POV Maharani Mikela.
Sekujur tubuhku terasa sakit bagaikan di siksa orang sekampung. Kulitku terasa perih dan yang dapat kulihat saat ini, pakaian berwarna putih yang aku gunakan telah berubah warna menjadi dekil serta kumal penuh akan bercak darah.
Melihat ke arah baju yang aku gunakan sekarang, tidak sama seperti yang aku gunakan saat terakhir kalinya berada di apartemen. Tetapi aku tidak terlalu pusing akan hal itu, terpikir olehku pasti ada yang sudah menggantikan pakaian itu saat aku pingsan. Itulah yang ada di dalam pikiranku.
Aku melihat ke sekeliling ruangan itu, hanya ruangan yang kosong, pengab, gelap dan dengan sedikit cahaya dari lubang angin kecil. Benar-benar kosong dan hanya ada kain tipis yang aku gunakan saat ini untuk alas berbaring.
"Dimana ini?" Tanyaku pelan sembari menahan sakit yang aku rasakan.
"Aku masih hidup, ini semua pasti ulah Rio lagi." Ucapku pelan dan curiga ini semua perbuatan Rio.
Rio berusaha membunuh dan meracuniku untuk membalaskan dendamnya kepadaku. Aku melihat ke arah pintu yang tertutup, dan berusaha bangkit untuk melangkah perlahan mendekati pintu itu. Aku ingin tahu, apa yang ingin Rio lakukan kepadaku saat ini dengan cara mengurungku di ruangan tersebut?
"Rio....Rio...lepaskan aku....!!!" Teriakku lemah. Aku mengetuk pintu tertutup itu dengan sekuat tenaga yang tersisa padaku, karena aku merasa begitu sangat lemas.
"Rio....Rio....buka pintunya...." Teriakku lirih, kaki tidak lagi kuat menopang tubuhku, dan akhirnya akupun jatuh luruh ke atas lantai.
"Rio...ku mohon lepaskan aku Rio...." Ucapku lirih sembari menangis sedih, mengingat semua kata-kata Rio kepadaku.
Selama tiga tahun Rio tidak pernah sekalipun mencintaiku, dia hanya memanfaatkan diriku untuk balas dendamnya. Cintaku yang tulus untuknya, hanyalah angin yang berlalu begitu saja bagi Rio.
Aku terus mengetuk pintu itu dan terus memanggil pelan namanya, aku berharap dia membuka pintu dan berbicara kepadaku.
Entah sudah berapa lama aku di ruangan ini? Aku pun tidak tahu. Tubuhku sangat lemas karena perut yang terasa lapar sekali.
"Aaahhh… perutku lapar sekali… Apa akhirnya aku akan mati karena kelaparan, dan bukan mati karena keracunan…?" Ucapku lemah dan akhirnya tidak sadarkan diri kembali.
...----------------...
"Maharani… Maharani…!!" Suara panggilan seseorang pada namaku.
Aku mendengar dengan jelas suara tersebut, tetapi hanya gelap yang aku lihat. Di mana lagi aku ini?
"Maharani…Maharani…" Kembali suara panggilan seseorang pada namaku.
"Siapa itu…?" Tanyaku pada orang yang memanggil namaku.
"Ini aku, Maharani…" Jawabnya yang tak kunjung terlihat, karena hanya gelap yang dapat aku lihat.
"Siapa? Dimana kamu?" Tanyaku lagi terus berusaha mencari di dalam kegelapan itu.
Kakiku terus melangkah maju, dan entah mengapa aku melangkah tanpa hambatan sama sekali.
"Aku di sini Maharani…" Jawabnya.
"Dimana kamu? Aku tidak bisa melihat apapun, di sini gelap." Balasku lagi.
"Teruslah melangkah maju Maharani. Rasakanlah kehadiranku." Ucapnya.
"Bagaimana aku bisa merasakan kehadiranmu jika gelap begini?" Tanyaku heran dan berusaha untuk terus melangkah maju.
"Ulurkan tanganmu dan pejamkan matamu, rasakanlah aku ada di depanmu dengan hatimu." Ucapnya.
Dengan polosnya aku mengikuti apa yang dia katakan? Aku memejamkan mataku dan mengulurkan tanganku ke depan. Aku bergumam dalam hati dan berusaha merasakan kehadiran seseorang di hadapan ku.
Perlahan tangan yang aku ulurkan merasakan sesuatu yang begitu dingin menyentuh tanganku, seperti sebuah tangan menggenggam tanganku dengan begitu lembut dan terasa dingin.
"Bukalah matamu Maharani…!" Perintah seseorang yang memanggilku tadi.
Aku perlahan membuka mata, melihat di depanku begitu terang dan ada seorang gadis cantik dengan senyum manisnya. Mata biru indahnya melihat ke arahku, aku terkejut karena sangat mengenal baik siapa gadis yang ada di hadapanku ini?
"Kamu…Aku…" Ucapku terkejut dan terbata-bata karena melihat gadis yang ada di depanku. Gadis yang sedang menggenggam tanganku sangat mirip denganku, hanya berbeda warna mata kami. Dia berdiri di balik cermin yang terlihat bening bagaikan air jernih.
Aku melihatnya dengan intens, apakah itu aku di balik cermin? Aku melihat gadis di dalam pantulan cermin itu tersenyum ke arahku, sedangkan aku tidak tersenyum sama sekali. Mimik wajahku kembali terkejut, karena heran melihat pantulan di dalam cermin. Perhatianku fokus ke arah bajunya yang putih bersih, sedangkan saat aku melihat kembali ke arah diriku sendiri. Baju yang aku kenakan malah sebaliknya. Masih pada pakaian yang sama seperti saat aku bangun tadi, baju tidur berwarna putih tetapi terlihat kotor dan kumal karena banyaknya bercak darah.
Aku melihat kembali pada pantulan diriku yang ada di dalam cermin, gadis yang mirip denganku memakai baju berwarna putih bersih. Sangat berlawanan dengan bajuku saat ini. Aku terus melihat pantulan itu di dalam cermin, kembali lagi melihat ke arahku yang berdiri di luar cermin secara bergantian. Hingga akupun tersadar, jika saat ini aku masih saling menggenggam tangan bersama sang gadis yang ada di dalam pantulan cermin.
Aku terkejut melihat pantulan itu mengeluarkan tangannya dan menggenggam tanganku. Seketika langkahku mundur karena takut dan segera melepaskan genggaman tangan kami.
"Jangan takut Maharani…" Ucapnya. Sangat jelas kulihat bibirnya bergerak.
"Siapa kamu…?" Tanyaku yang tidak lepas melihat ke arah cermin dan saat aku bertanya kepadanya bibir itu tidak bergerak.
"Aku adalah dirimu, tapi aku sudah meninggal bersamaan dengan dirimu saat meninggal karena di racuni oleh kekasihmu. Kekasih yang telah mengkhianatimu, di duniamu." Jelasnya dan aku terkejut dia mengetahui jika aku sudah di racuni oleh Rio.
"Jadi aku juga sudah meninggal?" Tanyaku pada gadis yang ada di dalam cermin.
"Tidak… jiwamu masih hidup, tapi berada di dalam tubuhku. Aku yang meninggal untuk menggantikan jiwamu di dalam tubuhmu."Jelasnya masih dengan tersenyum.
"Apa maksudmu…? Aku tidak mengerti…! Kalau aku masih hidup dan kamu sudah meninggal, bagaimana kita bisa seperti sekarang ini? Dan tempat apa ini?" Ucapku semakin bingung serta heran melihat di sekeliling kami hanya ada ruangan hampa yang kosong.
"Nanti kamu akan tahu sendiri kenapa aku meninggal? Aku ingin kamu menggantikan diriku di dalam tubuh itu, agar kamu bisa hidup kembali seperti yang selama ini kamu inginkan." Jelasnya tersenyum kepadaku.
"Apa maksudmu?" Tanyaku semakin tidak mengerti.
"Iya, kita sama sama telah di khianati dan di bunuh oleh orang yang kita cintai. Perbedaan di antara kita berdua, aku hanyalah gadis lemah yang tidak bisa apapun? Sedangkan kamu adalah gadis yang kuat dan sangat jenius. Aku sangat yakin kamu pasti bisa bertahan hidup di dalam duniaku."
"Duniamu…? Apa dunia kita berbeda?"
"Nanti kamu akan tahu, aku berharap kamu bisa menemukan harapan hidup yang baru. Seperti yang kamu inginkan selama ini."
"Baiklah…Terima kasih sudah memberikan aku kesempatan kedua untuk hidup kembali." Balasku sembari tersenyum.
"Temukanlah takdir hidup dan jati dirimu yang sebenarnya di dunia baru mu ini."
"Apa kita tidak akan bertemu lagi?" Tanyaku sedih melihat diriku yang lain akan pergi, sedangkan aku masih hidup menggantikan dirinya.
"Jika nanti ada kesempatan, kita pasti akan bisa bertemu kembali, dan aku ingin memberikan ini untukmu." Ucapnya sembari menyerahkan sebuah kotak perhiasan ke arahku.
Kotak kecil itu sangat indah dan terlihat sangat misterius. Aku menerima dan menggenggamnya dengan erat.
"Bukalah kotak itu jika kamu sudah kembali, kotak itu bisa membantumu di dunia barumu. Ketika kamu kembali nanti, sedikit ingatanku akan ada padamu, berjuanglah selalu dalam perjalanan hidupmu yang baru, terima kasih kamu mau kembali dan menjadi lebih kuat lagi." Ucapnya tersenyum.
Belum sempat aku mengucapkan terima kasih, bayangannya menghilang dari dalam cermin yang ada di hadapanku.
Seketika gelap kembali yang aku lihat di sekelilingku, dan kembali aku tidak sadarkan diri. Aku seperti tertidur nyenyak dan lelap dalam waktu yang lama.
Beberapa saat kemudian, aku terbangun dari tidur panjang yang aku rasakan. Entah sudah berapa lama aku tertidur, akupun tidak tahu!
Aku duduk kembali di atas kain tipis untuk sedikit mengurangi dinginnya lantai yang aku rasakan. Berusaha mulai mengingat mimpi ku beberapa saat yang lalu. Mencari sesuatu yang aku tidak tahu itu akan nyata ataukah hanya mimpi saja?
Mataku tertuju ke arah kotak kecil yang aku lihat dan terima dari alam mimpi tepat berada di atas pangkuanku. Aku meraihnya dan tersenyum senang, karena apa yang aku mimpikan menjadi kenyataan? Kotak kecil itu benar-benar nyata berada di tanganku.
...****************...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bersambung ke episode selanjutnya…
...Sekian dan terima kasih 🙏🙏🙏 mohon saran dan komennya ya....
Jangan lupa vote dan like nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
🌼 Pisces Boy's 🦋
awal baca
2023-06-20
0
azka aldric Pratama
msh nyimak Thor, moga bgus
2021-12-15
2
Kraliçe
🐨
2021-08-12
1