Part 3 Buaya darat VS Kadal buntung

" Dasar kurang kerjaan, salah siapa nggak mau sebut nama, maka rasakan akibatnya",

Hani berjalan pelan agar langkahnya tidak terdengar oleh laki-laki itu, saat sudah dekat Hani memukul tubuh laki-laki itu dengan payung miliknya begitu keras .

Hani menoleh dan melihat sosok yang dikenalnya, wajahnya tampak jelas saat terkena sorot lampu dari kendaraan yang lewat. Hani memutuskan untuk menghentikan pukulannya.

" Kak Geri ?!", Hani begitu terkejut saat dia sudah berada di dekat laki-laki itu yang ternyata adalah Geri.

" Maaf Kak, Hani tidak tahu kalau ini kakak, lagian nggak mau sebut nama dan ngumpet di balik pohon kaya orang jahat, jadi Hani pakai payung ini buat jaga-jaga", ucap Hani, padahal hatinya bahagia sudah memberi pelajaran pada Geri.

" Rasain aku pukuli pakai payung, seharusnya tadi lebih keras biar memar-memar itu badan", batin Hani.

" Ada apa malam-malam begini datang kemari?", tanya Hani basa-basi, padahal dalam pikirannya menyangka jika Geri datang karena akan bertemu dengan Riri, pacarnya.

" Aku ke sini untuk mencarimu Han", ucap Geri sambil menatap Hani lekat.

" Ini kan sudah malam Kak, jika ada yang perlu di bicarakan besok saja", ucap Hani seraya pergi meninggalkan Geri merasa malas melihat wajahnya.

" Aku kesini karena tadi aku menelponmu tapi tidak kamu angkat?", ucap Geri.

" Kenapa tidak kau angkat Han?, biasanya kamu cepet banget ngangkat telepon dariku.

" Oh iya, aku tadi sedang sholat waktu kakak telepon, terus habis sholat disuruh ke rumah pemilik kos, jadi lupa nggak telpon balik", Hani beralasan, padahal memang dia sengaja tidak mengangkat telpon darinya.

Tiba-tiba Geri menarik tangan Hani dengan cepat, membuat Hani kaget,

" aku harus memberitahumu sesuatu yang cukup penting", Geri berkata dengan nada serius dan ekspresi memohon.

" Baik ngomong saja sekarang, akan aku dengarkan", jawab Hani sambil menarik tangannya, sebenarnya Hani merasa sangat malas.

" Naiklah ke motorku, aku ajak kau ngobrol di tempat yang lebih nyaman, please sebentar saja", Geri memohon.

Hani akhirnya membonceng motor Geri, tapi dia duduk sengaja agak jauh, biar mereka berdua tidak bersentuhan. Meski sebelumnya Hani naksir sama Geri, tapi Hani paling anti untuk menyukai pria yang sudah menjadi kekasih orang lain, Hani tidak ingin menyakiti hati perempuan yang menjadi kekasih pria itu.

Saat tadi Hani menangis sejadi-jadinya di kamar mandi, Hani juga sudah bertekad untuk melupakan Geri, Hani harus segera move on dari laki-laki yang sudah memberi harapan palsu padanya.

Tidak jauh Geri melajukan motornya, dia membelokan motor ke area lapangan dekat dengan tempat mereka bekerja. Geri mematikan mesin motor dan turun dari motornya, mereka duduk diatas rumput lapangan beralas sandal yang mereka kenakan.

" Apa ini devinisi ' tempat yang lebih nyaman ', menurutnya, di tengah lapangan dan duduk di atas rumput, benar-benar orang yang aneh", cibir Hani dalam hatinya.

" Langsung pada intinya saja", ucap Hani to the point.

" Kenapa kamu berubah menjadi sangat dingin padaku?, apa karena tadi sore kamu melihatku memboncengkan Riri sampai ke kost kalian?" , tanya Geri menyelidik.

" Kalau iya kenapa?, lagian aku nggak mau dekat dengan pria yang sudah mempunyai kekasih, takut dikira perempuan penggoda", ucap Hani tegas.

" Kekasih apa maksud kamu Han, aku tidak mencintai Riri, dulu aku membuat taruhan dengan teman-temanku saat masih kuliah, mereka memintaku untuk menyatakan cinta sama Riri dan aku melakukannya. Dulu dia pergi begitu saja setelah aku mengatakan ingin jadi pacarnya, kukira dia sudah melupakan kejadian itu, hingga tadi siang tiba-tiba dia menemuiku dan menanyakan hal yang sudah sangat lama itu", Geri mencoba menjelaskan.

" Buat apa kamu ceritakan itu semua padaku?, kita kan hanya rekan kerja", ucap Hani mengingatkan.

" Karena aku tidak mau kamu salah paham Han, aku menyukaimu".

Duar......

Hani menahan emosi dalam dirinya yang semakin memuncak mendengar pengakuan Geri tentang perasaannya terhadap Hani,

" Bagaimana bisa dia menyatakan cinta pada dua orang gadis sekaligus dalam waktu sehari" batin Hani benar-benar merasa emosi.

" Untung saja aku melihat kejadian tadi sore saat dia dan Riri saling melahap b*bir satu sama lain, kalau tidak pasti aku sudah masuk ke lubang buaya kemakan kata-kata manisnya", ucap Hani dalam hati.

" Kenapa kamu terus diam Han?", tanya Geri membuyarkan lamunan Hani.

" Oh iya, oke kalau kau menyukaiku, apa jika aku bilang aku juga mencintaimu setelah itu berarti kita pacaran?", tanya Hani mulai menjalankan rencana yang tiba-tiba muncul di otaknya.

" Sungguh ?, apa kau juga menyukaiku?, jika iya malam ini juga kita resmi jadian", Geri tersenyum lebar mendengar pernyataan Hani.

" Dasar laki-laki buaya darat, awas saja aku kerjain kamu, bodohnya aku bisa menyukai laki-laki macam kadal buntung seperti ini! ", geram Hani dalam hatinya.

" Jadi sebutan apa yang cocok buat laki-laki br*ngs*k macam ini, kadal buntung atau buaya darat?", batin Hani.

" Oke kita jadian, sekarang antarkan aku pulang ke kost-kostan", ucap Hani sengaja meminta Geri untuk mengantarkannya, biar Riri melihat seperti apa kelakuan pacarnya itu.

" Baiklah, kita pulang ke kost-kostan kamu, aku antar, tapi sampai depan saja ya, sudah malam nggak enak kalau aku mampir", Geri mulai beralasan.

Hani mengangguk setuju, padahal dia mengirim pesan pada Riri agar segera keluar dari kamarnya, karena ada Geri di luar, dan meminta ketemuan.

Awalnya Riri bingung karena Hani yang menyuruhnya, kenapa tidak Geri yang langsung mengirim pesan agar dia keluar dari kamar. Tapi Riri tetap keluar dan menunggu di teras.

Hani sampai di depan kost-kostan melihat Riri tengah duduk menunggu, Hani langsung memanggil Riri dengan suara kencang.

" Ri, sini buruan !", teriak Hani.

Riri melihat Hani turun dari boncengan motor Geri, dan melambaikan tangan padanya. Riri menghampiri mereka berdua dengan ekspresi wajah kesal.

Geri kaget ketika ternyata Hani memanggil Riri yang sedang duduk di depan teras kost- kostan.

" Ger, kok Hani turun dari motor kamu?", tanya Riri curiga.

" Eh iya tadi nggak sengaja ketemu di jalan", jawab Geri sambil meringis ke arah Hani.

" Dia tadi kesini nungguin kamu disini Ri, terus manggil-manggil pas aku keluar dari rumah nenek Sarmi. Jadi aku menghampirinya, dan aku kirim pesan deh sama kamu", Hani mencoba menjelaskan.

" Jadi Hani yang menyuruh Riri keluar, apa maksudnya?", batin Geri.

" Owh gitu Han, makasih ya, Han kamu orang pertama yang mau aku kasih tau, kalau aku dan Geri tadi baru saja jadian", ucap Riri sumringah.

" Wah benarkah?, sama dong kalau begitu!", seru Hani sambil melirik ke arah Geri yang sudah ber ekspresi tidak menentu dan wajahnya berubah pucat pasi.

" Sama gimana maksudnya?", tanya Riri penasaran.

" Aku juga baru saja jadian sama cowok yang menyukaiku, dan aku juga dulu sempat menyukainya" ucap Hani menyindir.

" Benarkah?, wah siapa cowok itu?, seharusnya kita rayakan bersama-sama karena hari jadian kita sama", usul Riri bersemangat.

" Tentu saja aku setuju, nanti aku tanyakan dulu sama pacarku, dia mau apa nggak merayakan sama kalian, tapi sepertinya pacarku nggak mau deh, soalnya dia itu nggak bisa membelah diri seperti amoeba " , sindir Hani sambil melirik Geri.

" Ya sudah aku masuk kedalam kamar dulu ya, oh iya aku kasih saran sama kalian, kalau mau pacaran dan bermesraan itu jangan di pinggir jalan, biar nggak ada orang yang lihat", sindir Hani ketus sambil berlalu menuju kamarnya.

Hani langsung menelepon nomer Geri saat sedang berjalan menjauhi mereka, Geri gelagapan mendapat telepon dari Hani.

Terpopuler

Comments

Shinta Mustopa

Shinta Mustopa

cakeeeep cara elegan ngadepin buaya kampret g perlu pake otot apalagi pake emosi cukup pake otak aja ya Han

2021-10-20

1

Ida Firdaus

Ida Firdaus

menarik

2021-07-22

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1 a sight that hurts ( pemandangan yang membuat sakit hati)
2 Part 2 Lelaki misterius
3 Part 3 Buaya darat VS Kadal buntung
4 Part 4 Hampir Ketahuan
5 Part 5 Misi Balas Dendam
6 Part 6 Pihak ke 3 / Pelakor
7 Part 7 Gagal Nonton
8 Part 8 Rahasia Jonathan
9 Part 9 Pacar bohongan
10 Part 10 Hari yang apes
11 Part 11 Tidur sekamar
12 Part 12 Ciuman pertama
13 Part 13 Seperti kesetanan
14 Part 14 Foto pacar Jo
15 Part 15 Kecurigaan Geri
16 Part 16 Girl to be pitied
17 Part 17 Permintaan
18 Part 18 Mudik
19 Part 19 Flashback ( Kilas balik)
20 Part 20 Mampir ke rumah Bude
21 Part 21 Familiarizing trip
22 Part 22 Putus
23 Part 23 Cucu pemilik Kos-kosan
24 Part 24 First Kiss
25 Part 25 Ke Rumah Jo
26 Part 26 Keterbukaan
27 Part 27 Whatever...
28 Part 28 Penyamaran mulai terbongkar
29 Part 29 Siapa...?
30 Part 30 Lembur
31 Part 31 Ragu
32 Part 32 Pengendalian diri
33 Part 33 Menunggu jawaban
34 Part 34 Dugaan
35 Part 35 Jo menghilang
36 Part 36 Pengganti Jo
37 Part 37 Kegaduhan di kantin
38 Part 38 Taruhan
39 Part 39 Empat sekawan
40 Part 40 Keputusan Bu Mia
41 Part 41 The last day...
42 Part 42 Curhat
43 Part 43 Let's go... ! Into a new life
44 Part 44 A journey to a new life
45 Part 45 Kos-kosan baru
46 Part 46 Kejutan di awal bekerja
47 Part 47 Tegas dan pengasih
48 Part 48 Hani kenapa?
49 Part 49 Mampir ke butik
50 Part 50 Kiss good night
51 Part 51 Like Sunset
52 Part 52 Passion for the better ( Semangat menuju lebih baik)
53 Part 53 Tetangga baru
54 Part 54 Time is knowledge
55 Part 55 Mr. Posesif
56 Part 56 Salah paham
57 Part 57 Weekend
58 Part 58 100% Setuju
59 Part 59 Ngecarge + 'Vitamin C'
60 Part 60 Diam-diam menghanyutkan
61 Part 61 Introduction
62 Part 62 Spitcles...
63 Part 63 Godaan
64 Part 64 Pelampiasan
65 Part 65 Mencoba untuk memaafkan
66 Part 66 Weekend
67 Part 67 Main ke rumah Miko
68 Part 68 Meet again
69 Part 69 Confusing Past ( Masa lalu yang membingungkan)
70 Part 70 Mengenal Hani lebih dalam
71 Part 71 Pertemuan yang menegangkan
72 Part 72 Sibuk
73 Part 73 Kencan di malam minggu
74 Part 74 Klub malam
75 Part 75 Membesuk Bu Resti
76 Part 76 Seperti Dejavu
77 Part 77 " Will you marry me?"
78 Part 78 Bersamamu aku bahagia
79 Part 79 Hidup Bagai Roller Coaster
80 Part 80 Saat jarak memisahkan
81 Part 81 Saling memaafkan
82 Part 82 Pertemuan rahasia
83 Part 83 Lamaran
84 Part 84 Move On
85 Part 85 Bonus 1 Menjelang Hari ' H '
86 Part 86 Bonus 2 Akad
87 Part 87 Bonus 3 Malam pertama
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Part 1 a sight that hurts ( pemandangan yang membuat sakit hati)
2
Part 2 Lelaki misterius
3
Part 3 Buaya darat VS Kadal buntung
4
Part 4 Hampir Ketahuan
5
Part 5 Misi Balas Dendam
6
Part 6 Pihak ke 3 / Pelakor
7
Part 7 Gagal Nonton
8
Part 8 Rahasia Jonathan
9
Part 9 Pacar bohongan
10
Part 10 Hari yang apes
11
Part 11 Tidur sekamar
12
Part 12 Ciuman pertama
13
Part 13 Seperti kesetanan
14
Part 14 Foto pacar Jo
15
Part 15 Kecurigaan Geri
16
Part 16 Girl to be pitied
17
Part 17 Permintaan
18
Part 18 Mudik
19
Part 19 Flashback ( Kilas balik)
20
Part 20 Mampir ke rumah Bude
21
Part 21 Familiarizing trip
22
Part 22 Putus
23
Part 23 Cucu pemilik Kos-kosan
24
Part 24 First Kiss
25
Part 25 Ke Rumah Jo
26
Part 26 Keterbukaan
27
Part 27 Whatever...
28
Part 28 Penyamaran mulai terbongkar
29
Part 29 Siapa...?
30
Part 30 Lembur
31
Part 31 Ragu
32
Part 32 Pengendalian diri
33
Part 33 Menunggu jawaban
34
Part 34 Dugaan
35
Part 35 Jo menghilang
36
Part 36 Pengganti Jo
37
Part 37 Kegaduhan di kantin
38
Part 38 Taruhan
39
Part 39 Empat sekawan
40
Part 40 Keputusan Bu Mia
41
Part 41 The last day...
42
Part 42 Curhat
43
Part 43 Let's go... ! Into a new life
44
Part 44 A journey to a new life
45
Part 45 Kos-kosan baru
46
Part 46 Kejutan di awal bekerja
47
Part 47 Tegas dan pengasih
48
Part 48 Hani kenapa?
49
Part 49 Mampir ke butik
50
Part 50 Kiss good night
51
Part 51 Like Sunset
52
Part 52 Passion for the better ( Semangat menuju lebih baik)
53
Part 53 Tetangga baru
54
Part 54 Time is knowledge
55
Part 55 Mr. Posesif
56
Part 56 Salah paham
57
Part 57 Weekend
58
Part 58 100% Setuju
59
Part 59 Ngecarge + 'Vitamin C'
60
Part 60 Diam-diam menghanyutkan
61
Part 61 Introduction
62
Part 62 Spitcles...
63
Part 63 Godaan
64
Part 64 Pelampiasan
65
Part 65 Mencoba untuk memaafkan
66
Part 66 Weekend
67
Part 67 Main ke rumah Miko
68
Part 68 Meet again
69
Part 69 Confusing Past ( Masa lalu yang membingungkan)
70
Part 70 Mengenal Hani lebih dalam
71
Part 71 Pertemuan yang menegangkan
72
Part 72 Sibuk
73
Part 73 Kencan di malam minggu
74
Part 74 Klub malam
75
Part 75 Membesuk Bu Resti
76
Part 76 Seperti Dejavu
77
Part 77 " Will you marry me?"
78
Part 78 Bersamamu aku bahagia
79
Part 79 Hidup Bagai Roller Coaster
80
Part 80 Saat jarak memisahkan
81
Part 81 Saling memaafkan
82
Part 82 Pertemuan rahasia
83
Part 83 Lamaran
84
Part 84 Move On
85
Part 85 Bonus 1 Menjelang Hari ' H '
86
Part 86 Bonus 2 Akad
87
Part 87 Bonus 3 Malam pertama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!