Moetia masih menunggu penjelasan dari Bagas.
" Bisakah kita lebih dari teman ? " tanya Bagas to the point
Moetia terkejut, dia memandang Bagas yang juga sedang memandang nya.
Moetia merasa ada getaran di hati nya, tapi dia tidak ingin terlalu impulsif.
Dia takut Bagas hanya sedang mempermainkannya.
" Lebih dari teman ? Apa hubungan yang bisa kita bina melebihi pertemanan ? " ucap Moetia yang mendapat respon kecewa dari Bagas
Moetia memandang serius pada Bagas
" Maaf, bisakah kamu menjelaskan nya ? " pinta Moetia
Bagas meraih tangan kanan Moetia lalu menggenggamnya lalu mengecup punggung tangan Moetia
" Apakah ini masih kurang jelas ? " tanya Bagas
Wajah Moetia sudah memerah, belum pernah ada yang menggenggam tangan nya dengan lembut dan romantis begini.
Moetia ingin bicara tapi tenggorokan nya tercekat, bibir nya terbuka sedikit tapi tak mengeluarkan suara.
" Apakah ini artinya kamu setuju ? " tanya Bagas lagi
Moetia menarik tangan nya yang di genggam Bagas tadi.
" Tapi, aku rasa ini terlalu cepat ! " bantah Moetia dan memalingkan pandangannya ke arah lain
Bagas tersenyum
" Apa kamu ingin aku mengejar mu ? " tanya Bagas
Moetia menggeleng
" Bukan begitu, Bagas mungkin kamu hanya terbawa suasana saja " ucap Moetia
" Jadi kamu meragukan aku ? " tanya Bagas
Moetia lagi-lagi menggeleng
" Sebaiknya kita tetap dalam hubungan rekan kerja, maaf Bagas aku harus kembali ke ruangan ku " ucap Moetia beranjak dari kursinya lalu melangkah keluar
Baru berjalan dua langkah, Bagas menarik tangan Moetia, hingga Moetia jatuh terduduk di pangkuan Bagas
" Lepaskan, ini di kantor Bagas ! " pekik Moetia
" Jadi boleh jika tidak di kantor ? " tanya Bagas menggoda Moetia
Moetia mulai kesal, sekuat tenaga dia berusaha bangun dari pangkuan Bagas, tapi Bagas terlalu kuat menahannya
" Baiklah, kita bisa bicara baik-baik kan, jangan dengan posisi seperti ini " protes Moetia
" Aku menyukai mu Moetia Tamara " bisik Bagas di telinga Moetia
Moetia terkejut, seluruh tubuhnya mendadak lemas dan meremang.
Saat dia menoleh ke Bagas, tatapan mata mereka bertemu.
Bagas tak bisa menahan dirinya lagi dan,
' Cup '
Sebuah kecupan mesra mendarat di bibir Moetia dari Bagas.
Moetia membulatkan matanya, dada nya tiba-tiba terasa bergemuruh.
Reaksi Moetia membuat Bagas melakukannya lagi.
Kali ini Bagas mencium Moetia dengan lembut dan penuh perasaan.
Moetia mulai merasa risih karena Bagas membuat bibir nya basah.
Sekuat tenaga Moetia mendorong Bagas dan menarik dirinya menjauh.
Moetia bangun dan berdiri menjauh dari Bagas, dengan nafas yang masih di atur, Moetia menatap Bagas dengan tajam.
Moetia menyentuh bibir nya yang basah akibat perbuatan Bagas.
' Ciuman pertama ku ' batin Moetia kesal
Moetia sudah seperti gunung Krakatau yang hendak meletus, matanya merah dan nafas nya memburu.
" Kamu... keterlaluan " teriak Moetia lalu berlari keluar dari ruang meeting
Karena terburu-buru, Moetia menabrak Reno yang berjaga di depan pintu.
' Bruk '
" Maaf Moetia.. " Kata Reno sopan
Moetia tidak menjawab malah berjalan dengan cepat meninggalkannya.
Reno yang penasaran masuk ke dalam ruang meeting dan mendapati Bagas yang tengah tersenyum senyum sambil meraba bibir nya sendiri.
" Apa kamu sudah tidak waras ? kenapa senyum-senyum sendiri ? " tanya Reno
Bagas hanya melirik Reno sekilas
" Moetia terlihat sangat marah, apa yang sudah kamu lakukan Don Juan ? " tanya Reno lagi
Bagas hanya tersenyum bahagia dan menepuk bahu Reno.
" Urusi saja pekerjaan mu, asisten ku " seru Bagas sambil berdiri lalu keluar dari ruang meeting.
Reno menepuk jidatnya sendiri
" Haduh, nasib jadi teman tapi juga asisten, giliran butuh bantuan mendadak jadi teman, kalau sudah tidak butuh mendadak jadi asisten " gerutu Reno lalu mengikuti Bagas
Sementara Moetia pergi ke toilet dan langsung membasuh wajah nya
" Ada apa dengan ku, kenapa aku membiarkannya ? bahkan sampai dua kali, astaga bodoh nya " kesal Moetia pada dirinya sendiri
Moetia terdiam melihat wajah nya di cermin besar yang ada di toilet.
Kejadian tadi kembali terlintas di pikirannya, membuat hati nya kembali bergetar.
Moetia menyentuh dadanya dan menekannya dengan kuat.
" Tidak boleh, aku tidak boleh jatuh cinta padanya. Aku baru mengenalnya, tapi ciuman pertama ku, ah... " Moetia sangat kesal dan terus melampiaskan kekesalannya dengan menarik tissue di dekat wastafel lalu merobek nya.
Hingga seorang karyawati masuk dan menegur nya
" Hei, Moetia apa salah tissue itu ? kenapa kamu merobek dan membuang mereka ? " kata Dania yang tak habis pikir dengan kelakuan Moetia
Mendengar teguran Dania, Moetia baru menyadari perbuatannya yang salah
" Ah, iya.. maaf, aku hanya memeriksa apa ada yang aneh dengan tissue ini ! " jawab Moetia lalu pergi meninggalkannya toilet
Dania menggeleng kan kepalanya berkali-kali
" Wah, kayak nya gara-gara di kejar deadline-nya Moetia jadi bersikap aneh gitu, kasian ya dia " gumam Dania lalu melihat ke arah banyaknya tissue yang terbuang karena ulah Moetia
" Kasian juga kalian, tidak tahu apa-apa tapi jadi korban " lanjut nya lalu menyelesaikan urusannya di toilet.
Moetia kembali ke ruangan nya.
Dia melihat ketiga teman satu tim nya sedang sangat bahagia.
" Ada apaan sih, pada seneng banget ? " tanya Moetia lalu duduk di kursi kerjanya dan membuka dokumen yang harus dia periksa
Gina mendekati Moetia
" Ya seneng dong, tadi tuh pak Hansen kesini terus kasih selamat ke kita karena proyek kerja sama dengan Wiguna grup berhasil berkat kita " terang Gina
" Oh gitu " jawab Moetia singkat tanpa berpaling dari dokumen nya
" Dan yang paling bikin kita seneng adalah karena pak Reno ngajakin kita semua makan malam " seru Gina
Moetia terkejut, dia menoleh ke Gina dengan cepat
" Reno dari Wiguna grup ? " tanya Moetia
Gina mengangguk dengan cepat.
Moetia berpikir sejenak, kalau undangan itu dari Reno pastinya Bagas juga akan ikut makan malam.
Dan Moetia tidak ingin bertemu dengan Bagas.
" Aku gak ikut ya, aku capek banget " Moetia membuat alasan pada teman-teman nya
Samsul menghampiri Moetia
" Yah, masak kamu gak ikut sih, proyek ini berhasil juga kan karena kamu Ti ! " seru Samsul
" Iya Ti, pokok nya teh kalo Moetia gak ikut makan malam ini, aku mah gak ikut juga " tegas Ariyanti dengan logat bicara khas nya
" Bener tuh, aku juga gak ikut kalau Moetia gak ikut " sambung Samsul
Desakan rekan kerja nya, membuat Moetia memijit pelipisnya
" Kalian serius nolak makan malam pak Reno, pasti makan malam nya di restoran mahal lho, yakin gak nyesel ? " tanya Moetia melihat ke tiga rekan nya bergantian
Samsul mengetuk-ketuk meja kerja Moetia
" Kita kan setia kawan Ti, makanya kamu ikut dong ! masak kamu tega biarin ketiga temen kamu ini kehilangan kesempatan bagus begini " ucap Samsul dengan ekspresi wajah penuh harap membuat Moetia tertawa
" Ha ha ha, sudah jangan di jelek-jelek in gitu mukanya, aku ikut kok " ucap nya membuat ketiga temannya bersorak senang
' Lagian cuma makan malam ini, rame-rame juga kan ? semoga dia gak aneh-aneh lagi ' batin Moetia
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
Nur Aisyah
like
2021-09-13
1
Bipasha Love
like
2021-09-13
1
Ariana Salihin
Ekhem
2021-09-13
1