Dia punya tubuh yang indah, suara yang indah, wajah yang indah, mimpi yang indah, semangat yang indah.. dia memiliki semua keindahan hingga terlalu sesak untukku berada di sekitarnya. Makanya, dia harus mati.
Suara bell kereta api meraung. Kereta merapat menjemput penumpang dan akan menjemput nyawamu juga. Selamat tinggal wanita yang indah.
...
Bel berdentang menandakan kegiatan belajar mengajar berakhir. Mala beranjak untuk pulang. Tapi tubuhnya bergerak sendiri. Menghampiri Resti, Agnes dan Putri. Tentu saja yang menggerakkan adalah Malam.
“ hai, kalian mau kemana?” sapa Malam basa-basi.
Dia mengambil alih tubuh Mala seenaknya lagi. “ itu bunga untuk apa?” lanjutnya sambil menunjuk bunga krisan putih yang di pegang Putri.
Ketiganya saling melirik. Lalu seperti mendapat persetujuan dari kedua temannya, Resti menjawab “ kami mau ke pemakaman Anastasya”
“ siapa itu Anastasya?”
“ sorry nih.. kita buru-buru. Keburu sore. Hari ini juga aku harus ke dokter huk.. huk..” potong Agnes sambil terbatuk.
“ hei, aku ikut!!” pinta Malam seraya bergabung dengan teman-temannya.
...
“apa sih yang kamu lakukan, Malam?” protes Mala. Dia sewot karena tubuhnya dibawa ke pemakaman umum. Tempat yang sangat dihindari oleh dirinya.
“ kamu bakal tahu nanti. Seru loh..” bujuk Malam.
Mala. Bukan, tapi malam menggiringi perjalanan ketiga temannya. Melewati deretan makam yang panjang. Sesekali Malam mengerling ke beberapa hantu di sana seolah menyapa. Lalu sampailah mereka ke sebuah makam . Di nisannya tertulis ‘Anastasya’ meninggal tepat tahun lalu.
“ dia..”
“ Anastasya. Teman kami.” Jelas Resti. “ tapi, dia meninggal karena bunuh diri”
“ bunuh diri karena apa?” Resti menggeleng. “ hanya saja. Di IG nya, dia menulis kata, aku tidak mampu menahannya lagi”
“ aneh banget..” gumam Malam.
“ apanya yang aneh?” tanya Putri.
“ eh.. nggak”
Mereka duduk melingkari makam itu. Memanjatkan doa dan membaca surat yasin untuk Anastasya.
Ditengah acara yang khusuk itu, Malam mengembalikan tubuh Mala. Dan membisikkan kata “akan ku tunjukkan hal yang menarik” lalu, mata batin Mala di buka.
Mala nyaris terjerembab melihatnya. Tubuh yang sudah sangat koyak, namun masih terlihat sisa-sisa kecantikkannya. Kaki dan sebelah badannya hancur. Seperti dihantam benda keras. Lebih mengerikan lagi, darah yang merembes tidak henti mengenai punggung inangnya. Yaitu Agnes.
Sementara Agnes seperti tidak menyadari keadaanya. Dia masih kusyuk membaca yasin sambil sesekali terbatuk.
Mala terdiam. Dia ketakukan.
“ aneh bukan?” pancing Malam.
Benar. Sangat aneh. Hantu pendendam hanya akan menempel pada orang yang dia benci. Apa saat hidup almarhum Anastasya punya dendam dengan Agnes?
“ bukan, Senja sayang..” bantah Malam. “ Agnes adalah orang yang membuatnya mati”
Mala terkesiap. “ jadi, Anastasya bukan bunuh diri?”
“ tidak. Jika dia bunuh diri, rohnya pasti menetap di tempat dia mati”
Mala terdiam. Bukan sekarang saja dia menerima kejutan tentang dunia Malam. Yang membuat Mala bingung, bagaimana dia harus berekspresi di depan Agnes setelah tahu kejahatan apa yang telah dia lakukan.
“ yuk pulang.. udah sore nih..” ajak Resti. Semuapun beranjak dari makam gadis malang itu. Setelah ini mungkin Mala mencoba untuk melupakannya dan membujuk Malam untuk tidak ikut campur.
...
“ Eh, Sakit?!” tanya Mala agak terpekik saat menanyakan kabar Agnes yang tidak masuk sekolah kepada Purtri.
“ Iya. Tadi aku dititipi surat ijin” jawab Putri saat Mala bertanya. Dia menunjukkan surat ijinnya.
“ gimana kalau nanti sepulang sekolah, kita jenguk dia” usul Resti disusul anggukan semangat Putri.
“ Mala, kamu ikut?”
“eh.. i.. iya ikut..” Mala tergagap. Rasanya dia ingin menolak kalau tidak ingat statusnya yang masih anak baru ini.
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
khnFirzahhhhh
spirit thor
2020-06-09
2
Haruka
waah... aku jarang baca horror nih tapi kucoba baca hehe.. aku mampir. hehe semangat yaa
2020-06-08
2
Cilla^_^
SEMANGAT...!!!💪💪💪😁😉
2020-06-07
2