
"Kak, lo mau bunuh gue ya" Bella sontak terkejut saat melihat tangan Elang di hidungnya
"Eh bambang, lagian lo tidur kayak orang mati aja. gak bangun-bangun. Ini cara ampuh buat bangunin lo" Elang dengan sengaja memencet hidung Bella lagi sebelum tangan nya melepas kan hidung Bella. Entah mengapa, ada rasa gemas tersendiri melihat Bella yang bangun tidur dengan anak rambut yang sedikit menutup wajah cantik nya.
"Ish apaan sih lo. sakit tauk" Bella mengelus hidungnya yang sudah memerah.
"Lo yang tadi pagi sempat bikin masalah kan ya?" tanya seorang anggota OSIS pada Bella. Dia memang baru saja masuk, jadi baru tau keberadaan Bella.
"Gue gk bikin masalah kak. Telat doang" Bella membela diri tanpa sadar ada sepasang mata yang menatap tajam padanya.
"Telat doang lo bilang? Masih belum sadar ? Bahkan semua orang tau apa aja salah lo" Bella menatap takut ke arah Elang.
"Duh bel, tadi nih singa udah jinak, kenapa lo jadiin dia buas lagi sih." Bella merutuki kebodohan nya sendiri.
"Eh nggak kak, barusan cuma bercanda kok, hehe" Bella tersenyum kikuk saat mengatakan nya.
"Ga usah sok manis deh lo. Jaim pula di depan temen gue. Inget image lo udah rusak." Semua orang di ruang OSIS mendadak diam melihat garang nya Elang keluar.
"Lo udah belajar pake dasi kan tadi di kantin? Sekarang lo tunjukin, gue mau liat" Elang mulai menurunkan nada bicara nya tapi tetap saja ketakutan masih menyelimuti Bella.
Bella baru mengangkat tangan nya untuk melepas dasi nya sendiri namun dicegah oleh Elang.
"Mau ngapain lo"
"Ngelepas dasi"
"Siapa bilang dasi lo sendiri yang jadi percobaan, noh ada Yuli" lalu Elang memanggil Yuli yang baru akan masuk.
Elang sengaja menyuruh Yuli untuk menjadi bahan percobaan dasi Bella bukan tanpa sebab. Dia tau, saat Bella mencoba memasang dasi nya sendiri nanti, semua mata lelaki pasti akan menikmati nya nanti. Karena bagaimanapun, mereka lelaki normal yang bisa khilaf kapan saja, apalagi jika melihat tubuh indah Bella.
"Udah selesai kak, gue boleh pulang kan?" tanya Bella sembari menunjukkan hasil dasi yg Yuli pakai.
"Ehmm, lumayan lah. Oke lo boleh pulang, ingat lo besok gak boleh melanggar lagi, jangan telat, dan jangan pakai mobil" Elang memberi wejangan seperti ibu pada anaknya.
"Ya kalik gue gak pake mobil kak. Terus gue pake apa? Ngesot? Kan gak mungkin" Bella mencoba membujuk Elang dengan wajah memelas nya.
"Eh anak manja yang selalu bergantung dengan fasilitas orang tua, masih banyak cara kalik. Lo bisa naik angkot, bus, bajaj, atau apa kek" jawaban Elang membuat Bella menggelengkan kepala nya pelan. Membayangkan nya saja sudah membuat Bella mual, apalagi mencobanya. Naik angkutan umum yang sudah pasti ada banyak penumpang lain di dalam nya, dari berbagai kalangan, dan berdesakan.
"Gue bakal buktiin ke lo, kalo gue bukan anak manja, permisi" Bella menunjuk dada Elang lalu pergi meninggalkan nya.
"Gila, seorang ketos bisa ditunjuk-tunjuk sama gadis"
"Calon rival nih"
"Jangan terlalu benci lang, nanti jadi cinta loh"
"Gue suka gayanya"
"Udah cantik, body goals, pemberani lagi. Paket komplit banget"
Begitulah celotehan teman-teman Elang. Elang hanya menanggapinya dengan memutar bola mata jengah.
"Apa kata mereka? Gue suka sama Bella? Gadis manja yang tidak punya etika itu? hii Amit-amit. Tapi tuh cewe emang beneran cantik sih. Ih apaan sih, kenapa gue mikirin dia, nggak nggak" Tanpa sadar Elang menggelengkan kepala nya agar bayangan Bella hilang.
Bima melihat dan menyadari itu "Napa lo? Udah sadar kalo Bella emang cantik? Atau lo udah jatuh cinta sama dia?" Bima terus saja menggodanya.
*******
Bella yang baru sampai, merasakan lelah di sekujur tubuh nya. Sebelum mandi, dia mengambil hp nya dulu untuk menelfon supir pribadinya yang sedang cuti untuk menemani istrinya yang sedang melahirkan.
*hallo mang Ucok*
..........
*jadi bisa kan mang*
..........
*hehe, anu mang, Bella gak boleh bawa mobil ke sekolah katanya karena Bella masih dibawah umur dan gak punya SIM*
..........
*Oke mang, makasih ya. Assalamualaikum*
Bella menutup telefon nya dan menuju kearah kamar Mandi dengan rasa lega.
"Untung aja mang Ucok nanti sore pulang. Gak bisa bayangin gue kalo gak ada mang Ucok, otomatis gue naik angkutan umum, hiiii..... "
Hari pertama sekolah Bella, dilalui dengan cukup menjenkelkan. Akankah hari kedua nya bernasib sama? Pantengin terus novel ku untuk tau kelanjutan nya ya
***jgn lupa untuk meninggalkan jejak ya. ayo dukung karya ku dengan vote , like, dan memberi masukan/saran di kolom komentar. Terimakasih..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Capricorn girl💫
hadir terus nie aku tiap bab ,,🤣🤣✌️
2021-07-28
0
liif
cerita ini sudah ada 3 ban. yukk bantu like dan vote, biar aku makin Semangat
2021-03-02
1