"Praaakkkkk"
Tampak Reza dan beberapa petugas keamanan sedang menghentikan seorang lelaki yang menghancurkan kaca resto. Seketika seluruh keamanan berkumpul semua mencoba menangkap lelaki itu.
"dasar wanita jal*ng," seru lelaki itu.
"diam dan pergi dari sini! usir lelaki ini dari sini," seru Reza.
"HEI WANITA S*AL AKU TIDAK AKAN TINGGAL DIAM ! WAAH WAAA LEPASKAN AKU!," teriakan lelaki sembari diseret keluar oleh anak buah Reza dan petugas keamanan.
"sayang aku tidak kenal lelaki itu dan aku mau menikah dengan mu," ucap lembut Sintya.
"tunggu sayang, kamu kenal pria tadi ?," tanya Angga
"mana mungkin aku kenal pria kurang ajar seperti itu sayang," ucap Sintya
"baiklah, jadi kamu mau menjadi istriku sayang ?," tanya Angga sembari memakaikan cincin ke jari manis Sintya.
"aku mau menjadi istri kamu sayang," jawab Sintya lembut dan tanpa sadar meneteskan air mata. Anggapun langsung menyeka air mata Sintya dan mengecup kening Sintya.
"terima kasih sayang," ucap Angga.
"iya sayang, I Love You sayang," ucap Sintya.
"I Love You Too sayang, ayok kita makan," ucap Angga
"iya sayang" jawab Sintya.
Makan malam berlalu dengan lancar meski ada hal yang tidak terduga. Angga mengantar Sintya pulang kerumahnya dan segera kembali pulang kerumahnya.
"selidiki siapa pria diresto tadi!," suruh Angga
"siap Tuan akan saya selidiki," jawab Reza.
"aku akan masuk segeralah pulang," ucap Angga.
"baik Tuan," jawab Reza.
Terlihat Angga berjalan memasuki rumah bersama beberapa pelayan dan Reza segera kembali.
Pagi yang cerah serta suara kicauan burung membuat suasana pagi terasa hangat dan segar. Angga tentu sudah rapi memakai setelan jas untuk berangkat ke kantor.
"pagi Tuan, " sapa pak Tono
"pak tolong rumah belakang difungsikan lagi karena saya mau menambah art dalam waktu dekat," ucap Angga.
"Baik Tuan, rumah belakang akan saya bereskan," ucap Pak Tono.
"oiya jangan lupa laporkan jika ada hal yang aneh di rumah," suruh Angga.
"baik Tuan," jawab Pak Tono.
Setelah selesai sarapan Angga bergegas berangkat keperusahaan. Mobil mewah itu tampak meningalkan rumah dan menuju salah satu gedung perkantoran dipusat kota. Hari ini Angga ada rapat penting dengan rekan bisnisnya, namun....
brakk brakkk semua yang ada diatas meja kerjanya berantakan
"kurang ajar beraninya dia mempermainkan kita," ucap Angga marah.
"maaf Tuan saya gagal, silahkan hukum saya," ucap Reza
" tidak ini bukan salah mu, kita balas perbuatan mereka," ucap Angga penuh kemarah an
~Malam sebelum Rapat~
Setelah Angga memasuki rumah rupanya Reza tidak langsung pulang, ia melajukan kendaraanya ke sebuah hotel. Ya benar sekalih ia sedang berusaha semaksimal mungkin.
"selamat malam pak," sapa Reza.
"rupanya kamu belum menyerah semalam ini mengajak ku bertemu Reza, hahaha," Ucap lelaki tua yang bernama Pak Rio ternyata ia adalah salah satu pengusana yang bisnisnya cukup bagus.
"silahkan dilihat pak," ucap Reza.
"kamu kira saya akan tergoda dengan uang satu koper mu itu ? hahahah," jawab Pak Rio menertawakan Reza.
"jika bapak dalam rapat besok bisa menyerahkannya pada Tuan Angga koper itu akan berkali-kali lipa," jelas Reza dengab nadi dingin.
"sudah malam silahkan pulang," usir Pak Rio.
"Tuan bisa mempertimbangkan tawaran Tuan Angga sampai rapat besok," ucap Reza.
"kita lihat besok Reza, hahaha," jawab pak Rio lalu pergi meninggalkan Reza.
"kurang ajar, bisa mampus aku sampai ini gagal," gumam Reza sambil pergi membawa kembali uang satu kopernya.
~ Rapat ~
"baiklah semua rekan-rekan keputusan Pak Rio kali ini ia akan menjual 60% sahamnya kepada pak Aditya, dengan syarat dan penawaran paling mengiurkan yaitu 10jtdolar," seru notulen
Pak Rio berencana mundur dari bidang ini karena perusahaannya mengalami krisis, tp kenapa para pengusaha mengincar perusahaan yang sedang krisis ? karna para pengusaha lain tau betul krisis apa yang sedang ia alami dan seberapa banyak peluang pasarnya, terutama bagi Angga yang kompetitornya.
Bisa dibayangkan bila perusahaan yang awalnya lawan bisa dikuasai itu akan membuatnya semakin kaya raya. Tapi perusahaan itu malah jatuh ke tangan Adit.
"Baiklah Reza kita akan buat perusahaan itu jatuh, !" ucap Angga.
"baik Tuan saja akan pikirkan," ucap Reza
Kilau sinar matahari menyinari ruangan Angga itu menandakan hari sudah sore.
"Rez sudah kamu urus pria di resto kemarin?," tanya Angga.
"sudah Tuan, pria itu salah satu pemilik Hotel X yang bangkrut beberapa tahun lalu," jelas Reza
"tunggu, hotel X yang mewah disudut kota itu ?," tanya Angga.
"Benar Tuan, pria itu bernama Bryan dia tersandung kasus penipuan sehingga seluruh hartanya hangus," jelas Reza.
"cukup menarik, tp apa hubungannya dengan Sintya ?," tanya Angga.
"maaf Tuan saya belum tau. saya masih mencari tau Tuan," jelas Reza.
"hmmm," gumam Angga.
Angga dan Reza meninggalkan kantor dan menuju rumah, sesampai dipagar rumah dari jauh terlihat sosok wanita.
"sayang" panggil Sintya sambil melambaikan tangan. Angga keluar dari mobil dan menyambutnya.
"Sayang aku bawain sop buntut kesukaan kamu," ucap Sintya.
"makasih, bukannya kamu sore tadi harusnya pergi ke Paris untuk pemotretan ?," tanya Angga.
"iya syang, tapi ditunda sama pihak sana," ucap Sintya sembari mengajak Angga masuk kedalam rumah.
"tidak biasa job mu di cancel dan km tidak marah ?," tanya Angga binggung.
"sayang aku capek kalo marah-marah terus tau," jawab Sintya dengan nada manja.
"tunggu aku diruang makan aku mau mandi bentar dan ganti baju," ucap Angga. Angga berjalan menaiki tangga dan Sintya menuju ke ruang makan menyiapkan sop buntut yang di bawanya.
"kenapa sikap sintya jadi manis, bukannya dia paling marah kalo tiba-tiba job di batalkan. ntahlah" ucap Angga dalam hati sembari ganti baju selesai mandi lalu berjalan keruang makan.
"Sayang kamu sudah tentukan kapan kita akan menikah ?," tanya Sintya.
"hmmm aku punya rencana pertengahan tahun depan, gimana menurut kamu ?," tanya Angga.
"gak terlalu lama tu yang ," ucap Sintya.
"cukup, aku juga sudah mulai menambah art dan siapin semua kebutuhan kamu nanti saat tinggal disini," Angga sambil mencubit pipi Sintya.
"kita tinggal disini sayang setelah menikah ?," tanya Sintya seakan-akan tak percaya.
"iya kenapa sayang ?," tanya Angga binggung.
"Rumah ini bukannya terlalu tua buat pasangan muda kayak kita sayang," ucap Sintya.
"aku rasa cukup bagus dan besar apa lagi yang kamu butuhkan sayang ?," tanya Angga.
"Aku mau kita beli rumah lagi sayang," ucap Sintya.
"aku mau kita tetap disini sayang, kalau kamu mau rumah bukannya kamu sudah punya?," jelas Angga.
"Sayang kita sudah pernah bahas ini saat pacaran kenapa masih dibahas lagi ?," ucap Angga.
"katanya kamu cinta sama aku masa kamu beliin aku rumah baru buat kita gak mau sayang !," bentak Sintya.
"bukannya gitu sayang, rumah ini lebih dari cukup buat kita berdua bahkan anak-anak kita nanti," jelas Angga.
"pokoknya aku mau rumah baru setelah kita menikah, titik!," Sintya berjalan pergi.
"sayang tunggu," ucap Angga. Angga beranjak mengejar Sintya yang berjalan pergi.
"baiklah aku berikan kamu rumah atas namamu," ucap Angga.
"serius sayang?," ucap Sintya lalu memeluk Angga.
Angga rela memberikan apapun yang Sintya minta karna ia sangat mencintainya. Sejak ia mengenal Sintya dua tahun lalu disebuah pameran ia memang mulai tertarik. selain cantik ia sangat cerdas dalam bidang fashion dan modeling.
Tapi ntah kenapa sejak kejadian ia melamar diresto dan muncul pria tidak dikenal cukup menggangu pikirannya.
"Selamat Pagi Tuan silahkan sarapanya," Pak Tono.
"makasih pak Tono," Angga.
"Tuan kemarin saya menemukan ini terjatuh dari tas nona Sintya saat menyiapkan makan malam," ucap Pak Tono menyodorkan kertas.
"hmmm transaksi ?," ucap Angga.
.
.
.
.
.
~Terima kasih yang sudah mampir 🙏😊 ~
Jangan lupa like, komen, terus tekan favorit biar nggak ketinggalan up episodenya 😘❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments