Chapter 5. Meisa Pergi

Malam itu Meisa hanya bisa pasrah dengan perlakuan Aldi padanya. Pria itu tampak kelelahan setelah menghabiskan seluruh tenaganya.

Meisa bangun dari tidurnya dan mengambil pakaian untuk menutupi tubuhnya, ia beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Wajah sembab dan terlihat beberapa luka di tubuhnya.

"Badanku." gumam Meisa seraya meneteskan air matanya karena sakit yang sangat luar biasa.

Shower ia nyalakan lalu berdiri tepat di bawah siraman air itu.

"Mengapa jadi seperti ini pernikahan ku? aku sungguh tidak menyangka jika jadi seperti ini." tangis Meisa pecah tanpa suara di dalam kamar mandi dengan duduk di lantai memeluk erat tubuhnya sendiri.

Sedangkan Aldi, sudah terlelap tanpa mau memperdulikan istrinya di kamar mandi.

"Aku harus segera mengurus perceraian ini." ucap Meisa.

Bagaimana pun, ia tentu tidak akan rela jika Aldi memperlakukan dirinya seperti itu.

Cukup lama Meisa berada di bawah guyuran shower sampai ia tidak tahan lagi dengan dinginnya air malam itu, akhirnya Meisa memutuskan untuk menyudahi mandi itu.

Selesai Meisa mengeringkan tubuhnya ia memakai baju biasa, bukan piyama.

"Besok pagi sebaiknya aku segera pergi dari rumah ini. Aku ingin pulang saja." ucapnya dalam hati.

Meisa merebahkan tubuhnya di sofa yang ada di kamar itu tanpa mau lagi tidur dengan Aldi.

"Ayah, Ibu, maafkan Meisa mengecewakan kalian kali ini."

Ia terus memejamkan matanya dengan air mata yang masih menetes tanpa henti. Tubuhnya begitu sangat sakit. Apa lagi artinya wanita yang sudah di pandang rendah dengan suami sendiri.

Sungguh hal yang paling hina ketika suami sendiri meragukan kesucian istrinya. Apakah tidak cukup kenikmatan yang benar-benar ia rasakan itu untuk membuktikan jika Meisa masih suci.

Kecemburuan Aldi benar-benar membutakan akal dan pikirannya.

***

Malam mencekam kini telah berlalu, masih sangat pagi sekali Meisa sudah bersiap untuk keluar dari rumah suaminya itu.

Aldi masih tampak nyenyak dalam balutan selimut tebalnya.

Tanpa ia sadari jika istrinya sudah tidak ada lagi di rumahnya.

Meisa berjalan cukup jauh untuk mencari kendaraan apa pun itu. Taksi masih tidak juga terlihat, akhirnya ia meraih ponsel dan memesan ojek online.

"Ya Tuhan semoga aku bisa cepat pulang dengan selamat. Tuhan tolong aku selamatkan aku dari pria itu."

Meisa terus menoleh ke arah rumah suaminya, ia sangat ketakutan jika sampai Aldi mencarinya

"Syukurlah ojeknya datang."

Meisa naik ke motor, lalu motor itu melaju ke arah tempat yang sudah Meisa letakkan titiknya.

"Pak, tolong laju sedikit yah Pak." pintah Meisa.

"Baik, Non." jawab Bapak tua itu.

Meisa merasa lega saat ini ia sudah lumayan jauh dari rumah Aldi. Beberapa menit berlalu, kini ia sampai juga di rumah orangtuanya.

"Ayah, Ibu." panggil Meisa dengan mengetuk pintu rumah yang masih tampak sunyi beberapa kali.

"Bu, siapa sih ribut pagi-pagi begini?" tanya Pak Fajar.

"Ibu juga tidak tahu, Ayah. Sebentar Ibu buka dulu yah." ucap Bu Nirmala segera bergegas keluar kamarnya.

Bu Nirmala bergegas keluar dan membuka pintu rumah itu. Matanya terkejut melihat kehadiran Meisa yang sudah memeluk tubuhnya sendiri dengan air mata yang terus berjatuhan.

"Mei." ucap lirih Bu Nirmala.

"Ibu." Meisa menangis dan memeluk tubuh Ibunya.

Wajah Bu Nirmala begitu terkejut melihat keadaan tangan putrinya yang menampilkan beberapa bagian goresan merah.

"Apa yang terjadi?" tanya Bu Nirmala.

"Ayah di mana, Bu?" tanya Meisa.

"Ayahmu masih di kamar, ayo kita masuk." ajak Bu Nirmala.

Meisa tampak menahan langkah Ibunya. "Ada apa?" tanya Bu Nirmala yang melihat penolakan Meisa yang enggan masuk ke rumah.

"Ayah jangan sampai tahu apa yang terjadi dengan Meisa, Bu." ucap Meisa lirih.

Bu Nirmala menganggukkan kepalanya, mereka berdua pun masuk ke rumah.

"Ada apa? ceritakan pada Ibu." tutur Bu Nirmala.

"Mei ingin cerai, Bu. Dia pria yang kasar."

Kata-kata itu seakan mengunci bibir Bu Nirmala. Bagaimana bisa pernikahan yang baru satu malam sudah meminta cerai.

"Apa yang dia lakukan padamu?" Kembali Bu Nirmala bertanya dengan sesekali memeriksa keadaan Meisa.

"Meisa tidak ingin mengingatnya lagi, Bu." ucapnya dengan menundukkan wajahnya.

"Mei, pernikahan tidak semudah itu dalam membuat keputusan. Cobalah kalian pikirkan selama beberapa hari duli barulah kau bisa mengambil keputusan " tutur Bu Nirmala.

"Tidak, Bu. Meisa tidak akan mau kembali atau mempertahankan rumah tangga Mei." ucapnya.

"Baiklah, semua keputusan ada di kamu Mei. Ibu percayakan padamu." tutur Bu Nirmala.

"Sekarang kamu bersiaplah untuk kerja." pintah Bu Nirmala.

Meisa mengangguk lalu pergi ke kamarnya, ia mengobati beberapa luka di tangannya dengan salep yang di berikan Bu Nirmala.

Beberapa kali ia meringis karena kesakitan. Beruntung wajahnya tidak begitu terlihat buruk, setidaknya dengan polesan make up, Meisa sudah mampu kembali terlihat segar lagi.

"Semoga dia tidak berani mendekat padaku di kantor nanti." ucap Meisa.

Mengingat tempat kerja yang seolah mengutuk hidupnya, Mei terdiam seketika di depan cermin yang berukuran tidak begitu besar.

"Sebaiknya aku berhenti dari tempat terkutuk itu."

Meisa menganggukan kepalanya lalu ia membuka kembali baju seragam kerjanya. Beruntung saat ini masa kontraknya sudah selesai.

Hari itu Meisa memutuskan untuk mengajukan surat resign. Pagi-pagi sekali ia masuk ke kantor itu sebelum semua pekerja berdatangan.

Meisa masuk ke kantor, hanya ada para cleaning servis yang melihatnya masuk.

"Semua beres."

Meisa beranjak keluar dari ruangan suaminya tanpa sengaja ia bertemu dengan Bimo.

"Mei." ucap Bimo.

"Pak Bimo, saya permisi tadi saya hanya meletakkan surat pengunduran diri saya." tutur Meisa.

Bimo terkejut mendengar pengakuan dari Meisa.

"Kamu mengundurkan diri? mengapa Mei?" tanya Bimo dengan kagetnya.

"Saya ada kerja di tempat lain, Pak." ucap Meisa berbohong.

Ia pamit pergi dari hadapan Pak Bimo tanpa mengatakan apa pun. Kekecewaan Meisa benar-benar membuat dirinya ingin tidak mengenal lagi semua rekan kerjanya di tempat itu.

***

"Meisa...Meisa." Aldi terus berteriak mencari keberadaan istrinya di kamar itu.

Ia berencana pagi itu untuk kembali melanjutkan aksinya, namun sayang Meisa sudah lebih dulu pergi.

"Dimana dia?"

Pria itu segera turun dari tempat tidur dan melihat kedua orangtuanya yang sudah berlari menghampiri kamarnya.

"Ada apa?" tanya Pak Reno penasaran.

"Pak, dimana Meisa?" tanya Aldi dengan mata yang sudah membulat kesal.

"Bukannya tidur bersamamu di dalam?" tanya Bu Sila.

"Tidak ada." sahut Aldi.

"Aldi, apa kau melakukan sesuatu dengan Meisa?" tanya Bu Sila dengan tatapan dalamnya pada putranya.

Aldi menggelengkan kepalanya seakan mengelak dengan pertanyaan Ibunya yang mengarah pada dirinya.

"Tidak, tidak ada Bu. Sudahlah Aldi mau siap-siap ke kantor." ucapnya segera masuk kembali ke kamarnya.

"Sialan, beraninya dia pergi dariku. Lihat saja nanti di kantor akan ku habisi kau." pekik Aldi dengan mata memerahnya menahan emosi pada istrinya.

Terpopuler

Comments

Woelandary

Woelandary

kasihan meisa... pergi pergilah yg jauh mei....

2021-06-06

2

Sugiati

Sugiati

ragu tapi candu,pengen nabok aldi thor.

2021-03-20

1

ajiu jiu

ajiu jiu

lanjut...

2021-03-05

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1. Di Fitnah
2 Chapter 2. Pernikahan
3 Chapter 3. Meragukan
4 Chapter 4. Penyiksaan
5 Chapter 5. Meisa Pergi
6 Chapter 6. Kontrak Kerja
7 Chapter 7. Pak Fajar Syok
8 Chapter 8. Meisa Ke Rumah Sakit
9 Chapter 9. Meisa Berjanji Pada Ayahnya
10 Chapter 10. Hari Pemakaman
11 Chapter 11. Tinggal di Rumah sakit
12 Chapter 12. Melampiaskan Kerinduan
13 Chapter 13. Kecemburuan
14 Chapter 14. Aditya Sadar
15 Chapter 15. Hari Kepulangan
16 Chapter 16. Kepulangan Meisa.
17 Chapter 17. Diamnya Bimo
18 Chapter 18. Kemaraham Bimo
19 Chapter 19. Perlawanan Bimo
20 Chapter 20. Aldi Menutupinya
21 Chapter 21. Hari Bahagia
22 Chapter 22. Persetujuan Kedua Orangtua
23 Chapter 23. Akankah Rumah Tangga Yang Tidak Harmonis Masih Bisa Di Pertahankan?
24 Chapter 24. Pulang Terlambat
25 Chapter 25. Malam Kelam
26 Chapter 26. Sarapan Bersama
27 Chapter 27. Doa Seorang Istri
28 Chapter 28. Pertemuan
29 Chapter 29. Rencana Bu Nirmala
30 Chapter 30. Kelancangan Rere
31 Chapter 31. Tangis Meisa Pecah
32 Chapter 32. Jangan Sia-siakan Kepercayaan Ku
33 Chapter 33. Kehadiran Mertua
34 Chapter 34. Kemarahan Bu Nirmala
35 Chapter 35. Mulai Lelah
36 Bonus Visual
37 Chapter 36. Demi Pernikahan Dan Demi Anak Kita, Aku Akan Berjuang
38 Chapter 37. Kepulangan Yang Disambut
39 Chapter 38. Kegaduhan Mertua
40 Chapter 39. Kejujuran Yang Menyakitkan
41 Chapter 40. Kehangatan
42 Chapter 41. Kendali Berada Di Tangan Mertua
43 Chapter 42. Kedua Kamar Yang Berbeda, Hangat dan Panas
44 Chapter 43. Kecerdikan Meisa
45 Chapter 44. Siasat Rere
46 Chapter 45. Suasana Romantis
47 Chapter 46. Pertemuan Dengan Naina
48 Chapter 47. Calon Istri Aditya
49 Chapter 48. Korban Perselingkuhan
50 Chapter 49. Rencana Diana
51 Chapter 50. Baju Kekecilan
52 Chapter 51. Bersiap Jalan Bersama
53 Chapter 52. Kemenangan Berpihak Pada Meisa
54 Chapter 53. Perdebatan Kedua Istri
55 Chapter 54. Bertemu
56 Chapter 55. Dua Gelang Cinta
57 Chapter 56. Kehangatan
58 Chapter 57. Keputusan Meisa
59 Chapter 58. Cinta Yang Membutakan
60 Chapter 59. Memaafkan Bukan Berarti Mampu Menerima Kesalahan
61 Chapter 60. Talak
62 Chapter 61. Menitih Karir
63 Chapter 62. Pertahankan Cintamu
64 Chapter 63. Mirisnya Hidup Berdiri Sendiri
65 Chapter 64. Menutup Celah Pada Siapa Pun
66 Chapter 65. Ketika Hati Berkhianat Pada Tubuh
67 Chapter 66. Kedatangan Dua Pria Di Pagi Hari
68 Chapter 67. Pengusiran
69 Chapter 68. Menolak Bantuan
70 Chapter 69. Penegasan
71 Chapter 70. Lampu Hijau
72 Chapter 71. Keridhoan Istri
73 Chapter 72. Hasil Dari Usaha
74 Chapter 73. Manisnya!
75 Chapter 74. Mantan Kekasihnya
76 Chapter 75. Menantu Jujur
77 Chapter 76. Tak Seberuntung Aldi
78 Chapter 77. Pejuang Kasih Sayang Orang Tua
79 Chapter 78. Mengenang Kehangatan
80 Chapter 79. Peri Kecil Yang Malang
81 Chapter 80. Keanehan Diana
82 Chapter 81. Pertemuan Kembali Dengan Mertua
83 Chapter 82. Hasil USG
84 Chapter 83. Bertahanlah Untuk Hal Yang Membahagiakan, Karena Hidup Itu Singkat
85 Chapter 84. Ketakutan Aldi
86 Chapter 85. Dua Ibu Yang Antusias
87 Chapter 86. Rumah Sakit
88 Chapter 87. Persalinan Dan Kehamilan
89 Chapter 88. Pengakuan Rere
90 Chapter 89. Malaikat Yang Terabaikan
91 Pengumuman
92 Chapter 90. Kembalinya Bu Nirmala
93 Chapter 91. Ketakutan Aldi
94 Chapter 92. Momen Yang Ku Impikan
95 Chapter 93. Syukuran
96 Chapter 94. Pertemuan Kembali
97 Chapter 95. Suasana Panas
98 Chapter 96. Usaha Meluluhkan Hati Ibu
99 Chapter 97. Tiga Tahun Berlalu
100 Chapter 98. Acara Pernikahan Dua Generasi
101 Chapter 99. Kedatangan Dion
102 Chapter 100. Sisi Lain Ralin
103 Chapter 101. Kamar Ralin
104 Chapter 102. Adegan Dalam Air
105 Chapter 103. Terbongkarnya Masa Lalu Yang Tertutup Rapat
106 Chapter 104. Kedatangan Mertua
107 Chapter 105. Alzheimer
108 Chapter 106. Rere Semakin Kacau
109 Chapter 107. Happy Birthday Ralin
110 Chapter 108. Kado Untuk Bidadari
111 Chapter 109. Kedatangan Tamu Pagi
112 Chapter 110. Kepergian Rere
113 Chapter 111. Penolakan Aldiva Pada Aldi
114 Chapter 112. Semangat Baru Untuk Ale
115 Chapter 113. Penyesalan
116 Chapter 114. Hamil
117 Chapter 115. Uncle Duda
118 Chapter 116. Usaha Ralin
119 Chapter 117. Menyerahnya Bimo
120 Chapter 118. Selembar Surat Cerminan Ketulusan Cinta Yang Abadi
121 Chapter 119. Berhasilkah Ale?
122 Chapter 120. Happy Birthday Aldiva
123 Chapter 121. Bolehkah Aku Egois?
124 Chapter 122. Kemarahan Sang Anak
125 Chapter 123. Kepulangan Bimo
126 Chapter 124. Seharusnya Aku Yang Meminta Maaf
127 Chapter 125. Tidak Baik Menolak Ajakan Suami
128 Chapter 126. Style Ala Ralin
129 Chapter 127. Perdamaian Dua Wanita
130 Chapter 128. Kekecewaan
131 Chapter 129. Kesepakatan Mencintai
132 Chapter 130. Papah Ale
133 Chapter 131. Kebanggan Sang Papah
134 Chapter 132. Kontak "Sang Pujaan"
135 Chapter 133. Merawat Sang Istri
136 Chapter 134. Penantian
137 Chapter 135. Tante Lia Amelia
138 Chapter 136. The End
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Chapter 1. Di Fitnah
2
Chapter 2. Pernikahan
3
Chapter 3. Meragukan
4
Chapter 4. Penyiksaan
5
Chapter 5. Meisa Pergi
6
Chapter 6. Kontrak Kerja
7
Chapter 7. Pak Fajar Syok
8
Chapter 8. Meisa Ke Rumah Sakit
9
Chapter 9. Meisa Berjanji Pada Ayahnya
10
Chapter 10. Hari Pemakaman
11
Chapter 11. Tinggal di Rumah sakit
12
Chapter 12. Melampiaskan Kerinduan
13
Chapter 13. Kecemburuan
14
Chapter 14. Aditya Sadar
15
Chapter 15. Hari Kepulangan
16
Chapter 16. Kepulangan Meisa.
17
Chapter 17. Diamnya Bimo
18
Chapter 18. Kemaraham Bimo
19
Chapter 19. Perlawanan Bimo
20
Chapter 20. Aldi Menutupinya
21
Chapter 21. Hari Bahagia
22
Chapter 22. Persetujuan Kedua Orangtua
23
Chapter 23. Akankah Rumah Tangga Yang Tidak Harmonis Masih Bisa Di Pertahankan?
24
Chapter 24. Pulang Terlambat
25
Chapter 25. Malam Kelam
26
Chapter 26. Sarapan Bersama
27
Chapter 27. Doa Seorang Istri
28
Chapter 28. Pertemuan
29
Chapter 29. Rencana Bu Nirmala
30
Chapter 30. Kelancangan Rere
31
Chapter 31. Tangis Meisa Pecah
32
Chapter 32. Jangan Sia-siakan Kepercayaan Ku
33
Chapter 33. Kehadiran Mertua
34
Chapter 34. Kemarahan Bu Nirmala
35
Chapter 35. Mulai Lelah
36
Bonus Visual
37
Chapter 36. Demi Pernikahan Dan Demi Anak Kita, Aku Akan Berjuang
38
Chapter 37. Kepulangan Yang Disambut
39
Chapter 38. Kegaduhan Mertua
40
Chapter 39. Kejujuran Yang Menyakitkan
41
Chapter 40. Kehangatan
42
Chapter 41. Kendali Berada Di Tangan Mertua
43
Chapter 42. Kedua Kamar Yang Berbeda, Hangat dan Panas
44
Chapter 43. Kecerdikan Meisa
45
Chapter 44. Siasat Rere
46
Chapter 45. Suasana Romantis
47
Chapter 46. Pertemuan Dengan Naina
48
Chapter 47. Calon Istri Aditya
49
Chapter 48. Korban Perselingkuhan
50
Chapter 49. Rencana Diana
51
Chapter 50. Baju Kekecilan
52
Chapter 51. Bersiap Jalan Bersama
53
Chapter 52. Kemenangan Berpihak Pada Meisa
54
Chapter 53. Perdebatan Kedua Istri
55
Chapter 54. Bertemu
56
Chapter 55. Dua Gelang Cinta
57
Chapter 56. Kehangatan
58
Chapter 57. Keputusan Meisa
59
Chapter 58. Cinta Yang Membutakan
60
Chapter 59. Memaafkan Bukan Berarti Mampu Menerima Kesalahan
61
Chapter 60. Talak
62
Chapter 61. Menitih Karir
63
Chapter 62. Pertahankan Cintamu
64
Chapter 63. Mirisnya Hidup Berdiri Sendiri
65
Chapter 64. Menutup Celah Pada Siapa Pun
66
Chapter 65. Ketika Hati Berkhianat Pada Tubuh
67
Chapter 66. Kedatangan Dua Pria Di Pagi Hari
68
Chapter 67. Pengusiran
69
Chapter 68. Menolak Bantuan
70
Chapter 69. Penegasan
71
Chapter 70. Lampu Hijau
72
Chapter 71. Keridhoan Istri
73
Chapter 72. Hasil Dari Usaha
74
Chapter 73. Manisnya!
75
Chapter 74. Mantan Kekasihnya
76
Chapter 75. Menantu Jujur
77
Chapter 76. Tak Seberuntung Aldi
78
Chapter 77. Pejuang Kasih Sayang Orang Tua
79
Chapter 78. Mengenang Kehangatan
80
Chapter 79. Peri Kecil Yang Malang
81
Chapter 80. Keanehan Diana
82
Chapter 81. Pertemuan Kembali Dengan Mertua
83
Chapter 82. Hasil USG
84
Chapter 83. Bertahanlah Untuk Hal Yang Membahagiakan, Karena Hidup Itu Singkat
85
Chapter 84. Ketakutan Aldi
86
Chapter 85. Dua Ibu Yang Antusias
87
Chapter 86. Rumah Sakit
88
Chapter 87. Persalinan Dan Kehamilan
89
Chapter 88. Pengakuan Rere
90
Chapter 89. Malaikat Yang Terabaikan
91
Pengumuman
92
Chapter 90. Kembalinya Bu Nirmala
93
Chapter 91. Ketakutan Aldi
94
Chapter 92. Momen Yang Ku Impikan
95
Chapter 93. Syukuran
96
Chapter 94. Pertemuan Kembali
97
Chapter 95. Suasana Panas
98
Chapter 96. Usaha Meluluhkan Hati Ibu
99
Chapter 97. Tiga Tahun Berlalu
100
Chapter 98. Acara Pernikahan Dua Generasi
101
Chapter 99. Kedatangan Dion
102
Chapter 100. Sisi Lain Ralin
103
Chapter 101. Kamar Ralin
104
Chapter 102. Adegan Dalam Air
105
Chapter 103. Terbongkarnya Masa Lalu Yang Tertutup Rapat
106
Chapter 104. Kedatangan Mertua
107
Chapter 105. Alzheimer
108
Chapter 106. Rere Semakin Kacau
109
Chapter 107. Happy Birthday Ralin
110
Chapter 108. Kado Untuk Bidadari
111
Chapter 109. Kedatangan Tamu Pagi
112
Chapter 110. Kepergian Rere
113
Chapter 111. Penolakan Aldiva Pada Aldi
114
Chapter 112. Semangat Baru Untuk Ale
115
Chapter 113. Penyesalan
116
Chapter 114. Hamil
117
Chapter 115. Uncle Duda
118
Chapter 116. Usaha Ralin
119
Chapter 117. Menyerahnya Bimo
120
Chapter 118. Selembar Surat Cerminan Ketulusan Cinta Yang Abadi
121
Chapter 119. Berhasilkah Ale?
122
Chapter 120. Happy Birthday Aldiva
123
Chapter 121. Bolehkah Aku Egois?
124
Chapter 122. Kemarahan Sang Anak
125
Chapter 123. Kepulangan Bimo
126
Chapter 124. Seharusnya Aku Yang Meminta Maaf
127
Chapter 125. Tidak Baik Menolak Ajakan Suami
128
Chapter 126. Style Ala Ralin
129
Chapter 127. Perdamaian Dua Wanita
130
Chapter 128. Kekecewaan
131
Chapter 129. Kesepakatan Mencintai
132
Chapter 130. Papah Ale
133
Chapter 131. Kebanggan Sang Papah
134
Chapter 132. Kontak "Sang Pujaan"
135
Chapter 133. Merawat Sang Istri
136
Chapter 134. Penantian
137
Chapter 135. Tante Lia Amelia
138
Chapter 136. The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!