Bendera Perang Mulai Berkibar

"AHH TELAT LAGI" Bella bergegas menuju kamar mandi setelah dilihatnya sekarang jam 06.45. Yang artinya, 15 menit lagi gerbang sekolah ditutup.

Pukul 06.57 Bella berlari kebawah melewati bi Asih. Dengan penampilan yang lebih mengenaskan dari kemaren. Bagaimana tidak, sekarang bahkan dia tidak mengenakan dasi, baju yang full diluar rok, rambut tergerai yang belom disisir tanpa diikat sesuai aturan, sepatu yang masih dijinjing alias dia bertelanjang kaki.

"Non Bella, sarapan dulu non" bi Asih berusaha memanggil majikan nya yang sudah di ambang pintu.

"Ga usah bi, Bella udah telat pake banget." Bella mengatakan nya sambil teriak lalu menghampiri supirnya.

"Mang Ucok, ayok kita berangkat" tanpa dipersilahkan masuk mobil, Bella langsung duduk di mobilnya. Mang Ucok tau jika majikan nya ini pasti telat.

Di mobil, Bella sibuk merapikan seragam nya, memasuk kan ke dalam rok. Menyisir rambutnya, sambil memberi sedikit polesan pada wajahnya. Hanya sedikit, karena walau tanpa make up sekalipun Bella sudah cantik. Dia hanya memakai bedak tipis dan lip balm serta parfum. Selesai dengan riasan nya, Bella langsung mengambil sepatu dan memakainya.

"Non udah sampai" teguran mang Ucok sukses membuat Bella semakin kelimpungan. Buru-buru Bella langsung menyelesaikan memakai sepatunya. Beralih memakai kaca mata hitam branded nya dan jaket untuk menyamarkan seragam nya yang sedang acak-acak an tanpa dasi tersebut.

(anggap saja di foto tidak ada dasi nya ya, hehe)

Bella mengucapkan terimakasih kepada mang Ucok, lalu berlari untuk memasuki sekolah nya.

Terlihat dari jauh Elang menghampiri nya.

glek... Bella menelan ludah nya dengan susah payah dan langsung mematung ditempat.

"Baru dua hari, lo selalu bikin rusuh. Liat bahkan gak ada satupun siswa yg melanggar kecuali elo" Elang menunjuk Bella sambil menatap nya tajam, seakan siap menerkam Bella.

"Mau lo apa sih, mau jadi cabe-cabe an lo."kesalnya terlihat frustasi "Mana kacamata lo" Elang menadahkan tangan nya siap meminta kacamata yang ada di kepala Bella.

"Jangan kak, Bella sayang banget sama kacamata ini, ini hadiah dari mama." Bella berusaha mempertahankan kacamata kesayangan nya dengan ekspresi menahan tangis nya.

"Lo mau nya apa sih? Semua aturan dilanggar, dan sekarang lo seolah gak mau tanggung jawab atas kesalahanan lo sendiri" Elang membentak dengan nada yang lebih keras dari kemarin. Bahkan suara keras nya berhasil membuat semua siswa peserta MOS dilapangan menoleh padanya.

Bella sangat takut dengan situasi sekarang. Air mata pun seolah sedang terjun bebas di pipi nya. Terlihat Bima dari kejauhan, berlari kearah Bella dan Elang

"Udah lang, dia cewek. Biar gue aja yang urus. Lo balik ke meja panitia aja" Elang yang sudah kesal dengan tingkah laku Bella hanya menuruti perintah Bima. Namun sebelum benar-benar pergi, Elang menoleh ke arah Bella yang masih menunduk dan air mata yang masih setia mengalir.

"Dasar cabe kecil. Gak usah sok drama deh lo. Sekarang nangis, nanti ketawa-tiwi bareng temen nya. Serahin kacamata yang lo pake buat ajang sok kecantikan lo, atau gue laporin lo ke kepsek. Ini tempat mencari ilmu, bukan tempat ngejal***g "

Sakit, hati Bella benar-benar sakit menurutnya ucapan Elang sudah tidak bisa dimaafkan. Entah untuk yang ke berapa kali nya Elang menyebutnya sebagai wanita rendahan, hanya karena penampilan.

Dengan berani, Bella mengangkat wajahnya, menatap manik mata coklat Elang yang sedari tadi menatapnya dengan tajam. Dengan segera dia menghapus air matanya dan melepaskan kacamata mahal nya.

"Ini kan yang lo mau. Makasih untuk semua peng hi na an nya pak ke tos yang ter hor mat" Bella menekan kalimat terakhirnya, sambil menaruh kacamata branded nya fi tangan Elang

"Dengan tindakan lo yang sukses membuat gue sakit hati, mulai hari ini kita perang tuan Elang saputra" Batin Bella sambil menampilkan senyum licik nya ke arah Elang yang masih terpaku dengan sikap Bella barusan

"Udah ya. sekarang lo balik aja lang. Dan Bella ayo ikut gue ke ruang osis" Bima menarik tangan Bella karena dia tau Bella dan Elang sama-sama emosi sekarang, jika tidak dipisah pasti akan bahaya.

*******

Diruang OSIS Bella hanya diam sambil menghasilkan emosinya. Tak lama Bima dan Yuli masuk.

"Minum dulu bel" Yuli memberikan segelas air putih dan Bella meminum nya hingga habis.

Bima dapat melihat aura kebencian diwajah Bella. Wajahnya yang putih mendadak berwarna merah padam, dan itu belum luntur dari tadi.

"Are you okay bel? Tolong jangan diambil hati semua ucapan nya Elang ya" Bima mencoba menenangkan Bella.

"Tenang aja kak, gue baik-baik aja kok. Dan soal semua ucapan Elang yang kata lo jangan diambil hati, sorry gue gak bisa kak. Hati gue terlanjur sakit. Elang seenak jidat berkali-kali nyebut gue cabe, jalang. Perkataan itu sukses bikin gue benci banget sama Elang. Tuh orang berarti udah ngibarin bendera perang ke gue. Dan gue terima. Cukup tau aja sih, ternyata ketos SMA Jaya sikap nya kayak gitu"

Perkataan yang cukup membuat Bima dan Yuli kaget. Yuli yang ikut merasa kan sakit hatinya Bella sebagai sesama perempuan, mencoba memberi semangat dengan cara memeluk Bella.

"Udah kak, kok melow gini sih, orang gue nya aja gak papa kok, hehe" Bella mencoba tersenyum sambil melepas pelukan hangat Yuli.

"Yaudah sekarang gue bantu iketin rambut lo, dan kita siap-siap ke lapangan. Princess gak boleh meratapi kesedihan gini dong, harus semangat" Yuli mencoba memberi semangat dan menyeka air mata yang keluar barusan. Bella sangat terharu dengan pemandangan ini. Dia seolah memiliki kakak "jadi gini ya rasanya punya kakak"

Yuli menguncir rambut Bella dengan Bima yang setia untuk membantunya, bag asisten😁

"Nah udah selesai, kuncir 12, ala Yuli" Yuli merasa bangga

"Ih gue juga ya, kan gue juga bantuin" Bima yang merasa iri ikut mengeluarkan suaranya

Bella mengambil hp di kantung nya untuk melihat pantulan dirinya disana.

"Wow ini keren. Kalo kayak gini dan masih salah di mata tuh ketos, gtw lagi dah gue. Btw, makasih kakak-kakak ku" Bella memeluk Bima dan yuli bersamaan. Bima yang sedang kaget, mencoba untuk baik-baik saja. Mungkin Bella akan nyaman dengan menganggap nya sebagai seorang kakak. Dan itulah yang Bella butuhkan saat ini, sosok kakak yang menyayangi nya. Mulai sekarang Bima bertekad untuk menjadi kakak yang baik bagi Bella.

*******

Bela, Yuli, dan Bima memasuki lapangan 5 menit sebelum para siswa baru memasuki kelas. Bag gaya slow motion, didukung oleh tiupan angin, membuat ketiga nya menjadi pusat perhatian. Tapi tetap saja Bella lah yang menjadi pusat perhatian lebih. Kunciran rambut ala Bima dan Yuli bukan nya membuat nya terlihat menggelikan, malah terlihat menggemaskan.

"Dek, langsung gabung sama regunya ya. urusan OSIS biar kakak yang ngatur" Bella mengangguk tanda mengerti perkataan Bima lalu menuju ke arah regu nya.

Bima dan Yuli memutuskan untuk memanggil Bella dengan sebutan adek. Dan Bella senang akan hal itu.

Disisi lain, kelima teman Bella sedang memandangi nya dengan tatapan sendu. Mereka sedih melihat teman barunya dibentak dan menangis di depan umum.

"Hey, gue ga papa, apa yang bikin kalian sedih sih?" Bella tersenyum kearah teman nya seolah mengerti apa yang sedang mereka pikirkan.

Mereka ber 6 berpelukan untuk memberi semangat satu sama lain, tak peduli dengan semua mata yang kini memandang mereka. Hingga suara bariton dari depan membuat mereka terpaksa melepas pelukan nya.

"Itu yang lagi reunian ala teletubies, udah pelukan nya?"Elang mengejek mereka.

"Gue sih dikelilingi sama orang baik dan ber perikemanusiaan. Se cabe dan se jalang-jalang nya gue, gue punya hati kok" Bella menjawab sambil berdiri dengan senyuman sinis nya, tatapan tajam tak pernah luntur ke arah Elang.

Bella memang tidak main-main dengan ucapan nya. Menurut nya sekali terucap tak bisa ditarik lagi. Perang baru saja dimulai.

Sinta dan Diki sedang menarik tangan Bella, memberi kode agar Bella mau duduk. Semua orang memandang Bella kaget, tak percaya dengan apa yang baru saja Bella ucapkan.

Elang sudah sangat emosi mendengarnya. Baru kali ini ada yang membantahnya dan membuat malu di depan umum. Dia ingin menuju tempat Bella yang masih berdiri. Namun tangan nya di tahan Bima.

"Adek-adek sekarang kalian ke kelas masing-masing ya, terus istirahat" Bima mengatakan dengan tangan yang terus memegang tangan Elang.

*******

Suasana kantin cukup ramai, banyak siswa yang melihat ke arah Bella atas kejadian tadi.

"Kalian mau pesen apa nih. Biar gue sama Irfan yang jalan" ide Angga

"Baso aja gimana?" Bella membayangkan semangkuk baso panas berwarna merah cabai, sangat membantu memperbaiki mood nya.

"Oke baso 6 ga, minum nya jus jeruk"

Angga dan Irfan pergi untuk memesan makanan. Tersisa 4 sekawan yang setia menunggu sambil bercengkrama. Tiba-tiba

brakkkk

Suara meja di gebrak dengan cukup keras, membuat semua pengunjung kantin kaget.

"Bel liat deh itu siapa sih?" Sinta yang notabene nya memang tukang gosip, langsung heboh.

Bella hanya memutar bola matanya malas , tapi hp nya sudah masuk kantong. Dilihatnya wanita yg menggebrak meja tadi. Dia -tak terima saat kekasihnya memutuskan hubungan nya. Yang membuat nya kaget saat melihat pria nya, dia adalah Elang.

Elang berjalan menghampiri Bella. Bella bingung, ada apa sebenarnya? Kenapa Elang menuju arahnya. Diki, Ajeng, dan Sinta juga nampak bingung. Tambah bingung lagi saat Elang merangkul bahu nya sambil berkata "dia" pada wanita yang sedang mengamuk tadi.

plakkk

Wanita tadi menampar kuat pipi Bella. Diki, Ajeng, dan Sinta langsung berdiri tanda tak terima dengan yang terjadi pada teman nya. Bahkan Irfan dan Angga juga ikut panik melihatnya. Mereka segera berlari mendekat.

plakkk

Sinta yang sudah emosi tak bisa menahan nya melihat teman yang tidak salah apapun ditampar dengan tiba-tiba.

"Maksud lo apa anj**g" Bella membentak perempuan tadi , ada Irfan dan Angga di belakang nya. Siap membantu jika ada hal yang tidak diinginkan. Sementara Ajeng dan Diki mulai memegangi tangan Sinta, takut Sinta kembali tidak bisa menahan emosinya.

"Oh wanita penggoda mu ini sangat buas lang, persis seorang jal**g" Wanita tadi berkata sambil melirik Elang. Wait, Bella seperti tau sesuatu. Elang memutuskan kekasihnya ini, dan menjadikan Bella sebagai alasan dengan dua keuntungan, yang pertama dia bisa bebas dari wanita nya, yang kedua wanita nya pasti akan marah pada Bella, otomatis ini menjadi ajang balas dendam Elang kepada Bella tadi.

"Eh gobl*k, lo dengerin ya gue gak bakal nafsu untuk suka sama cowo aneh modelan kek dia ini. Sayang lah tubuh gue yang indah ini kalo cuma dpt dia" Kata-kata Bella sangat menohok. Lalu dia berbalik menunjuk arah Elang "Dan buat elo, KETUA OSIS YANG TERHORMAT cara lo buat ngrbsles gue sangat murahan. Bisa dilihat kan siapa yang lebih murahan diantara kita, lo atau gue" semua perkataan Bella membuat Elang tak bisa berkutik dan merasa sangat bersalah.

"Balik yuk guys, gue udah jijik disini bareng sampah" Bella mengajak teman-teman nya menuju kelas, dengan Irfan dan Angga yang masih setia membawa baso nya.

Di kelas, Bella dkk terlihat emosi dengan kejadian barusan

"Sumpah gue jadi ilfeel sama kak Elang"

"Cara nya untuk balas dendam sangat hina, jijik gue"

Diki dan Ajeng berkomentar sambil memberi sambal pada baso nya. Bella yang sedang emosi tingkat dewa, mengambil banyak sambal untuk baso nya. Membuat siapapun bergidik ngeri melihat pemandangan itu.

Bella baru akan menyiapkan 1 sendok baso ke mulut nya, tapi "Aduhh perih njirr" Bella langsung menjatuhkan sendok dan memegang pinggir bibir nya. Ada luka disana.

"Bel, ini luka"

"Aduh gimana dong, ayok ke UKS"

"Eh jangan rumah sakit aja"

"gila tuh cewek nampar apa mau latian Boxing"

Sahabat baru nya ini sangat panik. Lucunya, mereka memilih berdebat dulu baru bertindak. Bella yang melihat nya mendadak pusing. Tubuhnya lemas, perutnya perih. Mungkin ini efek tadi pagi tidak sarapan. Bella merasakan semakin pusing, dan gelap.

Bella pingsan, membuat sahabatnya tambah panik. Beruntung nya ada Bima yang segera menolong dan memotong perdebatan unfaedah sahabat Bella. Bima menggendong Bella ala bridal style menuju UKS, diikuti sabat nya.

Bella sadar setelah bau yang sangat menyengat di hidung nya.

"Nah kan Bella nya sadar" Diki merasa bangga karena ide nya berhasil rupanya.

"Sadar sih, tapi kasian Bella nya kayak mau muntah noh" Sinta menunjuk ke arah Bella yang seperti menahan sesuatu. Pasalnya, kaos kaki Diki memang sangat bau.

Mereka ber5 setia menemani Bella di UKS. Mereka sangat setia kawan dan enggan meninggalkan Bella. Hingga suara berat di depan pintu sukses membuat mereka menoleh dan menghentikan ceritanya.

"Yang tidak sakit boleh keluar" ternyata itu suara Elang. Irfan yang emosi melihat Elang segera memukul pipi Elang.

Buggghhh

"Ini adalah balasan untuk seorang npengecut yang udah buat sahabat gue jatuh sakit" Irfan mau melanjutkan aksinya dengan memukul pipi kanan Elang, namun ditahan oleh Ajeng yang memeluk nya dari belakang.

"Udah, ga usah bang. nanti tangan lo kotor" Bella mencoba melerai dengan caranya. Entah mengapa, Bella sudah terbiasa memanggil Diki, Irfan, dan Angga dengan sebutan bang. Bella merasa nyaman degan sebutan itu.

Mendengar keributan, Bima yang sedang berada di ruang OSIS untuk mengambil sesuatu pun keluar. Dia langsung memegangi Elang agar tak tersulut emosi.

"Kalian ber 5 keluar dan langsung ke kelas ya" Bima mencoba membujuk mereka namun gagal.

"Sorry kak, bukan nya kita gk percaya sama lo. Tapi kita tetep disini nemenin Bella." Angga kekeh pada pendirian nya.

"Kita rela dihukum kak, asal kita boleh nemenin Bella dulu" Perkataan Irfan sukses membuat kita semua terenyuh.

"Mungkin kak Bima bisa menjaga Bella dengan baik. Tapi orang disamping kak Bima apa kabar? Ga yakin saya" urusan seperti ini memang cocok jika Sinta yang menangani. Sinta sangat pandai membuat wahahnya sesinis mungkin. bakat jadi artis dia mah, hehe

next yukk, konflik sudah mulai terlihat nih. next nya pasti seru.

****jgn lupa untuk like dan vote karya ku, makasih.****

Episodes
1 Berasa Ketemu Singa
2 Drama Dasi
3 Tutorial Menyapu
4 Bendera Perang Mulai Berkibar
5 Keindahan hujan
6 First Love yang Tragis
7 Ternyata Dua
8 Adu Bacot
9 Kehebohan UKS
10 Mendidih
11 Hukuman
12 Semalam
13 Hukuman Apa
14 Jagung Bakar
15 Sedikit Perhatian
16 Gosip
17 Rencana
18 Pacar Settingan
19 Perhatian lebih
20 Bad Mood
21 Manja nya Bella
22 Bella dkk Meresahkan
23 Prank Satu Sekolah
24 Jingga
25 Idola
26 Tertipu Perasaan
27 Berita Hot
28 Menyambut Ramadhan dengan Duka
29 Viral Lagi
30 Who Is Jingga?
31 Gara-gara Jingga
32 Perhatian ke3 lelaki
33 Masalah Baru
34 Kekecewaan Mama
35 Makin Runyam
36 Pertemuan
37 Kepulangan Bella
38 Guru Baru
39 Dinner Bareng Elang
40 Sweet
41 Bella Sakit
42 Jingga Comeback
43 Kelicikan Jingga
44 Sinta dan Diki
45 Triple Romantis
46 Vero dan Rio
47 Dinda Merwsahkan
48 Mengungkap Kebenaran
49 Pertemuan Bella dan Dinda
50 Gangguan
51 Pernyataan Cinta
52 Rencana Pernikahan
53 Mabuk
54 Tunangan
55 Cincin Apa?
56 Cemburu nya Elang
57 Fakta hot
58 Menyerah Sebelum Perang?
59 Where Are Doni
60 Cemburu kah?
61 Mata-mata
62 Salah Orang
63 Rahasia Besar
64 Rencana Awal
65 Kebalik
66 Saling Mengakui
67 Mulut Lamis Jingga
68 Rrncana Liburan
69 Liburan 1
70 Liburan 2 - Perang
71 Liburan 3 - Rumah Hantu
72 Bukan Sandiwara Cinta
73 SAH
74 Calon Penghianat
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Berasa Ketemu Singa
2
Drama Dasi
3
Tutorial Menyapu
4
Bendera Perang Mulai Berkibar
5
Keindahan hujan
6
First Love yang Tragis
7
Ternyata Dua
8
Adu Bacot
9
Kehebohan UKS
10
Mendidih
11
Hukuman
12
Semalam
13
Hukuman Apa
14
Jagung Bakar
15
Sedikit Perhatian
16
Gosip
17
Rencana
18
Pacar Settingan
19
Perhatian lebih
20
Bad Mood
21
Manja nya Bella
22
Bella dkk Meresahkan
23
Prank Satu Sekolah
24
Jingga
25
Idola
26
Tertipu Perasaan
27
Berita Hot
28
Menyambut Ramadhan dengan Duka
29
Viral Lagi
30
Who Is Jingga?
31
Gara-gara Jingga
32
Perhatian ke3 lelaki
33
Masalah Baru
34
Kekecewaan Mama
35
Makin Runyam
36
Pertemuan
37
Kepulangan Bella
38
Guru Baru
39
Dinner Bareng Elang
40
Sweet
41
Bella Sakit
42
Jingga Comeback
43
Kelicikan Jingga
44
Sinta dan Diki
45
Triple Romantis
46
Vero dan Rio
47
Dinda Merwsahkan
48
Mengungkap Kebenaran
49
Pertemuan Bella dan Dinda
50
Gangguan
51
Pernyataan Cinta
52
Rencana Pernikahan
53
Mabuk
54
Tunangan
55
Cincin Apa?
56
Cemburu nya Elang
57
Fakta hot
58
Menyerah Sebelum Perang?
59
Where Are Doni
60
Cemburu kah?
61
Mata-mata
62
Salah Orang
63
Rahasia Besar
64
Rencana Awal
65
Kebalik
66
Saling Mengakui
67
Mulut Lamis Jingga
68
Rrncana Liburan
69
Liburan 1
70
Liburan 2 - Perang
71
Liburan 3 - Rumah Hantu
72
Bukan Sandiwara Cinta
73
SAH
74
Calon Penghianat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!