Arwah Gadis Cantik 3

Hujan deras mengguyur sejak jam pelajaran ke lima. Meski sudah reda di saat bel pulang berbunyi, tapi beberapa jalanan tidak bisa dilalui karena banjir.

Mala menghela nafas. Jalan favoritnya pulang sepertinya juga ditutup. Mau tidak mau, dia harus melewati jalan lain.

Jalan yang dilewati Mala itu sangat sempit karena merupakan gang sempit di antara bangunan pertokoan.

Sebenarnya Mala tidak suka lewat di sana. Selain bau karena kadang ada tumpukan sampah toko, kadang ada tikus got berlarian di sana.

Mala masuk ke dalam gang itu tanpa tahu bahwa ada sosok penuh dendam dengan sebilah pisau mengikutinya.

...

Angin dingin berembus ke arah Mala. Membuatnya menggigil sesaat. Lalu, tiba-tiba dia menerima dorongan yang sangat kuat sampai tubuhnya terbentur ke dinding.

HOOK

Leher Mala di cekik kuat-kuat. Di tengah ke tidak berdayaannya dia melihat pelaku penyekikan. Agnes.

“ Jawab!! Soal Anastasya huk.. huk.. siapa aja yang udah loe kasih tahu?!” teriak Agnes sambil terbatuk.

“ Kaa.. kasih tahu ..ap.. apa?”

“ Jangan bohong!!” dia ayunkan pisau dapur yang dia pegang ke arah Mala. Membuat nyali Mala ciut. Dia menggeleng semampunya. Agnes yang gelap mata mengayunkan pisau ke arah ulu hati Mala. Tetapi, angin yang kencang mendorong Agnes sampai mundur ke belakang. Itu perbuatan Anastasya.

“ Dengar,Nes.. gue saranin loe lepasin apapun yang loe rebut dari Anastasya dan akui perbuatan loe. Ini.. ini juga demi kebaikan loe, Nes..” Nasihat Mala. Dia bisa melihat mata Anastasya berkilat marah.

“ lepasin?” wajah Agnes merah padam. “ dia bisa mendapat banyak pria diluar sana. Tapi, kenapa dia malah mendekati kak Alfa. KENAPA??!!! Aku jauh mencintai kak Alfa dibanding ****** itu....!!!”

Agnes kembali menyerang Mala. Tapi, sebelum pisau mencapai Mala, dia kembali terpelanting lalu menabrak dinding dan jatuh ke tumpukan sampah.

Dia tidak bergerak.

Mala selamat. Dia melihat roh Anastasya mendekati Agnes yang tak sadarkan diri.

“ jangan sakiti dia!” pinta Mala. “ aku akan membuatnya mengakui dosanya. Jadi kumohon beristirahatlah dengan tenang.”

Arwah Anastasya menatapnya lalu seperti uap dia perlahan menghilang.

...

Mala memberi keterangan bahwa dia adalah saksi yang melihat Agnes mendorong Anastasya saat ditanyai polisi.

Sebelumnya, dia diselamatkan seorang karyawan toko karena melihat kejadian itu di CCTV. Mereka bahkan mengamankan Agnes dan menelepon polisi untuk.

Agnes tidak bisa berkutik saat pemeriksaan itu menyentuh kasus Anastasya. Akhirnya dia dijadikan tersangka pembunuhan Anastasya dan percobaan pembunuhan pada Mala. Kemungkinan dia akan dipenjara.

Mala melihat, wajah pucat karena sakit Agnes telah hilang. Dia juga tidak menemukan arwah Anastasya menempel lagi di punggungnya.

Ada rasa lega saat melihatnya. Namun, tatapan kebencian yang dilemparkan Agnes padanya juga memberi kengerian tersendiri.

...

Mala melempar tubuhnya ke kasur yang empuk. Hari inj dia sangat kelelahan. Dipejamkannya matanya.

" Senja, kamu baik-baik aja?" tanya Malam.

" Gak" jawab Mala ketus.

" Hei,.. jangan marah, dong.. kan aku gak tahu kalau Agnes bakal senekat itu.."

Mala pura-pura tidak dengar dan meneruskan tidurnya yang mungkin tidak akan nyenyak karena bayangan Agnes yang menodongkan pisau padanya masih membekas.

" Ok.. Ok.. ini salahku. Kamu boleh marah sepuasmu. Tapi setidaknya sambut tamu kita yang dateng ini dong. Dia sudah sengaja mampir nih.. "

Tamu?

Mala membuka mata. Di depannya berdiri sosok wanita yang sangat cantik. roh Anastasya dengan wujud sempurna dan sangat cantik. Dia tersenyum lembut. Menundukkan kepala lalu menghilang.

" Dia bilang terimakasih sama kamu" jelas Malam.

....

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***