Hani hampir saja berdiri karena berniat untuk menemui Riri, tapi Geri menarik tangannya, membuatnya jatuh tersungkur di atas pangkuan Geri. Geri tersenyum merekah, karena dada Hani menyentuh pahanya.
" Apa-apaan ini?, dia cari kesempatan dalam kesempitan dasar kadal buntung, mau menang banyak?, aku balas kamu berkali lipat", batin Hani merasa emosi.
" Aawwww....!", jerit Hani, sengaja di keras-keraskan, biar Riri mendengar suaranya.
" Han kamu masih di dalam ya?", Riri masuk karena mendengar Hani menjerit.
Geri menutup mulut Hani merasa dirinya tidak aman, " Masuk kardus ini saja, biar aku pergi ke kantin sama Riri, nanti kakak keluar kalau kami sudah pergi", bisik Hani lirih.
Dan konyolnya, Geri langsung melompat masuk kedalam kardus besar yang kosong dan meringkuk di sana.
" Tutup atasnya biar nggak kelihatan", ucap Geri pada Hani.
" Iya kak, Hani keluar dulu ya", Hani menutup kardus besar dan sengaja menindihnya dengan kardus lain yang berisi benang.
" Rasain kamu, emang enak meringkuk di dalam kardus !", Hani cekikikan sendiri sambil berjalan menuju pintu menghampiri Riri.
" Kamu kenapa Han, cekikikan sendiri, apa ada yang lucu?", tanya Riri sambil berjalan beriringan dengan Hani menuju ke kantin yang dari gudang tempat Hani bekerja hanya terhalang satu bangunan gedung kosong yang biasa dijadikan tempat menyimpan limbah / kain perca.
" Nggak papa kok, cuma tadi ada kadal masuk kedalam kardus, terus kardusnya aku tutup dan aku tindih dengan kardus berisi benang, siapa suruh main masuk begitu saja ke dalam kardus", ucap Hani mencoba menahan tawanya.
" Ih kamu itu suka iseng nggak jelas, kasihan kan kalau kadalnya nggak bisa keluar, kalau mati gimana coba Han?", Riri sok berbelas kasih pada kadal.
" Mana ada kadal masuk kardus jadi mati?, paling sebentar lagi juga bisa keluar, kalau nggak percaya nanti kita lihat bareng-bareng kadalnya masih di dalam kardus apa nggak, setelah kita selsai makan ya Ri", ajak Hani.
" Oke nanti aku mampir ke gudang, mau membantu melepaskan kadal yang teraniaya", ucap Riri.
Mereka berdua sudah duduk di bangku kantin dan Riri mengambil makan lumayan banyak karena menu hari ini ada sayur lodeh kesukaannya.
" Kenapa kamu makan sedikit sekali Han?, apa lagi diet?", tanya Riri.
" Nggak lagi diet kok, nggak pernah aku diet-diet kayak gitu, makan banyak saja tetep kurus. Tadi aku sudah makan burger di gudang, makanya sekarang ngambil nasinya cuma sedikit", ujar Hani sambil menyendok nasi dan ayam goreng dari piringnya.
" Kamu cacingan kali, makanya mau makan seberapa banyak juga nggak gemuk", ledek Riri sambil terkekeh.
" Bagus lah kalau begitu, aku nggak perlu repot buat diet, bisa makan sepuasnya dan tubuh nggak bakalan melar", gumam Hani asal bicara.
Hani dan Riri selesai makan siang kemudian pergi ke mushola, si mushola sudah tidak banyak orang, mungkin karena jama'ah Dzuhur sudah berakhir, tinggal beberapa karyawan yang masih tinggal di mushola, mungkin mereka yang sedang sholat karena tadi ketinggalan sholat Dzuhur berjama'ah.
Usai sholat Dzuhur Hani dan Riri duduk-duduk di depan mushola sambil selonjoran.
" Istirahat masih 15 menit lagi, mau balik ke tempat kerja apa mau santai dulu disini?", tanya Riri pada Hani.
" Kita balik saja yuk, tadi kamu bilang sebelum masuk kantor mau mampir ke gudang dulu liat kadal, apa nggak jadi?", tanya Hani.
" Oh iya, aku lupa Han, ya udah ayo kita ke gudang, kasihan kalau kadalnya belum keluar juga dari tadi", ucap Riri.
" Tapi aku lagi ngerasa aneh deh Han, tadi sebelum bel istirahat Geri lari begitu cepat kearah kantin, aku kira dia lagi di kantin, tapi nggak ada, di mushola juga nggak ada, terus
dia pergi kemana ya?", pikir Riri bingung.
" Memangnya mau ngapain nyariin dia?, kamu pengen mesra-mesraan di tempat kerja?" , tanya Hani menyelidik.
" Ini kan hari pertama kami bekerja bareng sebagai seorang pasangan, setelah kemarin resmi jadian", ucap Riri.
" Apa kamu sudah beri pengumuman di kantor kalau kalian sudah pacaran?", tanya Hani.
" Nggak bakalan di publikasi, di perusahaan ini kan memang tidak boleh sesama staf kantor saling menjalin hubungan. Takut mengganggu konsentrasi kerja dan juga menghindari diskriminasi", ucap Riri murung.
Mereka berdua kembali ke gudang, tempat Hani bekerja.
" Kadalnya di kardus yang mana ni Han?, disini banyak banget kardus", ucap Riri menatap tumpukan kardus di seluruh ruangan.
" Sini ikuti aku, biar ku tunjukan kardusnya yang mana", Hani melirik ke arah kardus tempat Geri bersembunyi, tapi sudah terbuka.
" Wah apa ada yang sudah bukain kardus berisi kadal , ini kardusnya sudah terbuka", Hani menunjukan kardus yang sudah terbuka lebar itu.
" Bagus lah ternyata kadal.itu sudah ada yang menyelamatkan, ya sudah aku balik ke kantor dulu ya Han, bentar lagi masuk", Riri melambaikan tangan sambil keluar dari gedung berpapasan dengan Jo yang tengah memasuki gudang.
Riri membungkukkan badan sedikit condong kedepan memberi hormat Jonathan, sebaliknya Jonathan membalas dengan melakukan hal yang sama.
" Apa itu teman kamu Han?", tanya Jonathan saat dirinya duduk kembali di kursi kerja yang berada di sebelah meja kerjanya Hani.
" Iya, namanya Riri, dia staf di kantor, lulusan D3 manajemen perkantoran, jadi dia dapat pekerjaan yang lebih gampang dengan ruang kerja yang nyaman dan adem karena ber-AC", Hani menghembuskan nafas panjang.
" Kenapa kamu kaya capek banget, apa ada yang terjadi pas istirahat tadi?", tanya Jo mencari tahu.
" Apa kamu dari tadi istirahat baru masuk ke gudang?", Hani balik bertanya.
" Iya...kamu itu kalau ditanya malah balik nanya ", ucap Jonathan sewot.
" Karena tadi aku ngurung kadal di kardus, sudah aku tindih pake kardus lain yang ada isinya benang, eh pas balik dari kantin sudah kebuka kardusnya, dan kadalnya sudah nggak ada ", ucap Hani.
" Kadal?, apa maksud kamu hewan yang melata itu?", tanya Jonathan.
" Bukan Jo, itu hanya nama sebutan buat laki-laki menyebalkan yang sok kecakepan karena bisa jadian sama dua cewek sekaligus dalam waktu sehari", ungkap Hani, sambil memberi klue.
" Geri? " , Jonathan menyebut namanya.
" Kok tahu?, apa tadi kamu yang buka kardusnya ya?", tanya Hani curiga.
" Enggak, aku cuma tadi lihat dia keluar dari sini, jadi aku nebak yang kamu maksud itu ya Geri", ucap Jonathan menjelaskan.
" Apa kamu adalah salah satu gadis yang jadian sama dia ?", tanya Jonathan.
" Bukan jadian , aku cuma mau kasih pelajaran sama laki-laki buaya itu, aku juga pengin Riri, gadis yang tadi papasan sama kamu, sadar kalau laki-laki yang dicintainya adalah buaya darat", ungkap Hani.
" Kamu jangan bocor ya Jo, aku percaya kalau kamu bisa jaga rahasia", ucap Hani.
" Jadi dua cewe yang jadian sama Geri itu kamu dan Riri?, dan kalian teman dekat?, ini si keterlaluan", ucap Jonathan.
" Geri itu manis banget kata-katanya, makanya aku luluh dan mulai menyukainya, itu sebelum aku tahu kebenarannya, tapi sekarang aku ilfil sama dia, malah pengin ngasih pelajaran buat laki-laki menyebalkan itu", ucap Hani.
" Kamu mau nggak Jo, bantu aku, pura-pura jadi pacarku cuma di depan Geri dan Riri saja", ucap Hani dengan ekspresi memohon.
" Aku pengin Geri ngerasain gimana rasanya di duakan, seperti dia menduakan aku dan Riri", Hani menjelaskan.
" Sebagai balasannya, aku janji akan bantuin kamu buat deketin cewek yang kamu suka, gimana?, mau ya?".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Zara Hyouni Piettexlovie
kadak kepala manusia..haahha
2021-07-20
2
Teteh Lia
up na jngn lama2 ya Kaka...
makin penasaran sama kelanjutan na...
2021-03-03
2