Part 4 Hampir Ketahuan

" Ri, mamaku telepon, aku balik ke kostan ku dulu ya, sudah malam, bye", Geri menyalakan motornya dan kembali ke kos-kosan nya yang tidak terlalu jauh dari Griya kost Kencana.

" Gimana sih, katanya mau ketemu, kok malah pergi begitu saja, terus apa maksud ucapan Hani tadi?, mereka berdua bersikap sangat aneh", gumam Riri, kemudian masuk kembali ke dalam griya kos Kencana.

Tok...tok...tok...tok...

" Han, kamu belum tidur kan?, bukain pintu dong, ada yang mau aku tanyakan", ucap Riri memutuskan berhenti dan mengetuk pintu kamar Hani saat melewatinya.

" Hani sudah tidur nak Riri, jadi tanyanya besok saja ya, besok Hani harus berangkat pagi, kalau tidurnya kemaleman takut bangunnya kesiangan ", jawab Hani dengan suara yang di buat menjadi besar seperti suara bapak-bapak.

" Ye, nggak lucu ah Han..., bukain pintu dong, aku cuma mau bicara sebentar", bujuk Riri.

Dengan terpaksa Hani membuka kunci pintu kamarnya, " Kenapa?", tanya Hani sambil berjalan masuk dan kembali merebahkan diri di kasur.

" Tadi kan kamu bilang sesuatu yang membuat aku jadi berfikir......", belum selesai Riri bicara, Hani langsung memotong kalimatnya.

" Langsung pada intinya saja, mau tanya apa?, nggak usah pakai sambutan-sambutan segala, kepanjangan, langsung ngomong intinya saja ", gumam Hani yang kondisi matanya tinggal 5 Watt ( ngantuk berat).

" Kenapa kamu bilang minta persetujuan pacar kamu dan kamu bilang pacar kamu nggak mau ngerayain bareng-bareng kita, karena dia nggak bisa membelah diri 'seperti amoeba', maksudnya apa Han?", tanya Riri penasaran.

" Coba besok kamu tanyakan sama pacar kamu dulu, dia mau apa nggak ngerayain bareng aku dan pacarku, kalau dia setuju, baru aku jelaskan kalimatku itu, aku jamin pacar kamu juga nggak bakalan setuju untuk hangout bareng", ucap Hani.

" Udah keluar gih..., aku mau tidur ", Hani mengusir Riri dari kamarnya.

Dengan terpaksa Riri keluar dari kamar Hani dengan merasa dongkol, karena pertanyaan nya belum mendapatkan jawaban.

***

Pagi-pagi sekali di perusahaan garmen tempat Hani bekerja, ada pengumuman penting, jika perusahaan sedang dalam keadaan yang kurang baik karena omset penjualan yang menurun.

Beberapa karyawan kontrak di bagian produksi harus diberhentikan dari pekerjaannya karena perusahaan harus meminimalisir pengeluaran untuk gaji karyawan.

Banyak yang mengeluh, tapi sebagai karyawan biasa mereka tidak bisa berbuat apa-apa, dan hanya menerima pemberhentian kerja mereka meski secara sepihak.

Untungnya perusahaan masih mempunyai kebijakan dengan memberikan tunjangan berupa upah satu bulan gaji untuk mereka yang di berhentikan dari pekerjaannya secara mendadak, setidaknya masih ada pegangan uang untuk mereka menyambung hidup selama mencari pekerjaan baru.

Beberapa karyawan yang diberhentikan langsung dipanggil kekantor dan menandatangani surat perjanjian, kemudian mendapatkan tunjangan yang dikirim ke rekening mereka masing-masing, dan langsung di persilahkan untuk bekerja kembali di hari terakhir mereka disini, hingga jam kerja usai.

***

Beberapa hari yang lalu ada karyawan yang baru masuk menjadi partner Hani di gudang, namanya Jonathan , dia seorang pria berumur 25 tahun, berperawakan sedang dengan kulit putih dan wajah yang lumayan tampan.

" Jo, apa kamu nggak merasa aneh dengan perusahaan tempat kita bekerja ini?, lihatlah berapa banyak kontainer yang keluar masuk perusahaan dalam sebulan, aku cek dan hitung dari jumlah barang yang keluar, seharusnya perusahaan itu untung besar, tapi kenapa malah diumumkan kalau omset penjualan menurun?", ucap Hani lirih di dekat telinga Jonathan.

Jonathan bergidik karena merasa geli dengan tingkah Hani yang berbicara di dekat telinganya, menimbulkan desiran rasa aneh yang membuat bulu kuduknya berdiri.

" Apa yang kamu katakan memang masuk akal Han, tapi sebaiknya kamu fokus pada pekerjaanmu saja, apa karyawan biasa seperti kita ini di dengarkan pendapatnya oleh para atasan ?", ucap Jonathan mengingatkan.

" Kamu benar juga Jo, kenapa kamu bekerja di sini kalau kecerdasan mu diatas rata-rata, kau kan juga sarjana ekonomi, seharusnya kau berada di bagian kantor yang ber AC, kan adem, nggak kaya disini yang panas dan pengap", ujar Hani.

" Memangnya perusahaan ini milik kakek mu yang bebas minta di tempatkan dimana saja, kau ini kadang lucu juga Han, sudah di terima bekerja di sini saja sudah untung, cari pekerjaan jaman sekarang itu susah", ucap Jonathan merendah.

" Kalau perusahaan ini milik kakekku, mana mungkin aku berada disini, mungkin aku sedang duduk di bangku kuliah dan mendengarkan dosen sedang memberi mata kuliah", ucap Hani sambil mengambil buku tebal yang ada di ujung mejanya.

" Kenapa kamu nggak kuliah Han?", tanya Jonathan sambil menatap Hani lekat.

" Karena aku sudah bekerja disini, lihatlah, kamu yang sarjana saja bekerja disini, lalu buat apa aku habis-habisin duit buat bayar kuliah kalau ujung-ujungnya dapat kerjaan disini kaya kamu, mending duit yang buat daftar kuliah aku pakai buat modal usaha", ucap Hani sambil memasukkan beberapa angka dari buku tebal ke dalam laptopnya.

" Kalau kamu cuma lulusan SMA tapi bisa jadi staf gudang, berarti otak kamu encer dong", ucap Jonathan memuji Hani.

" Otak encer kaya strawberry milkshake yang ada di kantin. Heem... seger...!.

Wah, kenapa aku jadi membayangkan strawberry milkshake saat mengucapkan 'otak encer', pasti aku sangat kepanasan dan pengen minuman yang dingin", gumam Hani.

" Eh Jo, nanti istirahat ke kantin bareng yuk, aku kebayang terus sama strawberry milkshake yang ada di kantin", ucap Hani menelan salivanya, membayangkan kesegaran minuman kekinian itu.

" Kamu sama yang lain saja, aku ada sesuatu yang harus di urus saat jam istirahat nanti", ucap Jo menjelaskan.

" Baiklah kalau begitu, tapi sudah hampir seminggu ini aku baru sadar kalau tidak pernah melihatmu makan di kantin dan juga di tempat Lain, aku hanya melihatmu disini saat bekerja menjadi partnerku saja, sebenarnya kemana saja kamu kalau lagi jam istirahat?", tanya Hani curiga.

" Aku kan sudah bilang ada urusan, dan ini urusan cowo, jadi kamu nggak perlu tahu Han. Aku mau ke kamar kecil dulu", ucap Jo sambil beranjak dari tempat duduknya dan pergi ke toilet berusaha mengakhiri kecurigaan Hani terhadapnya.

" Ye aku kan cuma bertanya, kenapa dia malah kabur", ujar Hani merasa kesal.

Hani kembali melanjutkan pekerjaannya dengan memasukkan angka-angka dari dalam buku besar ke laptop kembali.

Saat tiba-tiba terdengar belm isirahat berbunyi,

Teeeet.....teeet....teeet....

Belum Hani mematikan laptopnya, terlihat Geri datang membawa dua buah burger, capuccino cincau dan strawberry milkshake yang sangat Hani inginkan.

" Ini buat kamu Hani, kita istirahat bareng disini saja ya, nggak usah ke kantin, ini hari pertama kita menjadi pasangan di tempat kerja, jadi kita makan siang bersama", ucap Geri so sweet.

" Terimakasih kak Geri yang baik hati", ucap Hani kemudian langsung menyeruput strawberry milkshake yang sangat diinginkannya itu.

" Kita duduk di antara tumpukan kardus itu saja biar santai, gimana?", tanya Geri meminta persetujuan.

" Oke kita duduk disana", jawab Hani.

" Hari ini aku baik-baikin dulu saja, lumayan dapat makan siang gratis", batin Hani.

Mereka berdua pun duduk di balik kardus besar berisi benang dan kain, sebagai bahan baku produksi pakaian di perusahaan garmen itu.

Setelah Hani menghabiskan makanannya, tiba-tiba terdengar suara Riri memanggil-manggil namanya,

" Hani, apa kau di sini?, kita makan ke kantin bareng yuk?, aku traktir deh", teriak Riri dari pintu gudang.

Hani dan Geri langsung terkejut dan bingung harus bagaimana.

" Aduh apa yang harus aku lakukan ada istri pertama datang", batin Hani.

Terpopuler

Comments

Santi Rahma

Santi Rahma

semangat hani lucu deh istri pertama 🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2022-09-22

1

u

u

🤣🤣🤣

2022-03-11

1

Teteh Lia

Teteh Lia

semangat up na kaka...

2021-03-02

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1 a sight that hurts ( pemandangan yang membuat sakit hati)
2 Part 2 Lelaki misterius
3 Part 3 Buaya darat VS Kadal buntung
4 Part 4 Hampir Ketahuan
5 Part 5 Misi Balas Dendam
6 Part 6 Pihak ke 3 / Pelakor
7 Part 7 Gagal Nonton
8 Part 8 Rahasia Jonathan
9 Part 9 Pacar bohongan
10 Part 10 Hari yang apes
11 Part 11 Tidur sekamar
12 Part 12 Ciuman pertama
13 Part 13 Seperti kesetanan
14 Part 14 Foto pacar Jo
15 Part 15 Kecurigaan Geri
16 Part 16 Girl to be pitied
17 Part 17 Permintaan
18 Part 18 Mudik
19 Part 19 Flashback ( Kilas balik)
20 Part 20 Mampir ke rumah Bude
21 Part 21 Familiarizing trip
22 Part 22 Putus
23 Part 23 Cucu pemilik Kos-kosan
24 Part 24 First Kiss
25 Part 25 Ke Rumah Jo
26 Part 26 Keterbukaan
27 Part 27 Whatever...
28 Part 28 Penyamaran mulai terbongkar
29 Part 29 Siapa...?
30 Part 30 Lembur
31 Part 31 Ragu
32 Part 32 Pengendalian diri
33 Part 33 Menunggu jawaban
34 Part 34 Dugaan
35 Part 35 Jo menghilang
36 Part 36 Pengganti Jo
37 Part 37 Kegaduhan di kantin
38 Part 38 Taruhan
39 Part 39 Empat sekawan
40 Part 40 Keputusan Bu Mia
41 Part 41 The last day...
42 Part 42 Curhat
43 Part 43 Let's go... ! Into a new life
44 Part 44 A journey to a new life
45 Part 45 Kos-kosan baru
46 Part 46 Kejutan di awal bekerja
47 Part 47 Tegas dan pengasih
48 Part 48 Hani kenapa?
49 Part 49 Mampir ke butik
50 Part 50 Kiss good night
51 Part 51 Like Sunset
52 Part 52 Passion for the better ( Semangat menuju lebih baik)
53 Part 53 Tetangga baru
54 Part 54 Time is knowledge
55 Part 55 Mr. Posesif
56 Part 56 Salah paham
57 Part 57 Weekend
58 Part 58 100% Setuju
59 Part 59 Ngecarge + 'Vitamin C'
60 Part 60 Diam-diam menghanyutkan
61 Part 61 Introduction
62 Part 62 Spitcles...
63 Part 63 Godaan
64 Part 64 Pelampiasan
65 Part 65 Mencoba untuk memaafkan
66 Part 66 Weekend
67 Part 67 Main ke rumah Miko
68 Part 68 Meet again
69 Part 69 Confusing Past ( Masa lalu yang membingungkan)
70 Part 70 Mengenal Hani lebih dalam
71 Part 71 Pertemuan yang menegangkan
72 Part 72 Sibuk
73 Part 73 Kencan di malam minggu
74 Part 74 Klub malam
75 Part 75 Membesuk Bu Resti
76 Part 76 Seperti Dejavu
77 Part 77 " Will you marry me?"
78 Part 78 Bersamamu aku bahagia
79 Part 79 Hidup Bagai Roller Coaster
80 Part 80 Saat jarak memisahkan
81 Part 81 Saling memaafkan
82 Part 82 Pertemuan rahasia
83 Part 83 Lamaran
84 Part 84 Move On
85 Part 85 Bonus 1 Menjelang Hari ' H '
86 Part 86 Bonus 2 Akad
87 Part 87 Bonus 3 Malam pertama
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Part 1 a sight that hurts ( pemandangan yang membuat sakit hati)
2
Part 2 Lelaki misterius
3
Part 3 Buaya darat VS Kadal buntung
4
Part 4 Hampir Ketahuan
5
Part 5 Misi Balas Dendam
6
Part 6 Pihak ke 3 / Pelakor
7
Part 7 Gagal Nonton
8
Part 8 Rahasia Jonathan
9
Part 9 Pacar bohongan
10
Part 10 Hari yang apes
11
Part 11 Tidur sekamar
12
Part 12 Ciuman pertama
13
Part 13 Seperti kesetanan
14
Part 14 Foto pacar Jo
15
Part 15 Kecurigaan Geri
16
Part 16 Girl to be pitied
17
Part 17 Permintaan
18
Part 18 Mudik
19
Part 19 Flashback ( Kilas balik)
20
Part 20 Mampir ke rumah Bude
21
Part 21 Familiarizing trip
22
Part 22 Putus
23
Part 23 Cucu pemilik Kos-kosan
24
Part 24 First Kiss
25
Part 25 Ke Rumah Jo
26
Part 26 Keterbukaan
27
Part 27 Whatever...
28
Part 28 Penyamaran mulai terbongkar
29
Part 29 Siapa...?
30
Part 30 Lembur
31
Part 31 Ragu
32
Part 32 Pengendalian diri
33
Part 33 Menunggu jawaban
34
Part 34 Dugaan
35
Part 35 Jo menghilang
36
Part 36 Pengganti Jo
37
Part 37 Kegaduhan di kantin
38
Part 38 Taruhan
39
Part 39 Empat sekawan
40
Part 40 Keputusan Bu Mia
41
Part 41 The last day...
42
Part 42 Curhat
43
Part 43 Let's go... ! Into a new life
44
Part 44 A journey to a new life
45
Part 45 Kos-kosan baru
46
Part 46 Kejutan di awal bekerja
47
Part 47 Tegas dan pengasih
48
Part 48 Hani kenapa?
49
Part 49 Mampir ke butik
50
Part 50 Kiss good night
51
Part 51 Like Sunset
52
Part 52 Passion for the better ( Semangat menuju lebih baik)
53
Part 53 Tetangga baru
54
Part 54 Time is knowledge
55
Part 55 Mr. Posesif
56
Part 56 Salah paham
57
Part 57 Weekend
58
Part 58 100% Setuju
59
Part 59 Ngecarge + 'Vitamin C'
60
Part 60 Diam-diam menghanyutkan
61
Part 61 Introduction
62
Part 62 Spitcles...
63
Part 63 Godaan
64
Part 64 Pelampiasan
65
Part 65 Mencoba untuk memaafkan
66
Part 66 Weekend
67
Part 67 Main ke rumah Miko
68
Part 68 Meet again
69
Part 69 Confusing Past ( Masa lalu yang membingungkan)
70
Part 70 Mengenal Hani lebih dalam
71
Part 71 Pertemuan yang menegangkan
72
Part 72 Sibuk
73
Part 73 Kencan di malam minggu
74
Part 74 Klub malam
75
Part 75 Membesuk Bu Resti
76
Part 76 Seperti Dejavu
77
Part 77 " Will you marry me?"
78
Part 78 Bersamamu aku bahagia
79
Part 79 Hidup Bagai Roller Coaster
80
Part 80 Saat jarak memisahkan
81
Part 81 Saling memaafkan
82
Part 82 Pertemuan rahasia
83
Part 83 Lamaran
84
Part 84 Move On
85
Part 85 Bonus 1 Menjelang Hari ' H '
86
Part 86 Bonus 2 Akad
87
Part 87 Bonus 3 Malam pertama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!