" Ri, mamaku telepon, aku balik ke kostan ku dulu ya, sudah malam, bye", Geri menyalakan motornya dan kembali ke kos-kosan nya yang tidak terlalu jauh dari Griya kost Kencana.
" Gimana sih, katanya mau ketemu, kok malah pergi begitu saja, terus apa maksud ucapan Hani tadi?, mereka berdua bersikap sangat aneh", gumam Riri, kemudian masuk kembali ke dalam griya kos Kencana.
Tok...tok...tok...tok...
" Han, kamu belum tidur kan?, bukain pintu dong, ada yang mau aku tanyakan", ucap Riri memutuskan berhenti dan mengetuk pintu kamar Hani saat melewatinya.
" Hani sudah tidur nak Riri, jadi tanyanya besok saja ya, besok Hani harus berangkat pagi, kalau tidurnya kemaleman takut bangunnya kesiangan ", jawab Hani dengan suara yang di buat menjadi besar seperti suara bapak-bapak.
" Ye, nggak lucu ah Han..., bukain pintu dong, aku cuma mau bicara sebentar", bujuk Riri.
Dengan terpaksa Hani membuka kunci pintu kamarnya, " Kenapa?", tanya Hani sambil berjalan masuk dan kembali merebahkan diri di kasur.
" Tadi kan kamu bilang sesuatu yang membuat aku jadi berfikir......", belum selesai Riri bicara, Hani langsung memotong kalimatnya.
" Langsung pada intinya saja, mau tanya apa?, nggak usah pakai sambutan-sambutan segala, kepanjangan, langsung ngomong intinya saja ", gumam Hani yang kondisi matanya tinggal 5 Watt ( ngantuk berat).
" Kenapa kamu bilang minta persetujuan pacar kamu dan kamu bilang pacar kamu nggak mau ngerayain bareng-bareng kita, karena dia nggak bisa membelah diri 'seperti amoeba', maksudnya apa Han?", tanya Riri penasaran.
" Coba besok kamu tanyakan sama pacar kamu dulu, dia mau apa nggak ngerayain bareng aku dan pacarku, kalau dia setuju, baru aku jelaskan kalimatku itu, aku jamin pacar kamu juga nggak bakalan setuju untuk hangout bareng", ucap Hani.
" Udah keluar gih..., aku mau tidur ", Hani mengusir Riri dari kamarnya.
Dengan terpaksa Riri keluar dari kamar Hani dengan merasa dongkol, karena pertanyaan nya belum mendapatkan jawaban.
***
Pagi-pagi sekali di perusahaan garmen tempat Hani bekerja, ada pengumuman penting, jika perusahaan sedang dalam keadaan yang kurang baik karena omset penjualan yang menurun.
Beberapa karyawan kontrak di bagian produksi harus diberhentikan dari pekerjaannya karena perusahaan harus meminimalisir pengeluaran untuk gaji karyawan.
Banyak yang mengeluh, tapi sebagai karyawan biasa mereka tidak bisa berbuat apa-apa, dan hanya menerima pemberhentian kerja mereka meski secara sepihak.
Untungnya perusahaan masih mempunyai kebijakan dengan memberikan tunjangan berupa upah satu bulan gaji untuk mereka yang di berhentikan dari pekerjaannya secara mendadak, setidaknya masih ada pegangan uang untuk mereka menyambung hidup selama mencari pekerjaan baru.
Beberapa karyawan yang diberhentikan langsung dipanggil kekantor dan menandatangani surat perjanjian, kemudian mendapatkan tunjangan yang dikirim ke rekening mereka masing-masing, dan langsung di persilahkan untuk bekerja kembali di hari terakhir mereka disini, hingga jam kerja usai.
***
Beberapa hari yang lalu ada karyawan yang baru masuk menjadi partner Hani di gudang, namanya Jonathan , dia seorang pria berumur 25 tahun, berperawakan sedang dengan kulit putih dan wajah yang lumayan tampan.
" Jo, apa kamu nggak merasa aneh dengan perusahaan tempat kita bekerja ini?, lihatlah berapa banyak kontainer yang keluar masuk perusahaan dalam sebulan, aku cek dan hitung dari jumlah barang yang keluar, seharusnya perusahaan itu untung besar, tapi kenapa malah diumumkan kalau omset penjualan menurun?", ucap Hani lirih di dekat telinga Jonathan.
Jonathan bergidik karena merasa geli dengan tingkah Hani yang berbicara di dekat telinganya, menimbulkan desiran rasa aneh yang membuat bulu kuduknya berdiri.
" Apa yang kamu katakan memang masuk akal Han, tapi sebaiknya kamu fokus pada pekerjaanmu saja, apa karyawan biasa seperti kita ini di dengarkan pendapatnya oleh para atasan ?", ucap Jonathan mengingatkan.
" Kamu benar juga Jo, kenapa kamu bekerja di sini kalau kecerdasan mu diatas rata-rata, kau kan juga sarjana ekonomi, seharusnya kau berada di bagian kantor yang ber AC, kan adem, nggak kaya disini yang panas dan pengap", ujar Hani.
" Memangnya perusahaan ini milik kakek mu yang bebas minta di tempatkan dimana saja, kau ini kadang lucu juga Han, sudah di terima bekerja di sini saja sudah untung, cari pekerjaan jaman sekarang itu susah", ucap Jonathan merendah.
" Kalau perusahaan ini milik kakekku, mana mungkin aku berada disini, mungkin aku sedang duduk di bangku kuliah dan mendengarkan dosen sedang memberi mata kuliah", ucap Hani sambil mengambil buku tebal yang ada di ujung mejanya.
" Kenapa kamu nggak kuliah Han?", tanya Jonathan sambil menatap Hani lekat.
" Karena aku sudah bekerja disini, lihatlah, kamu yang sarjana saja bekerja disini, lalu buat apa aku habis-habisin duit buat bayar kuliah kalau ujung-ujungnya dapat kerjaan disini kaya kamu, mending duit yang buat daftar kuliah aku pakai buat modal usaha", ucap Hani sambil memasukkan beberapa angka dari buku tebal ke dalam laptopnya.
" Kalau kamu cuma lulusan SMA tapi bisa jadi staf gudang, berarti otak kamu encer dong", ucap Jonathan memuji Hani.
" Otak encer kaya strawberry milkshake yang ada di kantin. Heem... seger...!.
Wah, kenapa aku jadi membayangkan strawberry milkshake saat mengucapkan 'otak encer', pasti aku sangat kepanasan dan pengen minuman yang dingin", gumam Hani.
" Eh Jo, nanti istirahat ke kantin bareng yuk, aku kebayang terus sama strawberry milkshake yang ada di kantin", ucap Hani menelan salivanya, membayangkan kesegaran minuman kekinian itu.
" Kamu sama yang lain saja, aku ada sesuatu yang harus di urus saat jam istirahat nanti", ucap Jo menjelaskan.
" Baiklah kalau begitu, tapi sudah hampir seminggu ini aku baru sadar kalau tidak pernah melihatmu makan di kantin dan juga di tempat Lain, aku hanya melihatmu disini saat bekerja menjadi partnerku saja, sebenarnya kemana saja kamu kalau lagi jam istirahat?", tanya Hani curiga.
" Aku kan sudah bilang ada urusan, dan ini urusan cowo, jadi kamu nggak perlu tahu Han. Aku mau ke kamar kecil dulu", ucap Jo sambil beranjak dari tempat duduknya dan pergi ke toilet berusaha mengakhiri kecurigaan Hani terhadapnya.
" Ye aku kan cuma bertanya, kenapa dia malah kabur", ujar Hani merasa kesal.
Hani kembali melanjutkan pekerjaannya dengan memasukkan angka-angka dari dalam buku besar ke laptop kembali.
Saat tiba-tiba terdengar belm isirahat berbunyi,
Teeeet.....teeet....teeet....
Belum Hani mematikan laptopnya, terlihat Geri datang membawa dua buah burger, capuccino cincau dan strawberry milkshake yang sangat Hani inginkan.
" Ini buat kamu Hani, kita istirahat bareng disini saja ya, nggak usah ke kantin, ini hari pertama kita menjadi pasangan di tempat kerja, jadi kita makan siang bersama", ucap Geri so sweet.
" Terimakasih kak Geri yang baik hati", ucap Hani kemudian langsung menyeruput strawberry milkshake yang sangat diinginkannya itu.
" Kita duduk di antara tumpukan kardus itu saja biar santai, gimana?", tanya Geri meminta persetujuan.
" Oke kita duduk disana", jawab Hani.
" Hari ini aku baik-baikin dulu saja, lumayan dapat makan siang gratis", batin Hani.
Mereka berdua pun duduk di balik kardus besar berisi benang dan kain, sebagai bahan baku produksi pakaian di perusahaan garmen itu.
Setelah Hani menghabiskan makanannya, tiba-tiba terdengar suara Riri memanggil-manggil namanya,
" Hani, apa kau di sini?, kita makan ke kantin bareng yuk?, aku traktir deh", teriak Riri dari pintu gudang.
Hani dan Geri langsung terkejut dan bingung harus bagaimana.
" Aduh apa yang harus aku lakukan ada istri pertama datang", batin Hani.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Santi Rahma
semangat hani lucu deh istri pertama 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2022-09-22
1
u
🤣🤣🤣
2022-03-11
1
Teteh Lia
semangat up na kaka...
2021-03-02
1