"Selamat datang pak!" Semua pegawai kantor menghentikan pekerjaan mereka untuk sekedar menunduk hormat kepada bos mereka.
Zaky berjalan tanpa menghiraukan sapaan para pegawai. Berbeda dari Milea, dia menebarkan senyumnya kesana kemari untuk membalas sapa mereka, menggantikan sang bos yang terlalu angkuh ini.
"Siapa dia?"
"Ada hubungan apa sama CEO kita?"
Sekiranya itulah yang dikatakan para karyawati dari lirikannya. Milea tidak peduli dan berjalan mengikuti Zaky masuk kedalam lift menuju ruangan bos besar.
Tak lama setelahnya merekapun sampai di depan pintu ruangan, dengan sigap Milea membukakan pintu. Di sana sudah ada Haikal yang duduk manis sambil memegang ponselnya.
"Hallo Ceo kebanggaan kita. Apa kabar? Enak punya pengawal?" Tanya Haikal dengan nada mengejek. Karna dia sudah melihat postingan Milea di akun sosial medianya yang menampilkan dua buah piring berisikan makanan itu. Tentu saja dia bisa menebak apa yang terjadi di apartemen.
"To the point!!!" Zaky sudah bisa menebak kearah mana pembicaraan Haikal, lebih memilih bersikap dingin.
"Hehee iya iya, becanda. Sensi amat sih lu. Duduk manis dulu..." Zaky hanya menghela nafas, mengambil duduk di depan Haikal.
Pria itu melirik kearah Milea yang setia berdiri di belakang tubuh Zaky. Zaky yang mengerti itu segera mengusir Milea dengan halus. "Buatkan aku kopi!"
"Siap tuan! Pak Haikal juga ingin?" Tawarnya. "Cewek cantik nawarin gimana bisa nolak? Buatin kopi hitam ya, gak usah pake gula. Kan manisnya udah ada di kamu..." gombal Haikal mengerlingkan matanya.
"Baik. Kopi hitam tanpa gula!" Milea segera pergi meninggalkan kedua orang itu yang sedang ingin membahas hal penting.
"Bagaimana?"
"Bagaimana apanya?" Tanya Haikal pura pura bingung. "Potong gaji!" Ancaman telak telah keluar.
"Oke oke, serius nih gue." Haikal menyodorkan ponselnya kepada Zaky. Terlihat di sana seorang wanita cantik berpenampilan modis dengan tas branded di tangannya.
"Namanya Bianka Rahardian Kusuma. Lo bisa mulai dari dia. Dia bisa di bilang playgirl, dan selalu morotin orang orang kaya," jelas Haikal serius.
Zaky menatap lekat ponsel diatas meja itu tanpa berniat mengambil apalagi menyentuhnya. "Heh. Jadi... lo mau gue mulai dari dia?" Tanya Zaky menatap sinis foto itu.
"Betul! Lagi pula, dia bukan tipe lo jugakan? Orang pakaiannya aja kekurangan bahan gitu." Haikal paling paham soal tipe menipe cewek yang di benci Zaky. Pria itu paling tidak suka saat wanita menampakkan lekuk tubuhnya terlalu berlebihan. Atau istilahnya terlalu terbuka, baginya itu sama saja menikmati satu wanita dengan ribuan pria.
"Kapan bisa mulai?" Tanyanya.
"Gue dapat kabar bahwa besok dia bakal datang kerestoran xxxx untuk kencan bersama pacarnya. Lo bisa mulai dari situ, soal rencananya biar gue sama Milea nanti yang peragain." Jawab Haikal.
Tiba tiba saja raut wajah Zaky berubah masam saat Haikal begitu suka sekali menggoda pengawalnya. Apa pria ini jatuh cinta? Yang benar saja.
Seleramu kampungan sekali kal. Gumam Zaky di hatinya.
***
Sedangkan itu, di belakang. Milea tengah berdiri di depan dispenser khusus pembuat kopi. Dia berdiri melamun menunggu kopi terseduh.
"Heh lo!" Milea menghela nafas pelan saat ketenangannya terusik. Dia menatap kearah depan pintu, atau lebih tepatnya pada tiga orang wanita yang menatapnya sinis.
"Saya?" Tunjuk Milea pada dirinya sendiri. Berusaha menunjukkan wajah polos namun terkesan tenang.
"Ya iyalah lo! Siapa lagi?" Sewot sebelah kanan. "Yah siapa taukan situ cenayang yang bisa lihat hantu?" Milea mengangkat bahunya cuek lalu kembali menyeduh satu kopi lagi untuk bos besar.
"Cih sombong. Baru deket sehari sama pak Zaky aja udah sombong. Paling cuma cewek sewaan buat muasin beliau," sinis yang di tengah.
Milea menggenggam cangkir kopi dengan erat, mencoba menahan emosinya saat di katai wanita bayaran. Mencoba mengatur nafas, dia berbalik menatap ketiga wanita itu dengan pandangan datar.
"Kenapa? Emang bener 'kan?" Ejek sebelah kiri merasa menang. Ketiganya langsung tertawa senang saat merasa lawan kalah telak.
"Hm benarkah itu? Bukankah secara tidak langsung, kalian mengatakan bahwa pak Zaky seorang budak ****?" Kali ini tawa ketiga orang itu terhenti saat mendapat serangan mendadak dari lawan.
Merasa menang, Milea berjalan mendekati mereka dengan senyum begitu tenang, namun terasa menakutkan. Dia menyapu nyapu pelan kemeja wanita yang di tengah.
"Bagaimana ya kalo bos kalian tahu bahwa karyawannya sudah bersikap lancang seperti ini?" Milea tersenyum dalam diam saat merasakan tubuh ketiganya gemetar ketakutan, wajah mereka juga dipenuhi keringat dingin.
Milea berbalik, berjalan dengan pelan mempermainkan. "Apa gaji kalian akan di potong? Atau... diturunkan jabatan? Atau lebih parahnya lagi... " Milea semakin tersenyum senang.
"KALIAN DIPECAT!" Kali ini Milea berbalik secara tiba tiba, membuat ketiga wanita itu terlonjat kaget.
"Kau!!" Yang di tengah menunjuk wajah Milea geram sekaligus takut. Takut dilaporkan dan pekerjaannya akan hilang.
"Makanya, sebelum mengatai orang lain, bercermin dulu. Saring kata kata, takutnya lidahmu sendiri yang akan membawa mala petaka," nasehat Milea tersenyum sinis.
"Tunggu saja kau! Kau pikir kau lebih baik dari kami. Huh!" Ketiganya segera berbalik merasa sudah kalah telak. Tapi, langkah mereka terhenti saat seseorang yang teramat mereka kenal ada di hadapan.
"Pa-pak Brian," gugup ketiganya sambil meremas jari jemari.
"Sedang apa di sini? Bukankah ini waktu bekerja?! Cepat pergi!"
"Baik pak." Ketiganya segera pergi merasa aman karna manager mereka tidak mendengar semua pembicaraan mereka.
"Ada ada saja kelakuan mereka," gumam Brian geleng geleng kepala. Lalu pandangannya beralih pada gadis berambut sebahu yang kini tengah mengaduk kopi dengan gula.
Dia berjalan mendekat lalu bersandar di tembok dengan sebelah tangan masuk kesaku celana, dan satu kakinya tertekuk menempel di tembok. Sedangkan satu tangan yang lainnya terulur untuk mengajak berkenalan.
"Hai, perkenalkan nama saya Brian Laksmana, manager keuangan perusahaan ini."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments