Pengawal Cantik

Pengawal Cantik

Prolog

Zaky Alexander. Anak dari pasangan muda bernama Bagas Alexander dan Maulida. Memiliki nama asli Zaky Angkasa.

Setelah bertahun tahun menempuh pendidikan di Harvard Univercity, kini Zaky kembali ke Indonesia dengan membawa gelar predikat cumlaude dengan penuh bangga.

"Selamat nak! Papa bangga sama kamu," Bagas memeluk erat tubuh anaknya yang kini sudah tubuh dewasa. Meskipun umur mereka terpaut tak lebih dari 10 tahun, tapi bagi Bagas, memiliki anak seperti Zaky adalah sebuah keberuntungan.

"Makasih pah," membalas pelukan.

"Selamat ya sayang, semoga kamu bisa terus ngebanggain kami," Maulida yang saat itu sudah resmi menjadi ibu dari dua orang anak, tentu sangat bahagia saat melihat putranya tumbuh dengan baik dan tentunya memiliki segudang prestasi yang membanggakan.

"Makasih mah,"

"Kak Zaky hebat!" Kini pandangan Zaky beralih pada seorang anak berusia 5 tahun yang nampak sangat antusias menyambut sang kakak. Dia adalah Sucianna, putri kesayangan mereka.

"Eh princessnya kakak! Sini kakak gendong!" Suci yang saat itu berada di gendongan Maulida langsung meloncat memeluk Zaky kakak kesayangannya.

"Uhhh kok kamu gini gini aja sih? Gak gede gede. Masih kayak bayi yang waktu itu kakak gendong," goda Zaky mencubit gemas pipi cuby Suci.

"Ih kakak... Suci udah gede. Nih, aku udah rajin makan sampai bulat gini. Masa kak Zaky masih bilang Suci kecil sih?" Rengek Suci manyun manyun manja.

Bagas merangkul istrinya sambil tersenyum melihat keakrapan kedua putra putrinya. Meski sudah tidak bisa memiliki anak lagi, tapi kehadiran dua orang ini merupakan kebahagiaan dari tuhan di atas rasa sakit yang diberikan.

Keempatnya pun segera pulang ke Indonesia dan sampai sekitar pukul empat subuh. Karna memang, jam antara Amerika dan Indonesia terpaut cukup jauh.

"Ma, pah, kalian pulang dulu aja. Zaky masih harus pergi ngunjungin seseorang dulu," ucap Zaky di samping mobil yang menjemput mereka.

"Ya sudah, tapi hati hati ya." Zaky tersenyum mengangguk patuh. Setelah memastikan mobil kedua orangtuanya pergi, Zaky mencari taksi menuju pemakaman.

Tujuan utamanya adalah ingin berkunjung ke makam kedua orang tua dan juga adiknya.

"Assalamu'alaikum ya ahlil kubur." Salam Zaky sebelum masuk kedalam pemakaman umum itu. Tinggal serumah dengan Maulida bertahun tahun membuatnya mulai tahu akan kewajiban seorang umat muslim.

"Mama, papa, dek. Kakak datang. Coba tebak? Kakak dapat apa?" Cakap Zaky berusaha setegar mungkin menghadapi makam kedua orang tua dan adiknya.

"Hahaa penasaran ya? Zaky sekarang udah sarjana, dan mungkin akan segera ikut berkecimung di dunia bisnis seperti papa dulu. Gimana? Kalian semua pasti banggakan sama Zaky?" Lanjut Zaky tersenyum hambar.

Tapi, air mata yang sedari tadi dia tahan akhirnya lolos jatuh di atas tanah. Dia menggenggam kuat tanah di atas makam adiknya.

"Kalau uang bisa bikin kalian kembali. Semua harta yang aku miliki akan aku beri, bahkan jika nyawaku sekali pun." Tutur Zaky mencoba menahan gemuruh di dalam hatinya.

Menyeka air mata, Zaky menatap penuh yakin ketiga makam itu, "Zaky akan membalaskan dendam atas kematian kalian. Zaky janji, akan membuat orang orang itu mendapatkan ganjaran yang setimpal karna telah membunuh kalian,"

Setelah berkata seperti itu, Zaky segera pergi karna azan telah kemundang. Dengan cepat dia pergi mencari mesjid terdekat untuk menjalankan salat.

Beberapa tahun kemudian...

Tap tap tap

"Wahhh lihat! Dia 'kan tuan Zaky yang dikabarkan mampu membuat perusahaan Dyjun Company kita semakin berkembang pesat!"

"Iya. Ya ampunnn dia ganteng sekali. Lihat postur tubuhnya, benar benar berwibawa,"

"Uhh jodoh gue itu!"

"Ihh gak usah ngarep deh lo! Dia itu calon suami gue!"

"Ekhm!" Semua orang terdiam dan langsung menunduk takut saat asisten pribadi tuan mereka sudah menegur.

"Mohon perhatian semuanya! Perkenalkan ini adalah tuan muda dari keluarga Alexander! Mulai sekarang, beliau yang akan memimpin perusahaan ini," seru Haikal dengan lantang.

"Mulai sekarang, saya akan memimpin perusahaan ini. Jadi, harap kerja sama dan Profesionalis semuanya," tegas Zaky sekaligus menyindir para cabe cabean yang memang menatapnya genit.

"BAIK PAK!"

"Mari pak Haikal!" Zaky dan Haikal pun masuk kedalam lift khusus untuk orang orang penting.

"Zaky oh Zaky ku yang tersayang, tercinta and terlove love. Bisa gak lo jangan terlalu formal gitu sama gue? Gue manggil lo tuan muda, tetapi lo malah manggil gue bapak. Apa gue setua itu?" Celoteh Haikal panjang lebar.

"Sudah bicaranya?" Tanya Zaky melirik Haikal dengan tatapan tajam. "Hehe Udah." Jawab Haikal cengengesan.

"Baguslah, jika kamu masih banyak bicara. Aku memiliki seribu cara untuk membungkam mulut mu agar bisa diam," Haikal yang mendengar itu langsung bergidik ngeri. Dia menutup rapat mulutnya agar tidak banyak bicara.

Ting

Pintu lift terbuka, Zaky keluar dari dalam kotak besi itu, berjalan menuju ruangan barunya.

Beberapa tahun yang lalu, dia berhasil mengembangkan perusahaan Bagas yang ada di kota Jogja. Karna perusahaan yang ada di Jakarta terjadi sedikit masalah, Bagas mengirim Zaky karna percaya putranya pasti bisa mengatasi masalah tersebut.

Zaky membawa Haikal bersamanya ke Jakarta karna Haikal merupakan asisten pribadinya. Sedangkan untuk Harun? Dia sangat sibuk dengan kamp militernya. Yap! Harun merupakan anak seorang Jendral di sebuah perkumpulan TNI angkatan darat. Ayahnya memaksa Harun untuk ikut serta sebagai anggota TNI AD.

Duduk di kursi, Zaky nampak melamun menatap berkas berkas kantor, sedangkan Haikal nampak sedang asik mengunyah buah apel yang ada di meja depan sofa.

"Lo kenapa ky?" Tanya Haikal mengambil duduk di depan Zaky. "Huft. Aku ingin merekrut pengawal pribadi yang dapat menjagaku 24 jam non stop!" Usul Zaky tiba tiba, membuat Haikal yang mendengarnya langsung tersedak.

"What? Are you seriously? Pengen rekrut pengawal pribadi? Buat apa coba? Bukannya lo udah punya banyak pengawal di kantor? Kenapa mau nyari pengawal lagi?" Cecar Haikal.

Zaky menghela nafas menatap Haikal ragu ragu. Tapi karna dia merasa Haikal dapat di percaya, dia pun akhirnya menceritakan semua masa lalu kelamnya kepada Haikal, dan tujuannya untuk merekrut pengawal pribadi itu.

Brak

"Brengsek! Benar benar brengsek tuh orang! Gue setuju banget sama rencana lo! Tenang bro, Gue selalu ada di belakang lo kalo lo butuh bantuan. Besok gue bakalan bawa calon calon pengawal pribadi itu kekantor lo!"

Haikal turut prihatin atas apa yang menimpa keluarga sahabatnya itu. Ditinggal kedua orang tua saat dia masih berumur 4 tahun, lalu adik yang merupakan satu satunya keluarga Zaky juga meninggal akibat bunuh diri. Sungguh, betapa mirisnya hidup seorang Zaky.

***

Keesokan harinya, Haikal menepati ucapannya. Dia telah menghadap Zaky dengan beberapa orang di belakangnya yang sudah berhasil lolos.

"Sesuai permintaan anda tuan muda. Ada empat orang yang berhasil lolos dari seleksi pertama. Silahkan, anda bisa memilih salah satu di antara mereka untuk anda jadi 'kan pengawal pribadi," tutur Haikal berjalan menghampiri tuannya agar sang tuan dapat melihat dengan leluasa para calon kandidat pengawal pribadinya.

"Nama?" Tunjuk Zaky pada calon pertama.

"Zakrim Husna tuan," jawab pria itu lantang.

"Bisa apa saja kamu?" Tanya Zaky nampak ragu dengan performa bakat orang itu.

"Saya bisa berkuda, berkelahi, bahkan menembak hati anda juga bisa tuan," kelakar orang itu. Dia tidak tahu saja, ada dua manusia yang salah mengartikan kata 'menembak hati anda' itu.

"Keluar!" Jawab Zaky dan Haikal serempak. Rasanya mereka ingin muntah mendengarnya.

"Selanjutnya!"

"Perkenalkan Tuan. Nama saya Gempa Petir. Saya pandai berkelahi, bisa mengendarai mobil, dan bisa menembak." Zaky menatap orang itu dari atas sampai bawah. Cukup rapi, dan mungkin cocok untuknya.

"Baiklah----" belum sempat ingin menerima, hal yang tak terduga terjadi. Di mana Zaky yang teramat menyukai kebersihan merasa jijik. Orang itu benar benar tidak tahu malu, tiba tiba mengupil di hadapan orang yang akan menjadi bosnya.

"Keluar!" Teriak Zaky tak tahan.

"Huft. Selanjutnya!"

"Awan Biru. Pandai menembak, mendengendarai mobil, dan jago teakwondo!" Jawab pinalis nomor 3 yang nampak sangat berwibawa.

"Gimana?" Bisik Zaky pada Haikal.

"Oke bos!" Jawab Haikal cengengesan. Zaky membenarkan jasnya menatap serius orang itu.

"Selamat! Kamu lulus seleksi kedua," tutur Zaky merasa senang, apalagi wajah orang itu cukup tampan, setidaknya tidak bikin enek kalo dilihat setiap hari.

Tok tok tok

"Masuk!" Seru Zaky saat seseorang mengetuk pintu.

"Maaf mengganggu," Zaky mengeryit bingung saat tim medis datang masuk.

"Kamu sakit kal?" Tanya Zaky menatap Haikal cengo. "Lah gue malah ngira elo yang manggil," celutuk Haikal. Keduanyapun menatap kedepan bersamaan.

"Arrrrrgggghhh!!" Zaky dan Haikal yang sama sama kaget tanpa sadar bangun dan berpelukan saat tiba tiba pengawal yang terpilih berteriak ketakutan dan bersembunyi di balik sofa.

"Awan mari kita pulang..." ajak salah satu perawat itu baik baik. "Gak mau! Awan mau main tembak tembakan di sini. Dur dur durr!"

Zaky dan Haikal saling pandang dengan raut bingung. "Lo bawa orang gila buat jadi pengawal gue?" Tanya Zaky tak percaya.

"Lah anda saja kaget apalagi saya. Mana saya tau kalo dia orang gila. Saya 'kan ikan," celoteh Haikal.

Setelah pengawal ketiga dibawa pergi, pihak rumah sakit meminta maaf atas ketidak nyamanan yang terjadi akibat pasein mereka yang kabur.

"Huft. Sudah tiga yang keluar. Sssttt selanjutnya---- tunggu! Dari mana bocil ini datang?" Zaky menatap intens Haikal saat peserta terakhir adalah seorang gadis mungil.

"Eh iya ya? Gue mana sadar kalo udah bawa bocil kesini?" Haikal menatap kearah bocah itu yang masih berdiri tegap menunggu.

"Udahlah. Bawa dia keluar! Gue pusing, pengen istirahat!" Titah Zaky membaringkan tubuhnya pada sandaran kursi sambil memejamkan mata.

Brukh

Bug

Zaky membuka matanya saat mendengar suara yang familiar di telinga. Seketika itu juga matanya membulat sempurna.

"Mmmppp mmmpp mmmpp!!" Haikal meronta ronta minta dilepaskan. Dia tidak menyangka, saat dia memegang tangan bocah itu, tiba tiba saja dirinya terjatuhkan ke lantai, mulutnya dibekap, dan sebuah pistol menempal di atas kepalanya.

Sama dengan Haikal, Zaky membuka mulut lebar tak percaya. Gadis yang dia kira bocah ternyata sehebat itu?

"Maaf. Saya hanya ingin membuktikan bahwa saya pantas untuk mendapatkan pekerjaan ini," gadis itu turun dari tubuh Haikal menunduk hormat di depan Zaky.

Zaky menggelengkan kepalanya mengembalikan citra wajahnya yang sudah tercemar. "Duduklah!"

Terpopuler

Comments

Zahra talita

Zahra talita

haikal buat kelinci percobaan kan nyepelein sih

2023-02-13

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 pengawal pribadi
3 Apartemen
4 lelaki hidung belang
5 Rencana
6 pertemuan
7 Sebelumnya...
8 merasa kenal
9 terpeleset
10 Serpihan kenangan
11 sekretaris haikal
12 sahabat
13 makan siang
14 mencurigakan
15 tentang nala
16 masalalu
17 merasa kesal
18 peluru pistol
19 pascatrauma
20 memulai siasat
21 cemburu. mungkin!!
22 sahut menyahut
23 ngambek
24 gagal mengerjai
25 luka yang sama
26 wanita pengacau
27 mengusir
28 pertemuan dua pengusaha
29 rasa ingin membunuh
30 curhat
31 dia atau dia
32 mengenal atau tidak
33 di jodohkan
34 menginap
35 memasak
36 Apakah akan tetap sama
37 Tamu tak di undang
38 Tetangga
39 cabe rawit
40 tentang balas dendam
41 kunjungan
42 donatur panti
43 pengawal vs depkoleptor
44 cantik cantik kejam
45 ketemu mantan
46 Demam
47 suara yang sama
48 Merasa gagal
49 kunjungan orang tua
50 penjelasan
51 merawat
52 kembali bekerja
53 memikirkan perusahaan
54 undangan
55 Gaun pesta
56 Cerita di balik gaun
57 Tragedi pesta
58 Meragukan
59 Di dalam Lift
60 Terjebak
61 Nafas buatan
62 Ibunda Nala
63 Bukti kebenaran
64 Rencana penangkapan
65 Amarah
66 Nasehat seorang ibu
67 Teman Kuliah
68 Berita
69 Saudara
70 Aku adikmu
71 Satu bulan
72 Berpisah untuk sementara
73 Sama sama galau
74 Berjuang
75 Rahasia
76 Selalu melindungimu
77 Menyesal
78 Merindukannya
79 Anna's story
80 Anna's story 2
81 Anna's story 3
82 Pulang
83 Malam itu
84 Jalan jalan
85 Time Zone
86 Boneka kelinci
87 Sunset
88 Usapan lembut
89 Kamar mandi
90 Aku sudah tahu
91 Ulang tahun
92 Yogyakarta
93 Seindah bunga matahari
94 Apa kamu mencintainya?
95 Meyakini hati
96 Suci hilang
97 Bertemu Wilqy
98 Pengumuman
99 Terpesona
100 Cemburu
101 Malam mencekam
102 Mengigau
103 Lempar batu
104 Teka teki
105 Jatuh cinta
106 Lagu untukmu
107 Jangan membuatku khawatir
108 Berbaikan
109 Hari patah hati
110 Memori 1
111 Memori 2
112 Memori 3
113 Rencana selanjutnya
114 Bertemu Rahardian
115 Merona
116 Bukan jodoh
117 Menculik calon pengantin
118 Hilang beneran
119 Mencarinya...
120 Jangan sentuh wanitaku!
121 Rubik
122 Hari bahagia Haikal dan Nala
123 Vidio
124 Lamaran dan kenyataan
125 Cerita sebenarnya
126 Keputusan
127 Kantor pengadilan
128 Memenangkan
129 Lupakan sebelum dilupakan
130 Saksi
131 Modus
132 Kesaksiaan bulan
133 Baru mengetahui
134 Masuk rumah sakit
135 Mengenang memori
136 Sidang kedua
137 Stress
138 Haruskah pergi?
139 Pergi...
140 Kembali
141 Info dikit
142 Tamu tak terduga
143 Rianty Cakra
144 Putri keluarga Arceleon
145 Bertemu Nala
146 Sama sama menderita
147 Masuk kediaman
148 Ketulusan
149 Tidak sendiri
150 Ruang rahasia
151 Bermain
152 Rekaman lain
153 Masakan beracun
154 Menyerahlah!
155 pengumuman
Episodes

Updated 155 Episodes

1
Prolog
2
pengawal pribadi
3
Apartemen
4
lelaki hidung belang
5
Rencana
6
pertemuan
7
Sebelumnya...
8
merasa kenal
9
terpeleset
10
Serpihan kenangan
11
sekretaris haikal
12
sahabat
13
makan siang
14
mencurigakan
15
tentang nala
16
masalalu
17
merasa kesal
18
peluru pistol
19
pascatrauma
20
memulai siasat
21
cemburu. mungkin!!
22
sahut menyahut
23
ngambek
24
gagal mengerjai
25
luka yang sama
26
wanita pengacau
27
mengusir
28
pertemuan dua pengusaha
29
rasa ingin membunuh
30
curhat
31
dia atau dia
32
mengenal atau tidak
33
di jodohkan
34
menginap
35
memasak
36
Apakah akan tetap sama
37
Tamu tak di undang
38
Tetangga
39
cabe rawit
40
tentang balas dendam
41
kunjungan
42
donatur panti
43
pengawal vs depkoleptor
44
cantik cantik kejam
45
ketemu mantan
46
Demam
47
suara yang sama
48
Merasa gagal
49
kunjungan orang tua
50
penjelasan
51
merawat
52
kembali bekerja
53
memikirkan perusahaan
54
undangan
55
Gaun pesta
56
Cerita di balik gaun
57
Tragedi pesta
58
Meragukan
59
Di dalam Lift
60
Terjebak
61
Nafas buatan
62
Ibunda Nala
63
Bukti kebenaran
64
Rencana penangkapan
65
Amarah
66
Nasehat seorang ibu
67
Teman Kuliah
68
Berita
69
Saudara
70
Aku adikmu
71
Satu bulan
72
Berpisah untuk sementara
73
Sama sama galau
74
Berjuang
75
Rahasia
76
Selalu melindungimu
77
Menyesal
78
Merindukannya
79
Anna's story
80
Anna's story 2
81
Anna's story 3
82
Pulang
83
Malam itu
84
Jalan jalan
85
Time Zone
86
Boneka kelinci
87
Sunset
88
Usapan lembut
89
Kamar mandi
90
Aku sudah tahu
91
Ulang tahun
92
Yogyakarta
93
Seindah bunga matahari
94
Apa kamu mencintainya?
95
Meyakini hati
96
Suci hilang
97
Bertemu Wilqy
98
Pengumuman
99
Terpesona
100
Cemburu
101
Malam mencekam
102
Mengigau
103
Lempar batu
104
Teka teki
105
Jatuh cinta
106
Lagu untukmu
107
Jangan membuatku khawatir
108
Berbaikan
109
Hari patah hati
110
Memori 1
111
Memori 2
112
Memori 3
113
Rencana selanjutnya
114
Bertemu Rahardian
115
Merona
116
Bukan jodoh
117
Menculik calon pengantin
118
Hilang beneran
119
Mencarinya...
120
Jangan sentuh wanitaku!
121
Rubik
122
Hari bahagia Haikal dan Nala
123
Vidio
124
Lamaran dan kenyataan
125
Cerita sebenarnya
126
Keputusan
127
Kantor pengadilan
128
Memenangkan
129
Lupakan sebelum dilupakan
130
Saksi
131
Modus
132
Kesaksiaan bulan
133
Baru mengetahui
134
Masuk rumah sakit
135
Mengenang memori
136
Sidang kedua
137
Stress
138
Haruskah pergi?
139
Pergi...
140
Kembali
141
Info dikit
142
Tamu tak terduga
143
Rianty Cakra
144
Putri keluarga Arceleon
145
Bertemu Nala
146
Sama sama menderita
147
Masuk kediaman
148
Ketulusan
149
Tidak sendiri
150
Ruang rahasia
151
Bermain
152
Rekaman lain
153
Masakan beracun
154
Menyerahlah!
155
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!