Chapter 4. Penyiksaan

"Heh berani sekali kamu menyentuhnya!" teriak Diana yang tidak terima dengan perlakuan suaminya lalu mendorong kasar Meisa.

"Itu tempat yang cocok untukmu, di tanah." Diana menunjuk wajah Meisa dengan begitu hinanya.

Meisa tersungkur di teras rumah itu tanpa ada lagi yang menolongnya.

"Mah cukup!" hardik Bimo begitu kesalnya melihat kekasaran sang istri itu.

"Apa? Papah mau belain wanita seperti dia? bela sana jangan harap Mamah akan bantu pengobatan Ayah." ancam Bu Diana terang-terangan di depan Aldi dan Meisa.

"Jangan berani mengancam Papah seperti ini, Papah tidak pernah meminta hal itu Mamah lakukan. Mamah sendiri yang melakukannya kan?" balas Bimo dengan tegas.

Kemarahan Diana semakin mendidih mendengar perkataan suaminya itu. Ia benar-benar merasa di permalukan dengan suaminya di depan wanita saingannya itu.

"Ingat, jangan berani-berani menyentuh atau mengasihani wanita ini! Mamah bisa lakukan apa pun." Diana bergegas meninggalkan mereka semua kembali ke dalam kamar dengan nafas yang memburu.

"Dasar wanita tidak tahu malu, sudah menikah masih saja mau datang kemari. Dan apa itu kata suaminya? ah aku mengerti sepertinya pertanyaan itu menjurus pada keperawanan yah?" Diana tersenyum menyeringai.

Namun seketika senyuman itu hilang saat menyadari jika selama ini Meisa selalu bersama suaminya.

"Pak Aldi, katakan ada apa ini?" tanya Bimo dengan sopannya.

"Dia sudah bekas, aku tahu dia telah anda pakai iya, kan?" pekik Aldi menunjuk Meisa yang masih berada di lantai. Ia sungguh tidak berdaya lagi untuk berdiri.

Bimo menatap kasihan pada Meisa, namun jika suaminya sendiri bisa mengatakan itu tentu ia tidak bisa membela.

"Kasihan kamu, Meisa. Tidak sepantasnya suamimu memperlakukan ini padamu. Tapi aku juga tidak tahu mengapa bisa Meisa seperti itu?" rutuk Bimo dalam hati.

"Bagaimana anda sudah mengingat kejadian itu?" Aldi kembali melontarkan pertanyaan pada Bimo.

"Pah, apa benar kalian telah tidur berdua?" Diana yang sudah kembali keluar ikut menimpali pertanyaan pada suaminya.

"Mamah jangan sembarang bicara. Papah tidak mungkin seperti itu. Dan Papah tahu Meisa wanita seperti apa?" bantah Bimo.

"Sebaiknya Pak Aldi dan istri Bapak silahkan bicarakan baik-baik masalah kalian. Saya sama sekali tidak pernah melakukan hal di luar batas rekan kerja, Pak." terang Bimo.

"Kalian bisa saja bohongi saya, tapi ingat jangan pernah kalian merasa senang atas apa yang sudah kalian lakukan selama ini." ancam Aldi dengan marahnya.

Ia merasa sangat tersakiti karena selama ini dirinya begitu mengagumi sosok Meisa, namun apa yang ia dapatkan saat ini? sebuah pengkhianatan karena kekagumannya pada Meisa telah musnah seiring kecurigaannya pada Meisa tentang kesucian dirinya.

"Ayo cepat pulang!" bentak Aldi yang segera melangkah ke mobil meninggalkan istrinya yang masih belum saja berdiri sejak tadi.

Dengan tubuh bergemetar Meisa bangun, Bimo menatapnya sungguh kasihan nasib Meisa. Sedangkan Bu Diana tersenyum sinis meratapi kepergian Meisa dan Aldi.

Di perjalanan Aldi masih saja terus melajukan mobilnya, "Mas, aku sama sekali menjaga kehormatan ku. Tidak pernah sekali pun aku dekat dengan pria lain." terang Meisa yang berusaha menguatkan dirinya.

Ini adalah pernikahan pertama yang ingin ia pertahankan dan besarkan dengan cinta. Meski awalnya Meisa sadar pernikahan mereka hanya berdasarkan untuk menyelamatkan dirinya dari fitnah.

"Apa menurutmu aku bisa percaya begitu saja?" tanya Aldi meninggikan nada bicaranya.

Meisa benar-benar hilang akal, andai saja sebelum menikah ia memilih untuk tes keperawanan saja. Tapi siapa yang bisa menyangka jika hal seperti ini terjadi padanya.

"Aku juga tidak mengerti mengapa kepemilikan ku tidak berdarah saat melakukannya?" gumam Meisa berfikir sepanjang jalan itu.

"Kau diam? itu berarti jika kau tidak pantas untuk di percaya." ujar Aldi.

Perjalanan malam itu mereka habiskan dengan satu topik pembicaraan tanpa ada kesempatan Meisa memohon lagi.

"Aku benar-benar telah menyesal menolong mu. Aku sudah mengagumi wanita yang salah selama ini."

"Seharusnya Mas bisa menerima ku apa adanya meski sebenarnya aku masih perawan. Jika Mas menerima ku apa adanya, Mas tidak akan perlu mempermasalahkan ini semua." ucap Meisa dengan suara lemasnya.

Ia sudah sangat lelah jika harus terus membela dirinya. Suaminya benar-benar sangat emosi saat ini. Apa pun yang ia katakan tentu tidak akan ada gunanya lagi.

"Tenangkan dirimu, Meisa. Mungkin ini ujian di awal pernikahan mu, semoga semua masih bisa tetap bertahan." ucapnya dalam hati.

Malam itu Aldi yang masuk ke rumah di ikuti dengan Meisa menuju ke kamar mereka. Meisa ragu untuk tetap tidur kembali ke kasur itu.

Mata suaminya begitu tajam menatapnya, tubuh Meisa bergemetar ketakutan. "Kemari." pintah Aldi.

"Tidak, Mas. Aku tidur di sini saja." jawab Meisa dengan pelan.

"Aku bilang kemari." pekik Aldi.

Meisa yang melangkah pelan kini segera di tarik kasar oleh sang suami.

"Mas, jangan mas." Meisa berusaha meronta dari pelukan suaminya yang masih duduk di pinggir kasur.

Saat ini keadaan Meisa tengah duduk di pangkuan sang suami. Tangan pria itu dengan kasarnya kembali merobek baju yang menutupi tubuh mulus Meisa.

"Mas, aku mohon jangan seperti ini. Kau membuatku takut." Meisa terus menangis namun kedua tangannya sudah di kunci oleh sang suami hanya dengan satu genggaman saja.

Aldi melakukan kewajibannya malam ini untuk yang kedua kalinya, namun tidak lagi dengan rasa cinta. Melainkan hanya dengan napsu sekaligus kemarahan pada sang istri.

"Mas, aku mohon jangan seperti ini." tangis Meisa tak lagi ia hiraukan.

"Diamlah, Mei. Kalau kau tidak ingin aku melakukan hal yang lebih!" ancam Aldi dengan tatapan yang sudah begitu bergairahnya.

Meisa yang melihat reaksi sang suami menggelengkan kepala, ia sama sekali tidak menginginkan hal seperti ini.

"Emp...emp..." teriak Meisa yang sudah di lahap dengan rakus oleh bibir suaminya.

Aldi begitu brutal menikmati bibir Meisa hingga meninggalkan beberapa bekas gigitan di bibir merah muda itu.

Aldi memperlakukan layaknya orang yang tengah kelaparan, ia tidak perduli lagi dengan keadaan Meisa yang menangis di bawah sana. Rasa sakit di bibirnya tak lagi ia rasakan, hatinya jauh lebih sakit di perlakukan layaknya binatang oleh suami sendiri.

Air mata kini sudah meresap bergantian datang pada spray kasur itu. Suara Meisa sudah tidak terdengar lagi.

Setelah puas permainan depan, kini Aldi membalik tubuh istrinya, ia kembali melakukan serangan layaknya pria yang tengah berpuasa puluhan tahun akan sentuhan wanita.

"Mendesahlah." pintah Aldi pada Meisa.

Meisa masih terdiam enggan menurut pada sang suami.

Aldi yang kesal dengan kasarnya menghentakkan sangat dalam kepemilikannya di dalam sana.

Terpopuler

Comments

Nani Surya

Nani Surya

kejam

2022-01-10

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1. Di Fitnah
2 Chapter 2. Pernikahan
3 Chapter 3. Meragukan
4 Chapter 4. Penyiksaan
5 Chapter 5. Meisa Pergi
6 Chapter 6. Kontrak Kerja
7 Chapter 7. Pak Fajar Syok
8 Chapter 8. Meisa Ke Rumah Sakit
9 Chapter 9. Meisa Berjanji Pada Ayahnya
10 Chapter 10. Hari Pemakaman
11 Chapter 11. Tinggal di Rumah sakit
12 Chapter 12. Melampiaskan Kerinduan
13 Chapter 13. Kecemburuan
14 Chapter 14. Aditya Sadar
15 Chapter 15. Hari Kepulangan
16 Chapter 16. Kepulangan Meisa.
17 Chapter 17. Diamnya Bimo
18 Chapter 18. Kemaraham Bimo
19 Chapter 19. Perlawanan Bimo
20 Chapter 20. Aldi Menutupinya
21 Chapter 21. Hari Bahagia
22 Chapter 22. Persetujuan Kedua Orangtua
23 Chapter 23. Akankah Rumah Tangga Yang Tidak Harmonis Masih Bisa Di Pertahankan?
24 Chapter 24. Pulang Terlambat
25 Chapter 25. Malam Kelam
26 Chapter 26. Sarapan Bersama
27 Chapter 27. Doa Seorang Istri
28 Chapter 28. Pertemuan
29 Chapter 29. Rencana Bu Nirmala
30 Chapter 30. Kelancangan Rere
31 Chapter 31. Tangis Meisa Pecah
32 Chapter 32. Jangan Sia-siakan Kepercayaan Ku
33 Chapter 33. Kehadiran Mertua
34 Chapter 34. Kemarahan Bu Nirmala
35 Chapter 35. Mulai Lelah
36 Bonus Visual
37 Chapter 36. Demi Pernikahan Dan Demi Anak Kita, Aku Akan Berjuang
38 Chapter 37. Kepulangan Yang Disambut
39 Chapter 38. Kegaduhan Mertua
40 Chapter 39. Kejujuran Yang Menyakitkan
41 Chapter 40. Kehangatan
42 Chapter 41. Kendali Berada Di Tangan Mertua
43 Chapter 42. Kedua Kamar Yang Berbeda, Hangat dan Panas
44 Chapter 43. Kecerdikan Meisa
45 Chapter 44. Siasat Rere
46 Chapter 45. Suasana Romantis
47 Chapter 46. Pertemuan Dengan Naina
48 Chapter 47. Calon Istri Aditya
49 Chapter 48. Korban Perselingkuhan
50 Chapter 49. Rencana Diana
51 Chapter 50. Baju Kekecilan
52 Chapter 51. Bersiap Jalan Bersama
53 Chapter 52. Kemenangan Berpihak Pada Meisa
54 Chapter 53. Perdebatan Kedua Istri
55 Chapter 54. Bertemu
56 Chapter 55. Dua Gelang Cinta
57 Chapter 56. Kehangatan
58 Chapter 57. Keputusan Meisa
59 Chapter 58. Cinta Yang Membutakan
60 Chapter 59. Memaafkan Bukan Berarti Mampu Menerima Kesalahan
61 Chapter 60. Talak
62 Chapter 61. Menitih Karir
63 Chapter 62. Pertahankan Cintamu
64 Chapter 63. Mirisnya Hidup Berdiri Sendiri
65 Chapter 64. Menutup Celah Pada Siapa Pun
66 Chapter 65. Ketika Hati Berkhianat Pada Tubuh
67 Chapter 66. Kedatangan Dua Pria Di Pagi Hari
68 Chapter 67. Pengusiran
69 Chapter 68. Menolak Bantuan
70 Chapter 69. Penegasan
71 Chapter 70. Lampu Hijau
72 Chapter 71. Keridhoan Istri
73 Chapter 72. Hasil Dari Usaha
74 Chapter 73. Manisnya!
75 Chapter 74. Mantan Kekasihnya
76 Chapter 75. Menantu Jujur
77 Chapter 76. Tak Seberuntung Aldi
78 Chapter 77. Pejuang Kasih Sayang Orang Tua
79 Chapter 78. Mengenang Kehangatan
80 Chapter 79. Peri Kecil Yang Malang
81 Chapter 80. Keanehan Diana
82 Chapter 81. Pertemuan Kembali Dengan Mertua
83 Chapter 82. Hasil USG
84 Chapter 83. Bertahanlah Untuk Hal Yang Membahagiakan, Karena Hidup Itu Singkat
85 Chapter 84. Ketakutan Aldi
86 Chapter 85. Dua Ibu Yang Antusias
87 Chapter 86. Rumah Sakit
88 Chapter 87. Persalinan Dan Kehamilan
89 Chapter 88. Pengakuan Rere
90 Chapter 89. Malaikat Yang Terabaikan
91 Pengumuman
92 Chapter 90. Kembalinya Bu Nirmala
93 Chapter 91. Ketakutan Aldi
94 Chapter 92. Momen Yang Ku Impikan
95 Chapter 93. Syukuran
96 Chapter 94. Pertemuan Kembali
97 Chapter 95. Suasana Panas
98 Chapter 96. Usaha Meluluhkan Hati Ibu
99 Chapter 97. Tiga Tahun Berlalu
100 Chapter 98. Acara Pernikahan Dua Generasi
101 Chapter 99. Kedatangan Dion
102 Chapter 100. Sisi Lain Ralin
103 Chapter 101. Kamar Ralin
104 Chapter 102. Adegan Dalam Air
105 Chapter 103. Terbongkarnya Masa Lalu Yang Tertutup Rapat
106 Chapter 104. Kedatangan Mertua
107 Chapter 105. Alzheimer
108 Chapter 106. Rere Semakin Kacau
109 Chapter 107. Happy Birthday Ralin
110 Chapter 108. Kado Untuk Bidadari
111 Chapter 109. Kedatangan Tamu Pagi
112 Chapter 110. Kepergian Rere
113 Chapter 111. Penolakan Aldiva Pada Aldi
114 Chapter 112. Semangat Baru Untuk Ale
115 Chapter 113. Penyesalan
116 Chapter 114. Hamil
117 Chapter 115. Uncle Duda
118 Chapter 116. Usaha Ralin
119 Chapter 117. Menyerahnya Bimo
120 Chapter 118. Selembar Surat Cerminan Ketulusan Cinta Yang Abadi
121 Chapter 119. Berhasilkah Ale?
122 Chapter 120. Happy Birthday Aldiva
123 Chapter 121. Bolehkah Aku Egois?
124 Chapter 122. Kemarahan Sang Anak
125 Chapter 123. Kepulangan Bimo
126 Chapter 124. Seharusnya Aku Yang Meminta Maaf
127 Chapter 125. Tidak Baik Menolak Ajakan Suami
128 Chapter 126. Style Ala Ralin
129 Chapter 127. Perdamaian Dua Wanita
130 Chapter 128. Kekecewaan
131 Chapter 129. Kesepakatan Mencintai
132 Chapter 130. Papah Ale
133 Chapter 131. Kebanggan Sang Papah
134 Chapter 132. Kontak "Sang Pujaan"
135 Chapter 133. Merawat Sang Istri
136 Chapter 134. Penantian
137 Chapter 135. Tante Lia Amelia
138 Chapter 136. The End
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Chapter 1. Di Fitnah
2
Chapter 2. Pernikahan
3
Chapter 3. Meragukan
4
Chapter 4. Penyiksaan
5
Chapter 5. Meisa Pergi
6
Chapter 6. Kontrak Kerja
7
Chapter 7. Pak Fajar Syok
8
Chapter 8. Meisa Ke Rumah Sakit
9
Chapter 9. Meisa Berjanji Pada Ayahnya
10
Chapter 10. Hari Pemakaman
11
Chapter 11. Tinggal di Rumah sakit
12
Chapter 12. Melampiaskan Kerinduan
13
Chapter 13. Kecemburuan
14
Chapter 14. Aditya Sadar
15
Chapter 15. Hari Kepulangan
16
Chapter 16. Kepulangan Meisa.
17
Chapter 17. Diamnya Bimo
18
Chapter 18. Kemaraham Bimo
19
Chapter 19. Perlawanan Bimo
20
Chapter 20. Aldi Menutupinya
21
Chapter 21. Hari Bahagia
22
Chapter 22. Persetujuan Kedua Orangtua
23
Chapter 23. Akankah Rumah Tangga Yang Tidak Harmonis Masih Bisa Di Pertahankan?
24
Chapter 24. Pulang Terlambat
25
Chapter 25. Malam Kelam
26
Chapter 26. Sarapan Bersama
27
Chapter 27. Doa Seorang Istri
28
Chapter 28. Pertemuan
29
Chapter 29. Rencana Bu Nirmala
30
Chapter 30. Kelancangan Rere
31
Chapter 31. Tangis Meisa Pecah
32
Chapter 32. Jangan Sia-siakan Kepercayaan Ku
33
Chapter 33. Kehadiran Mertua
34
Chapter 34. Kemarahan Bu Nirmala
35
Chapter 35. Mulai Lelah
36
Bonus Visual
37
Chapter 36. Demi Pernikahan Dan Demi Anak Kita, Aku Akan Berjuang
38
Chapter 37. Kepulangan Yang Disambut
39
Chapter 38. Kegaduhan Mertua
40
Chapter 39. Kejujuran Yang Menyakitkan
41
Chapter 40. Kehangatan
42
Chapter 41. Kendali Berada Di Tangan Mertua
43
Chapter 42. Kedua Kamar Yang Berbeda, Hangat dan Panas
44
Chapter 43. Kecerdikan Meisa
45
Chapter 44. Siasat Rere
46
Chapter 45. Suasana Romantis
47
Chapter 46. Pertemuan Dengan Naina
48
Chapter 47. Calon Istri Aditya
49
Chapter 48. Korban Perselingkuhan
50
Chapter 49. Rencana Diana
51
Chapter 50. Baju Kekecilan
52
Chapter 51. Bersiap Jalan Bersama
53
Chapter 52. Kemenangan Berpihak Pada Meisa
54
Chapter 53. Perdebatan Kedua Istri
55
Chapter 54. Bertemu
56
Chapter 55. Dua Gelang Cinta
57
Chapter 56. Kehangatan
58
Chapter 57. Keputusan Meisa
59
Chapter 58. Cinta Yang Membutakan
60
Chapter 59. Memaafkan Bukan Berarti Mampu Menerima Kesalahan
61
Chapter 60. Talak
62
Chapter 61. Menitih Karir
63
Chapter 62. Pertahankan Cintamu
64
Chapter 63. Mirisnya Hidup Berdiri Sendiri
65
Chapter 64. Menutup Celah Pada Siapa Pun
66
Chapter 65. Ketika Hati Berkhianat Pada Tubuh
67
Chapter 66. Kedatangan Dua Pria Di Pagi Hari
68
Chapter 67. Pengusiran
69
Chapter 68. Menolak Bantuan
70
Chapter 69. Penegasan
71
Chapter 70. Lampu Hijau
72
Chapter 71. Keridhoan Istri
73
Chapter 72. Hasil Dari Usaha
74
Chapter 73. Manisnya!
75
Chapter 74. Mantan Kekasihnya
76
Chapter 75. Menantu Jujur
77
Chapter 76. Tak Seberuntung Aldi
78
Chapter 77. Pejuang Kasih Sayang Orang Tua
79
Chapter 78. Mengenang Kehangatan
80
Chapter 79. Peri Kecil Yang Malang
81
Chapter 80. Keanehan Diana
82
Chapter 81. Pertemuan Kembali Dengan Mertua
83
Chapter 82. Hasil USG
84
Chapter 83. Bertahanlah Untuk Hal Yang Membahagiakan, Karena Hidup Itu Singkat
85
Chapter 84. Ketakutan Aldi
86
Chapter 85. Dua Ibu Yang Antusias
87
Chapter 86. Rumah Sakit
88
Chapter 87. Persalinan Dan Kehamilan
89
Chapter 88. Pengakuan Rere
90
Chapter 89. Malaikat Yang Terabaikan
91
Pengumuman
92
Chapter 90. Kembalinya Bu Nirmala
93
Chapter 91. Ketakutan Aldi
94
Chapter 92. Momen Yang Ku Impikan
95
Chapter 93. Syukuran
96
Chapter 94. Pertemuan Kembali
97
Chapter 95. Suasana Panas
98
Chapter 96. Usaha Meluluhkan Hati Ibu
99
Chapter 97. Tiga Tahun Berlalu
100
Chapter 98. Acara Pernikahan Dua Generasi
101
Chapter 99. Kedatangan Dion
102
Chapter 100. Sisi Lain Ralin
103
Chapter 101. Kamar Ralin
104
Chapter 102. Adegan Dalam Air
105
Chapter 103. Terbongkarnya Masa Lalu Yang Tertutup Rapat
106
Chapter 104. Kedatangan Mertua
107
Chapter 105. Alzheimer
108
Chapter 106. Rere Semakin Kacau
109
Chapter 107. Happy Birthday Ralin
110
Chapter 108. Kado Untuk Bidadari
111
Chapter 109. Kedatangan Tamu Pagi
112
Chapter 110. Kepergian Rere
113
Chapter 111. Penolakan Aldiva Pada Aldi
114
Chapter 112. Semangat Baru Untuk Ale
115
Chapter 113. Penyesalan
116
Chapter 114. Hamil
117
Chapter 115. Uncle Duda
118
Chapter 116. Usaha Ralin
119
Chapter 117. Menyerahnya Bimo
120
Chapter 118. Selembar Surat Cerminan Ketulusan Cinta Yang Abadi
121
Chapter 119. Berhasilkah Ale?
122
Chapter 120. Happy Birthday Aldiva
123
Chapter 121. Bolehkah Aku Egois?
124
Chapter 122. Kemarahan Sang Anak
125
Chapter 123. Kepulangan Bimo
126
Chapter 124. Seharusnya Aku Yang Meminta Maaf
127
Chapter 125. Tidak Baik Menolak Ajakan Suami
128
Chapter 126. Style Ala Ralin
129
Chapter 127. Perdamaian Dua Wanita
130
Chapter 128. Kekecewaan
131
Chapter 129. Kesepakatan Mencintai
132
Chapter 130. Papah Ale
133
Chapter 131. Kebanggan Sang Papah
134
Chapter 132. Kontak "Sang Pujaan"
135
Chapter 133. Merawat Sang Istri
136
Chapter 134. Penantian
137
Chapter 135. Tante Lia Amelia
138
Chapter 136. The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!