Part 2 Lelaki misterius

Nenek Sarmi berjalan melewati Riri dan Geri saat mereka turun dari motornya, kemudian menatap mereka berdua tajam, Nenek Sarmi lewat begitu saja tanpa menyapa Riri, Nenek Sarmi langsung masuk ke dalam rumahnya melewati pintu samping, samar-samar mendengar suara Riri yang tengah menyuruh Geri untuk mampir.

Geri mengiyakan mengikuti langkah Riri berjalan menuju teras kost Kencana, tapi tiba-tiba langkahnya terhenti saat melihat Hani berdiri di pintu masuk kamar kost. Mereka saling menatap sekilas, kemudian Hani membuang pandangannya ke sembarang arah.

" Kenapa masih berdiri disitu?, ayo sini duduk dulu, aku ambilkan handuk buat mengeringkan badan kamu ya?", ucap Riri menyuruh Geri untuk duduk di kursi kayu yang berada di teras kos.

Geri tersentak mendengar suara Riri, kemudian tatapannya berpindah pada Riri yang tengah bertanya padanya.

Hani pun membalikkan badan dan masuk ke dalam kamarnya, kamar Hani terletak paling pinggir, di dekat pintu masuk, jadi tidak butuh waktu lama untuk Hani masuk ke dalam kamarnya itu.

" Aku langsung pulang saja ya Ri, karena masih hujan biar basah - basahan sekalian, nanti aku langsung mandi sesampainya di kos-kosan", Geri melambaikan tangan pada Riri dan meninggalkan Griya kos Kencana mengendarai motor bebeknya.

***

Hani sudah menghabiskan bubur kacang hijau pemberian nenek Sarmi dan hendak mencuci mangkuk kotor ke dapur, tapi tiba-tiba ponselnya bergetar, ternyata itu panggilan dari Geri yang ke empat .

Hani sedang malas berbicara dengan siapapun, dia menaruh ponselnya di bawah bantal dan mengacuhkan panggilan masuk di ponselnya.

Hani keluar kamar dan berpapasan dengan Riri yang baru saja selesai mandi. Dia berusaha memasang wajah sumringah saat Riri menyapanya, meski hatinya masih sakit dan matanya masih terlihat sembab.

" Hai Han, kamu sibuk nggak?, wah sudah makan ya?", Riri menatap mangkok kotor yang di bawa Hani.

" Kau bertanya seperti itu memangnya kenapa?", tanya Hani.

" Rencananya aku pengin traktir kamu makan malam, tapi kayaknya kamu habis makan", ucap Riri.

" Makasih Ri, tapi aku sudah kenyang", jawab Hani singkat, kemudian kembali berjalan menuju dapur.

" Han ! ", panggil Riri saat Hani melewatinya.

" Kamu sakit?, atau kenapa?, aku perhatikan dari tadi kau sangat sedikit bicara, tidak seperti biasanya", Riri merasa sikap Hani sedikit aneh hari ini, lebih pendiam dari biasanya.

" Nggak papa kok, hanya sedikit pusing karena tadi pulang kerja aku kehujanan", Hani membuat alasan agar Riri tidak terus bertanya.

Setelah selesai mencuci mangkok dan mengisi botol minumnya dengan penuh, Hani mengambil air wudhu dan kembali masuk ke kamarnya untuk sholat maghrib.

Sepuluh menit kemudian Hani keluar kamar mengenakan sweater rajut warna krem pemberian ibunya saat Hani ulang tahun yang ke 17. Hani sangat sering memakai sweater dari ibunya itu, selain membuatnya lebih hangat, juga membuat hatinya lebih tenang karena merasa sedang dalam dekapan ibunya.

Hujan memang sudah tak selebat tadi sore, tapi masih menyisakan gerimis yang tak kunjung reda.

Hani mengunci pintu kamarnya, berjalan keluar dan membuka payung lipat miliknya di teras kost. Hani berjalan menuju rumah pemilik kost dan langsung dibukakan pintu oleh Nenek Sarmi.

Hani meletakan payung di samping teras rumah Nenek Sarmi, " Apa nenek menungguku?, belum saja Hani mengetuk pintu, nenek sudah lebih dulu membukanya", Hani tersenyum dan menggenggam tangan Nenek Sarmi.

" Ayo cepat masuk, diluar sangat dingin, apalagi tadi pulang kerja kau hujan-hujanan pasti kau sedang kedinginan", nenek Sarmi balas menggenggam tangan Hani.

" Nenek sudah sholat?", tanya Hani sambil duduk di sofa panjang yang berada di ruang tamu.

" Sudah, Nenek juga sudah membuat wedang jahe buat kamu, ayo diminum, itu juga ada kue kering sebagai teman wedang jahe", Sarmi mempersilahkan Hani untuk menikmati jamuan yang ada di meja.

" Nenek itu apa-apa nya cepet banget, kalau tiba-tiba tadi Hani ngga jadi kesini gimana nek?, wah pasti sayang wedang jahe sama kue kering yang sudah nenek siapkan", Hani sedikit menggoda nenek Sarmi dengan gurauannya.

" Ya nenek bawa saja ke kamar kamu, kan deket", jawab nenek Sarmi enteng.

Mereka berdua tertawa bersama.

" Nenek mau malam ini kita ngapain?, mau nonton sinetron kesukaan nenek bareng, atau mau cerita masa lalu nenek dengan kakek?, Hani pasti akan jadi pendengar yang baik seperti biasanya", ujar Hani.

" Nenek justru pengin dengar cerita tentang kamu Han, selama ini sepertinya nenek terus yang cerita tentang masa lalu nenek bersama kakek, tentang kedua putri nenek, tentang sinetron favorit nenek, apa kamu nggak bosen dengerinnya?", tanya nenek Sarmi.

" Hani seneng kok dengerin nenek bercerita, itu bisa menjadi inspirasi buat Hani, saat nenek mengatakan dimana pertama kali bertemu dengan kakek, apa yang nenek katakan pertama kali pada kakek, dan semua masa lalu nenek itu kalau Hani berbakat jadi penulis, pasti sudah Hani jadikan novel kisah cinta nenek Sarmi", Hani tersenyum tulus.

" Kamu ini ada-ada saja Han, apa semenarik itukah cerita nenek dan kakek, sampai kau ingin menjadikannya cerita novel?", tanya nenek Sarmi penasaran.

" Tentu saja, tinggal bagaimana menuangkannya, harus memilih kalimat dan kata-kata yang tepat dan di tambah sedikit bumbu dan sedikit konflik, pasti akan menjadi cerita yang sangat apik", Hani begitu yakin dengan ucapannya.

Hani dan nenek Sarmi terus mengobrol hingga jam 9 malam, mereka tadi juga melakukan sholat Isa berjama'ah, Hani yang menjadi imam sholat, karena itu permintaan nenek Sarmi, karena sudah merasa mengantuk dan besok harus berangkat pagi-pagi, Hani pamit pada nenek Sarmi untuk kembali ke kost-kostan.

Saat Hani keluar dari rumah nenek Sarmi Hani berjalan hendak masuk ke dalam kost-kostan, tapi suara seorang laki-laki memanggilnya dari balik pohon mahoni yang ada di pinggir jalan raya, pohon itu berada di depan rumah nenek Sarmi.

Sebenarnya Hani takut dan ingin berlari karena yang Hani dengar itu adalah suara seorang lelaki, dan terlihat ada bayangan laki-laki tengah berdiri di balik pohon itu.

" Siapa disana?", ucap Hani dari posisinya, tanpa mendekat sedikitpun ke arah pohon mahoni.

" Ini aku, apa kau tidak paham dengan suaraku?", seru suara laki-laki itu.

" Sebutkan nama, atau aku tidak akan menemuimu", ucap Hani sambil melipat payungnya, Hani pikir jika laki-laki itu adalah orang jahat, Hani hendak menghajarnya menggunakan payung yang ada di genggamnya.

Lelaki itu tetap diam dia hanya menggeser badannya agar terlihat dari posisi Hani berdiri saat ini.

_____________________________

Bantu dan dukung author dengan memberi Like 👍, vote dan komentar ya....

Terimakasih banyak 🙏🙏🙏🤗🤗

Episodes
1 Part 1 a sight that hurts ( pemandangan yang membuat sakit hati)
2 Part 2 Lelaki misterius
3 Part 3 Buaya darat VS Kadal buntung
4 Part 4 Hampir Ketahuan
5 Part 5 Misi Balas Dendam
6 Part 6 Pihak ke 3 / Pelakor
7 Part 7 Gagal Nonton
8 Part 8 Rahasia Jonathan
9 Part 9 Pacar bohongan
10 Part 10 Hari yang apes
11 Part 11 Tidur sekamar
12 Part 12 Ciuman pertama
13 Part 13 Seperti kesetanan
14 Part 14 Foto pacar Jo
15 Part 15 Kecurigaan Geri
16 Part 16 Girl to be pitied
17 Part 17 Permintaan
18 Part 18 Mudik
19 Part 19 Flashback ( Kilas balik)
20 Part 20 Mampir ke rumah Bude
21 Part 21 Familiarizing trip
22 Part 22 Putus
23 Part 23 Cucu pemilik Kos-kosan
24 Part 24 First Kiss
25 Part 25 Ke Rumah Jo
26 Part 26 Keterbukaan
27 Part 27 Whatever...
28 Part 28 Penyamaran mulai terbongkar
29 Part 29 Siapa...?
30 Part 30 Lembur
31 Part 31 Ragu
32 Part 32 Pengendalian diri
33 Part 33 Menunggu jawaban
34 Part 34 Dugaan
35 Part 35 Jo menghilang
36 Part 36 Pengganti Jo
37 Part 37 Kegaduhan di kantin
38 Part 38 Taruhan
39 Part 39 Empat sekawan
40 Part 40 Keputusan Bu Mia
41 Part 41 The last day...
42 Part 42 Curhat
43 Part 43 Let's go... ! Into a new life
44 Part 44 A journey to a new life
45 Part 45 Kos-kosan baru
46 Part 46 Kejutan di awal bekerja
47 Part 47 Tegas dan pengasih
48 Part 48 Hani kenapa?
49 Part 49 Mampir ke butik
50 Part 50 Kiss good night
51 Part 51 Like Sunset
52 Part 52 Passion for the better ( Semangat menuju lebih baik)
53 Part 53 Tetangga baru
54 Part 54 Time is knowledge
55 Part 55 Mr. Posesif
56 Part 56 Salah paham
57 Part 57 Weekend
58 Part 58 100% Setuju
59 Part 59 Ngecarge + 'Vitamin C'
60 Part 60 Diam-diam menghanyutkan
61 Part 61 Introduction
62 Part 62 Spitcles...
63 Part 63 Godaan
64 Part 64 Pelampiasan
65 Part 65 Mencoba untuk memaafkan
66 Part 66 Weekend
67 Part 67 Main ke rumah Miko
68 Part 68 Meet again
69 Part 69 Confusing Past ( Masa lalu yang membingungkan)
70 Part 70 Mengenal Hani lebih dalam
71 Part 71 Pertemuan yang menegangkan
72 Part 72 Sibuk
73 Part 73 Kencan di malam minggu
74 Part 74 Klub malam
75 Part 75 Membesuk Bu Resti
76 Part 76 Seperti Dejavu
77 Part 77 " Will you marry me?"
78 Part 78 Bersamamu aku bahagia
79 Part 79 Hidup Bagai Roller Coaster
80 Part 80 Saat jarak memisahkan
81 Part 81 Saling memaafkan
82 Part 82 Pertemuan rahasia
83 Part 83 Lamaran
84 Part 84 Move On
85 Part 85 Bonus 1 Menjelang Hari ' H '
86 Part 86 Bonus 2 Akad
87 Part 87 Bonus 3 Malam pertama
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Part 1 a sight that hurts ( pemandangan yang membuat sakit hati)
2
Part 2 Lelaki misterius
3
Part 3 Buaya darat VS Kadal buntung
4
Part 4 Hampir Ketahuan
5
Part 5 Misi Balas Dendam
6
Part 6 Pihak ke 3 / Pelakor
7
Part 7 Gagal Nonton
8
Part 8 Rahasia Jonathan
9
Part 9 Pacar bohongan
10
Part 10 Hari yang apes
11
Part 11 Tidur sekamar
12
Part 12 Ciuman pertama
13
Part 13 Seperti kesetanan
14
Part 14 Foto pacar Jo
15
Part 15 Kecurigaan Geri
16
Part 16 Girl to be pitied
17
Part 17 Permintaan
18
Part 18 Mudik
19
Part 19 Flashback ( Kilas balik)
20
Part 20 Mampir ke rumah Bude
21
Part 21 Familiarizing trip
22
Part 22 Putus
23
Part 23 Cucu pemilik Kos-kosan
24
Part 24 First Kiss
25
Part 25 Ke Rumah Jo
26
Part 26 Keterbukaan
27
Part 27 Whatever...
28
Part 28 Penyamaran mulai terbongkar
29
Part 29 Siapa...?
30
Part 30 Lembur
31
Part 31 Ragu
32
Part 32 Pengendalian diri
33
Part 33 Menunggu jawaban
34
Part 34 Dugaan
35
Part 35 Jo menghilang
36
Part 36 Pengganti Jo
37
Part 37 Kegaduhan di kantin
38
Part 38 Taruhan
39
Part 39 Empat sekawan
40
Part 40 Keputusan Bu Mia
41
Part 41 The last day...
42
Part 42 Curhat
43
Part 43 Let's go... ! Into a new life
44
Part 44 A journey to a new life
45
Part 45 Kos-kosan baru
46
Part 46 Kejutan di awal bekerja
47
Part 47 Tegas dan pengasih
48
Part 48 Hani kenapa?
49
Part 49 Mampir ke butik
50
Part 50 Kiss good night
51
Part 51 Like Sunset
52
Part 52 Passion for the better ( Semangat menuju lebih baik)
53
Part 53 Tetangga baru
54
Part 54 Time is knowledge
55
Part 55 Mr. Posesif
56
Part 56 Salah paham
57
Part 57 Weekend
58
Part 58 100% Setuju
59
Part 59 Ngecarge + 'Vitamin C'
60
Part 60 Diam-diam menghanyutkan
61
Part 61 Introduction
62
Part 62 Spitcles...
63
Part 63 Godaan
64
Part 64 Pelampiasan
65
Part 65 Mencoba untuk memaafkan
66
Part 66 Weekend
67
Part 67 Main ke rumah Miko
68
Part 68 Meet again
69
Part 69 Confusing Past ( Masa lalu yang membingungkan)
70
Part 70 Mengenal Hani lebih dalam
71
Part 71 Pertemuan yang menegangkan
72
Part 72 Sibuk
73
Part 73 Kencan di malam minggu
74
Part 74 Klub malam
75
Part 75 Membesuk Bu Resti
76
Part 76 Seperti Dejavu
77
Part 77 " Will you marry me?"
78
Part 78 Bersamamu aku bahagia
79
Part 79 Hidup Bagai Roller Coaster
80
Part 80 Saat jarak memisahkan
81
Part 81 Saling memaafkan
82
Part 82 Pertemuan rahasia
83
Part 83 Lamaran
84
Part 84 Move On
85
Part 85 Bonus 1 Menjelang Hari ' H '
86
Part 86 Bonus 2 Akad
87
Part 87 Bonus 3 Malam pertama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!