Milea menatap takjub yang ada di hadapannya saat ini. Sebuah apartemen yang sangat luas dengan nuansa Eropa yang begitu elegan. Terlihat sederhana, tapi harganya tidak sesederhana itu.
"Hei! Kenapa masih bengong? Ayo masuk!" Milea sedikit tersentak saat mendengar seruan Zaky yang sedari tadi menunggu untuk menutup pintu.
"Oh i-iya pak." Milea segera menyingkir dengan salah tingkah. Zaky melirik sinis gadis itu lalu menutup pintu, berjalan masuk dengan Milea yang mengekor di belakangnya.
"Baiklah, mulai sekarang kamu akan tinggal disini. Itu kamar kamu, dan kamar saya ada di depan kamar kamu jika sesuatu terjadi pada saya." Milea sama sekali tidak menggubris ucapan Zaky, karna sedari tadi matanya terus menjelajah seisi rumah.
Zaky memejamkan matanya sejenak, mendekatkan wajahnya tepat di depan telinga gadis itu. Namun, gadis itu seolah olah menganggap Zaky tak kasat mata. Buktinya, gadis itu sama sekali tidak menyadari saat Zaky menatapnya lekat.
"Fuuuuuu..." karna merasa geram, Zaky meniup pelan wajah Milea, membuat sang pemilik merasakan bulu kuduknya merinding seketika.
Milea menoleh pelan dengan perasaan takut, "Sudah sadar?" Tanya Zaky dengan pandangan dingin.
"Wuaaahhh!!" Milea yang kaget langsung mundur hingga tak sengaja membentur meja dan refleks, dia menarik dasi Zaky sebagai pertahanan agar tidak jatuh.
Naasnya, Zaky yang belum siap juga ikut terjatuh seiring tarikan dari dasi yang membuatnya kesulitan bernafas.
Brukh
Zaky menatap datar gadis yang kini berada di bawahnya. Dia sempat menahan tubuh dengan tangan agar tidak jatuh menimpa Milea. Tapi tetap saja, posisi mereka terlalu intim untuk seorang perjaka dan seorang gadis yang masih suci, belum dibeli atau membeli.
Milea membuka matanya perlahan, dan seketika merasakan gugup saat melihat wajah Zaky yang begitu dekat. Rasanya... ada sesuatu yang menggelitik di ulu hatinya, membuat sang jantung ikut memeriahkan dengan letupan letupan petasan yang mampu membuat sang empu meradang radang.
"Sudah puas melihatnya?"
"Ah?" Zaky menghembuskan nafas pelan lalu bangkit dari posisi tak mengenakkan itu. Lama lama seperti itu sangat bahaya, apalagi mereka sedang berdua saja di apartemen itu. Membuat makhluk bertanduk dua namun bukan kerbau tertawa jahat dengan seringai liciknya.
"Masuklah kekamar dan bersihkan diri. Beberapa jam lagi kau harus ikut aku kesuatu tempat!"
Bammm
Pintu terkunci, Milea yang saat itu masih mematung di posisi segera bangun dan masuk kedalam kamarnya. Menaruh koper, membongkar isinya untuk mencari handuk dan baju ganti. Setelahnya dia masuk kedalam kamar mandi, membersihkan diri yang sudah merasa gerah.
" Hmm...? Kenapa ada produk untuk wanita disini? Apa jangan jangan dia sering membawa wanita keapartemennya? Au ah bodo. Bukan urusanku juga. "
Milea segera menyalakan shower untuk mengguyur tubuhnya. Setelahnya dia segera menggosok tubuhnya dengan sabun dengan harumnya stroberry yang menyegarkan. Tak lupa dia juga menyampo rambutnya. Setelah selesai mandi dan berganti baju, dia keluar dan berjalan kemeja rias untuk mengeringkan rambut.
Jika di kamar sebelah Milea tengah mengeringkan rambut, Zaky justru sudah selesai mandi dan berjalan kedapur mengambil sebuah apel dan mengupasnya sembari menunggu pengawal pribadinya keluar.
Tak butuh waktu lama, Milea sudah keluar menggunakan celana jains, dengan baju t-shirt berpadukan jaket kulit berwarna coklat. Tak lupa sepatu kets berwarna hitam. Menampilkan kesan yang tidak terlalu mencolok untuk menjadi seorang pengawal pribadi.
"Tuan saya sudah siap. Apa kita akan berangkat sekarang?" Zaky yang saat itu tengah duduk di meja bar seketika menoleh ke belakang.
Milea mengembangkan senyum polosnya. Namun, itu tetaplah tidak mempan. Menatap sebentar, dia kembali mengalihkan pandangan mengunyah apelnya.
Merasa terabaikan, gadis itu menghampiri Zaky dan duduk di sampingnya. "Tuan, kita tidak berangkat sekarang?" Tanya Milea menyaut satu potong apel yang ada di piring Zaky tanpa rasa malu.
Zaky melirik sekilas. "Kau tidak dengar apa yang aku katakan tadi? Atau aku harus mengulangnya kembali? Beberapa jam lagi kita akan pergi kesuatu tempat!" Katanya sedikit menekan kata.
"Oke." Tanpa membantah atau apa, Milea duduk anteng di sebelahnya sambil mengayun ayunkan kakinya. Jika dilihat lihat, Milea mungkin hanya memiliki tinggi sekitar 158 cm saja. Sedangkan Zaky memiliki tubuh yang atletis dan begitu memikat, tinggi tubuhnya adalah 185 cm. Kebayangkan bagaimana perbedaanya?
Ibarat anak Jerapah bersanding dengan anak Gajah. "Tuan, anda sudah makan siang?" Tanya Milea memecahkan keheningan.
"Kenapa? Kamu ingin masak?" Tepat sasaran. Itulah yang ingin Milea katakan, jika pria itu belum makan siang maka dia akan memasak.
"Hehee tuan seperti memiliki telepati saja. Iya tuan, jika tuan belum makan, saya bisa memasak untuk tuan. Itung itung tugas pertama pengawal menjadi pribadi anda." Jawab Milea.
"Silahkan."
Merasa disetujui, Milea membuka kulkas dan menemukan beberapa daging dan juga sayuran yang masih segar. Mungkin bosnya baru membeli bahan makanan.
Milea mengeluarkan beberapa potong daging ayam dan juga sayur. Dengan cekatan dia melumuri ayam dengan bumbu yang sudah ia haluskan dan dibiarkan beberapa menit agar meresap sempurna.
Jika Milea sibuk memasak, Zaky sibuk memperhatikan. Iyah memperhatikan. Memperhatikan setiap permainan tangan mungil gadis itu yang begitu lincah memotong sana, potong sini, seolah olah dia sudah sangat terbiasa memasak.
Tring
Sibuk memperhatikan, konsentrasinya terpecah saat sebuah notif pesan masuk dari ponselnya. Dengan cepat dia membuka pesan yang dikirim Haikal beserta sebuah file.
^^^Haikal Brod^^^
^^^Bro. Itu data data pribadi tentang Milea yang lo minta. Dan yang satunya lagi adalah data data pribadi keluarga Rahardian. Semoga lo puas.^^^
Sembari menunggu, Zaky membuka data pribadi pengawalnya terlebih dahulu. Di sana di katakan bahwa Milea memiliki nama kepanjangan Milea Gunawan. Ibunya meninggal saat dia masih berumur 7 tahun. Memiliki dua orang kakak tiri yang selalu membullynya. Sehingga di umur 19 tahun dia melarikan diri ke Jogja dan tinggal bersama neneknya. Dikabarkan sekarang neneknya sedang sakit keras dan harus cuci darah selama sekali dua minggu.
"Ternyata dia tidak berbohong," gumam Zaky melirik sekilas Milea yang sibuk memasak. Merasa tidak ada yang mencurigakan, Zaky beralih membaca file file pribadi keluarga Rahardian.
Zaky menyeringai saat tau dari mana dia harus memulai balas dendamnya. "Kakak janji dek, kakak akan membuat mereka semua membayar atas apa yang telah mereka perbuat terhadapmu. Pasti."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments